Intoksikasi
Razky noormansyah
Pembimbing : dr.Yeppy A.N,SpB,FINaCS,MM
STATUS PASIEN
Nama Nama : Tn. M
Umur
: 39 tahun
Jenis kelamin: Laki Laki
Agama : Islam
Status perkawinan
: Sudah menikah
Pekerjaan : Buruh
No. RM : 560375
Alamat : Cipesing 3/2 Sela Awi
Talegong
Tanggal masuk RS : 15-07-2016
Tanggal pemeriksaan: 15-07-2016
ANAMNESA
Dilakukan secara autoanamnesis pasien pada hari Jumat, 15 July 2016 di IGD RSUD
Soreang.
Keluhan Utama: Sesak disertai pusing dan mual muntah berkali-kali setelah
meminum alcohol oplosan
Pasien datang dengan keluhan sesak sejak kemarin yang disertai pusing mual dan
muntah-muntah sebanyak lebih 10 kali 12 jam SMRS. Pasien mengaku telah
meminum alkohol yang di campur dengan komix 20 sachet dan ditambah dengan
kratingdaeng pada hari Rabu 13 July 2016. Muntah cair berwarna kemerahan, darah
(+), lendir (+). Pasien mengaku seorang alkoholik dan sering memakai obat-obatan.
Riwayat penyakit terdahulu:
Tidak pernah sampai separah ini.
Riwayat penyakit lainya:
Riwayat Hipertensi : (+)
Riwayat Asma : Disangkal
Riwayat Penyakit Jantung : Disangkal
Riwayat DM : Disangkal
Riwayat Alergi obat : Disangkal
Riwayat Penyakit Hepatitis : Disangkal
PEMERIKSAAN PASIEN
KU : Composmentis
TD
: 170/110 mmHg
RR
: 36x/menit
Nadi : 96x/menit
Suhu : 34.4 C
Status Generalis
Mata : Conjunctiva anemis (-) Sklera Ikterik (-) RCL/RCTL
Leher
: KGB TTM
Thorax : VBS Kiri=kanan Wheezing (-)/(-) Ronki (-)/(-)
Cor BJ I & II normal Murmur (-) Gallop(-)
Abdomen : Datar, Soepel, NT (+) a/r epigastrium BU (+)
Ekstrimitas
: Akral hangat, CRT <2.
Status lokalis
Nyeri Tekan pada kuadaran epigastrium
Tidak terdapat defans muskular
(+)/(+)
RESUME
Pemeriksaan Penunjang
Darah Rutin
Ureum Kreatinin
GDS
Urin Rutin
Diagnosa Kerja
Intoksikasi Alcohol Oplosan + Hipertensi Emergensi
TERAPI
Pemasangan NGT
Pemasangan Kateter Urin
Ringer Laktat 30gtt/menit
Omeprazole 1x1 IV
Sucralfat via NGT
Ondansetron 3x1 IV
Cefotaxim 2x1 IV
Captal via NGT
PROGNOSIS
Quo ad vitam
: ad dubia
Quo ad functionam
: ad dubia
Quo ad sanationam : ad dubia
TINJAUAN PUSTAKA
ANATOMI LAMBUNG
PERDARAHAN
FISIOLOGI LAMBUNG
FASE SEKRESI
Fase sekresi sefalik diatur oleh saraf. Penginderaan
penciuman dan rasa akan menimbulkan impuls
saraf eferen, yang akan merangsang serabut
vagus. Stimulasi nervus vagus akan menyebabkan
dibebaskannya asetilkolin dari dinding lambung.
Kemudia menyebabkan stimalus langsung pada
sel parietal dan sel epitel serta akan
membebaskan gastrin dari sel G antrum.
Melalui aliran darah, gastrin akan sampai pada sel
parietal dan akan menstimulasinya sehingga sel
itu membebaskan asam klorida.
Fase lambung
Fase usus
Intoksikas
i
Definisi
Intoksikasi atau keracunan adalah masuknya zat
ke dalam tubuh yang dapat mengakibatkan
gangguan kesehatan bahkan dapat
menyebabkan kematian.
