Anda di halaman 1dari 50

IMUNISASI

IMUNISASI

Pemberian antigen (vaksin: bakteri/ virus hidup,


dilemahkan, komponen bakteri/virus) sehingga
tubuh akan membentuk antibodi spesifik terhadap
antigen tersebut

Seperti infeksi alamiah, mampu membentuk antibodi


(imunogenitas), tetapi tanpa (sedikit) gejala, efek
samping (reaktogenitas)

TUJUAN

Individu (antara): mencegah suatu penyakit tertentu/


mengurangi beratnya penyakit pada seseorang
Global/ komunitas (final) : mengubah pola epidemiologi
Eliminasi : tetanus neonatorum
Reduksi : campak
Eradikasi: cacar, polio
herd immunity:
Cakupan yang tinggi mengurangi transmisi
Eradikasi: cakupan yang tinggi pada saat
bersamaan memutus transmisi; host nya
hanya manusia

PENGGOLONGAN

Imunisasi aktif (vaksinasi)


Imunisasi pasif (pemberian antibodi)
- alami (transplasenta pada janin)
- artifisial (berikan imunoglobulin)

TEKNIK PEMBERIAN

Intramuskular
M. Vastus lateralis (regio paha anterolateral) dengan
jarum mengarah ke arah lutut untuk bayi hingga < 3
tahun
M. Deltoid dengan jarum mengarah ke bahu membentuk
sudut 60-90 untuk anak usia > 3 tahun
Subkutan: Suntikan dengan mengarahkan jarum 45
terhadap kulit, mencubit tebal kulit dan menyuntikkan
vaksin subkutan (ex: campak)
Paha regio anterolateral (0-12 bulan)
Paha anterolateral atau lateral lengan atas (1-3 tahun)
Sisi lateral lengan atas (> 3 tahun)
Intrakutan: Lokasi di kulit di atas insersi deltoid dekstra
dengan jarum ukuran 26-27 panjang 10mm. Regangkan
kulit yang akan disuntikkan, arah sudut 15 terhadap
kulit, suntikkan perlahan dan perhatikan benjolan untuk
memastikan vaksin masuk intradermal. (ex: BCG)

Intramuscular
Subcutaneous

e.g. hepatitis A and B,


DTP

e.g. measles, mumps,


rubella, varicella

Oral
e.g. polio

Intradermal
BCG

JENIS-JENIS VAKSIN
Vaksin Bakteri

Vaksin
Hidup

Vaksin
Inaktif

BCG

Difteria
Tetanus
Pertusis
Kolera

Vaksin Virus
Campak
Parotitis
Rubela
Varisela

OPV
Yellow
Fever

Meningo
Influenza
Pneumo
IPV
Rabies
Hib
Typhoid Vi
Hepatitis B
Hepatitis A

SCHEDULE BY MOH
BCG =1 bulan
Hep B (uniject)= 0-7 hari
DPT-Hep B-Hib= 2,3,4 bulan
OPV= 0,2,3,4
IPV*= 2,3,4 (DIY)
Campak= 9 bulan
Boster=
18 bulan: pentabio
2 tahun : campak
BIAS (bulan imunisasi anak sekolah) SD (campak
dan DT)

HEPATITIS B

Vaksin rekombinan DNA


dosis 1 segera setelah lahir (12 jam)
bila ibu HBsAg (+) risiko penularan (40%)
semakin muda terkena hepatitis B semakin besar
risiko sirhosis (95%), Ca hepatoseluler (40%)

Combinasi dengan DPT-Hep: 2, 3, 4 bulan

intra muskuler, paha atas antero lateral

Bayi dari ibu HBs Ag (+): vaksinasi hep B &


imunoglobulin (HBIG) , tempat suntikan berbeda,
segera (12 jam setelah lahir)

Efektifitas: durasi proteksi setalah 3 dosis: 15 20 th


Efektif: > 95 % mencegah infeksi kronis
Efek samping:3-20 %, lokal: sakit, sistemik

BCG

Vaksin hidup yang dilemahkan (M. Bovis):


Tidak boleh pada pasien penurunan kekebalan
Mudah rusak , 3 jam setelah dilarutkan rusak
Indonesia daerah endemis Segera setelah lahir, usia >
3 bulan : PPD test
1 kali, 0,05 ml, intra kutan
Proteksi meragukan?
42 % (50-78%) mencegah TBC primer
70 % TB berat mempunyai parut
ditunggu vaksin yang lebih poten
Efek samping: 1-2 %, limfadenitis regional

VAKSIN BCG

Setelah dilarutkan, dlm


suhu 2 8C (bukan
freezer), hanya boleh 3
jam
Kering : simpan dlm suhu 2
8C, lebih baik dalam
freezer,
Jangan kena sinar matahari
Dosis : 0.05 ml intrakutan,
deltoid kanan

POLIO

oral polio vaccine (OPV):

vaksin hidup dilemahkan, diteteskan, 2 tetes

dasar: 4 kali: 0,2,3,4, (ulangan: 1 , 5 tahun)


Mudah, murah, efektif untuk eradikasi polio
Pembentukan IgG dan IgAs (usus menghambat
berkembang biak virus polio liar)
Efek samping (KIPI): paralisis/ vaccine-associated
paralytic poliomyelitis (VAAP); 1/ 750.000 (polio 1) , 1/
2.5 juta vaksin
Inactive polio Vaccine (IVP):

vaksin mati, injeksi im, 4 dosis


Efek samping paralitik (-), pasien gangguan kekebalan
Tidak membentuk IgAs tidak bisa untuk eradikasi
polio

POLIO : OPV

oral polio vaccine (OPV):


vaksin hidup dilemahkan, diteteskan, 2 tetes
dasar: 4 kali: 0,2,3,4, (ulangan: 1 , 5 tahun)
Mudah, murah, efektif untuk eradikasi polio
Pembentukan IgG dan IgAs (usus menghambat
berkembang biak virus polio liar)
Efek samping (KIPI): paralisis/ vaccine-associated
paralytic poliomyelitis (VAAP); 1/ 750.000 (polio 1) , 1/
2.5 juta vaksin
Inactive polio Vaccine (IVP):
vaksin mati, injeksi im, 4 dosis
Efek samping paralitik (-), pasien gangguan kekebalan
Tidak membentuk IgAs tidak bisa untuk eradikasi polio

POLIO: ERADIKASI

pemutusan penularan virus polio liar

Imunisasi rutin, OPV

PIN (pekan imunisasi nasional), outbreak

respons, mopping up, backlog fighting

Survailance AFP (acut flaccid paralysis):

Lumpuh layu

Mendadak ( < 14 hari)

tidak ada trauma


< 15 tahun.

DPT

mengandung:

Toksoid dipteri & tetanus, bakteri (whole cell/ aselullar


pertusis

Adjuvant: meningkatkan potensi suntikan intra


muskuler dalam (mencegah pembengkaan)

2, 3, 4 bulan

Boster 1 th, BIAS (bulan imunisasi anak sekolah: DT/ TT

2 jenis:

DPwT: pertusis whole cell , efek samping lebih sering


(demam, rewel )

DPaT: aseluler: efek samping lebih sedikit, mahal

DPT : REAGTOGENICITY DAN EFEK SAMPING

Lokal:
erythema, swelling, induration
Ringan, sembuh tanpa terapi
Penyuntikan kurang dalam, dingin
Sistemik: demam, flu-like symptoms
efek samping berat:
Suhu 40.50C

Syok

Nangis terus 3 jam

Kejang (dalam 3 hari setelah vaksinasi)

kontra indikasi vaksinasi berikutnya

DPT

Difteria dan tetanus : toksoid dimurnikan

Pertusis : bakteri mati, teradsorbsi dlm Al fosfat


Tiap 1ml :40 Lf toksoid difteria, 24 OU pertusis, 15 Lf
toksoid tetanus, Al fosfat 3 mg, thimerosal 0,1 mg.

Simpan dan transportasi dalam 2 8C, jangan dalam


freezer

Kocok sampai homogen, bila ada gumpalan atau


endapan jangan digunakan

VAKSINASI ANTI TETANUS

Tujuan

Eliminasi tetanus neonatorum


Cegah tetanus

Target imunisasi tetanus : > 5 kali

3 dosis saat bayi + 2 dosis toksoid dewasa


dosis ke-4 (18 24 bl) kekebalan > 5 th
Dosis ke-5 (masuk SD) kekebalan > 10 th
Dosis ke-6 (keluar SD, TD atau dT) kekebalan > 20
th

Measles (campak)
Virus hidup dilemahkan
9 bulan, bila ada wabah 6 bulan (harus di ulang 9/12
bln)
ulangan :
MMR: 6 bulan setelah campak
BIAS: klas 1 SD, 29 % usia 5-7 thn pernah
menderita campak meskipun sudah imunisasi
Subkutan, intra muskuler
Kontra indikasi: demam, penyakit sedang/ berat, ibu
hamil, penderita dgn gangguan sistem imun, habis
transfusi

