Anda di halaman 1dari 18

GOOD GOVERNANCE

Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta
2016

Good Governance
1. Pengertian Good Governance
Menurut OECD dan World Bank
(Sedarmayanti, 2009), Good Governance
sebagai penyelenggaraan manajemen
pembangunan solid dan bertanggungjawab
yang sejalan dengan demokrasi dan pasar
yang efisien, penghindaran salah alokasi dana
investasi yang langka, dan pencegahan
korupsi secara politik dan administrasi,
menjalankan disiplin anggaran serta
pendiptaan kerangka kerja politik dan hukum
bagi tumbuhnya aktivitas kewiraswastaan.

Menurut dokumen United Nation Development


Program (UNDP: 2004), tata kelola
pemerintahan yang baik adalah Penggunaan
wewenang ekonomi politik dan administrasi
untuk mengelola berbagai urusan negara
pada setiap tingkatannya dan merupakan
instrumen kebijakan negara untuk mendorong
terciptanya kondisi kesejahteraan integritas,
dan kohesivitas sosial dalam masyarakat.
Konsep governance ini kemudian berkembang
menjadi good governance seperti yang kita
kenal saat ini. Dalam rangka membedakan
implementasinya antara yang baik ( good )
dengan yang buruk ( bad ) (Prasojo, 2003).

Good governance menurut Plumptre dan


Graham (1999, 12) merupakan model
dari governance yang mengarahkan
pada hasil ekonomi dan sosial
sebagaimana yang di kehendaki oleh
masyarakat. Untuk memahami good
governance maka terlebih dahulu kita
harus dapat membedakanya dengan
konsep government yang selama ini kita
kenal dalam era klasik. Uraian tersebut
mencoba untuk memberikan gambaran
pemahaman terhadap dua terminalogi
tersebut.

Dalam memahami perbedaan antara governace dan


government, Schwab dan Kubler (2001) melihatnya
dari 5 fitur dimensi berdasarkan pengamatan mereka
terhadap interaksi terhadap sebuah kebijakan antara
governance dan government sebagai berikut:
1). Dimensi actor
2). Dimensi fungsi
3). Dimensi struktur
4). Dimensi konvensi dan Interaksi
5). Dimensi distribusi dan kekuasaan.

Dilihat dari dimensi actor, governance di cirikan


dengan banyaknya jumlah peserta baik yang
berasal dari sector public maupun privat yang
terlibat dalam sebuah kebijakan. . Sementara itu
governance di cirikan dengan sangat sedikit dan
terbatasnya jumlah peserta dalam proses
pengaturan kebijakan tersebut, actor yang
terlibatpun biasanya merupakan badan-badan
(lembaga) pemerintahan.
Dari dimensi fungsi, governance dicirikan dengan
banyaknya konsultasi yang di lakukan dalam
pengaturan kebijkan. Hal ini memungkinkan bagi
adanya kerjasama dalam pembuatan kebijakan
antar actor-aktor yang terlibat sehingga isu-isu
yang di hasilkan menjadi lebih sempit.

Dilihat dari dimensi structural governance di cirikan


dengan adanya batas-batas yang di definisikan
secara fungsional dan sangat terbuka selain ke
anggotaan dari struktur yang bersifat sukarela.
Batas-batas yang di definisikan secara fungsional
disini berarti pertimbangan keputusan pengaturan
kebijakan di dasarkan atas kebutuhan fungsional.
Dari dimensi interaksi, governance dicirikan dengan
konsultasi yang sifatnya horizontal dengan pola
hubungan yang sifatnya kooperatif sehingga lebih
banyak keterbukaan. Sementara itu government di
cirikan dengan adanya hirarki kewenangan
sehingga pola hubungan yang terjadi lebih banyak
bersifat konflik dan di penuhi dengan banyak
kerahasiaan.

Berdasarkan dimensi distribusi kekuasaan,


governance di cirikan dengan rendahnya
dominasi Negara, di pertimbangkanya
kepentingan masyarakat dalam pengaturan
kebijakan serta adanya keseimbangan atau
sibiosis antar actor. Sementara itu
government di cirikan dengan adanya
dominasi Negara yang dalan banyak hal
tidak tewrlalu mempertimbangkan
kepentingan masyarakat serta tidak adanya
keseimbangan antar actor yang terlibat.

2. Prinsip-Prinsip Good Governance

Kunci utama untuk memahami


kepemerintahan yang baik (good
governance) adalah pemahaman atas
prinsip-prinsip yang terdapat di
dalamnya. Selain itu, penyelenggaraan
kepemerintahan yang baik dan
bertanggungjawab baru akan tercapai
apabila dalam penerapan otoritas
politik, ekonomi, dan administrasi
ketiga komponen good governance
tersebut memiliki jaringan dan interaksi
yang setara.

