Anda di halaman 1dari 31

PENGKAJIAN

KELOMPOK
1
RIWAYAT
KESEHATAN,
PEMERIKSAAN FISIK,
PEMERIKSAAN
DIAGNOSTIK

KELOMPOK 1
HUSNUL KHATIMAH
YAYUK HARDIANTI
YAYUK AMRIANI
SRI WAHYUNI
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS
HASANUDDIN
2011

PENDAHULUAN
Beberapa istilah yang
berkaitan dengan sistem
urinaria,adalah:

Frekuensi buang air


kecil
Kelainan miksi

FREKUENSI BUANG AIR KECIL


Poliuri
Oliguri
Stranguri
Urgensi
Nokturi
lnkontinen urine
Intermiten
retensi

KELAINAN MIKSI

Disuri
Hematuri
Piuri
Lituri

PENGKAJIAN RIWAYAT
KESEHATAN

ANAMNESE MENGENAI RIWAYAT KESEHATAN


KLIEN

Informasi yang tercakup dalam riwayat


kesehatan klien antara lain:

Keluhan utama pasien atau alasan


utama mengapa ia datang ke dokter
atau ke rumah sakit.
Adanya rasa nyeri.

- Kelainan ureter akan menimbulkan rasa nyeri di


daerah punggung yang menjalar ke abdomen,
paha bagian atas, testis, atau labium.
- Nyeri hebat, tajam, dan menusuk di bagian
pinggang (daerah antara iga dan ilium) yang
menjalar ke abdomen bawah atau epigastrium
dan sering disertai mual, muntah, serta ileus
paralitik dapat menunjukkan adanya kolik renal.
- Nyeri kandung kemih (nyeri abdomen bawah atau
nyeri suprapubik) dapat disebabkan oleh distensi
yang berlebihan atau infeksi kandung kemih.
Perasaan ingin kencing, tenesmus (nyeri ketika
mengejan) dan dysuria terminal (nyeri pada akhir
urinasi) sering dijumpai.

Nyeri meatus uretra akan terjadi pada iritasi


leher kandung kemih atau uretra yang
disebabkan oleh infeksi (uretritis), trauma, atau
adanya benda asing dalam traktus urinarius pars
inferior.

Nyeri hebat di daerah skrotum terjadi akibat


inflamasi dan edema pada epididimis atau testis
atau akibat torsio testis, sedangkan rasa penuh
dan nyeri di daerah perineum serta rektum
dapat disebbakan oleh metastasis kanker prostat
ke tulang pelvis. Nyeri pada korpus penis dapat
berasal dari masalah uretra, sementara nyeri di
daerah glans penis biasanya terjadi akibat
prostatitis.

Riwayat infeksi traktus urinarius


Terapi atau perawatan rumah sakit
yang pernah dialami untuk
menangani traktus urinarius.
Adanya gejala demam atau
menggigil.
Sistoskopi sebelumnya, riwayat
penggunaan kateter urin dan hasilhasil pemeriksaan diagnostik renal
atau urinarius.

Gejala kelainan urinasi


Dysuria,
Nocturia,
Polyuria,
Oliguria
Hesitancy,
Urgensi
Inkontinesia,
Enuresis.

Adanya kondisi hematuria .


Adanya riwayat penyakit masa lalu yang dapat
mempengaruhi fungsi ginjal atau traktus
urinarius seperti diabetes mellitus, hipertensi,
trauma abdomen, cedera medulla spinalis, dan
kelainan neurologi yang lain.
Riwayat terpajan dengan bahan-bahan toksik.
Adanya atau riwayat lesi genital atau penyakit
menular seksual.
Riwayat pengobatan atau konsumsi obatobatan baik yang didapat melalui resep atau
dibeli bebas.
Riwayat merokok dan penyalahgunaan obat
atau alkohol.

PEMERIKSAAN FISIK

PEMERIKSAAN FISIK PADA GANGGUAN


SISTEM PERKEMIHAN
A. KULIT
- Inspeksi kulit dan membran mukosa; warna dan turgor.
Pucat pada kulit dan membran mukosa mengindikasikan
penyakit ginjal yang diakibatkan oleh anemia.
- Penurunan turgor kulit dapat mengindikasikan kondisi
dehidrasi.
- Edema bisa mengindikasikan kondisi kelebihan volume
cairan.
Akumulasi kristal asam urat, disebut uremic frost,
mungkin terlihat pada kulit klien dengan gagal ginjal
yang tidak diobati.
--

B. Abdomen/ perut
Inspeksi ukuran, kesimetrisan,
massa/gumpalan, bengkak, adanya vena yang
menonjol, distensi, kulit perut yang berkilau
atau tertarik.
Pembesaran atau tidak simetris bisa
mengindikasikan hernia atau massa superficial.
Vena yang menonjol dapat mengindikasikan
kondisi disfungsi ginjal.
Distensi, kulit perut yang berkilau atau tertarik
bisa dihubungkan dengan retensi cairan.
Asites bisa mengindikasikan akumulasi cairan
di rongga peritoneal

C. Ginjal
Auskultasi arteri renal dengan menempatkan bel
stetoskop di area arteri renal, lokasinya di kiri dan
kanan kuadran atas perut.
Jika didapati adanya sistolik bruit (whoosing
sound) mengindikasikan adanya stenosis arteri
renal.
Palpasi ginjal dengan posisi klien supine dan
pemeriksa berdiri di samping kanan klien.
Pemeriksa meletakkan salah satu tangan di
belakang pinggang pasien dengan jari-jari tangan
tidak mengenai iga bagian bawah. Tangan yang
lain (telapak tangan menghadap ke bawah)
ditempatkan di sebelah anterior ginjal dengan jarijari tangan tepat di atas umbilicus.

LANJUT
Klien diminta untuk menarik napas dalam dan
tangan pemeriksa yang berada di sebelah
anterior ditekan ke depan. Pemeriksa mungkin
merasakan kutub ginjal yang licin dan bulat di
antara kedua belah tangan. Ginjal kanan lebih
mudah diraba daripada ginjal kiri. Jika ada
massa/gumpalan yang teraba, kemungkinan
adanya tumor atau batu. Tenderness dan nyeri
saat dipalpasi mengindikasikan adanya proses
inflamasi. Pembesaran bilateral ginjal
mengindikasikan penyakit polisistitis ginjal.
Kedua ginjal tidak berukuran sama
mengindikasikan hidronefrosis.

Perkusi ginjal dengan klien dalam posisi


duduk dan pemeriksa berdiri di belakang
klien. Telapak tangan non-dominan pada
daerah posisi ginjal, kemudian tangan
dominan yang melakukan perkusi. Jika
terdapat nyeri dan tenderness
mengindikasikan glomerulonefritis atau
glomerulonefrosis.

D. Meatus Urinari
Pada klien laki-laki, posisinya bisa duduk atau
berdiri. Pemeriksa menekan ujung glans penis
untuk membuka meatus urinari. Sedangkan
pada klien wanita, posisinya dorsal litotomi.
Kemerahan, bengkak, atau adanya sekresi
lain mengindikasikan infeksi atau penyakit
seksual.
Ulserasi mengindikasikan penyakit menular
seksual.
Pada laki-laki, deviasi meatus dari tengah
mungkin mengindikasikan defek kongenital.

E. Kandung Kemih
Palpasi di atas simfisis pubis dan
abdomen untuk mengetahui adanya
distensi.
Perkusi yang menghasilkan bunyi
pekak di daerah kandung kemih
mengindikasikan adanya retensi urin.

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1.

Urinalisis
Observasi warna dan kejernihan urin
Pengkajian bau urin
Pengukuran keasaman dan berat jenis urin
Tes untuk memeriksa keberadaan protein,
glukosa, dan badan keton dalam urin
Pemeriksaan mikroskopik sedimen urin sesudah
melakukan pemusingan (centrifuging) untuk
mendeteksi sel darah merah (hematuria), sel
darah putih, slinder (silindruria), kristal
(kristaluria), pus (piuria) dan bakteri
(bakteriuria)

2. Pemeriksaan Fungsi Ginjal


Jenis Tes

Tujuan/Rasional

Tes Kemampuan
Pemekatan Ginjal
- Berat Jenis
- Osmolalitas Urin

Memeriksa kemampuan untuk


memekatkan cairan dalam urin

Pemeriksaan Klirens
Kreatinin (Klirens Kreatinin
Endogen)

Memberikan nilai rata-rata kecepatan


filtrasi glomerulus
Mengukur volume darah dengan
kreatinin yang telah dibersihkan dalam
waktu 1 menit
Indikator yang peka untuk penyakit
ginjal dini
Berguna dalam mengikuti kemajuan
status ginjal pasien

Pemeriksaan Kadar
Kreatinin Serum

Pemeriksaan fungsi ginjal yang


mencerminkan keseimbangan antara
produksi dan filtrasi oleh glomerulus
Indikator yang peka untuk fungsi ginjal

Pemeriksaan Kadar Ureum Sebagai indeks kapasitas ekskresi urin


(Blood Urea Nitrogen [BUN] Kadar ureum serum bergantung pada
serum
produksi ureum tubuh pada aliran urin

3.

