Anda di halaman 1dari 37

PAPER GINEKOLOGI

MIOMA UTERI
Disusun Oleh:

Pembimbing:

Azizah Nasution
7111080344

dr. H. Anwar Siregar, Sp.OG

SMF OBSTETRI DAN GINEKOLOGI


RUMAH SAKIT UMUM HAJI MEDAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
MEDAN
2016

DEFINISI

Mioma uteri adalah tumor jinak otot polos


yang terdiri dari sel-sel jaringan otot polos,
jaringan fibroid dan kolagen. Beberapa istilah
untuk mioma uteri antara lain fibromioma,
miofibroma, leiomiofibroma, fibroleiomioma,
fibroma dan fibroid.
Mioma uteri terdiri dari serabut-serabut otot
polos yang diselingi dengan untaian jaringan
ikat, dikelilingi kapsul yang tipis.

EPIDEMIOLOGI
Mioma uteri sering ditemukan pada
wanita usia reproduksi (20-25%) di
mana prevalensi mioma uteri
meningkat lebih dari 70% dengan
pemeriksaan patologi anatomi uterus.
Mioma uteri belum pernah dilaporkan
terjadi sebelum menarke, sedangkan
setelah menopause hanya kira-kira
10% mioma yang masih bertumbuh.

ETIOLOGI
Sampai saat ini belum diketahui penyebab pasti
mioma uteri dan diduga merupakan penyakit
multifaktoral.
Pengaruh hormon dalam pertumbuhan
dan perkembangan mioma:
Estrogen
Progesteron
Hormon
Pertumbuhan

faktor predisposisi
terjadinya mioma uteri
umur
paritas
Fungsi
ovarium
kehamilan

Klasifikasi Mioma Uteri

Perubahan sekunder berdasarkan


degenerasi

Atrof

Degene
rasi
membat

Degene
rsi
hialin

Degeras
i kistik

Degene
rasi
merah

Degene
rasi
lemak

Menurut Tempatnya Mioma Dibagi 4 Jenis

Mioma
submukosa

Mioma
subserosa

Mioma
intramural

Mioma
intraligam
enter

jenis-jenis mioma uteri

PATOFISIOL
OGI
Mioma uteri yang berasal dari
sel otot polos miometrium,
menurut teori onkogenik maka
patogenesa mioma uteri dibagi
menjadi 2 faktor yaitu inisiator
dan promotor. Faktor-faktor yang
menginisiasi pertumbuhan
mioma masih belum diketahui
pasti

MANIFESTASI KLINIS

PERDARAH
AN
ABNORNAL

RASA
NYERI

GEJALA
DAN
TANDA
PENEKANA
N

INFERTILITA
S DAN
ABORTUS

DIAGNOS
IS
AN
AM
NES
IS

PEMERIKS
AAN FISIK
PEMERIKSAAN
PENUNJANG

CARA PENANGANAN MIOMA UTERI


Indikasi mioma uteri yang diangkat adalah mioma uteri
subserosum bertangkai. Pada mioma uteri yang masih kecil
khususnya pada penderita yang mendekati masa
menopause tidak diperlukan pengobatan, cukup dilakukan
pemeriksaan pelvic secara rutin tiap tiga bulan atau enam
bulan.
Adapun cara penanganan pada mioma uteri yang perlu
diangkat adalah dengan pengobatan operatif diantaranya
yaitu dengan histerektomi dan umumnya dilakukan
histerektomi total abdominal.
Dari kedua pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa TAHBSO adalah suatu tindakan pembedahan dengan melakukan
insisi pada dinding perut untuk mengangkat uterus,
serviks,kedua tuba falopii dan ovarium pada malignant
neoplastic diseas, leymiomas dan chronic endometriosis

PENATALAKSANAAN

KONSERV
ATIF

TERAPI
OPERATI
F

TERAPI
MEDIKAMENTOS
A

BAGIAN PENATALAKSANAAN MIOMA UTERI

PENCEGAHAN
PARITAS
HINDARI
OBESITAS
RAJIN OLAHRAGA
HINDARI
PENGGUNAAN
KONTRASEPSI
ORAL
Hindari
penggunaan
Hormonal
Replacement
Therapy

