Pengawasan Lingkungan Kerja AK3
Pengawasan Lingkungan Kerja AK3
Lingkungan Kerja.
RuangLingkupPengawasan
LingkunganKerja
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Penangananbahankimiaberbahaya.
PemeriksaanLingkunganKerja
Pemeriksaanpenggunaanpestisida
Pemeriksaanlimbahindustriditempatkerja
PemeriksaanHygineIndustri
Pemeriksaanalatpelindungdiri
Faktor-faktorBahayaLingkunganKerja
1. Faktorfisik
Kebisingan, temperatur, cahaya, radiasi,
getaran dll
2. Faktorkimia
Padat, cair, gas
3. Faktorbiologi
Serangga, bakteri, virus, parasit dll.
4. Faktorfisiologi(ergonomi)
BISING
Suara yang tidak diharapkan.
Pengaruh bising terhadap kerja :
kinerja
kesalahan
konsentrasi
komunikasi
merusak sistem pendengaran
NAB : 85 dBa
-------------------------------------------------------------------------------
SUHU KERJA
Kerja di Indonesia dihadapkan kepada suhu luar,
kelembaban udara, pergerakan angin rendah.
Heat Stress menyebabkan :
Rendahnya kinerja
Mudah capek
Meningkatnya kesalahan
Standart (Kepmen 51/1999 ) : NAB Iklim kerja
menggunakan parameter ISBB
( hsl perhitungan antara suhu udara kering, suhu basah alami & Suhu
bola)
CAHAYA
Cahaya optimal meningkatkan kinerja
Tergantung jenis pekerjaan
Penggunaan cahaya berlebihan : sakit kepala, mata.
-
ASPEK PENCAHAYAAN
FISIOLOGIS :
Kecukupan cahaya untuk identifikasi bentuk, warna dan
pemahaman terhadap benda sekeliling
PSIKOLOGIS :
Pertimbangan emosi dan intelektual pekerja yang
dipengaruhi oleh kecukupan cahaya dan peralatan sumber
cahaya
SUHU KERJA
- Kerja di Indonesia dihadapkan kepada suhu luar,
kelembaban udara, pergerakan angin rendah.
- Heat Stress menyebabkan :
Rendahnya kinerja
Mudah capek
Meningkatnya kesalahan
CAHAYA
- Cahaya optimal meningkatkan kinerja
- Tergantung jenis pekerjaan
- Penggunaan cahaya berlebihan : sakit kepala, mata.
ASPEK PENCAHAYAAN
FISIOLOGIS :
Kecukupan cahaya untuk identifikasi bentuk, warna dan
pemahaman terhadap benda sekeliling
PSIKOLOGIS :
Pertimbangan emosi dan intelektual pekerja yang
dipengaruhi oleh kecukupan cahaya dan peralatan sumber
cahaya
-Perakitan kasar
320
5400
10800
540
5400
2200
1600
- Perakitan teliti
- Perakitan sangat teliti
- Bekerja dari mesin kasar
- Bekerja dari mesin halus
- Gambar teknis
- Kerja kantor
ERGONOMI
Ergonomi :
- ERGOS berarti kerja
- NOMOS berarti hukum
Berkembang setelah Perang Dunia II
Pengalaman senjata perang : beban, ukuran, kapan
dibawa prajurit untuk MISI sukses
Pasca PD II - Aplikasi ilmiah :
- Metode kerja
- Peralatan
- Lingkungan
Standar ergonomi : PMP 7/64 psl 9
64,6
45,5
25,3
6,4
Seluruhnya
60
36
20
4
-------------------------------------------------------------------------------
DEWASA
Pria
Wanita
REMAJA
Pria
Wanita
-------------------------------------------------------------------------------Jarang
50
20
20
15
Rutin
18
12
11-16
7-11
Hygiene Perusahaan
1.
Hygieneperusahaanadalahilmupengenalan,
penilaiandanpengendalianfaktor-faktor
bahaya,sehinggamasyarakattenagakerjadan
masyarakatterhindardariefeksampingan
kemajuanteknologi.
2.
Konsephygieneperusahaanterdiridari3
tahapankegiatan,yaitu:
Pengenalanlingkungan
Penilaianlingkungan
Pengendalianlingkungan
Flowdiagramdarikegiatanprosesdanoperasi.
Kondisi operasi tiap tahap dalam rangkaian
operasidanproses.
Bahan baku, bahan pembantu, hasil antara, hasil
samping, hasil ( produk ) dan sisa produksi atau
bahanbuangan.
Jurnaljurnalteknik
Keluhandaritenagakerja
Penilaian Lingkungan
Pengendalian Lingkungan
Penerapan metode teknik tertentu untuk
menurunkantingkatfaktorbahayalingkungan
sampai batas yang masih dapat ditolerir oleh
manusia dan lingkungannya dengan Nilai
AmbangBatas(NAB).
NilaiAmbangBatasBahanKimiaadalahkadar
rata-rata dari bahan kimia dalam lingkungan
kerjaagartenagakerjayangbekerjapalinglama
8 jam perhari dan 40 jam perminggu tidak
mengalamigangguankesehatanataugangguan
kenyamanankerja.
Eliminasi
Substitusi
Isolasi
Perubahan Proses
Ventilasi
B. Pengendalian Administratif
1.
2.
Latar belakang
bencana industri ( major accident) telah menimbulkan
kerugian yang tidak sedikit baik tenaga kerja, moril
dan material.
Guna mengantisipasi terulangnya kembali bencana
industri tersebut dipandang perlu mengambil langkahlangkah segera dan sistimatis untuk mengendalikan
potensi bahaya industri kimia baik potensi bahaya
berskala kecil, sedang maupun potensi bahaya besar
( major hazard installation ).
2.
Pestisida
PermenPermenaker No.03/Men/1986 tentang syarat
keselamatan dan kesehatan di tempat kerja yang mengelola
Pestisida
Latar belakang:
Kegiatan industri yang mengolah, menyimpan,
mengedarkan, mengangkut dan
mempergunakan bahan-bahan kimia berbahaya
akan terus meningkat sejalan dengan
perkembangan pembangunan sehingga
berpotensi untuk menimbulkan bahaya besar
bagi industri, tenaga kerja, lingkungan maupun
sumberdaya lainnya.
Bahanberacun
Bahansangatberacun
Bahanreaktif
Bahanmudahmeledak
Bahanoksidator
Cairanmudahterbakar
Cairansangatmudahterbakar
Gasmudahterbakar
Faktor-faktor yang
mempengaruhi
tingkat bahaya
1.
2.
3.
Dayaracun
Carabahankimiamasukkedalamtubuh
Konsentrasimacamdanlamapaparan
bahankimia
4. Efekkombinasibahankimia
5. Kerentanan
SanitasiLingkungan
Sanitasi adalah usaha kesehatan yang menitikberatkan pada
pengawasan terhadap berbagai faktor lingkungan yang
mempengaruhi atau mungkin mempengaruhi derajat
kesehatan manusia.
Bangunan ( pasal 2)
Halaman, saluran air dan sampah (psl 3)
Perlengkapan gedung ( psl 4)
Pengaturan tempat kerja ( psl 5)
Kakus ( psl 6)
Tempat mandi, cuci muka & tangan, pakaian
kerja ( psl 7)
Syarat kantin dan catering ( psl 8)
Inceneration
Sanitary landfill
Composting
Dumping
Dumping in water
Landfill
Individual incineration
Recycling
Manajemen APD
Identifikasi & evaluasi potensi
bahaya
Pemilihan yang tepat & kesesuaian
Diklat
Pemeliharaan
Kesadaran Manajemen & pekerja
Dasar Hukum
Undang-undang No.1 tahun 1970.
Pasal 3 ayat (1) butir f : Dengan peraturan
Dasar Hukum
Instruksi Menteri Tenaga Kerja No.
Ins.2/M/BW/BK/1984 tentang Pengesahan ALat
Pelindung Diri
Setiap produk APD yang dibuat/dihasilkan didalam
Dasar Hukum
Surat Edaran No. SE. 05/BW/1997 tentang
Penggunaan APD
Untuk menjamin APD yg digunakan efektif dan sesuai
dgn bhy lingkungan kerja yg dihadapi maka perlu
proses penilaian dan pengesahan.
semua alat pelindung diri yang diedarkan dan
digunakan di seluruh Indonesia harus sudah terdaftar
dan disetujui oleh Depnakertrans.
Surat Edaran No. SE. 06/BW/1997 tentang
Pendaftaran APD
Edaran bagi distributor untuk mendaftarkan APD yang
diproduksi
Hampir semua Peraturan-peraturan menyangkut
syarat-syarat K3 mewajibkan pemakaian APD.
A.P. Kepala
A.P. Muka dan Mata
A.P. Telinga
A.P. Pernafasan
A.P. Tangan
A.P. Kaki
Pakaian Pelindung
Safety Belt
Tutup Kepala
Melindungi kepala dari kebakaran, korosi,
panas/dingin
Hats/cap
Melindungi kepala dari kotoran debu atau
tangkapan mesin-mesin berputar
Hazards
Acetylene welding
Handling of chemicals
Cutting
Flying particle
Arc welding
Furnace work
Flying aerosols
Flying aerosols
Machine operation
Flying aerosols
Metal welding
Spot welding
AlatPelindungPernapasan
Respiratory protectors for breathing
Air purifying respirators
Mutual
use for
gas,
vapor and
aerosols
For
gas
and
vapor
For
aeros
ols
Coumpound type(1)
Mutual
use for
gas,
vapor
and
aerosol
For gas
and vapor
(chemi
cal cartri
dge)
For
aero
sols
( dust
respir
ator)
Circulation
type
respirator
Semi
enclo
sed
respi
rator
(1)
Air mask
Semi
Open
respi
rator
Open
respi
rator
AlatPelindungTangan
Cotton
Cotton
Very common
Synthetic fiber
Coated
For handling
For welding
Leather
Gloves
For handling
Rubber
For chemicals
For special
purposes
Chemical resistant
Oil resistant
Solvent resistant
Vibration, heat resistant, Cut- proof,
,insulated, others.
Pakaian Pelindung
ExampleofDermalHazardCategories
Hazard
Examples
Chemical
Dermal toxins
Systemic toxins
Corrosives
Allergens
Physical
Biological
Human pathogens
Animal pathogens
Enviromental pathogens
Safety Belt
Berguna untuk melindungi tubuh dari
kemungkinan terjatuh, biasanya digunakan pada