Anda di halaman 1dari 71

Dasar Hukum Pengawasan

Lingkungan Kerja.

1. UU No.1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja


pasal 2, pasal 3 ayat 1, f, g, I, j, k, l, m pasal 5,
pasal8,pasal9danpasal14.
2. UU No.3 tahun 1969 tentang persetujuan
Konvensi ILO No.120 mengenai Hygine dalam
perniagaandankantorkantorpsal7
3. Peraturan Menteri Perburuhan No.7 tahun 1964
tentang syarat kesehatan kebersihan serta
penerangandalamtempatkerja.
4. PermenakerNo.3/Men/1985tentangkeselamatan
dankesehatankerjaPemakaianasbes.

5. Permenaker No.03/Men/1986 tentang syarat


keselamatan dan kesehatan di tempat kerja yang
mengelolaPestisida
6. Kepmenaker No.51/Men/1999 tentang Nilai
AmbangBatasFaktorFisikadiTempatKerja
7. Kepmenaker
No.187/Men/1999
tentang
Pengendalian Bahan Kimia Berbahaya di Tempat
Kerja.
8. Instruksi
Menteri
Tenaga
Kerja
No.2/M/BW/BK/1984 tentang Pengesahan alat
PelindungDiri
9. Surat
Edaran
Menteri
Tenaga
Kerja
No.01/Men/1997 tentang Nilai Ambang Batas
FaktorKimiadll.UdaraLingkunganKerja

Pengertian Pengawasan Lingkungan Kerja


Pengawasan Lingkungan Kerja adalah serangkaian
kegiatan pengawasan dari semua tindakan yang
dilakukan oleh pegawai pengawas ketenagakerjaan
atas
pemenuhan
pelaksanaan
peraturan
perundang-undangan atas objek pengawasan
LingkunganKerja.
Lingkungan kerja adalah istilah generik yang
mencakup identifikasi dan evaluasi faktor-faktor
lingkungan yang memberikan dampak pada
kesehatantenagakerja(ILO)

Objek pengawasan Lingkungan


Kerja meliputi :
1. Faktor-faktorbahayaLingkunganKerja
2. HyginePerusahaan
3. Pengendalianbahayabesar
4. Pestisida
5. Bahankimiaberbahaya
6. Sanitasilingkungan
7. Alatpelindungdiri(APD)
8. Limbahindustri

RuangLingkupPengawasan
LingkunganKerja
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Penangananbahankimiaberbahaya.
PemeriksaanLingkunganKerja
Pemeriksaanpenggunaanpestisida
Pemeriksaanlimbahindustriditempatkerja
PemeriksaanHygineIndustri
Pemeriksaanalatpelindungdiri

Faktor-faktorBahayaLingkunganKerja
1. Faktorfisik
Kebisingan, temperatur, cahaya, radiasi,
getaran dll
2. Faktorkimia
Padat, cair, gas
3. Faktorbiologi
Serangga, bakteri, virus, parasit dll.
4. Faktorfisiologi(ergonomi)

Cara kerja, alat


1. Faktorpsikologi
Upah, kerja monoton, lokasi kerja yang
terpencil dll

BISING
Suara yang tidak diharapkan.
Pengaruh bising terhadap kerja :
kinerja
kesalahan
konsentrasi
komunikasi
merusak sistem pendengaran

NAB : 85 dBa

Kebisingan berdasarkan lokasi tempat kerja


-------------------------------------------------------------------------------Nilai bising (dB)
-------------------------------------------------------------------------------Kantor di pinggir jalan kecil, jendela tertutup
45 65
Kantor di pinggir jalan besar, jendela tertutup
60 80
Kantor dipakai 3 orang (bising sendiri)
55
Kantor dipakai 10 orang (bising sendiri)
60
-------------------------------------------------------------------------------

Sumber bising di industri


-------------------------------------------------------------------------------Nilai bising (dB)
-------------------------------------------------------------------------------Pabrik ketel uap
90 120
Dermaga penguji motor
90 100
Pabrik badan mobil
90 100
Pabrik mesin
75 90
Pons berat
95 110
Merapikan barang cor
95 115
Pabrik mebel
90 105
Gergaji bulat
75 105
Mesin penyerut
85 105
Pabrik tenun
95 105
Pabrik bir (pengisi botol)
85 95
Pabrik coklat (mencetak)
101 106