KOMPLIKASI

DEGENERASI GANAS
TORSI (putaran
tangkai)
NEKROSIS DAN
INFEKSI

PROGNO
SIS
Prognosis mioma uteri baik, bila tanpa
komplikasi,
karena
mioma
uteri
akan
mengalami
regresi sesudah
menopause,
hanya 10% yang masih terus tumbuh.
Prognosa mioma uteri menjadi buruk, bila ada
regenerasi ganas atau komplikasi akibat
penekanan yang kronis, seperti hidronefrosis,
hidroureter. Perubahan degenerasi keganasan
hanya 0,32-0,6 % dari seluruh mioma.

LAPORAN
KASUS

LAPORAN KASUS GINEKOLOGI


STATUS ORANG SAKIT
IDENTITAS PASIEN
Nama : Nn. K
Umur : 53 Tahun
Agama : Islam
Suku : Jawa
Pekerjaan : IRT
Pendidikan : SMP
Alamat : Jl. Utama gg.sadi No.10 Medan
No RM : 25- 35- 08
Tanggal masuk : 22-08-2016
Pukul : 09.33 WIB
Identitas Suami : -

II. ANAMNESA

Ny.K, 53 tahun, Belum menikah, Islam, Jawa, IRT, SMP, Pasien datang ke VK dengan:
Keluhan Utama : Benjolan bagian bawah perut sebelah kiri
Telaah : Hal ini dialami 3 tahun ini. Bertambah sakit pada saat mentruasi, Riwayat
perdarahan dari kemaluan (-). Riwayat perdarahan diluar siklus haid (-). Riwayat keputihan (+)
warna putih, gatal (-). Riwayat penurunan BB (-). BAK (+) normal, BAB (+) normal.

Haid :
Menarche usia : 12 tahun
Siklus : Teratur, 28-30 hari
Lama haid : 5- 7 hari
Banyak darah : 2-3 kali ganti pembalut dalam
sehari
Dismenorea : (+)
Metrorrhagia : (-)
Menorrhagia : (-)
Spotting : (-)
Darah beku : (-)
Contact bleeding : (-)
Climacterium: (-)
Menopause : (-)

Kehamilan dan persalinan yang lalu : Keputihan


Jumlah : (+)
Warna : putih
Bau : (-)
Konsistensi : kental
Gatal (Pruritus vulvae) : (-)
Seksual/ Perkawinan: Tidak Menikah
Gizi dan Kebiasaan
Nafsu makan : Sedang
Perubahan berat badan : Sedang
Merokok / Suntil : Tidak
Alkohol : Tidak
Kebiasaan makan obat : Tidak ada
Obat-obat yang di masukan ke dalam vagina

: Tidak ada

Riwayat Penyakit Dahulu :


Riwayat penyakit Jantung
: (-)
Riwayat penyakit Paru : (-)
Riwayat penyakit Genitalia : (-)
Riwayat Pembedahan
: (-)
Riwayat hipertensi
: (-)
Riwayat Penyakit hati
: (-)
Riwayat Penyakit Ginjal
: (-)
Riwayat Penyakit kelamin : (-)
Riwayat Penyakit DM
: (-)

PEMERIKSAAN FISIK
Status Present
Sens: CM
Anemis : (-/-)
TD : 130/80 mmHg
Ikterik : (-/-)
HR : 71 x/i
Dyspnoe : (-)
RR : 20 x/i
Sianosis : (-)
T : 36,50 C
Oedem : (-)
TB : 156 cm
BB : 57 kg

Status
Kepala
Leher :
Thorax

Generalisata
: Dalam Batas Normal
KGB tidak teraba, TVJ normal
:

Cor : Bunyi Jantung normal, reguler, Bunyi Jantung Tambahan (-)


Pulmo : Suara pernapasan vesikuler, suara tambahan (-)
Kelenjar kelenjar supra / intra clavikula = tidak teraba
Mamae