VAKSIN CAMPAK

Virus hidup dilemahkan, jangan kena


sinar matahari
Vaksin kering : simpan < 0 C atau <
8C, lebih baik minus 20 C. Pelarut
tidak boleh beku.
Setelah dilarutkan, dlm suhu 2 8C
maksimum 8 jam
Tiap 0,5 ml mengandung
1000 u virus strain CAM 70
100 mcg kanamisin, 30 mg
eritromisin
Dosis 0,5 ml, subkutan, di deltoid

lengan atas

VAKSIN HIB

Ada 2 tipe vaksin dengan 2 perbedaan pritein


pembawanya. Polyribisyribitol phosphate (PRP) yang
merupakan bagian dari kapsul bakteri dapat
dikonjugasikan degan protein membran N.
Meningitidis (PRP-OMP) atau dengan protein tetanus
(PRP-T)
Vaksin HiB diberikan untuk mencegah meningitis
dan pneumonia
Cara pemberian intramuskular
Kontraindikasi:reaksi anafilaksis dan sakit ringan
atau berat dengan atau tanpa demam

VAKSIN PENTABIO

Merupakan vaksin combo yang didalamnya


terdapat DPT-HepB-HiB
Manfaat: pencegahan penyakit difteri (radang
tenggorokan bernahaya), pertusis, tetanus,
hepatitis B, dan influenza
KIPI : bengkak kemerahan yang nyeri, muntah,
mual, demam, rewel, menangis setelah 24 jam
vaksin
Tidak boleh diberikan pada bayi baru lahir.
Diberikan saat usia 2,4,6 bulan
Lokasi penyuntikan: paha atas anterolateral, dosis
0.5 ml
Kontraindikasi : terdapat kejang, kelainan otak,
kelainan saraf yang serius

PNEUMOKOKUS

Terdapat 2 jenis: PPV dan PCV


PCV memiliki efikasi yang tinggi dalam mencegah
pneumonia, OMA, sepsis dan meningitis
Cara pemberian: intramuskular
Jadwal anjuran: usia 2,4,6 bulan
KIPI: eritema, bengkak, indurasi, nyeri, deam,
gelisah, pusing, tidur tak tenang, nafsu makan
menurun, diare, urtikaria
Kontraindikasi: rx anafilaksis, sakit sedang berat
tanpa atau dengan demam

ROTAVIRUS

Rotavirus merupakan virus penyebab


gastroenteritis dengan manifestasi berupa diare,
demam ringan, mual muntah
Terdapat 3 jenis vaksin:
monovalen: secara oral dalam 2 dosis dengan
interval 4 minggu. Dosis pertama dalam 6-14
minggu dan kedua dengan interval 4 minggu
(sebaiknya selesai sebelum 16 minggu dan
maksimal 24 minggu)
Tetravalen: resiko intususepsi, ditarik dari pasaran
Pentavalen: 3 dosis peroral pada usia 6-14
minggu dan interval dosis kedua dan ketiga 4-10
minggu, harus selesai sebelum usia 32 minggu
KIPI: demam, feses berdarah, muntah, diare,
nyeri perut

INFLUENZA

Direkomendasikan untuk anak usia 6 bulan- 2


tahun, anak dengan penyakit jantung kronis,
kelemahan sistem imun, penyakit saluran napas
kronis, penyakit ginjal kronis, pengguna obat
imunosupresan, anak yang tinggal bersama di
asrama, panti asuhan, dll
Cara pemberian: intramuskular atau subkutan
Jadwal anjuran: setiap tahun pada usia > 6 bulan.
Imunisasi pertama < 9 tahun diberi 2 dosis
dengan interval 4 minggu
Dosis: <3 tahun 0.25 ml; >3 tahun 0.5 ml; <8
tahun diperlukan booster 4 minggu kemudian

VARISELA

Ditularkan melalui droplets. Komplikasi dapat


terjadi akibat infeksi sekunder oleh kuman
streptokokus, serebelitis, meningitis aseptik,
trombositopenia, pneumonia
Cara pemberian: subkutan
Jadwal anjuran: di atas usia 1 tahun. Pada usia
>12 tahun diberikan 2 kali dengan selang 1
bulan. Apabila terjadi kontak dengan penderita
varisela, pemberian vaksin untuk pencegahan
dapat diberikan 72 jam pasca kontak
Dosis: 0.5 ml
Kontraindikasi: demam tinggi, limfosit <1200
sel/mcl, defisiensi imun seluler, penerima
kortikosteroid dosis tinggi, alergi neomisin

MMR

Cara pemberian : intramuskular


Jadwal anjuran: 12-18 bulan
Dosis: 0.5 ml
Kontraindikasi: penyakit keganasan, gangguan
imunitas, terapi imunosupresi,alergi berat
terhadap gelatin atau neomisin, 3 bulan pasca
transfusi, HIV, terapi steroid dosis tinggi
KIPI: malaise, demam, ruam, kejang demam,
ensefalitis, meningoensefalitis (1: 1 juta)

TIFOID

Cara pemberian: oral atau parenteral


Jadwal anjuran: 2-3 tahun
Dosis
Parenteral: 0.5 ml IM atau subkutan pada deltoid
tau paha. Diulang setiap 3 tahun
Oral: 1 kapsul vaksin dimakan tiap hari ke 1,3,5. 1
jam sebelum makan dengan minuman suhu
<37c. Tidak boleh diberikan dengan sulfonamid
atau antimalaria. Imunisasi ulangan dalam 5
tahun

HEPATITIS A

Dianjurka pada anak yang tinggal di daerah


endemis atau dengan wabah periodik
Cara pemberian: IM
Jadwal anjuran: >2 tahun + booster antara 6-18
bulan setelah dosis pertama
Dosis: variatif bergantung produk
Kontraindikasi: mengalami reaksi berat pasca
penyuntikan dosis pertama
KIPI: demam, reaksi lokal

HPV

Diberikan pada anak usia di atas 10 tahun


Cara pemberian: IM
Jadwal anjuran: >10 tahun. Bivalen: dosis kedua
interval 1 bulan dan dosis ketiga interval 6 bulan.
Tetravalen dengan dosis kedua interval 2 bulan dan
dosis ketiga interval 6 bulan

PROSEDUR PEMBERIAN
VAKSIN

Penjelasan : tujuan, kemungkinan efek


samping
KIPI sebelumnya?
Cari kontraindikasi : meminimalkan
efek samping : Cek list, antisipasi dan
siapkan alat resusitasi
Lihat jadwal, catch up vaccination,
jadwal selanjutnya
Tehnik yang benar:

dosis, tempat suntikan


tindakan aseptik
rantai dingin

Pencatatan dan pelaporan : termasuk


KIPI

KONTRAINDIKASI/PRECAUTIONS (UMUM)

Permanen :

Reaksi berat setelah vaksinasi sebelumnya


DPT : essefalopati, syok, menangis terus
menerus 3 jam suhu > 40,5 C dalam 48
jam kejang dalam 3 hari, SGB dalam 6
minggu

temporer:

Vaksin hidup: kehamilan, pend.


Imunodefisiensi, setelah transfusi/ terapi
imunoglobulin
Menderita penyakit berat/ sedang

BUKAN KONTRAINDIKASI

Penyakit ringan dengan/ tanpa demam


ringan
Reaksi ringan/ demam ringan setelah
vaksinasi sebelumnya
Dalam terapi antibiotika
Terpapar penyakit, masa penyembuhan
Kehamilan dalam keluarga
Menyusui, malnutrisi, prematur
Alergi terhadap bukan komponen vaksin

missed opportunity

PERSIAPAN PEMBERIAN VAKSIN

Cuci tangan
Identitas anak, umur, jarak dengan imunisasi
sebelumnya
Baca nama vaksin, tanggal kadaluwarsa,
teliti kondisi vaksin apakah masih layak :

warna indikator VVM,


Kocok : penggumpalan, perubahan warna

Alat suntik : sekali pakai


Encerkan dan ambil vaksin sebanyak dosis
Ukuran jarum : ketebalan otot bayi / anak
Pasang dropper polio dengan benar

UKURAN JARUM
Intramuskular di paha mid-anterolateral
Neonatus

kurang bulan / BBLR


: 5/8 inch (15,8 mm)
cukup bulan
: 7/8 inch (22,2 mm)

124 bulan

: 7/8 1 inch

(22,2-25,4 mm)

Intramuskular di deltoid
> 2 thn (tergantung ketebalan otot)
7/8 1,25 inch (22,2 -31,75 mm)
Usia sekolah dan remaja : 1,5 inch
(38,1mm)

PENYIMPANAN

Polio:

BCG:

