Pendahuluan
Suatu metode analisis yang menggabungkan teknik
analisis regresi dan analisis ragam
Dalam analisis ini digunakan peubah pengiring untuk
mengurangi galat percobaan. Peubah ini dipilih
dengan hati-hati agar penggunaannya sesuai dengan
tujuan yaitu mengurangi keragaman galat percobaan
Setelah kita menganalisis data menggunakan
analisis ragam, sering didapatkan suatu kesimpulan
bahwa tidak ada perbedaan antar perlakuan. Hal ini
mengakibatkan ragam galat percobannya besar
sehingga perlu dicari faKtor-faktor lain yang
mempengaruhi obyek yang kita amati
Yij
= nilai pengamatan perlakuan ke-i pada
ulangan
ke-j
i
= nilai rata-rata pengamatan yang
sebenarnya
=pengaruh perlakuan ke-I
= koefisien regresi
X
= pengaruh pengukuran peubah bebas yang
X. .ij
ij
dihasilkan dari perlakuan ke-i dan ulangan
ke-j
Yij
= nilai pengamatan perlakuan ke-i pada
ulangan
ke-j
i
= nilai rata-rata pengamatan yang
j
sebenarnya
KTPD
H1 : minimal terdapat dua pengaruh perlakuan yang berbeda
KTGD
Fhit =
F( t 1 ),(( r 1 )( t 1 )1 )
Fdan
( t 1dibandingkan
),t ( r 1 )1 )
dengan Ftabel
dan
untuk RAL
untuk RAK
F( v1,v 2 )
Titik kritis =
JK P( X )
KT
1
)
JK
G ( X )
Dengan ketentuan :
ER = 1 , analisis ragam relatif sama dengan analisis peragam
ER < 1 , analisis ragam lebih efektif atau lebih teliti
ER > 1 , analisis peragam lebih efektif atau lebih teliti
t-1
JKP(Y)
JPP(XY)
JKP(X)
Galat
t(r-1)
JKG(Y)
JPG(XY)
JKG(X)
Total
rt-1
JKT(Y)
JPT(XY)
JKT(X)
SK
db Tabel Analisis
JK
KT
Fhitung
Peragam
untuk
RAL
Perlakuan
t-1
JKPD
KTPD =
Galat
t(r-1)-1
JKGD
KTGD =
Total
(rt-1)-1
JKTD
JK PD
t 1
JK GD
t( r 1 ) 1
KTPD
KTGD
db
JK(Y)
JP(XY)
JK(X)
Perlakuan
t-1
JKP(Y)
JPP(XY)
JKP(X)
Kelompok
r-1
JKK(Y)
JPK(XY)
JKK(X)
Galat
(t-1)(r-1)
JKG(Y)
JPG(XY)
JKG(X)
Total
rt-1
JKT(Y)
JPT(XY)
JKT(X)
db
JK
KT
Perlakuan
t-1
JKPD
KTPD =
Kelompok
r-1
JKKD
KTKD =
Galat
(r-1)(t-1)-1
JKGD
KTGD =
Total
(rt-1)-1
JKTD
Fhitung
JK PD
t 1
JK KD
r 1
JK GD
( r 1 )( t 1 ) 1
KTPD
KTGD
KTKD
KTGD
Contoh Kasus
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui Pengaruh antara tingkat
pertambahan konsentrat dan urea pada pembuatan silase batang
tebu terhadap konsumsi dan kecernaan in-vivo. Dilakukan pada 9 ekor
sapi peranakan Friesian Holstein (PFH) jantan berumur 11 12 bulan
dengan berat badan 146 194 kg. Pakan perlakuan yang diberikan
adalah silase batang tebu dengan penambahan konsentrat dan urea
yang disusun isoprotein kasar 12 % dengan proporsi :
R1 = Batang tebu 60 %, Konsentrat 40 %, Urea 0,85 %
R2 = Batang tebu 50 %, Konsentrat 50 %, Urea 0,44 %
R3 = Batang tebu 40 %, Konsentrat 60 %, Urea 0 % dari BK pakan
Dilakukan pada 3 kelompk berdasarkan Berat badan sapi peranakan
Friesian Holstein (PFH) jantan tersebut :
Kelompok I: 149.33 + 4.16 Kg
Kelompok II : 157.33 + 1.50 Kg
Kelompok II : 177.33 + 15.28 Kg
Kelompok
Total
Perlakuan
II
III
Xi.
Yi.
R1
160.5
4.42
167.5
4.38
202
4.51
530
13.31
R2
153
3.54
153
3.92
176
4.58
482
12.04
R3
155
3.85
179
5.08
175.5
4.62
509.5
13.55
468.5
11.81
499.5
13.38
553.5
13.71
1521.5
38.9
Total
kelompok X.j
dan Y.j
Pembahasan
Analysis of Variance for KBK (Y), using Adjusted SS for Tests
Source
DF
Seq SS
Adj SS
Adj MS
F
P
BB Awal
1
0.8617
0.5852
0.5852 3.90 0.105
Perlakua 2
0.1625
0.1625
0.0813 0.54 0.612
Error
5
0.7500
0.7500
0.1500
Total
8
1.7742
Term
Coef SE Coef
T
P
Constant
1.163
1.605
0.72 0.501
BB Awal 0.018686 0.009460
1.98 0.105
Perlakuan
R1
-0.0278 0.1963 -0.14 0.893
R2
-0.1521 0.1991 -0.76 0.479
1 2 ..... i
( JPG ( XY ) ) 2 / JK G ( X )
KTGD
Ftab = = 7.71
Keputusan : Terima Ho
Kesimpulan : Penggunaan berat badan (BB) awal (X, kg)
sebagai peubah
pengiring belum tepat.
ER