Membesar : DBN
Hiperpigmentasi : tidak
Colostrums : tidak
Secret
: tidak
tumor-tumor : tidak
Tegang : tidak
Abdomen :
Membesar : Ya
Shiftting Dullness : (-)
Simetris / Asimetris : Simetris Meteorismus : (-)
Soepel : (+) Asites : (-)
Defense Musculaire : (-) Peristaltik Usus : (+)N
Hepar : Tidak Teraba Tumor : (+)
Lien : Tidak Teraba.
Genitalia exsterna :
Hymen : ada

STATUS GINEKOLOGI
PEMERIKAAN DALAM : TIDAK DILAKUKAN VAGINAL TOUCHER

Pemeriksaan Rectal Toucher :


Uterus antefleksi sebesar kepalan tangan orang dewasa
Adneksa kanan kiri dalam batas normal
Parametrium kanan kiri : Lemas
Cavum douglas : Tidak menonjol
Mukosa rectum licin
Spichter Ani ketat

Pemeriksaan Sekret Vagina :


Langsung : Tidak Dilakukan Pemeriksaan
Kultur : Tidak Dilakukan Pemeriksaan
PAPS SMEAR :
Diambil tanggal : Tidak Dilakukan Pemeriksaan
Hasil : Tidak Dilakukan Pemeriksaan
Anjuran : Tidak Dilakukan Pemeriksaan

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Radiologi
Thorax : Cor/Pulmo Dalam Batas normal
Abdomen : Tidak Dilakukan Pemeriksaan
BNO-IVP : Tidak Dilakukan Pemeriksaan
USG-TAS:
Kandung Kemih : terisi baik
Uterus :
Letak : Anteflexi
Besar : Sebesar kepalan tangan orang dewasa (normal: sebesar telur ayam, nullipara : 5,5- 8
cm x 3,5- 4 cm x 2- 2,5 cm, multipara: 9- 9,5 cm x 5,5 6 cm x 3- 3,5 cm), tampak
gambaran hiperechoic berbentuk kumparan
Uk : 6,8 x 7,6 cm
Adnexa : Dalam Batas Normal
Cairan Bebas : Kesan : Myoma Uteri

Pemeriksaan Tambahan :
Laparoskopi : Tidak Dilakukan Pemeriksaan
Pungsi : - Asites :Tidak Dilakukan Pemeriksaan
-Cavum Douglas :Tidak Dilakukan Pemeriksaan

DIAGNOSA
Myoma Uteri

RENCANA TINDAKAN

TAH BSO 25-08-2016


Persiapan:
Informed concern
Pasang IV line (RL 20 gtt/i)
Cek darah rutin, KGD ad random, RFT, LFT
EKG
SIO
Pasang kateter
Puasa 6-8 jam sebelum operasi
Lapor dr. Muslich SP.OG ACC

Hasil laboratorium tanggal 04-08-2016 pukul 11.31 wib


Hematologi

Darah rutin Nilai Nilai Rujukan satuan

Hemoglobin 13,712 16 g/dl

Hitung eritrosit 5,0 3,9 - 5,6


10*5/l

Hitung leukosit 5,600 4,000- 11,000 /l

Hematokrit 43,836-47 %

Hitung trombosit
312,000 150,000-450,000 /l

Index eritrosit
MCV 87,780 96
MCH 27,427 31
MCHC 31,230 34

Hitung jenis leukosit


Eosinofil 1 1 3 %
Basofil0 0 1 %
N.Stab0 2 6 %
N. Seg55 5375 %
Limfosit 37 2045 %
Monosit 7 48 %
LED 20 0-20 mm/jam

