Anda di halaman 1dari 23

FILARIASIS

KEL 5 (R2)

OLEH :
MULIA GUSTINA
(0911011015)
ZELVI AFIZA
(0911011012)
ARINI HIDAYAH
(0911012028)
JESSY MAULANI
(0911012047)
ALMUKRAMIN
(0911012057)
RISHA MUSTIKA
(0911012068)
RIKA MELISA PUTRI
(0911012082)

Pengertian
Filariasis Penyakit parasit disebabkan oleh
cacing Filaria yang ditularkan oleh berbagai
jenis nyamuk(culex,anopheles,mansonia).

Sifatnya : menahun (kronis) dan


bila tidak mendapatkan
pengobatan, dapat menimbulkan
cacat menetap berupa pembesaran
kaki, lengan dan alat kelamin baik
perempuan maupun laki-laki.

Jenis Cacing
Klasifikasi menurut habitat cacing dewasa di vertebralis, sebagai berikut:
Grup kutaneus
Loa loa
Onchocerca volvulus
Mansonella streptocerca
Kelompok limfatik
Wuchereria bancrofti
Brugia malayi
Brugia Timori
Rongga tubuh grup
Mansonella perstans
Mansonella ozzardi

Jenis cacing yang paling mengancam


kesehatan :

Wuchereria bancrofti,
Brugia malayi,
Brugia timori,
Onchocerca volvulus, dan
Loa loa

Bentuk cacing filaria


Pada saat dalam bentuk larva dan
mikrofilia (cacing kecil), cacing ini berada
dalam darah, namun ketika beranjak dewasa
mereka akan bermigrasi ke pembuluh limfe
dan seringkali berdiam diri di limfanodi
(kelenjar getah bening). Kegiatan cacing
dalam pembuluh limfe ini menyebabkan
berbagai reaksi inflamasi dan sumbatan
pembuluh limfe, sumbatan inilah yg
menyebabkan akumulasi cairan di tubuh
bagian bawah dan scrotum (kantung pelir)
sehingga daerah-daerah tersebut seringkali
membengkak.bila daerah yang bengkak
tersebut di USG seringkali ditemukan
cacing-cacing tersebut sedang menari-nari
(filarial dance sign).

Ciri-ciri cacing filariasis


Cacing dewasa (makrofilaria), bentuknya seperti benang
berwarna putih kekuningan. Sedangkan larva cacing filaria
(mikrofilaria) berbentuk seperti benang berwarna putih susu.
Makrofilaria yang betina memiliki panjang kurang lebih 65 100 mm, ekornya berujung tumpul, untuk makrofilarial yang
jantan memiliki panjang kurang lebih 40 mm, ekor melingkar.
Sedangkan mikrofilaria berukuran panjang kurang lebih 250
mikron, bersarung pucat.
Tempat hidup Makrofilaria jantan dan betina di saluran limfe
dan kelenjar limfe. Sedangkan pada malam hari mikrofilaria
terdapat di dalam pembuluh darah tepi, dan pada siang hari
mikrofilaria terdapat di kapiler alat-alat dalam, misalnya:
paru-paru, jantung, dan hati.

Parasit dan Vektor


Penyakit

Parasit

Vector

Onchocerciasis

O volvulus

Blackflies: Simulium species

Bancroftian

W bancrofti

Nyamuk: Anopheles, Aedes, Culex, dan

Filariasis
Malayan Filariasis

spesies Mansonia
B malayi dan B. Nyamuk: Anopheles, Aedes, Culex, dan
Timori

spesies Mansonia

Loiasis

L loa

Merah lalat: Chrysops spesies

Mansonelliasis

M streptocerca

Midges: Culicoides spesies

Dirofilariasis

Dirofilaria spesies

Nyamuk: spesies Culex

HOSPES
MANUSIA
Setiap orang mempunyai peluang yang
sama untuk dapat tertular filariasisapabila
digigit oleh nyamuk infektif (mengandung
larva stadium III)

HEWAN
Beberapa jenis hewan dapat
berperan sebagai sumber
penularan filariasis (hewan
reservoir). Hanya Brugia malayi
tipe sub periodik nokturna dan
non periodik yang ditemukan
pada lutung (Presbytis criatatus),

SIKLUS HIDUP

Siklus hidup cacing Filaria terjadi


melalui dua tahap, yaitu:
1. Tahap pertama, perkembangan
cacing Filaria dalam tubuh nyamuk
sebagaivectoryang masa
pertumbuhannya kurang lebih 2
minggu.
2. Tahap kedua, perkembangan
cacing Filaria dalam tubuh manusia
(hospes) kurang lebih 7 bulan.

Siklus hidup cacing Filaria dalam


tubuh nyamuk
Nyamuk menggigit dan menghisap darah orang yang
terkena filariasais mikrofilaria yang terdapat di tubuh
penderita ikut terhisap ke dalam tubuh nyamuk.
Mikrofilaria masuk dan menembus dinding lambung
kemudian bersarang di antara otot-otot dada (toraks).
Bentuk cacing Filaria menyerupai bentuk larva stadium
I,kemudian dalam waktu kurang lebih 1 minggu, larva ini
berganti kulit, tumbuh lebih gemuk dan panjang (larva
stadium II).
Pada hari ke sepuluh dan seterusnya, larva berganti kulit
untuk kedua kalinya, sehingga tumbuh semakin panjang
dan lebih kurus (larva stadium III). Gerak larva stadium
III ini sangat aktif, sehingga larva mulai bermigrasi
(pindah), mula-mula ke rongga perut (abdomen)
kemudian pindah ke kepala dan ke alat tusuk nyamuk.

Siklus hidup cacing Filaria dalam


tubuh manusia
Siklus hidup cacing Filaria dalam tubuh manusia terjadi
apabila nyamuk yang mengendung mikrofilaria ini
menggigit manusia. Maka mikrofilaria yang sudah
berbentuk larva infektif (larva stadium III) secara aktif ikut
masuk ke dalam tubuh manusia (hospes).
Bersama-sama dengan aliran darah pada tubuh manusia,
larva keluar dari pembuluh darah kapiler dan masuk ke
pembuluh limfe. Di dalam pembuluh limfe, larva mengalami
dua kali pergantian kulit dan tumbuh menjadi cacing
dewasa yang sering disebut larva stadium IV dan stadium V.
Cacing Filaria yang sudah dewasa bertempat di pembuluh
limfe, sehingga akan menyumbat pembuluh limfe dan akan
terjadi pembengkakan, misalnya pada kaki dan disebut kaki
gajah (filariasis).

PREVALENSI
Di Indonesia penyakit Kaki Gajah tersebar luas hampir di
Seluruh propinsi. Berdasarkan laporan dari hasil survei pada
tahun 2000 yang lalu tercatat sebanyak 1553 desa di 647
Puskesmas tersebar di 231 Kabupaten 26 Propinsi sebagai
lokasi yang endemis, dengan jumlah kasus kronis 6233 orang.
Hasil survai laboratorium, melalui pemeriksaan darah jari,
rata-rata Mikrofilaria rate (Mf rate) 3,1 %, berarti sekitar 6
juta orang sudah terinfeksi cacing filaria dan sekitar 100 juta
orang mempunyai resiko tinggi untuk ketularan
karena nyamuk penularnya tersebar luas

CARA PENULARAN
Seseorang dapat tertular atau terinfeksi filariasis apabila
orang tersebut digigit nyamuk yang sudah terinfeksi, yaitu
nyamuk yang dalam tubuhnya mengandung larva (L3).
Nyamuk sendiri mendapat mikro filarial karena menghisap
darah penderita atau dari hewan yang mengandung
mikrofolaria. Nyamuk sebagai vector menghisap darah
penderita (mikrofilaremia) dan pada saat itu beberapa
microfilaria ikut terhisap bersama darah dan masuk dalam
lambung nyamuk. Dalam tubuh nyamuk microfilaria tidak
berkembang biak tetapi hanya berubah bentuk dalam
beberapa hari dari larva 1 sampai menjadi larva 3,
karenanya diperlukan gigitan berulang kali untuk
terjadinya infeksi. Didalam tubuh manusia larva 3 menuju
sistem limfe dan selanjutnya tumbuh menjadi cacing
dewasa jantan atau betina serta bekembang biak

GEJALA DAN TANDA


FILARIASIS
1. gejala dan tanda klinis akut :
Demam berulang ulang selama 3-5 hari, demam dapat hilang
bila istirahat dan timbul lagi setelah bekerja berat
Pembengkakan kelenjar getah bening (tanpa ada luka) di daerah
lipatan paha, ketiak (limfadenitis) yang tampak kemerahan,
panas dan sakit
Radang saluran kelenjar getah bening yang terasa panas dan
sakit yang menjalar dari pangkal ke arah ujung kaki atau lengan
Abses filaria terjadi akibat seringnya pembengkakan kelenjar
getah bening, dapat pecah dan dapat mengeluarkan darah serta
nanah
Pembesaran tungkai, lengan, buah dada dan alat
kelamin perempuan dan laki-laki yang tampak
kemerahan dan terasa panas.

CONT..
2. Gejala dan tanda klinis kronis :
Limfedema : Infeksi Wuchereria mengenai
kaki dan lengan, skrotum, penis, vulva vagina
dan payudara, Infeksi Brugia dapat mengenai
kaki dan lengan dibawah lutut / siku lutut dan
siku masih normal
Hidrokel : Pelebaran kantung buah zakar yang
berisi cairan limfe, dapat sebagai indikator
endemisitas filariasis bancrofti
Kiluria : Kencing seperti susu kebocoran sel
limfe di ginjal, jarang ditemukan

Pencegahan
Berusaha menghindarkan diri dari gigitan nyamuk vector, misalnya: dengan
menggunakan kelambu sewaktu tidur, menutup ventilasi rumah dengan kasa nyamuk,
menggunakan obat nyamuk semprot atau bakar, mengoles kulit dengan obat anti nyamuk.
Memberantas jentik-jentik nyamuk dengan membersihkan bak air di rumah-rumah.
Menimbun, mengeringkan atau mengalirkan genangan air sebagai tempat per-indukan
nyamuk.
Membersihkan semak-semak di sekitar rumah
Pengobatan dengan diethylcarbamazine (46 mg dalam bentuk garam citrate untuk 5-6
dosis) berturut-turut tiap hari dalam beberapa minggu atau bulan

PENGOBATAN
1. Dietilkarbamazin,
2. Kortikosteroid.
3. Antibiotika

Pengobatan

MEKANISME KERJA
DIETIL KARBAMAZIN
Dengan cara menurunkan aktivitas
otot,akibatnya parasit seakan-akan
mengalami paralisis, dan mudah terusir
dari tempatnya yang normal dalam tubuh
hospes
Menyebabkan perubahan pada permukaan
membrane mikrofilia sehingga lebih mudah
dihancurkan oleh daya pertahanan tubuh
hospes

NEXT
Kortikosteroid digunakan untuk
mencegah atau mengurangi reaksi
alergi.
Antibiotika untuk mencegah infeksi
sekunder.
Persenyawaan arsen dapat dipakai
membunuh cacing dewasa betina,
tetapi sangat toksik sehingga obat ini
jarang digunakan.

Anda mungkin juga menyukai