Semua zat dapat menjadi racun bila diberikan
dalam dosis yang tidak seharusnya. Berbeda
dengan alergi, keracunan memiliki gejala yang
bervariasi dan harus ditindaki dengan cepat dan
tepat karena penanganan yang kurang tepat
tidak menutup kemungkinan hanya akan
memperparah keracunan yang dialami penderita.
Etiologi
Keracunan dapat disebabkan oleh beberapa hal, berdasarkan
wujudnya, zat yang dapat menyebabkan keracunan antara lain
: zat padat (obat-obatan, makanan), zat gas (CO2), dan zat cair
(alkohol, bensin, minyak tanah, zat kimia, pestisida, bisa/
racun hewan).
Racun racun tersebut masuk ke dalam tubuh manusia melalui
beberapa cara, diantaranya :
1. Melalui kulit
2. Melalui jalan napas (inhalasi)
3. Melalui saluran pencernaan (mulut)
4. Melalui suntikan
5. Melalui mata (kontaminasi maata)
Patofisiologi
Manifestasi Klinis
Ciri-ciri keracunan umumnya tidak khas dan dipengaruhi oleh
cara pemberian, apakah melalui mata, paru, lambung atau
melalui suntikan. Karena hal ini mungkin mengubah tidak hanya
kecepatan absorpsi dan distribusi suatu bahan toksik, tetapi juga
jenis dan kecepatan metabolismenya, pertimbangan lain meliputi
perbedaan respon jaringan.
Hanya beberapa racun yang menimbulkan gambaran khas
seperti pupil sangat kecil (pinpoint), muntah, depresi, dan
hilangnya pernapasan pada keracunan akut morfin dan alkaloid.
Kulit muka merah, banyak berkeringat, tinitus, tuli, takikardia dan
hiperventilasi sangat mengarah pada keracunan salisilat akut
(aspirin).
Riwayat menurunnya kesadaran yang jelas dan cepat, disertai
dengan gangguan pernapasan dan kadang-kadang henti jantung
pada orang muda sering dihubungkan dengan keracunan akut
dekstroprokposifen, terutama bila digunakan bersamaan dengan
alkohol.
Untuk zat aditif, gejala terdiri dari dua kelompok besar yaitu :
Kelompok Sindrom Simpatotimetik
Gejala yang sering ditemukan adalah dilusi, paranoid, takikardia,
hipertensi, keringat banyak, midriasis, hiperefleksi, kejang (pada
kasus berat), hipotensi (pada kasus berat) dan aritmia.
Antikholinergik
Sindroma Simpatomimetik
Intoksikasi Opiat, obat sedative atau
etanol
Sindroma Kolinergik
Sindroma Putus Alkohol
Diagnosis
Pada
pasien-pasien
tidak
sadar
harus
selalu
dipertimbangkan adanya kemungkinan terjadinya obat yang
overdosis. Informasi yang berkaitan dengan hal ini harus dilacak
dari keluarga, teman, atau pihak medik sebelumnya mengenai:
obat
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan radiologi
Laboratorium klinik
Pemeriksaan EKG
Penatalaksanaan
Stabilisasi
Dekontaminasi
Dekontaminasi
pulmonal
Dekontaminasi mata
Dekontaminasi kulit (rambut dan kuku)
Dekontaminasi gastrointestinal
Eliminasi
Antidotum
Primary survey
Airway :
Breathing :
Beri oksigen 100% , bila tidak adekuat lakukan intubasi
Circulation :
Antidotum
Komplikasi
Pada intoksikasi opiate :
Acute lung injury
Intravenous drug abuse
Selulitis
abses
Endocarditis
Pneumonia
Rhabdomyolysis
Prognosis
Intoksikasi opiate
Ad Dubia kemungkinan relaps yang cukup tinggi
Intoksikasi insektisida
Pada umumnya baik bila pengobatan belum
terlambat
Beberapa kesalahan pengobatan sering terjadi,
berupa:
Resusitasi kurang baik dikerjakan.
Eliminasi racun kurang baik.
Dosis atropin kurang adekuat, atau terlalu cepat
dihentikan.