Interaksi dan kemitraan seperti ini biasanya baru


dapat berkembang subur apabila prinsip-prinsip
good governance telah diterapkan dengan baik.
Menurut United Nation Development Program
(UNDP) prinsip-prinsip yang dikembangkan
dalam Tata Kelola Pemerintahan yang Baik (Good
Governance) adalah sebagai berikut :
Partisipasi
Kepastian Hukum (Rule Of Law)
Transparansi
Tanggung Jawab (Responsiveness)
Berorientasi Konsensus (Consensus
Orientation)
Berkeadilan

Efektifitas dan Efisiensi


Akuntabilitas
Visi Strategis (Strategic Vision)
Berikut adalah pilar-pilar Good
Governance:
Good governance hanya bermakna
bila keberadaannya ditopang oleh
lembaga yang melibatkan
kepentingan publik . jenis lembaga
tersebut adalah :

1.Negara
Menciptakan kondisi politik, ekonomi dan
sosial yang stabil
Membuat peraturan yang efektif dan
berkeadilan
Menyediakan public service yang efektifdan
accountable
Menegakkan HAM
Melindungi lingkungan hidup
Mengurus standar kesehatan dan standar
keselamatan publik

2.Sektor Swasta
Menjalankan industri
Menceiptakan lapangan kerja
Menyediakan insentif bagi karyawan
Meningkatkan standar hidup masyarakat
Memilahara lingkungan hidup
Menaati peraturan transfer ilmu
pengetahuan dan teknologi kepada
masyarakat
Menyediakan kredit bagi pengembangan
HAM

3. Masyarakat Madani
Menjaga agar hak-hak masyarakat
terlindungi
Mempengaruhi kebijakan publik
Sebagai sarana cheks dan balances
pemerintah
Mengawasi penyalahgunaan kewenangan
sosial pemerintah
Mengembangkan SDM
Sarana berkomunikasi antara anggota
masyarakat.

3. Karakteristik Dasar Good Governance


Ada tiga karakteristik dasargood governance:
1.Diakuinya semangat pluralisme. Artinya, pluralitas telah
menjadi se-buah keniscayaan yang tidak dapat dielakkan
sehingga mau tidak mau, pluralitas telah menjadi suatu
kaidah yang abadi. Dengan kata lain, pluralitas merupakan
sesuatu yang kodrati(given)dalam kehidupan. Pluralisme
bertujuan mencerdaskan umat melalui perbedaan
konstruktif dan dinamis, dan merupakan sumber dan
motivator terwujudnya kreativitas yang terancam
keberadaannya jika tidak terdapat perbedaan. Satu hal
yang menjadi catatan penting bagi kita adalah sebuah
peradaban yang kosmopolit akan tercipta apabila manusia
memiliki sikap inklusif dan
kemampuan(ability)menyesuaikan diri terhadap
lingkungan sekitar. Namun, dengan catatan, identitas sejati
atas parameter-parameter otentik agama tetap terjaga.

Kesimpulan
Berdasarkan uraianuraian dari sebelumnya maka dapat
disimpulkan yaitu:
Pemerintahan yang baik tidak di lihat dari sistem yang berbuat
atau rancangan undang-undang yang di rumuskan,melainkan
suatu sikap yang pasti dalam menangani suatu permasalahn
tanpa memandang siapa serta mengapa hal tersebut harus di
lakukan.
Good Governancemerupakan pengertian dalam hal yang luas
sehingga untuk memberikan arti serta defenisi tidak semudah
mengartikan kata perkata melainkan perlunya aspek aspek
serta pemikiran yang luas menyangkut bidang tersebut.
Perlunya pengertian menggenai aspek-aspek dalamGood
Governancesehingga tidak ada kesalahan dalam aplikasinya.
PenerapanGood Governancedalam sistem kepemerintahan
saat ini sangat di perlukan karena peranan perintah dalam
memajukan suatu negara sangatlah besar.

2.Tingginya sikap lolcransi, baik terhadap saudara


sesama agama maupun terhadap umat agama lain.
Secara sederhana, Toleransi dapat diartikan sebagai
sikap suka mendengar dan menghargai pendapat
dan pendirian orang lain. Senada dengan hal itu,
Quraish Shihab menyatakan bahwa agama tidak
semata-mata mempertahankan kelestariannya
sebagai sebuah agama, namun juga mengakui
eksistensi agama lain dengan memberinya hak
hidup, berdampingan, dan saling menghormati.
3. Tegaknya prinsip demokrasi. Demokrasi bukan
sekadar kebebasan dan persaingan, demokrasi juga
merupakan suatu pilihan untuk bersama-sama
membangun dan memperjuangkan perikehidupan
warga dan ma-syarakat yang semakin sejahtera.

TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai