Anda di halaman 1dari 9

1.

Hepatitis
Perubahan morfologi yang terjadi pada hati, seringkali
mirip untuk berbagai virus yang berlainan. Pada kasus
yang klasik, hati tampaknya berukuran besar dan
berwarna normal, namun kadang-kadang ada edema,
membesar dan pada palpasi terasa nyeri di tepian.
Secara
histologi
terjadi
kekacauan
susunan
hepatoselular, cedera dan nekrosis sel hati dalam
berbagai
derajat,
dan
peradangan
periportal.
Perubahan ini bersifat reversibel sempurna bila fase
akut penyakit mereda. Namun pada beberapa kasus
nekrosis, nekrosis submasif atau masif dapat
menyebabkan gagalhati fulminan dan kematia.

2. Sirosis Hepatis
Pada kondisi normal, hati merupakan sistem
filtrasi darah yang menerima darah yang berasal
dari vena mesenterika, lambung, limfe, dan
pankreas masuk melalui arteri hepatika dan vena
porta. Darah masuk ke hati melalui triad porta
yang terdiri dari cabang vena porta, arteri
hepatika, dan saluran empedu. Kemudian masuk
ke dalam ruang sinusoid lobul hati. Darah yang
sudah difilter masuk ke dalam vena sentral
kemudian masuk ke vena hepatik yang lebih
besar menuju ke vena cava inferior (Sease et al,
2008).

Cont..
Pada sirosis, adanya jaringan fibrosis dalam
sinusoid mengganggu aliran darah normal
menuju lobul hati menyebabkan hipertensi
portal yang dapat berkembang menjadi
varises dan asites. Berkurangnya sel
hepatosit normal pada keadaan sirosis
menyebabkan berkurangnya fungsi
metabolik dan sintetik hati. Hal tersebut
dapat memicu terjadinya ensefalopati
hepatik dan koagulopati (Sease et al, 2008)

3. Kolelitiasis
Stasis empedu dalam kandung empedu dapat
mengakibatkan supersaturasi progresif,
perubahan susunan kimia, pengendapan.
Gangguan kontraksi sfingter odci dan kandung
empedu dapat juga menyebabkan statis. Faktor
hormon (kehamilan) menyebabkan pengosongan
kandung empedu. Akibat satis, terjadilah
sumbatan empedu (saluran). Adanya batu akibat
statis yang progresif tadi memungkinkan terjadi
trauma dinding kandung empedu, hal ini dapat
memungkinkan infeksi bakteri lebih cepat

4. Kolesistisis
Kandung empedu memiliki fungsi sebagai tempat
menyimpan cairan empedu dan memekatkan
cairan yang ada di dalamnya dengan cara
mengarbsobsi air dan elektrolit. Airan empedu ini
adalah cairan elektrolit yang dihasilakn oleh sel
hati. Pada individu normal, cairan empedu
mengalir ke kandung empedu pada saat katup
Oddi tertutup. Dalam kandung empedu, cairan
empedu dipekatkan dengan mengarbsobsi air.
Derajat pemekatannya diperlihatkan oleh
peningkatan konsentrasi zat-zat padat.

Cont..
Statis empedu dalam kandung empedu dapat
mengakibatkan supersaturasi progresif, perubahan
susunan kimia dan pengendapan unsur tersebut.
Perubahan metabolisme disebabkan oleh perubahan
susunan empedu, statis empedu, dapat menyebabkan
infeksi kandung empedu. Jika pengobatan tertunda atau
tidak tersedia, dalam beberapa kasus kandung empedu
menjadi sangat terinfeksi dan bakan gangren. Hal ini dapat
mengakibatkan keracnunan darah (septikemia), yang
sangat serius dan dapat mengancam hidup. Mungkin
komplikasi lain termasuk kantong empedu dapat perforasi
(pecah), atau fistula (saluran) bisa terbentuk antara
kandung empedu dan usus sebagai akibat dai perdangan
lanjutan.

5. Kanker Hati
Kanker hati terjadi akibat kerusakan pada sel sel
parenkim hati yang biasa secara langsung disebabkan oleh
primer penyakit hati atau secara tidak langsung oleh
obstruksi aliran empedu atau gangguan sirkulasi hepatik
yang menyebabkan disfungsi hati. Sel parenkim hati akan
bereaksi tehadap unsur unsur yang paling toksik melalui
penggantian glikogen dengan lipid sehingga terjadi
infiltrasi lemak dengan atau tanpa nekrosis atau kematian
sel. Keadaan ini sering disertai dengan infiltrasi sel radang
dan pertumbuhan jaringan fibrosis. Regenerasi sel dapat
terjadi jika proses perjalanan penyakit tidak terlampau
toksik bagi sel sel hati. Sehingga terjadi pengecilan dan
fibrosis selanjutnya akan menjadi kanker hati.

Anda mungkin juga menyukai