Anda di halaman 1dari 19

Nama Kelompok :

Lely Aprilianti
Dian Indah. P
Mizuyo Heni
Siti Marifah
Lina imroatin
Ayu Lidiyawati
Ahmad Tanwirul

( 201301206)
(201301207)
(201301208)
(201301209)
(201301210)
(201301211)
(

KASUS
Sdr. M usia 18 tahun mengeluhkan nyeri
dimatanya. Menurut teman yang mengantar
Sdr. M terkena cuka dimatanya sebelah
kanan. Mata tampak merah dan berair,
skala nyeri 8 sepeti ditusuk tusuk.

ANALISA DATA
NO
1.

Data

Etiologi

DS: Pasien mengeluh nyeri pada


mata
P : nyeri
Q : seperti ditusuk-tusuk
R : mata kanan
S:8
T: Terus menerus

Trauma organ
mata

Inflamasi

Pengeluaran
media kimia

Rangsangan nosi
reseptor

Spriral corat

Informasi cortex
cerebri

DO: Mata tampak merah dan


berair

Masalah
Nyeri akut

NO
2.

Data

Etiologi

DS: Pasien mengeluh nyeri pada


mata
P : nyeri
Q : seperti ditusuk-tusuk
R : mata kanan
S:8
T: Terus menerus

DO: Mata tampak merah dan


berair

Trauma organ
mata

Kerusakan
jaringan

Erosi jaringan

Laseransi kornea
bagian sentral

Kerusakan kornea

Masalah
Perubahan
persepsi sensori

P
E
K
AS US
KAS

A. PENGKAJIAN

1. Identitas
Nama

: Sdr. R

Usia : 18 tahun
2. Keluhan utama
Pasien mengeluh nyeri pada matakanan
3. Riwayat penyakit sekarang
Sdr. M usia 18 tahun datang dengan keluhan nyeri di mata kanan dengan
skala 8 seperti di tusuk-tusuk. Teman yang mengantar sdr.M mengatakan
mata kanan sdr. M terkena cuka.
4. Pemeriksaan Fisik
Mata
Inspeksi: Mata tampak merah dan berair

B. DIAGNOSA
Nyeri

Nyeri akut berhubungan dengan inflamasi pada kornea


Tujuan
: Pasien mengatakan nyeri berkurang/hilang
Kriteria hasil
:
1) Klien akan melaporkan penurunan nyeri progresif dan nyeri menghilang setelah intervensi
2) Klien tidak gelisah
3) Klien mampu melakukan tindakan yang mengurangi nyeri

NO
1

INTERVENSI
Lakukan pengkajian secara komprehensif, termasuk

RASIONAL
nyeri trauma umumnya menjadi keluhan utama

lokasi, karakteristik, durasi, frekuansi, kualitas dan

terutama nyeri akibat kerusakan kornea.

C. Intervensi

faktor presipitasi
Terangkan penyebab nyeri dan faktor/tindakan nyeri disebabkan oleh efek kimiawi atau fisik
yang dapat memprovokasi nyeri.

benda dan nyeri dapat meningkat akibat


provokasi:

Lakukan kompres pada jaringan sekitar mata

menekan

mata

gerakan mata tiba-tiba.


kompres dingin mungkin

terlalu

diperlukan

kuat;
pada

trauma fisik akut dan jika kondisi stabil (agak


lama), dapat digunakan teknik kompres hangat
4

Kolaborasi pemberian analgesic dan irigasi mata

(jika tidak ada perdarahan).


analgesik berfungsi untuk mengurangi nyeri.
Irigasi dilakukan untuk menghilangkan dan

Gangguan Sensori Perseptual : Penglihatanberhubungan dengangangguan penerimaan


sensori /status organ indera.
Tujuan: klien melaporkan kemampuan yang lebih baik untuk proses rangsang penglihatan dan
mengkomunikasikan perubahan visual.
Kriteria Hasil :
Klien mengidentifikasi faktor-faktor yang memperngaruhi fungsi penglihatan.
Klien mengidentifikasi dan menunjukan pola-pola alternatif untuk menigkatkan penerimaan
rangsang penglihatan.
N

INTERVENSI

O
1 Kaji ketajaman penglihatan klien.

RASIONAL
mengidentifikasi kemampuan visual klien.