-------------------------------------------------------------------------------

Sumber bising lalu lintas


-------------------------------------------------------------------------------Kendaraan
Kecepatan Jarak
Tingkat suara
(km/jam)
lateral (m) (dB)
------------------------------------------------------------------------------- Sedan
50
6
74 84
Sepeda motor
60
7
81 98
Lori berat
50
6
85 97
Trem
30
5
83 - 90
-------------------------------------------------------------------------------

TIP UNTUK BISING


1. Pencegahan dimulai saat design
2. Bising dipisahkan dengan lingkungan kerja yang
memerlukan suasana mental skill
3. Bising dihambat
- Sumber
- Tranmisi
- Penerima
4. Absorbent dapat menekan bising 20 - 40 dB
5. VIBRASI ditekan dengan Re-silent material
6. Segala usaha gagal harus pakai APD

SUHU KERJA
Kerja di Indonesia dihadapkan kepada suhu luar,
kelembaban udara, pergerakan angin rendah.
Heat Stress menyebabkan :

Rendahnya kinerja

Mudah capek

Meningkatnya kesalahan
Standart (Kepmen 51/1999 ) : NAB Iklim kerja
menggunakan parameter ISBB
( hsl perhitungan antara suhu udara kering, suhu basah alami & Suhu
bola)

REAKSI TUBUH TERHADAP SUHU KERJA


-Meningkatnya sirkulasi darah
-Berkeringat untuk menurunkan suhu
-Pencegahan dengan banyak minum + garam

EXPOSURE berlebihan terhadap panas


- Heat cramp
- Penyesuaian kerja terhadap suhu setelah
bekerja selama 1 minggu di daerah tersebut
- Kinerja menurun pada suhu > 30o C
- Kelembaban juga mempengaruhi kinerja
- Ventilasi optimal mempengaruhi kinerja

TIP untuk suhu kerja :


1. Suhu kerja nyaman 21 - 26oC
2. Kecepatan udara 12 m/menit
3. Kelembaban udara 50 - 65 %
4. Masa istirahat kerja tergantung beban
panas yang diterima
5. Bekerja pada lingkungan panas harus
banyak minum cairan
6. Tidak dapat dikendalikan harus memakai APD

PERMASALAHAN CAHAYA KERJA


- Silau (GLARE)
- Cahaya terlalu sedikit
- Timbul bayangan
- Perubahan warna

CAHAYA
Cahaya optimal meningkatkan kinerja
Tergantung jenis pekerjaan
Penggunaan cahaya berlebihan : sakit kepala, mata.
-

ASPEK PENCAHAYAAN
FISIOLOGIS :
Kecukupan cahaya untuk identifikasi bentuk, warna dan
pemahaman terhadap benda sekeliling
PSIKOLOGIS :
Pertimbangan emosi dan intelektual pekerja yang
dipengaruhi oleh kecukupan cahaya dan peralatan sumber
cahaya

Efek psikologis warna


-------------------------------------------------------------------------------Warna
Efek jarak
Efek suhu
Efek psikis
------------------------------------------------------------------------------- Biru
jauh
sejuk
menenangkan
Hijau
jauh
sangat sejuk sgt menenangkan
sampai netral
Merah
dekat
panas
sgt mengusik dan
mempesona
Orange
sgt dekat
sgt panas
merangsang
Kuning
dekat
sgt panas
merangsang
Coklat
sgt dekat
netral
merangsang
Lembayung sgt dekat
sejuk
agresif,
mempesona, lesu
------------------------------------------------------------------------------

Panduan kadar cahaya


-------------------------------------------------------------------------------Jenis pekerjaan contoh
Kebutuhan kadar
cahaya (lx)
-------------------------------------------------------------------------------Tidak cermat
menumpuk barang
80 170
Agak cermat
memasang (tdk persis)
170 350
Cermat
membaca, menggambar 350 700
Sangat cermat
memasang
700 1000
-------------------------------------------------------------------------------

SUHU KERJA
- Kerja di Indonesia dihadapkan kepada suhu luar,
kelembaban udara, pergerakan angin rendah.
- Heat Stress menyebabkan :
Rendahnya kinerja
Mudah capek
Meningkatnya kesalahan

REAKSI TUBUH TERHADAP SUHU KERJA


-Meningkatnya sirkulasi darah
-Berkeringat untuk menurunkan suhu
-Pencegahan dengan banyak minum + garam

EXPOSURE berlebihan terhadap panas


- Heat cramp
- Penyesuaian kerja terhadap suhu setelah
bekerja selama 1 minggu di daerah tersebut
- Kinerja menurun pada suhu > 30o C
- Kelembaban juga mempengaruhi kinerja
- Ventilasi optimal mempengaruhi kinerja

TIP untuk suhu kerja :


1. Suhu kerja nyaman 21 - 26oC
2. Kecepatan udara 12 m/menit
3. Kelembaban udara 50 - 65 %
4. Masa istirahat kerja tergantung beban
panas yang diterima
5. Bekerja pada lingkungan panas harus
banyak minum cairan
6. Tidak dapat dikendalikan harus memakai APD

CAHAYA
- Cahaya optimal meningkatkan kinerja
- Tergantung jenis pekerjaan
- Penggunaan cahaya berlebihan : sakit kepala, mata.

ASPEK PENCAHAYAAN
FISIOLOGIS :
Kecukupan cahaya untuk identifikasi bentuk, warna dan
pemahaman terhadap benda sekeliling
PSIKOLOGIS :
Pertimbangan emosi dan intelektual pekerja yang
dipengaruhi oleh kecukupan cahaya dan peralatan sumber
cahaya

Efek psikologis warna


-------------------------------------------------------------------------------Warna
Efek jarak
Efek suhu
Efek psikis
------------------------------------------------------------------------------- Biru
jauh
sejuk
menenangkan
Hijau
jauh
sangat sejuk sgt menenangkan
sampai netral
Merah
dekat
panas
sgt mengusik dan
mempesona
Orange
sgt dekat
sgt panas
merangsang
Kuning
dekat
sgt panas
merangsang
Coklat
sgt dekat
netral
merangsang
Lembayung sgt dekat
sejuk
agresif,
mempesona, lesu
------------------------------------------------------------------------------

PERMASALAHAN CAHAYA KERJA


- Silau (GLARE)
- Cahaya terlalu sedikit
- Timbul bayangan
- Perubahan warna

Standar intensitas cahaya (PMP 7/64)


Pasal 10, 11, 12, 13,14

-------------------------------------------------------------------------------Tempat/ Jenis pekerjaan


contoh Kebutuhan
kadar
cahaya (lx)
-------------------------------------------------------------------------------Penerangan darurat
min 5
Penerangan halaman dan jalan
min 20
Membedakan barang kasar
min 50 (80 170)
Membedakan barang kecil sepintas lalu
min 100 (170 350 )
Membedakan barang kecil agak teliti
min 200
Membedakan barang kecil teliti
min 300
Membedakan barng contrast dlm waktu lama 500-1000
Membedakan bahang halus dlm waktu lama min 1000
------------------------------------------------------------------------------

STANDAR TINGKAT PENCAHAYAAN


(American Illuminating Engineering Society
(IES)
Jenis pekerjaan

Tingkat Illuminasi (Lux)

-Perakitan kasar

320
5400
10800
540
5400
2200
1600

- Perakitan teliti
- Perakitan sangat teliti
- Bekerja dari mesin kasar
- Bekerja dari mesin halus
- Gambar teknis
- Kerja kantor

ERGONOMI
Ergonomi :
- ERGOS berarti kerja
- NOMOS berarti hukum
Berkembang setelah Perang Dunia II
Pengalaman senjata perang : beban, ukuran, kapan
dibawa prajurit untuk MISI sukses
Pasca PD II - Aplikasi ilmiah :
- Metode kerja
- Peralatan
- Lingkungan
Standar ergonomi : PMP 7/64 psl 9

SISTIM KERJA dipengaruhi


Postur kerja salah
- Sakit pinggang, leher alat kaki
- Pekerjaan ada yang harus dikerjakan dengan
duduk, berdiri, berbaring dalam waktu lama
Peralatan kerja / tata letak
Metode kerja
Arus material
Ruang kerja

Survey keluhan sakit punggung dan lamanya


menderita sesuai jenis kerja
-------------------------------------------------------------------------------Presentase yang
Lamanya menderita
terkena penyakit
(dalam persentase)
selama bekerja
1 hr
3 mg
6 bln
-------------------------------------------------------------------------------Kerja ringan
52,7
25,5
12,1
2,3
Kerja berat

64,6

45,5

25,3

6,4

Seluruhnya
60
36
20
4
-------------------------------------------------------------------------------

Beban maksimum kerja fisik


-------------------------------------------------------------------------------Intensitas
kerja

DEWASA
Pria

Wanita

REMAJA
Pria

Wanita

-------------------------------------------------------------------------------Jarang

50

20

20

15

Rutin

18

12

11-16

7-11

------------------------------------------------------------------------------Catatan : satuan dalam kg

Hygiene Perusahaan

1.

Hygieneperusahaanadalahilmupengenalan,
penilaiandanpengendalianfaktor-faktor
bahaya,sehinggamasyarakattenagakerjadan
masyarakatterhindardariefeksampingan
kemajuanteknologi.

2.

Konsephygieneperusahaanterdiridari3
tahapankegiatan,yaitu:
Pengenalanlingkungan
Penilaianlingkungan
Pengendalianlingkungan

Pengenalan terhadap bahaya faktorfaktor lingkungan kerja


Pengenalan terhadap bahaya faktor-faktor yang
ada dilingkungan kerja yang timbul sebagai
akibat penggunaan terhadap teknologi proses
produksi akan meliputi pengetahuan dan
pengertian tentang berbagai jenis bahaya dan
pengaruh atau akibat yang dapat ditimbulkan
kepadakesehatantenagakerja.

Untuk Pengenalan lingkungan perlu


mempelajari;

Flowdiagramdarikegiatanprosesdanoperasi.
Kondisi operasi tiap tahap dalam rangkaian
operasidanproses.
Bahan baku, bahan pembantu, hasil antara, hasil
samping, hasil ( produk ) dan sisa produksi atau
bahanbuangan.
Jurnaljurnalteknik
Keluhandaritenagakerja

DALAM PENGENALAN LINGKUNGAN PERLU


DIPERHATIKAN :
1. Alat alat teknis penanggulangan apa yang
sudahtersedia/dipergunakan
2. Bentuk bahan baku yang dipergunakan dan
bagaimanadigunakan
3. Jumlah orang yang terpapar dan bekerja
disetiaptahapanproses

Penilaian Lingkungan

Penilaian lingkungan dimaksudkanuntuk


mengetahui secara kualitatif tingkat
bahaya dari suatu faktor bahaya
lingkungan yang timbul dengan Metoda
pengukuran, pengambilan sample serta
analisa
dilaboratorium,
kemudian
dibandingkandenganStandarbaku.

Manfaat dari penilaian lingkungan


adalah :
Penerapanteknikpengendaliandan
penenggulanganmerupakandasarutama.
Perencanaanalatalatpenanggulangan
Dokumenuntukinspeksi

Pengendalian Lingkungan
Penerapan metode teknik tertentu untuk
menurunkantingkatfaktorbahayalingkungan
sampai batas yang masih dapat ditolerir oleh
manusia dan lingkungannya dengan Nilai
AmbangBatas(NAB).

NilaiAmbangBatasBahanKimiaadalahkadar
rata-rata dari bahan kimia dalam lingkungan
kerjaagartenagakerjayangbekerjapalinglama
8 jam perhari dan 40 jam perminggu tidak
mengalamigangguankesehatanataugangguan
kenyamanankerja.

Hirarki Pengendalian Potensi


Bahaya K3
A. Pengendalian Teknis ( Engineering
Control)
1.
2.
3.
4.
5.

Eliminasi
Substitusi
Isolasi
Perubahan Proses
Ventilasi

B. Pengendalian Administratif
1.
2.

Pengurangan waktu kerja


Rotasi, Mutasi

C. Alat Pelindung Diri

PENGENDALIAN BAHAYA BESAR

Bahaya besar ( Major Hazard ) didefinisikan


sebagaisuatuaktivitasindustriyangmenghasilkan
ataumenggunakanbahanberbahayadalam
jumlahyangberpotensiuntukmenimbulkan
kerusakanluasdankematianataumencederai
orang-orang,baikyangadadidalamataudiluar
pabrik.

Pengendalian bahaya besarmenyangkutmasalah


pencegahandanpenguranganakibatkecelakaan
besaryaitukecelakaanyangdapatmembahayakn
orang-orangdanhartabenda,tidaksajadi
perusahaanitusendiri,tetapijugadilingkungan
sekelilingperusahaantersebut.

SE No. 140 / DPKK/III/2004


PEMENUHAN KEWAJIBAN SYARAT-SYARAT
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DI INDUSTRI
KIMIA DENGAN POTENSI BAHAYA BESAR
( MAJOR HAZARD INSTALLATION )

Latar belakang
bencana industri ( major accident) telah menimbulkan
kerugian yang tidak sedikit baik tenaga kerja, moril
dan material.
Guna mengantisipasi terulangnya kembali bencana
industri tersebut dipandang perlu mengambil langkahlangkah segera dan sistimatis untuk mengendalikan
potensi bahaya industri kimia baik potensi bahaya
berskala kecil, sedang maupun potensi bahaya besar
( major hazard installation ).

Melaksanakan secara utuh ketentuan dalam


Kepmenaker No. Kep. 186/Men/1999 tentang Unit
Penanggulangan Kebakaran di Tempat Kerja meliputi

Pengendalian setiap bentuk energi;


Penyediaan sarana deteksi, alarm, pemadam
kebakaran dan sarana evakuasi;
Pengendalian penyebaran asap, panas dan gas;
Pembentukan unit penanggulangan kebakaran di
tempat kerja;
Menyelenggarakan latihan dan gladi
penanggulangan kebakaran secara berkala.;
Memiliki buku rencana penanggulangan keadaan
darurat kebakaran;
Memiliki Ahli K3 Kebakaran, koordinator unit
penanggulangan kebakaran dan petugas peran
kebakaran;

2.

Melaksanakan secara utuh


ketentuan dalam
Kepmenaker No. Kep. 187/Men/1999 tentang
Pengendalian Bahan Kimia Berbahaya di Tempat
Kerja, meliputi :

Penyediaan Lembar Data Keselamatan Bahan dan label;


Memiliki Ahli K3 Kimia dan Petugas K3 Kimia;
Menyampaikan daftar nama dan sifat kimia serta kuantitas
bahan kimia berbahaya (Formulir Lampiran II Kep.
187/Men/1999)
Membuat Dokumen Pengendalian Instalasi Potensi Bahaya
Besar / Menengah .

Identifikasi bahaya, penilaian dan pengendalian resiko


Kegiatan teknis, rancang bangun, konstruksi, pemilihan
bahan kimia, serta pengoperasian dan pemeliharaan instalasi
Kegiatan pembinaan tenaga kerja di tempat kerja;
Rencana dan prosedur tanggap darurat
Prosedur kerja aman
Melakukan riksauji faktor kimia sekurang-kurangnya /6 bln
Melakukan riksa uji instalasi sekurang-kurangnya 2 tahun sekali;
Melakukan pemeriksaan kesehatan tenaga kerja

Pestisida
PermenPermenaker No.03/Men/1986 tentang syarat
keselamatan dan kesehatan di tempat kerja yang mengelola
Pestisida

Pestisida adalah semua zat kimia dan bahan lain serta


jasad renik dan virus yang dipergunakan untuk :

Memberantas dan mencegah hama-hama dan penyakit yang


merusak tanaman, bagian tanaman atau hasil-hasil tanaman.
Memberantas rerumputan
Mematikan dan mencegah pertumbuhan yang tidak diinginkan
Mengatur dan merangsang pertumbuhan tanaman atau bagian
tanaman tidak termasuk pupuk, hewan piaraan dan ternak.
Memberantas atau mencegah binatang-binatang atau jasad renik
dalam rumah tangga, bangunan dan dalam alat-alat
pengangkutan.
Memberantas atau mencegah binatang-binatang yang dapat
menyebabkan penyakit pada manusia atau binatang yang perlu
dilindungi dengan penggunaaan pada tanaman, tanah atau air.

PENGENDALIAN BAHAN KIMIA BERBAHAYA


DI TEMPAT KERJA
Kep.Men. Tenaga Kerja No. KEP.187/MEN/1999)

Latar belakang:
Kegiatan industri yang mengolah, menyimpan,
mengedarkan, mengangkut dan
mempergunakan bahan-bahan kimia berbahaya
akan terus meningkat sejalan dengan
perkembangan pembangunan sehingga
berpotensi untuk menimbulkan bahaya besar
bagi industri, tenaga kerja, lingkungan maupun

sumberdaya lainnya.

Ba han kimia dalam bentuk tunggal atau


campuran yang berdasarkan sifat kimia;
fisika atau toksikologi berbahaya
terhadap tenaga kerja, instalasi dan
lingkungan

PENGUSAHA ATAU PENGURUS :


WAJIB MENGENDALIKAN BAHAN KIMIA
BERBAHAYA D I TEMPAT KERJA UNTUK
MENCEGAH TERJADINYA KECELAKAAN
KERJA & PENYAKIT AKIBAT KERJA

PENGENDALIAN BAHAN KIMIA


BERBAHAYA
(pasal 3)
Penyediaan Lembar Data Keselamatan
Bahan (LDKB) dan Label
Penunjukan Petugas K3 Kimia dan Ahli
K3 Kimia

Kriteria Bahan Kimia


Berbahaya (psl 9)
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.

Bahanberacun
Bahansangatberacun
Bahanreaktif
Bahanmudahmeledak
Bahanoksidator
Cairanmudahterbakar
Cairansangatmudahterbakar
Gasmudahterbakar

Faktor-faktor yang
mempengaruhi
tingkat bahaya
1.
2.
3.

Dayaracun
Carabahankimiamasukkedalamtubuh
Konsentrasimacamdanlamapaparan
bahankimia
4. Efekkombinasibahankimia
5. Kerentanan

SanitasiLingkungan
Sanitasi adalah usaha kesehatan yang menitikberatkan pada
pengawasan terhadap berbagai faktor lingkungan yang
mempengaruhi atau mungkin mempengaruhi derajat
kesehatan manusia.

Tujuan upaya sanitasi lingkungan:


1. Melakukan koreksi, yakni memperkecil dan
memodifikasi terjadinya bahaya dari lingkungan
2. Melakukan pencegahan, dalam arti mengefisienkan
pengaturan sumber-sumber lingkungan

Standar sanitasi (PMP 7/64)

Bangunan ( pasal 2)
Halaman, saluran air dan sampah (psl 3)
Perlengkapan gedung ( psl 4)
Pengaturan tempat kerja ( psl 5)
Kakus ( psl 6)
Tempat mandi, cuci muka & tangan, pakaian
kerja ( psl 7)
Syarat kantin dan catering ( psl 8)

Sistem pembuangan limbah

Inceneration
Sanitary landfill
Composting
Dumping
Dumping in water
Landfill
Individual incineration
Recycling

POLUSI DI LINGKUNGAN KERJA


Sangat mempengaruhi kesehatan dan
kenyamanan kerja
Perlu memperhatikan aliran udara :
- ventilasi pasif : jendela / bukaan
- ventilasi aktif : exhaust van, AC

Manajemen APD
Identifikasi & evaluasi potensi
bahaya
Pemilihan yang tepat & kesesuaian
Diklat
Pemeliharaan
Kesadaran Manajemen & pekerja

Dasar Hukum
Undang-undang No.1 tahun 1970.
Pasal 3 ayat (1) butir f : Dengan peraturan

perundangan ditetapkan syarat - syarat untuk


memberikan APD
Pasal 9 ayat (1) butir c : Pengurus diwajibkan
menunjukkan dan
menjelaskan pada tiap
tenaga kerja baru tentang APD .
Pasal 12 butir b : Dengan peraturan perundangan
diatur kewajiban dan atau hak tenaga kerja untuk
memakai APD .
Pasal 14 butir c : Pengurus diwajibkan menyediakan
APD secara cuma-cuma

Dasar Hukum
Instruksi Menteri Tenaga Kerja No.
Ins.2/M/BW/BK/1984 tentang Pengesahan ALat
Pelindung Diri
Setiap produk APD yang dibuat/dihasilkan didalam

negeri harus melalui/memilki sertifikat kelayakan


dari Direktorat BNKK & Hyperkes Depnakertrans

Produk APD dari luar negeri memilki sertifikat

kelayakan yang senilai dengan standar di Indonesia


dapat beredar dengan rekomendasi dari direktorat
BNKK & Hyperkes Depnakertrans.

Dasar Hukum
Surat Edaran No. SE. 05/BW/1997 tentang
Penggunaan APD
Untuk menjamin APD yg digunakan efektif dan sesuai
dgn bhy lingkungan kerja yg dihadapi maka perlu
proses penilaian dan pengesahan.
semua alat pelindung diri yang diedarkan dan
digunakan di seluruh Indonesia harus sudah terdaftar
dan disetujui oleh Depnakertrans.
Surat Edaran No. SE. 06/BW/1997 tentang
Pendaftaran APD
Edaran bagi distributor untuk mendaftarkan APD yang
diproduksi
Hampir semua Peraturan-peraturan menyangkut
syarat-syarat K3 mewajibkan pemakaian APD.

Jenis-jenis APD dan


Penggunaannya
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

A.P. Kepala
A.P. Muka dan Mata
A.P. Telinga
A.P. Pernafasan
A.P. Tangan
A.P. Kaki
Pakaian Pelindung
Safety Belt

Alat Pelindung Kepala


Topi Pelindung
Melindungi kepala dari benda keras, pukulan dan
benturan, terjatuh dan terkena arus listrik.

Tutup Kepala
Melindungi kepala dari kebakaran, korosi,
panas/dingin

Hats/cap
Melindungi kepala dari kotoran debu atau
tangkapan mesin-mesin berputar

Alat Pelindung Muka dan Mata


Type of Work

Hazards

Acetylene welding

Sparks, harmful rays, molten metals/flying


aerosols

Handling of chemicals

Chemical burns resulting from splash of


chemicals

Cutting

Flying particle

Arc welding

Sparks, intense rays, molten metals

Furnace work

Glare, heat, molten metals

Light grinding work

Flying aerosols

Heavy grinding work

Flying aerosols

For use at laboratories

Splash of chemicals or broken glasses

Machine operation

Flying aerosols

Metal welding

Heat, glare, sparks and flying aerosols

Spot welding

Flying aerosols and sparks

Alat Pelindung Telinga


Sumbat telinga ( ear plug )
Dapat mengurangi intensitas suara 10 s/d 15 dB

Tutup telinga ( ear muff )


Dapat mengurangi intensitas suara 20 s/d 30 dB

AlatPelindungPernapasan
Respiratory protectors for breathing
Air purifying respirators

Powered filter type

Mutual
use for
gas,
vapor and
aerosols

For
gas
and
vapor

For
aeros
ols

Coumpound type(1)

Non powered filter type

Mutual
use for
gas,
vapor
and
aerosol

For gas
and vapor
(chemi
cal cartri
dge)

Supplied air respirators

Self contained respirator

For
aero
sols
( dust
respir
ator)

Circulation
type
respirator

Semi
enclo
sed
respi
rator
(1)

Air mask

Semi
Open
respi
rator

Open
respi
rator

AlatPelindungTangan
Cotton

Cotton

Very common

Synthetic fiber

Often used for work in the winter Gloves

Coated

For better handling

For handling

For general purpose and heavy work

For welding

For gas and electric welding

Leather

Gloves
For handling

For general purpose and heavy work


For light work, cooking and house keeping

Rubber
For chemicals

For special
purposes

Chemical resistant
Oil resistant
Solvent resistant
Vibration, heat resistant, Cut- proof,
,insulated, others.

Alat Pelindung Kaki


Pada industri ringan/ tempat kerja biasa
Cukup dengan sepatu yang baik

Sepatu pelindung ( safety shoes)


Dapat terbuat dari kulit, karet, sintetik atau plastik

Untuk mencegah tergelincir


Dipakai sol anti slip

Untuk mencegah tusukan


Dipakai sol dari logam

Terhadap bahaya listrik


Sepatu seluruhnya harus di jahit atau direkat tak boleh
memakai paku.

Pakaian Pelindung
ExampleofDermalHazardCategories
Hazard

Examples

Chemical

Dermal toxins
Systemic toxins
Corrosives
Allergens

Physical

Thermal hazards (hot/cold)


Vibration
Radiation
Trauma producing

Biological

Human pathogens
Animal pathogens
Enviromental pathogens

Safety Belt
Berguna untuk melindungi tubuh dari
kemungkinan terjatuh, biasanya digunakan pada

pekerjaan konstruksi dan memanjat


serta tempat tertutup atau boiler.

Harus dapat menahan beban sebesar 80 Kg.

Anda mungkin juga menyukai