Anda di halaman 1dari 24

PERTEMUAN II

I M A N

DISKUSI KECIL
Anda percaya kepada Allah SWT? Jika ya, apa yang Anda

percayai?
Ada lima (5) hal yang umat Islam harus percayai ketika dia
mengaku beriman kepada Allah SWT. Apa saja lima (5) hal
itu? Diskusikan dengan teman Anda dan temukan kira-kira
apa jawabannya.

Kisah Jibril yang Menyamar


Sebagaimana dikisahkan sahabat Umar RA, suatu kali ketika sedang berada
di tengah majelis ada seorang laki-laki yang berpakaian sangat putih dan
berambut sangat hitam. Tak terlihat darinya tanda-tanda perjalanan jauh,
padahal tak seorangpun di antara anggota majelis yang mengenalnya.
Lalu ia duduk di hadapan Rasul dan menyandarkan lututnya pada lutut
Rasulullah dan meletakkant angannya dia tas paha Rasul. Dalam posisi
seperti itu, lelaki itu bertanya kepada Rasul tentang Islam, Iman dan Ihsan.

Jawaban Rasul tentang Iman


Ketika ditanya tentang apa itu Iman, Rasul menjawab: "Engkau beriman
kepada ALLAH, kepada para MALAIKAT-Nya, KITAB-KITAB-Nya, kepada
UTUSAN-UTUSAN-Nya, kepada HARI KIAMAT dan kepada TAKDIR yang
baik maupun yang buruk" . Mendengar jawaban itu, kemudian lelaki itu
berkata: Anda Benar!
Ketika lelaki itu pergi, Rasul kemudian berkata kepada Umar: Hai Umar,
tahukah kamu siapa lelaki itu? Umar menjawab tidak tahu. Lalu Rasul
berkata, Ia adalah Jibril.

HAKEKAT IMAN
Jadi, ketika kita mengatakan percaya kepada Allah SWT, maka hakekatnya
kita percaya kepada (1) MALAIKAT-Nya, (2) KITAB-KITAB-Nya, (3) kepada
UTUSAN-UTUSAN-Nya, (4) kepada HARI KIAMAT dan (5) kepada TAKDIR
yang baik maupun yang buruk.
Kelima hal ini selanjutnya merangkai menjadi satu kesatuan yang disebut
sebagai rukun iman.

1) MALAIKAT
Menurut Quraish Shihab, dalam Wawasan al-Quran, kata Malaikat terulang
sebanyak 88 kali sebagaimana kata setan. Sayangnya, pengetahuan
tentang malaikat ini sangat terbatas sekali. Sehingga, pengetahuan manusia
tentang malaikat ini terbatas kepada keterangan yang diberikan al-Quran
dan hadits.
Biarpun demikian, umat Islam wajib mengimani malaikat sebagai ciptaan
Allah SWT. Keimanan tersebut terutama bahwa malaikat memiliki tugastugas tertentu sesuai dengan yang difirmankan oleh Allah SWT.

SIFAT MALAIKAT
Malaikat memang tidak bisa dilihat secara kasat mata. Akan
tetapi, dalam ayat-ayat al-Quran, kita dapat mengetahui
beberapa sifatnya. Seperti, malaikat disebutkan sebagai mahluk
yang kuat.
Penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak
mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada
mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. (QS.
Tahrim: 6)

SIFAT MALAIKAT
Segala puji bagi Allah Pencipta langit dan bumi, Yang menjadikan malaikat
sebagai utusan-utusan (untuk mengurus berbagai macam urusan) yang
mempunyai sayap, masing-masing (ada yang) dua, tiga dan empat. Allah
menambahkan pada ciptaan-Nya apa yang dikehendaki-Nya.
Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. (QS. Fathiir: 1)
Malaikat yang bersayap ini tentu kita tidak tahu pasti bagaimana bentuknya,
sebab pengetahuan yang pasti hanya dari Allah SWT.

TIDAK BERNAFSU
Dan sesungguhnya utusan-utusan Kami (malaikat-malaikat) telah datang
kepada lbrahim dengan membawa kabar gembira, mereka mengucapkan:
Selamat. Ibrahim menjawab: Selamatlah, maka tidak lama kemudian
Ibrahim menyuguhkan daging anak sapi yang dipanggang. Maka tatkala
dilihatnya tangan mereka tidak menjamahnya, Ibrahim memandang aneh
perbuatan mereka, dan merasa takut kepada mereka. Malaikat itu berkata:
Jangan kamu takut, sesungguhnya kami adalah (malaikat-ma]aikat) yang
diutus kepada kaum Luth. (QS. Huud: 69 70)

Jumlah Malaikat
Sebagaimana disebutkan banyak ahli, jumlah malaikat itu sesungguhnya
sangat banyak sekali. Bahkan ada yang menyebut mencapai ribuan.
Meskipun banyak yang berpendapat secara umum bahwa yang wajib
diimani yakni ada 10 malaikat.
Kesepuluh malaikat dan tugasnya yakni: Jibril (menyampaikan wahyu),
Mikail (mengatur hujan dan tumbuhan), Israfil (Meniup sangkakala), Malik
(penjaga pintu neraka), Ridhwan (penjaga pintu surga), Munkar dan Nakir
(menanyakan dan memeriksa manusia di alam kubur), Izrail (malaikat maut),
Raqib dan Atid (mencatat perbuatan baik dan buruk).