2 Dekati klien dari sisi yang tidak sakit dan berikan memberikan rangsang sensori, mengurangi
sentuhan
rasa isolasi/terasing.
3 Sesuaikan lingkungan untuk optimalisasi penglihatan :
meningkatkan
1)

Orientasikan klien terhadap ruang rawat.

2) Letakan alat yang sering digunakan di dekat klien


atau pada sisi mata yang lebih sehat.
3) Berikan pencahayaan cukup.
4) Hindari cahaya menyilaukan.

sensori.

kemapuan

persepsi

D. IMPLEMENTASI
No
1.

Tanggal

Jam

Masalah
Nyeri akut
berhubungan
dengan inflamasi
pada kornea

Implementasi
1. Melakukan pengkajian
secara komprehensif,
termasuk lokasi,
karakteristik, durasi,
frekuansi, kualitas dan
faktor presipitasi.
2. Menjelaskan penyebab
nyeri dan faktor/tindakan
yang dapat memprovokasi
nyeri.
3. Meakukan kompres pada
jaringan sekitar mata.
4. Berkolaborasi dalam irigasi
matadan pemberian
analgesic.
5. Mengajarkan teknik
distraksi dan relaksasi pada

No

2.

Tanggal

Jam

Masalah

Implementasi

Gangguan Sensori
1. Mengkaji ketajaman
Perseptual :
penglihatan klien.
Penglihatanberhubu 2. Mendekati klien dari sisi
ngan
yang tidak sakit dan
dengangangguan
berikan sentuhan.
penerimaan
3. Menyesuaikan lingkungan
sensori /status
untuk optimalisasi
organ indera.
penglihatan :
a) Mengorientasikan klien
terhadap ruang rawat.
b) Meletakan alat yang
sering digunakan di
dekat klien atau pada
sisi mata yang lebih
sehat.
c) Memberikan
pencahayaan cukup.
d) Menghindari cahaya
yang menyilaukan.

No
1.

Tanggal

Jam

Masalah
Nyeri akut
berhubungan
dengan inflamasi
pada kornea.

E. EVALUASI
2.

Gangguan Sensori
Perseptual :
Penglihatanberhub
ungan
dengangangguan
penerimaan sensori
/status organ
indera.

Evaluasi
S: Pasien mengatakan masih
nyeri pada mata
P : nyeri
Q : seperti ditusuk-tusuk
R : mata kanan
S:6
T : terus menerus
O: Mata tampak merah dan
berair
A: Masalah belum teratasi
P: Intervensi dilanjutkan
S: Pasien masih mengatakan
nyeri pada mata
P : nyeri
Q : seperti ditusuk-tusuk
R : mata kanan
S:6
T: Terus menerus

O: Mata tampak merah dan


berair
A: Masalah belum teratasi
P: Intervensi dilanjutkan

KONSEP ASUHAN
KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN
a) Data biografi (meliputi identitas pasien seperti : Nama, Jenis kelamin, pekerjaan, agama)
b) Riwayat kesehatan
Riwayat kesehatan pendahuluan diambil untuk menentukan masalah primer pasien seperti: kesulitan
membaca, pandangan kabur, rasa terbakar pada mata, mata basah, pandangan ganda, bercak
dibelakang mata dan lain-lain.
c) Riwayat penyakit apa yang terakhir di derita oleh pasien
Masa anak: Strabismus, ambliopia, cedera.
Dewasa
: Glaucoma, katarak, cidera / trauma mata.
Penyakit keluarga
: Adakah riwayat kelainan mata pada keluarga
d) Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan bagian luar mata
Posisi mata : dikaji simetris / tidak. Apakah exaptalamus.
Alis mata bulu mata dan kelopak mata. Respon tutup mata dan berkedip.
Inspeksi area antara kelopak mata bawah dan atas apakah bebas ederma.
Inspeksi sclera dan konjugtiva: melihat warna, perubahan tekstur dan lain-lain.
Iris dan pupil diinspeksi normalnya saat diberikan cahaya. Iris kontraksi dan nervus optikus
terstimulasi.
e) Tes Diagnostik
Untuk menilai :
Ketajaman serta fungsi penglihatan.
Pemeriksaan keadaan organ mata.
Penggolongan keadaan trauma

1. Nyeri akut
berhubungan
dengan
inflamasi.
2. Resiko injuri
berhubungan
dengan
peningkatan
Tekanan Infra
Okuler (TIO).
3. Ansietas
berdasar
dengan proses
pembedahan.