Ultrasound
Ultrasound atau pemeriksaaan USG
menggunakan gelombang suara
yang dipancarkan ke dalam tubuh
untuk mendeteksi abnormalitas
Organ-organ dalam sistem urinarius
akan menghasilkan gambar-gambar
ultrasound yang khas. Abnormalitas
seperti akumulasi cairan, massa,
malformasi, perubahan ukuran
organ ataupun obstruksi dapat
diidentifikasi

4. Pemeriksaan Sinar-X dan Pencitraan Lainnya


Kidney, Ureter and Bladder (KUB) untuk melihat
ukuran, bentuk serta posisi ginjal dan
mengidentifikasi semua kelainan seperti batu
dalam ginjal atau traktus urinarius, hidronefrosis
(distensi pelvis ginjal), kista, tumor atau
pergeseran ginjal akibat abnormalitas pada
jaringan disekitarnya.
Pemindai CT dan Magnetic Resonance Imaging
(MRI) teknik noninvasif yang akan memberikan
gambar penampang ginjal serta saluran kemih
yang sangat jelas. Kedua pemeriksaan ini akan
memberikan informasi tentang luasnya lesi invasif
pada ginjal.
Urografi Intravena (Ekskretori Urogram atau
Intravenous Pyelogram) sebagai bagian dari
pemeriksaan untuk melihat berbagai lapisan

CONT....

Pielografi Retrograd dilakukan jika pemeriksaan IVP kurang


memperlihatkan dengan jelas sistem pengumpul
Infusion Drip Pyelography pemberian lewat infuse larutan encer
media kontras dengan volume yang besar untuk menghasilkan
opasitas parenkim ginjal dan mengisi seluruh traktus urinarius
Sistogram untuk mellihat garis besar dinding kandung kemih
serta membantu dalam mengevaluasi refluks vesikouretral (aliran
balik urin dari kandung kemih ke dalam salah satu atau kedua
ureter)
Sistouretrogram menghasilkan visualilsasi uretra dan kandung
kemih yang bisa dilakukan melalui penyuntikan retrograde media
kontras ke dalam uretra serta kandung kemih atau dengan
pemeriksaan sinar X sementara pasien mengekskresikan media
kontras.
Angiografi Renal evaluasi dinamika aliran darah,
memperlihatkan vaskulatur yang abnormal dan membantu
membedakan kista renal dengan tumor renal.

5.

Endourologi (Prosedur Endoskopi Urologi)


Pemeriksaan Sistoskopi metode untuk
melihat langsung uretra dan kandung kemih
Brush Biopsy Ginjal dan Uretra
menghasilkan informasi yang spesifik apabila
hasil pemeriksaan radiologi ureter atau pelvis
ginjal yang abnormal tidak dapat menunjukan
apakah kelainan tersebut merupakan tumor,
batu, bekuan darah atau hanya artefak
Endoskopi Renal (Nefroskopi) memasukkan
fiberskop kedalam pelvis ginjal melalui luka
insisi (pielotomi) atau secara perkutan untuk
melihat bagian dalam pelvis ginjal,
mengeluarkan batu, melakukan biopsi lesi
yang kecil dan membantu menegakkan
diagnosa hematuria serta tumor renal tertentu.

6. Biopsi Ginjal
Menusukkan jarum biopsi melalui kulit ke dalam jaringan
renal atau dengan melakukan biopsi terbuka melalui luka
insisi yang kecil di daerah pinggang untuk mengevaluasi
perjalanan penyakit ginjal dan mendapatkan spesimen bagi
pemeriksaan mikroskopik elektron serta imunofluoresen,
khususnya bagi penyakit glomerulus
7. Pemeriksaan Radioisotop
Dilakukan dengan kamera skintilasi yang ditempatkan di
sebelah posterior ginjal sementara pasien berada dalam
posisi telentang, telungkup atau duduk memberikan
informasi tentang fungsi ginjal.
8. Pengukuran Urodinamik
Pengukuran urodinamik yang paling sering dilakukan :

Uroflowmetri (kecepatan aliran) rekaman volume urin


yang mengalir melalui ureter per satuan waktu (ml/s)

Sistometrogram rekaman grafik tekanan dalam


kadung kemih (intravesikal) pada berbagai fase
pengisian dan pengosongan kandung kemih
untukmengkaji fungsinya

CONT...

Profil tekanan uretra mengukur resitensi


uretra disepanjang uretra
Sistouretrogram visualisasi uretra dan
kandung kemih yang dapat dilakukan dengan
penyuntikan retrograd atau dengan
mengeliminasi media kontras
Voiding cystourethogram untuk menyelidiki
kesulitan dalam pengosongan kandung
empedu dan inkontinensia.
Elektromiografi penempatan elektroda
dalam otot dasar panggul atau sfingter ani
untuk mengevaluasi fungsi neuromuskuler
traktus urinarius inferior

Anda mungkin juga menyukai