2) KITAB-KITABNYA
Secara umum seorang muslim harus meyakini bahwa Allah SWT telah
menurunkan kitab-kitab kepada nabi dan Rasul dengan tujuan untuk
menjelaskan kebenaran.
Sesungguhnya kami telah mengutus rasul-rasul Kami dengan membawa
bukti-bukti yang nyata, dan telah Kami turunkan bersama mereka al-Kitab
dan neraca (keadilan) supaya manusia dapat melaksanakan keadilan itu.
(al-Baqarah: 213).

BEBERAPA KITAB
Umat Islam pada umumnya telah dikabarkan beberapa kitab yang wajib
untuk diyakini. Seperti Kitab Injil (Isa), Zabur (Daud), Taurat (Musa), dan alQuran (Muhammad Saw).
Sebagai umat Islam, al-Quran adalah kitab suci sepanjang zaman yang
diturunkan sebagai pedoman hidup seluruh umat manusia. Al-Quran adalah
kitab suci yang terakhir dan masih asli atau otentik jika dibandingkan
dengan kitab-kitab sebelumnya.

KITAB SUCI AL-QUR'AN


Al-Quran adalah kitab suci yang sungguh istimewa. Tidak ada kitab selain
al-Quran yang dibaca ratusan juta orang, meski tidak tahu artinya atau
bahkan tidak dapat menulis dengan aksaranya.
Tiada bacaan seperti al-Quran yang diatur tata cara membacanya, mana
yang dipendekkan, dipanjangkan, dipertebal atau diperhalus ucapannya, di
mana tempat terlarang atau boleh, atau harus memulai atau harus berhenti,
bahkan diatur lagu dan iramanya, bahkan sampai etika membacanya.

KEISTIMEWAAN
KITAB SUCI AL-QUR'AN
Tiada bacaan sebanyak kosakata Al-Quran yang berjumlah 77.439 kata,
dengan jumlah huruf 323.015 huruf. Lebih istimewa lagi, ada keseimbangan
dalam jumlah kata-katanya, baik antara kata dengan padanannya, maupun
kata dengan lawan kata dan dampaknya.
Contoh, kata hayat terulang sebanyak antonimnya maut, masing-masing
145 kali; akhirat terulang 115 kali sebanyak kata dunia; malaikat terulang 88
kali sebanyak kata setan; thuma'ninah (ketenangan) terulang 13 kali
sebanyak kata dhijg (kecemasan); panas terulang 4 kali sebanyak kata
dingin.

KEISTIMEWAAN
KITAB SUCI AL-QUR'AN
Kata infaq terulang sebanyak kata yang menunjuk dampaknya yaitu ridha
(kepuasan) masing-masing 73 kali; kikir sama dengan akibatnya yaitu
penyesalan masing-masing 12 kali; zakat sama dengan berkat yakni
kebajikan melimpah, masing-masing 32 kali.
Masih amat banyak keseimbangan lainnya, seperti kata yaum (hari) terulang
sebanyak 365, sejumlah hari-hari dalam setahun, kata syahr (bulan) terulang
12 kali juga sejumlah bulan-bulan dalam setahun.

KEISTIMEWAAN
KITAB SUCI AL-QUR'AN
"Allah menurunkan kitab Al-Quran dengan penuh kebenaran dan
keseimbangan (QS Al-Syura : 17).
Adakah yang bisa menyamai al-Quran? Bahkan Allah SWT menantang :
"Katakanlah, Seandainya manusia dan jin berkumpul untuk menyusun
semacam Al-Quran ini, mereka tidak akan berhasil menyusun semacamnya
walaupun mereka bekerja sama" (QS Al-Isra: 88).

AL-QUR'AN MENJADI PEDOMAN


Aku tinggalkan kepadamu dua perkara yang tidak akan menyesatkan
apabila kamu berpegang teguh kepada keduanya yakni kitabullah dan
sunnah rasul/hadits. (Al-Hadits).
Tidak kami lupakan suatu apapun dalam Kitab (al-Quran) itu (QS. Annahl 6:
38).
Dan kami turunkan kitab itu untuk menjelaskan segala-galanya. (QS. 6:
38).

