Anda di halaman 1dari 21

PERCOBAAN VIII

EKSTRAKSI MINYAK IKAN


dari LIMBAH IKAN PARIN

TEKNIK KIMIA S-1 KELAS C 2015

KELOMPOK 2
ANTON ALGRINOV
(1507114913)
MAHRIANDHANIE CHIKA AL-FITRI (1507113677)
NADHIA GASANI PUTRI
(1507117817)
UTARI AVISA
(1507117613)
ZAMRI FADILAH
(1507123635)

LATAR BELAKANG
Indonesia sangat melimpah
akan
keanekaragaman
sumber daya laut, salah
satunya adalah ikan. Salah
satu jenis ikan yang banyak
diminati dan diproduksinya di
indonesia
mengalami
peningkatan
secara
signifikan setiap tahunnya
adalah ikan patin. Bagian
dari ikan patin yang tidak
dimanfaatkan adalah limbah
ikan patin.

Padahal limbah tersebut


bisa dimanfaatkan, salah
satunya
adalah
minyak
yang
terkandung
didalamnya.
Minyak
tersebut
dapat
diambil
menggunakan
beberapa
proses,
salah
satunya
proses
ekstraksi
Dry

IKAN PATIN
Ikan patin merupakan jenis
ikan
air
tawar
yang
bertubuh panjang dengan
warna putih pada tubuhnya
dan biru kehitaman pada
punggungnya. Ikan patin
tidak memiliki sisik dan
kepala ikan
relatif kecil
dengan
mulut
diujung
kepala agak kebawah.

Ikan
patin
mengandung
asam
lemak DHA sebesar
5,45% dan EPA sebesar
0,78%.
Dan kadar
lemak
total
yang
terkandung
adalah
2,55% sampai 3,42%,
dan
asam
oleat
merupakan
asam
lemak
tak
jenuh
tunggal yang paling
banyak terkandung di
dalam ikan patin yaitu
sebesar
7,43%.
Berdasarkan hasil dari
penelitian, kandungan
gizi didalam ikan patin
yang berupa lemak tak

MINYAK DAN LEMAK


Minyak dan lemak termasuk
dalam
golongan
lipida
sederhana.
Minyak
dan
lemak
yang
telah
dipisahkan dari jaringan
asalnya
mengandung
sejumlah kecil komponen
selain trigliserida, yaitu:
lipida
kompleks,
sterol,
asam lemak bebas, lilin,
pigmen, dan hidrokarbon.

Minyak dan lemak


terdiri dari:
1. Asam lemak jenuh
2. Asam lemak Tak
jenuh
3. Asam
lemak
bebas

EKSTRAK
SI

WET
RENDERI
NG

MECHANIC
EXPRESSION
DRY
RENDERI
NG

SOLVENT
EXTRACTION

BAHAN DAN ALAT YANG


DIGUNAKAN
ALAT-ALAT YANG
DIGUNAKAN
1. Oven
2. Corong Pisah
3. Buret
4. Pipet Tetes
5. Erlenmeyer
6. Gelas Kimia
7. Corong
8. Botol Kaca
9. Statip dan Klem
10.Serbet
11.Sarung Tangan
12.Penangas Air

BAHAN BAHAN YANG


DIGUNAKAN
1. Limbah Ikan Patin
2. Air
3. Natrium Sulfat Anhidrat
4. NaOH 0,1 N
5. PhenolPthalein
6. Alkohol (Etanol)
7. Vaseline

EKSTRAKSI DRY RENDERING DAN PENENTUAN


RENDEMEN

Pencucian

Pengovenan

Pengepresan

Na2S
O4

Minyak Ikan

Pemisahan

Air

PENENTUAN KADAR ASAM LEMAK BEBAS

Minyak
Ikan
Alkohol

Mixing

Pemanasa
n

Campuran
merah
muda

Titrasi

PENENTUAN DENSITAS
Timbang
Piknometer
Kosong
Timbang
Piknometer Isi
Hasil Densitas

LAJU PEMBENTUKAN ALB


Minyak Ikan

Pengendapan

ALB

PENCUCIAN
Limbah
ikan
patin
dicuci
sebanyak 3 kali pembilasan,
dimana pencucian ini berfungsi
untuk menghilangkan kotoran
yang melekat pada lemak ikan
patin

PENGOVENAN

Pada tahap
pengovenan, limbah
ikan patin yang berada
di dalam kaleng,
dimasukkan ke dalam
oven dan dipanaskan
pada suhu 110oC
selama 2,5 jam.

Pengovenan ini
bertujuan untuk
menarik minyak pada
limbah, karena saat
pengovenan, pori-pori
lemak terbuka
sehingga minyak dapat
ditarik, serta
menghilangkan kadar

PENGEPRESSAN

Proses
pengepresan
dilakukan
secara
manual
dengan
cara
memeras atau menekan limbah
yang telah dilapisi serbet, proses
ini berfungsi untuk memisahkan
minyak .

PEMISAHAN

Pada
proses
pemisahan
ini
minyak dituangkan
kedalam
corong
pisah,
dan
ditambahkan
Na2SO4
Penambahan
Na2SO4
berfungsi untuk
mengikat air dan
mempercepat
proses
pemisahan

MINYAK IKAN

Hasil
minyak
yang
dihasilkan
sebanyak
320
gram, rendemen
yang
didapat
68,09% lebih kecil
dibanding
rendemen teoritis

Karena
pengaruh jumlah
sampel
yang
didapat, waktu
lama
pengovenan,
dan
tekanan
pada
saat
pengepresan

MIXING

Mixing merupakan proses dimana


terjadinya
pencampuran
alkohol
dengan
minyak
ikan.
Alkohol
berfungsi sebagai pelarut dimana
minyak akan larut pada saat proses
pemanasan
dan
kotoran
yang
terkandung di dalam minyak akan
terbuang

PEMANASAN

Pemanasan
dilakukan
selama
lebih kurang 5 menit
di
water
batch,
proses ini bertujuan
untuk
menghomogenkan
minyak
dengan
alkohol.
Setelah
homogen, campuran
ditetesi
3 tetes
phenolpthalein

TITRASI

Titrasi dilakukan dengan NaOH 0,1 N


yang telah berada di dalam buret.
Setelah terjadi perubahan warna
menjadi merah muda, titrasi dihentikan

CAMPURAN MERAH MUDA

Campuran
berwarna
merah
muda
menandakan bahwa titrasi berhenti dengan
volume NaOH yang digunakan sebanyak 2
ml. Persentase ALB yang didapat adalah
0,93% dengan teoritisnya 0,1% - 13%. Hal
ini berarti % ALB yang didapat berada pada
rentang teoritisnya, yang menunjukan
bahwa ketahanan minyak termasuk baik.
Faktor terbentuknya ALB adalah :
1. Air yang mempercepat hidroslis
2. Kesalahan saat pre treatment atau
pengolahan bahan
3. Kesegaran dari bahan

MINYAK IKAN

Minyak ikan
yang telah
didapat

Anda mungkin juga menyukai