fL
pg
%

Kimia Klinik Satuan Nilai Rujukan


Glukosa Darah Sewaktu : 84mg/dL< 140

LAPORAN OPERASI

Operator: Dr.Muslich, Sp.OG


Tanggal: 25/Agustus/2016 pukul 09.20 WIB s/d 10.30 WIB
Ibu dibaringkan di meja operasi dengan kateter dan infuse terpasang baik.
Dilakukan spinal anestesi, dilakukan tindakan antiseptic dan aseptic dengan betadine dan
alkhohol 70% kemudian abdomen ditutup dengan duck steril kecuali lapangan operasi.
Dibawah spinal anastesi dilakukan insisi pfenenstil mulai dari kutis, subkutis.
Dengan menyisipkan pinset anatomi dibawahnya, fascia digunting kekanan dan kekiri otot
dikuakkan secara tumpul.
Peritoneum dijepit dengan klem, diangkat lalu digunting keatas dan kebawah evaluasi
cavum abdomen tampak uterus miomatosus, diputuskan untuk melakukan TAH - BSO
Ligamentum rotundum diklem dan digunting, kemudian diikat. Identifikasi ligamentum
infundibulo pelvikum diklem, diinsisi dan diikat.
Plica vesica uterine disisihkan dengan kasa, Kedua arteri uterine diklem dan dinsisi dengan
elctro dan dijahit.
Portio di klem kemudian dilakukan pemancungan hingga vagina posterior, puncak vagina
dijahit. Ligamentum sacrouterina diklem dan dinsisi dengan electrocauter kemudian diikat,
evaluasi perdarahan.
Puncak vagina dijahit dengan vicryl no. 1 dan evaluasi perdarahan
Dilakukan pencucian pada cavum abdomen, evaluasi ovarium kanan dan kiri, tampak
swelling di ovarium kiri, ovarium kanan dalam batas normal, diputuskan untuk dilakukan
TAH-BSO.
kemudian cavum abdomen ditutup lapis demi lapis.
Luka operasi dibersihkan dan ditutup supratul, kasa steril dan hipavix.
KU Post TAH + BSO : stabil

Tindakan Operasi : Total Abdominal Histerektomi + Bilateral Salpingo Ooforektomi


Terapi:
IVFD RL 20 gtt/i
Inj. Ceftriaxon 1gr/12jam
Inj. Gentamicyn 80mg/8jam
Inj. Ketorolac 30mg/8jam
Inj. Ranitidin 50mg/8jam
Observasi tanda vital dan tanda-tanda perdarahan
Tgl: 29- 08- 2016
Hasil pemeriksaan patologi anatomi
Makroskopis
Diterima uterus dengan kedua ovarium, uterus ukuran :18 x 10 x 6 cm, pada
pemotongan tampak massa tumor diameter 14 cm, ovarium ukuran terbesar 10 cm
dan kecil 2 cm
Mikroskopis:
Sediaan jaringan dari cervix dalam batas normal.
Sediaan jaringan dari massa tumor tampak gambaran sel- sel bentuk spindel yang
tersusun sejajar kesegala arah dan sebagian membentuk kumparan serta tampak
gambaran struktur kelenjar endometrium.
Sediaan jaringan dari ovarium tampak gambaran kista yang dilapisi oleh epitel torak
dengan inti kromatin dalam batas normal.
Kesimpulan:
Suatu myoma utery + adenomiosis + cyst adenoma serosum ovarium.

Follow up tanggal 26/08/2016 pukul 09.00 WIB

S : Post operasi
O : sens : compos mentis
TD

: 130/70 mmHg

HR : 65 x/I
RR

: 22 x/I T : 37,00C

SL : Abdomen : soepel, peristaltic (+)


P/V : (-)
L/O : Tertutup verban, kesan kering.
BAK : (+) kateter, OUP : 50 cc/ jam
BAB : (-)
Flatus : (-)
A :Post TAH+ BSO+ a/i Myoma Uteri H1

P:
IVFD RL 20 gtt/i
Inj Cefotaxim, 1 gr/12 jam
Inj Gentamicyn 80 mg/8 jam
Inj ditraneks 500 mg/12 jam
Inj ketorolac 30 mg/8 jam
Inj ranitidine 50 mg/12 jam

Follow up tanggal 27/08/2016 pukul 11.00 WIB

S : post op, mual (+), muntah (-)


O : sens : compos mentis TD : 100/70 mmHg
HR : 80 x/I
RR : 24 x/I
T : 36,500C

SL : Abdomen : soepel, peristaltic (+) normal


P/V : (-)
L/O : Tertutup verban, kesan kering.
BAB : (-)
BAK : via kateter (70cc/jam)
Flatus : (+)
A : Post Total Abdominal Histerektomi + Salpingo Ooforectomi
Sinistra atas indikasi Myoma Uteri
+ H2
P:
IVFD RL 20 gtt/i
Inj Ceftriaxone 1 gr/12 jam
Inj Gentamicyn 80 mg/8 jam
Inj ketorolac 30 mg/8 jam

Inj ranitidine 50 mg/12 jam


Ditranex 1 gr

Follow up tanggal 28/08/2016 pukul 10.00 WIB


S : post op
O : sens : compos mentis
TD

: 120/70 mmHg

HR : 69x/I
RR : 20 x/I
T : 35,700C
SL : Abdomen : soepel, peristaltic (+)
P/V : (-)
L/O : Tertutup verban, kesan kering.
BAB : (-)
BAK : (+)
A : Post Total Abdominal Histerektomi + Salpingo Ooforectomi
Sinistra atas indikasi Myoma Uteri
+ H33
P:
IVFD RL 20 gtt/i
Inj Cefotaxime 1 gr/12 jam
Inj Gentamicyn 80 mg/8 jam
Antasida syr 3 x cc
Pondex 3 x 1
Neurodex 2x 1
Inj ondansentron 1 amp(k/p)
R : Terapi Dilanjutkan
Mobilisasi Bertahap

Follow up tanggal 29/08/2016 pukul 10.00 WIB


S : O
TD
HR
RR
T :

: sens : compos mentis


: 120/60 mmHg
: 79 x/I
: 24 x/I
35,700C

SL :
P/V :
L/O :
BAB :
BAK :

Abdomen : soepel, peristaltic (+) N


(-)
Tertutup verban, kesan kering.
(-)
(-)

A
: Post Total Abdominal Histerektomi + Salpingo Ooforectomi
Sinistra atas indikasi Myoma Uteri
+ H44
P:
Cefotaxim 1 gr/ 12 jam
Grahabion 1 x 1
Fondex tab 2x1
Neurodex 2x1
Inj ondansentron 10 mg
Antasida syr 3 x cc

R : AFF kateter

Follow up tanggal 30/08/2016 pukul 10.00 WIB


S : O
TD
HR
RR
T :

: sens : compos mentis


: 110/70 mmHg
: 78 x/I
: 20 x/I
36,50C

SL :
P/V :
L/O :
BAK :
BAB :

Abdomen : soepel, peristaltic (+) N


(-)
Tertutup verban, kesan kering.
(+)
(-) , Flatus : (+)

A : Post Total Abdominal Histerektomi + Salpingo Ooforectomi


Sinistra atas indikasi Myoma Uteri
+ H5

R : PBJ dan kontrol ulang ke poli klinik kebidanan

KESIMPULAN
Mioma uteri adalah neoplasma jinak yang berasal dari otot
uterus dan jaringan ikat yang menumpangnya. Prevalensinya :
Tidak ditemukan pada wanita belum menarche
Jarang sekali pd wanita sebelum usia 20 tahun
Paling banyak usia 3545 tahun
Lebih sering pada wanita nulipara atau kurang subur
Setelah menopause kebanyakan sarang myoma lisut, hanya 10% yang
masih bertumbuh
212% dari semua pasien ginekologi yg dirawat

Jenis mioma uteri yang paling sering adalah jenis intramural


(54%), subserosa (48%), submukosa (6,1%) dan jenis
intraligamenter (4,4%).
Secara umum, penanganan mioma uteri terbagi atas
penanganan konservatif dan operatif. Mioma uteri pada pasien
yang masih menginginkan untuk mempunyai anak dapat
dilakukan tindakan miomektomi, sedangkan pada wanita yang
sudah tidak memerlukannya dapat dilakukan histerektomi
totalis.

TERIMAKASI
H

Anda mungkin juga menyukai