Al-Qur'an Berisi Segalanya?


Tidak kami lupakan suatu apapun dalam Kitab (al-Quran) itu (QS. 6: 38).

Dan kami turunkan kitab itu untuk menjelaskan segala-galanya.


(QS. ?????).
Melihat 3 ayat di atas, apakah berarti al-Quran telah menjelaskan segalagalanya? Misalnya al-Quran menjelaskan sistem ekonomi, perbankan,
perdagangan, tatanegara, kesehatan, seni-budaya, bahkan hukum secara
mendetail hingga pedoman hidup kemanusiaan?

Mengkaji Isi al-Qur'an


Al-Quran yang disebut mengandung segala-galanya perlu dipahami

secara memadai agar tidak terjadi kesalahpahaman. Sebab, apa mungkin


al-Quran memuat tata cara pengobatan secara mendetail, padahal ilmu ini
berkembang pesat. Begitu juga dengan ilmu-ilmu duniawi lainnya.
Dari klasifikasinya misalnya, al-Quran seluruhnya berjumlah 6.236 ayat
dan 4.780 ayat atau 76,65% adalah ayat Makkiyah. Ayat Makkiyah
umumnya menjelaskan tentang keimanan, perbuatan baik dan jahat, pahala
dan ancaman, riwayat dari orang terdahulu.

Mengkaji Isi al-Qur'an


Ada 1.456 ayat (23,35 %) ayat Madaniah. Cirinya, membicarakan hal-hal

yang erat hubungannya dengan hidup kemasyarakatan. Karena dalam


periode ini Islam merupakan negara yang mempunyai daerah, rakyat,
pemerintahan, angkatan bersenjata dan lembaga-lembaga kemasyarakatan
lainnya.
Rinciannya, hidup kekeluargaan, perkawinan, perceraian, waris dsb (70
ayat); perdagangan dsb (70); Pidana (30); Hubungan islam non-Islam (25);
Pengadilan (13); hubungan kaya dan miskin (10), ketatanegaraan (10).

Mengkaji Isi al-Qur'an


Ada 1.456 ayat (23,35 %) ayat Madaniah. Cirinya, membicarakan hal-hal

yang erat hubungannya dengan hidup kemasyarakatan. Karena dalam


periode ini Islam merupakan negara yang mempunyai daerah, rakyat,
pemerintahan, angkatan bersenjata dan lembaga-lembaga kemasyarakatan
lainnya.
Rinciannya, hidup kekeluargaan, perkawinan, perceraian, waris dsb (70
ayat); perdagangan dsb (70); Pidana (30); Hubungan islam non-Islam (25);
Pengadilan (13); hubungan kaya dan miskin (10), ketatanegaraan (10).

Tidak Merinci
Artinya, al-Quran tidak merinci hal-hal yang mendetail. Seperti tidak

menyebut soal keuangan, perindustrian, pertanian dan sebagainya. Betul


disebut soal perdagangan/pertanian, tapi tidak menjelaskan sistem
perekonomian atau sistem pemerintahan yang digunakan.
AL-Quran hanya memberikan dasar atau patokannya. Hal-hal yang
mendetail itu adalah tugas manusia untuk memikirkannya. Di sinilah umat
manusia perlu menggunakan akal pikirannya.

Makna "Segala Sesuatu"


Lantas, soal segala sesuatu dalam surat al-anam (38) itu berkaitan dengan
konteks binatang yang di bumi dan di langit.
Dan Tiadalah binatang-binatang yang ada di bumi dan burung-burung yang
terbang dengan kedua sayapnya, melainkan umat (juga) seperti kamu.
Tiadalah Kami alpakan sesuatupun dalam Al-Kitab kemudian kepada
Tuhanlah mereka dihimpunkan.)
Ibnu Katsir dalam Tafsir alQuran al-Adhim menjelaskan, Allah mengetahui
semua binatang, tidak lupa memberi rizki kepada suatu binatang pun. Baik
di bumi maupun di langit.

Makna "Segala Sesuatu"


Sedangkan al-Zamakhsyari dalam tafsir al-Kasysyaaf menjelaskan bahwa
yang dimaksud dengan al-kitab dalam ayat tersebut bukanlah al-Quran,
tetapi lauh mahfuzh yang ada di langit.
Sebab, sebagaimana Rasyid Ridho, al-Kitab mengandung berbagai arti:
yaitu lauh mahfuzh, Umm al-Kitab dalam arti sumber al-Quran, ilmu Tuhan
yang mencakup tentang segala-galanya, dan juga al-Quran.

Anda mungkin juga menyukai