Anda di halaman 1dari 19

Morbus Hansen

Nama : Leopold Karsa Prapaskalis


NIM: 102013309
F6

Identifikasi istilah yang tidak diketahui:


tidak ada

Rumusan masalah:
Seorang laki-laki 40 th. Dengan keluhan bercak
putih sejak 1 bulan lalu.

Mind map
Anamnesi
s
Prognosis

Pf

RM

Penatalaks
anaan

Dd

Pp

Wd

Anamnesis

Identitas pasien = laki-laki umur 40 th.


Keluhan utama = bercak putih
Riwayat Penyakit Sekarang = sejak 6 bulan lalu
Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat Penyakit Keluarga
Profil penderita/riwayat sosial

Pemeriksaan fisik
Kesadaran umum : compos mentis, apatis,
delirium, somnolen, stupor, coma
TTV : tekanan darah, denyut nadi, pernafasan,
dan suhu tubuh
Inspeksi : adanya makula/bercak
Palpasi : menggunakan jarum, kapas dan tabung
reaksi (suhu)

Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan kerokan kulit : Ziehl Neelshen
Kepadatan bakteri dengan score 0-6+
Pemeriksaan histopatologik
Dapat di jumpai sel virchow-tempat berkembang biak
Pemeriksaan serologi
Memeriksa antibodi yang pasien yg di duga terinfeksi
MLPA, ELISA dan ML dipstick
Test lepromin (tidak spesifik)

Working diagnosis
Penyakit

Gejala klinis

Etiologi

Lepra/Kusta/Morbu Adanya makula


s Hansen
hipopigmentasi (5A)
Berbatas tegas / tidak
Penebalan saraf
Eritem
Gangguan saraf

Mycobacterium
leprae

Vitiligo

Adanya makula
hipopigmentasi
Berbatas tegas
Grey hair di daerah yang
terkena

Autoimun/
gangguan pada
melanosit

Tinea versicolor

Adanya makula
hipopigmentasi
Berbatas tegas/tidak
Gatal ketika berkeringat

Malassezia furfur

Diferential Diagnosis

Epidemiologi
Prevalensi tinggi pada negara berkembang
Endemis.pada iklim Tropis dan subtropis asia,
afrika, dan amerika latin
IndonesiaIrian, Sulawesi, Maluku, NTT, Kalbar,
Sumatra, Jawa dan Bali
Usia : 25-35 th.
Sosial ekonomi, higiene dan lingkungan yang
buruk

Etiologi

Penyebab :Mycobacterium leprae


ditemukan oleh G.A. Hansen (1874) di Norwegia,
ukuran 3-8 m x 0,5 m
tahan asam dan alkohol
Positif Gram.
Belum dapat dibiakkan secara artifisial

Patogenesis

Gejala klinis
Dibagi menjadi beberapa tipe menurut RidleyJopling, yaitu:
1.TT : Tuberkuloid polar (stabil)
2.Ti : Tuberkuloid indefinite
PB
3.BT : Borderline lepromatous
4.BB : Mid Borderline
labil
5.BL : Borderline lepromatous
6.Li : Lepromatous indefinite
MB
7.LL : Lepromatosa polar (stabil

Gejala klinis
Perbedaan TT dan LL
Perbedaan

TT

LL

Jumlah lesi

1 atau beberapa

Banyak

Efloresensi

Makula/plakat

Papel,nodul,infiltrat

Disstribusi

Asimetris

Simetris

Permukaan lesi

Lebih kasar

Lebih halus dan


mengkilap

Tepi lesi

Batas jelas

Tidak jelas

Anestesi

Jelas pada st. dini

Tdk jelas, pada


std.lanjut

Kontraktur

Sering

Terutama std lanjut

Gejala klinis
Menurut WHO, klasifikasi tipe lepra dibagi menjadi
2:
multibasilar (LL, BL dan BB) dengan indeks
bakteri > 2+
pausibasilar (I, TT dan BT) dengan indeks bakteri
< 2+
Pada bagian wajah : lion face
Mata : kebutaan
Kerusakan saraf perifer pada ekstremitas
kontraktur dan amputasi/mutilasi

Penatalaksanaan
Obat

Dosis

Efek samping

DDS / Dapson

100mg/hari selama 3-6


bulan
2mg/kgbb untuk anak

Resistensi (harus dikombinasi)


anemia
hemolitik,leukopeni,insomnia,eru
psi obat

Rifampisin

10mg/kgbb
Diberikan setiap hari
/setiap bulan

Resistensi (harus dikombinasi)


hepatotoksik,nefrotoksik,erupsi
kulit

Klofazimin

50mg setiap hari


100mg selang sehari
3x100mg/minggu

Resistensi (harus kombinasi)


Kecoklatan pada kulit dan sklera
ikterik
Nyeri abdomen, nausea, diare,
anoreksia (dosis tinggi)

Prognosis
Baik setelah terapi obat
Dapat terjadi reaksi downgrading (imunitas
menurunLL) atau upgrading (imunitas
meningkatTT) pada tipe BT,BB,BL
Dapat terjadi reaksi ENL (eritema nodosum
leprosum)humoral
antigen lepas >
reaksi komplemen
Sulit pada manajemen neurologis seperti
kontraktur
Harus dilakukan terapi untuk meningkatkan
kembali kepercayaan diri pasien

Kesimpulan
Lepra atau kusta merupakan salah satu penyakit
yang menakutkan. Bukan hanya dikarenakan
dapat menyebabkan cacat fisik, tetapi juga dapat
menyebabkan gangguan psikis pada pasien
akibat cacat tersebut. Dengan demikian kusta
harus segera dideteksi agar dapat segera diobati
untuk mengurangi resiko cacat tersebut.

Sekian dan terima kasih

Anda mungkin juga menyukai