DEMENSIA
Pembimbing:
dr. Samino, Sp.S
(K)
DEFINISI
EPIDEMIOLOGI
Prevalensi demensia semakin meningkat dengan bertambahnya usia.
KLASIFIKASI
Ciri
Penampilan
Aktivitas
Sikap
Cara berjalan
Gerakan
Output verbal
Demensia Kortikal
Siaga, sehat
Normal
Lurus, tegak
Normal
Normal
Normal
Demensia Subkortikal
Abnormal, lemah
Lamban
Bongkok, distonik
Ataksia, festinasi, seolah berdansa
Tremor, khorea, diskinesia
Disatria, hipofonik, volum suara
Berbahasa
Kognisi
lemah
Normal
Tak terpelihara (dilapidated)
Memori
Kemampuan visuo-
memanipulasi pengetahuan)
Abnormal (gangguan belajar)
Abnormal (gangguan
spasial
Keadaan emosi
konstruksi)
Abnormal (tak
memperdulikan, tak
Contoh
menyadari)
Penyakit Alzheimer, Pick
Klasifikasi
Berdasark
an umur
Perjalanan
Penyakit
Demensia Senilis
Demensia Prasenilis
reversibel
irreversibel
ETIOLOGI
Gambaran Klinik
Patofisiologi
Berbagai jalur saraf yang menggunakan
neurotransmitter tertentu mengalami kerusakan
pada demensia terutama jalur kolinergik
(asetilkolin), noradrenergik, dopaminergik,
Jenis Neurotransmiter
Jenis Fungsi Kognisi
serotoninergik
dan peptidergik.
Asetilkolin (Ach)
Noradrenalin
Serotonin (5-HT)
recognition)
Dopamin
Kehilangan neuron
kolinergik yang
progresif
Penurunan Asetilkolin
yang progresif
Gangguan Kognisi,
Aktifitas sehari-hari,
dan perilaku
DEMENSIA TIPE
ALZHEIMER
DEMENSIA TIPE
ALZHEIMER
Neuropatologi
DEMENSIA
VASKULER
DEMENSIA
PENYAKIT PICK
Ditandai atrofi yang lebih banyak dalam daerah
frontotemporal.
Lebih sering pada laki-laki
DEMENSIA
CREUTZFELDT
JAKOB
Merupakan penyakit degeneratif otak
yang jarang , yang disebabkan oleh agen
progresif secara lambat dan dapat
ditransmisikan( agen infektif), paling
mungkin adalah suatu prion.
Ditandai dengan degenerasi spongiosa
pada otak, karena tidak adanya respon
imun inflamasi.
Masa inkubasi bisa relatif singkat atau
lama(8-16 tahun)
Onset
penyakit
ditandai
dengan
tremor,ataksia,myoklonus dan demensia
PENYAKIT
BINSWANGER
Sebagai ensefalopati arteriosklerotik
kortikal
ditandai dengan adanya banyak infarkinfark kecil pada substansia alba, jadi
menyerang daerah kortikal
DEMENSIA
PENYAKIT
HUNGTINGTON
Ditandai dgn perlambatan psikomotor
dan
kesulitan
melakukan
tugas
kompleks, tetapi ingatan, bahasa, dan
tilikan tetap utuh.
Beda dgn Demensia Alzhaimer :
tingginya insiden depresi & psikosis
gangguan koreoatetoid yg klasik
DEMENSIA
PENYAKIT
PARKINSON
Diagnosis
25-30
21- 24
10-20
< 10
= Normal
= gangguan kognitif ringan
= gangguan kognitif sedang
= berat
DIAGNOSIS BANDING
Penurunan kognitif akibat usia
Depresi
Amnesia
Retardasi mental
Skizofrenia
Penatalaksanaan
Terapi non-farmakologi
PENATALAKSANAAN
Farmakoterapi
Obat untuk demensia
Cholinergic-enhancing agents
Choline dan lecithin
Neuropeptide, vasopressin dan ACTH
Nootropic agents
Dihydropyridine
PROGNOSIS
Prognosis demensia vaskular lebih
bervariasi dari penyakit Alzheimer.
Pasien dengan penyakit alzheimer
mempunyai angka harapan hidup ratarata 4-10 tahun sesudah diagnosis dan
biasanya meninggal dunia akibat
infeksi sekunder. Penyebab kematian
lainnya untuk demensia secara umum
adalah komplikasi dari demensia,
penyakit kardiovaskular danberbagai
lagi faktor seperti keganasan.6
DAFTAR PUSTAKA
1. Maramis. 2005. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Surabaya : Airlangga University
Press. Hal. 87-92
2. Nasrun Martina Wiwie S. 2010. Demensia. Dalam: Elvira Sylvia D, Hadisukanto.
Buku Ajar Psikiatri. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia: Hal.494504.
3. Mardjono, M., Sidharta, P.2006. Neurologi Klinis Dasar. Jakarta:PT Dian Rakyat.
Hal. 211-214
4. Kelompok Studi Fungsi Luhur PERDOSSI.2004.Konsensus pengenalan dini dan
penatalaksanaan demensia vaskuler. Edisi 2. Jakarta : Eisai Hal. 1-7
5. Direktorat Kesehatan Jiwa Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (1993).
Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa di Indonesia III. Jakarta.
Departemen Kesehatan RI Direktorat Jenderal Pelayanan Medik.
6. Budiono, A., Julianti, R 2008.Demensia. Faculty of Medicine University of Riau.
Diakses pada tanggal 12 Januari 2013 dari http://yayanakhyar.wordpress.com
7. Guberman A. 1994. An Introduction to Clinical Neurology. Boston : Little Brown
and Coy, Hal. 69.
8. Gilroy J.1992.Basic Neurology Third Edition. New York : Pergamon press, Hal.
195.
9. Andriyani, Nita.2012.Demesia.Diunggah dari Scribd, pada tanggal 12 Januri