D
I
A
G
N
O
S
A

4. Resiko nutrisi
kurang dari
kebutuhan
berdasarka
dengan mual,
muntal
(anoreksia).
5. Gangguan
Sensori
Perseptual :
Penglihatanber
hubungan
denganganggua
n penerimaan
sensori /status
organ indera.
6. Defisit
perawatan diri
berdasarkan
kebutuhan

Nyeri akut berdasarkan dengan infeksi


Tujuan :
Menyatakan nyeri berkurang / hilang.
Pasien mendemonstrasikan penggunaan teknik relaksasi.
Menunjukkan menurunnya tegangan relak
No
1.

INTERVENSI
Kaji skala nyeri (P, Q, R, S, T)

RASIONAL
Mengidentifikasi intervensi yang tepat dan
menganalisa keaktitan analgesia

RENCANA KEPERAWATAN
2.

Pantau tanda-tanda vital

Mengidentifikasi

rasa

sakit

ketidaknyamanan
3.

Berikan tindakan nyaman seperti kompres Mengurangi rasa ketidaknyamanan


pada daerah edema

4.

Kolaborasi : berikan analgetik

Mengontrol mengurangi nyeri

dan

Resiko injuri berdasarkan peningkatan tekanan infra okuler (TIO)


Tujuan :
a.Menyatakan pemahaman factor yang terlibat akibat dalam kemungkinan cidera
b.Menunjukkan perubahan untuk menurunkan factor resiko dan melindungi diri dari
cidera
NO
1.

INTERVENSI
Batasi
kepala

aktivitas
tiba-tiba,

seperti

RASIONAL
menggerakan Menurunkan Tekanan Infra Okuler (TIO)

menggaruk

mata,

membongkok

2.

Anjurkan menggerakkan teknik manajemen Meningkatkan


stress seperti: bimbingan imajinasi

3.

4.

Pertahankan

perlindungan

mata

relaksasi

dan

koping,

menurunkan TIO

sesuai Melindungi dari cidera kecelakaan dan

indikasi

menurunkan gerakan mata.

Kolaburasi : berikan asetazolamid (diamox)

Menurunkan TIO bila terjadi peningkatan

Ansietas berdasarkan Proses Pembedahan


Tujuan :
a.Menyatakan keadaan perasaan ansietas
b.Menunjukkan relaksasi

NO
1.

INTERVENSI
Pantau

respon

fisik

seperti

RASIONAL
takikardi, Membantu menentukan derajad cemas

gelisah

2.

Berikan tindakan kenyamanan seperti : Meningkatkan


perubahan posisi

3.

.Anjuran

pasien

.Libatkan

dan

kemampuan

koping

melakukan

relaksasi

4.

relaksasi

teknik Memberikan

arti

penghilangan

respon

ansietas

orang

rencana perawatan

terdekat

dalam Membantu mefokuskan penglihatan pasien

Resiko nutrisi kurang dari kebutuhan berdasarkan Anoreksia


Tujuan :
a.Pasien mendapat nutrisi yang adekuat
b.Pasien mengkonsumsi nutrisi yang adekuat
c.Pasien tidak mengalami penurunan berat badan
d.Menunjukkan nafsu makan pasien meningkat
NO
1.

INTERVENSI

RASIONAL

Tentukan ketajaman penglihatan, catat Untuk diperbaiki prosedur


apakah satu / kedua mata

2.

.Orientasi

pasien

terhadap Memberikan peningkatan kenyamanan dann

lingkungan

3.

Observasi

kekeluargaan

tanda-tanda

dan

gejala- Menurukan resiko jatuh bila pasien bingung

gejala disosientasi

4.

Dorong orang terdekat tinggal dengan Memberikan


pasien

terhadap isolasi

rangsangan

sensori

tepat

Defisit perawatan diri berdasarkan kebutuhan


Tujuan :
a.Mengidentifikasi kebersihan optimal setelah bantuan dalam perawatan
diberikan.
b.Berpartisipasi secara fisik / verbal dalam melakukan ADL
NO

INTERVENSI

RASIONAL

1.

Kaji faktor penyebab terjadinya kebutaan

Untuk menentukan intervensi yang tepat

2.

Tingkatkan partisipasi optimal

Meningkatkan

kemampuan

pasien

dalam

melakukan ADL

3.

Bantu dalam melakukan ADL

Meringankan beban pasien dalam melakukan


ADL

Anda mungkin juga menyukai