Abses Paru
Abses Paru
Anatomi
Fisiologi
DEFINISI
Infeksi destruktif berupa lesi nekrotik pada jaringan
Etiologi
Infeksi saluran pernapasan
Mikroorganisme
Jamur
Parasit
Mikrobakterium
Patofisiologi
Melalui :
Aspirasi
2. Hematogen
. Pling sering akibat aspirasi, stasis sekresi, benda
asing, tumor, dan striktur bronkial.
. Seing terjadi pada pasien bronkitis kronik bnyk
mukus pada saluran napas bawah media
pertumbuhan bakteri.
1.
Secara hematogen:
Akibat septikemia atau fenomena septik embolik,
Abses paru :
Primer
2. Sekunder (lanjutan)
.Abses primer : infeksi diakibatkan aspirasi atau pneumonia pada
orang normal.
.Abses sekunder : infeksi terjadi pada orang yang sebelumnya sudah
mempunyai kondisi seperti obstruksi, bronkiektasis, dan
ggn.imunitas.
.Abses paru akibat necrotizing pneumonia terjadi nekrosis dan
pencairan jaringan. (e/ Staphylococcus aureus, Klebsiella
pneumonia, dan grup Pseudomonas).
.Abses hepar bakterial atau amubik mengalami ruptur menembus
diafragma abses paru kanan dan rongga pleura.
1.
Predisposisi
Kondisi yang memudahkan terjadinya aspirasi:
Gangguan kesadaran alkoholisme, epilepsi, CVA, anestesi umum, drug
Gejala Klinis
Onset lambat/akut.
Abses akut:
Terjadi < 4-6 minggu.
Riwayat perjalanan penyakit 1-3 minggu.
Gejala awal :
putrid abscesses.
Abses sekunder akibat septik emboli paru dengan infark, timbul
dalam waktu 2-3 hari.
Pemeriksaan fisik:
Suhu badan 40C.
Nyeri tekan lokal.
Perkusi redup pada daerah abses.
Auskultasi suara napas bronkial, suara amforik (bila dekat
dinding dada), kadang-kadang ronkhi.
Gerakan dinding dada tertinggal pada paru yang lesi.
Vocal fremitus menghilang.
Tanda2 pendorongan mediastinum kontralateral (+).
Diagnosis
Gejala yang timbul bisa bermacam-macam.
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan darah perifer
Pemeriksaan bronkoskopi
Pemeriksaan radiologi
Differential Diagnosis
Penyebab infeksi : tuberkulosis, bulla infeksi, emboli
septik.
Penyebab bukan infeksi : kavitas oleh karena
keganasan, Wegeners granulomatosis, nodul
reumatoid, vaskulitis, sarkoidosis, infark paru,
kongenital (bulla, kista, belb).
Penatalaksanaan
Tujuan Eradikasi dengan pengobatan yang cukup
Penyembuhan sempurna abses paru tergantung dari
Penatalaksanaan
Non medikamentosa :
- Istirahat cukup
- Posisi miring dengan paru yang terkena abses
berada diatas
- Diet lunak TKTP
Pencegahan :
- Kebersihan mulut
- Penyakit perodontal
Penatalaksanaan
Medikamentosa
- Bakteri anaerob Klindamisin
- Staphilococus Penicilinase/Sefalosporin gen. I
- Septik nosokomial Vankomisin
- Nocardia Sulfonamide
- Amubik Metronidazole
Penatalaksaan
Kombinasi amoxicilin + as. Klavulanat digunakan
Penatalaksanaan
Indikasi operasi :
-Abses paru yang tidak mengalami perbaikan
-Komplikasi (empyema, hemoptisis masif, fistula
bronkopleura)
-Pengobatan penyakit yang mendasari (karsinoma
obstruksi primer/metastasis, pengeluaran benda
asing, bronkiektasis, kelainan kongenital)
Penatalaksanaan
Pasien dengan resiko tinggi operasi untuk sementara
Komplikasi
Penyebaran melalui aspirasi atau langsung.
Ruptur abses.
Tersering abses otak, hemoptisis masif, ruptur
Pencegahan
Perhatian pada kebersihan mulut.
Pengobatan segera pada infeksi paru akut.
Menghindari pemakaian anestesi umum pada
Prognosis
Ditentukan oleh respon pengobatan, antibiotik dan
TERIMA KASIH