Serbuk: 2-8 C, lebih baik beku


Pelarut: ruang/ kulkas pintu
Dilarutkan : 3 jam

DPT/ DT/ TT; Hib

- 20 C : 2 tahun
2-8 C: 6 bulan, bila telah dibuka : 7 hari
Tutup: jangan di frezer, pecah

Jangan sampai beku, rusak test kocok


2-8 C

Campak/ MMR/ varicella

Serbuk : < 8 C, lebih baik -20 C


Pelarut nggak boleh beku
Setelah dilarutkan 2-8 C, maksimum 8 jam

PENYIMPANAN

Lemasi Es:

Jarak lemari es dengan dinding belakang 15 cm


Lemari es tidak terkena sinar matahari langsung
Sirkulasi ruangan cukup

Penyusunan vaksin

Jarak menyusun dos vaksin 1-2 cm atau


satu jari antar dos vaksin

COLD PACK & COOL PACK

Wadah plastik atau kantong plastik


Diisi air

Cair (cool pack) : biru / merah


dinginkan di lemari es 2-80 C/min. 24 jam
Untuk vaksin HepB, DPT, DPT-HB, DT, TT

Beku (cold pack) : putih


bekukan di freezer-5 sd 150C min 24 jam
Untuk vaksin Polio, BCG, Campak

SISA VAKSIN

BCG
setelah dilarutkan harus segera diberikan
dalam 3 jam (simpan dalam suhu 2 8
C)
Polio
Setelah dibuka harus segera diberikan dalam
7 hari (simpan dlm suhu 2 8 C)
DPT
Bila ada penggumpalan atau partikel yang
tidak hilang setelah dikocok jangan dipakai
Campak
Setelah dilarutkan harus diberikan dlm 8
jam (simpan dlm suhu 2 8 C)

PEMAKAIAN DAN SISA VAKSIN

Di pelayanan statis :

Tulis tanggal dan jam melarutkan

Sisa BCG setelah dilarutkan dipakai dlm 3 jam

Sisa Campak dan Meningokokus ACW135Y setelah


dilarutkan dipakai dlm 8 jam
Polio bisa disimpan 2 minggu

Sisa DPT, DT, TT , Hep B, DPT-HepB, bisa disimpan 4


minggu,

Syarat :

Belum kadaluarsa

Disimpan dalam suhu 2 80 C

VVM : warna segi empat lebih muda

Tidak pernah terendam air

Sterilitas terjaga

PEMANTAUAN SETELAH
VAKSINASI

Perhatikan keadaan umum


Tunggu 30 menit di ruang
tunggu

SAFE INJECTION

Aman bagi

yang disuntik
penyuntik
lingkungan

TIDAK AMAN BAGI YANG DISUNTIK

Vaksin

Suhu > 8 C, atau VVM telah terpapar panas


Botol vaksin bocor, retak, atau terpasang jarum
Ada partikel dalam larutan
Telah dilarutkan lebih dari 6 jam
Beku : DPT, DT, TT, HepB, Hib (tidak boleh beku)
Uji kocok tetap menggumpal (kecuali HepB atau
Hib)

TIDAK AMAN BAGI YANG DISUNTIK

Alat suntik

Spuit disposable dipakai ulang


Hanya mengganti jarum
Tidak dibersihkan dulu langsung disterilkan
Hanya dengan desinfektan
Membakar jarum di api
Merebus dalam panci terbuka
Menyentuh ujung jarum

TIDAK AMAN BAGI YANG DISUNTIK

Cara melarutkan / pengambilan vaksin


Cairan pelarut untuk vaksin lain atau >
8C
1 spuit diisi beberapa dosis sekaligus
jarum ditinggalkan menancap di vial
Mencampur isi 2 vial

Lokasi, posisi , kedalaman


penyuntikan

Tidak ada alat / obat gawat


kedaruratan
Desinfektan sebelum penyuntikan

TIDAK AMAN BAGI PENYUNTIK

Menekan luka berdarah dengan jari


(semua cairan tubuh dapat menularkan kuman)
Membawa atau meletakkan alat suntik bekas
sembarangan (tidak langsung membuang ke
kotak limbah)
Menyentuh atau mencabut jarum suntik
Menutup kembali (recapping) jarum suntik
Mengasah jarum bekas
Memilah-milah tumpukan jarum bekas
Tidak ada alat / obat gawat darurat
Tidak aman bagi lingkungan :
Meninggalkan alat suntik bekas sembarangan

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai