Anda di halaman 1dari 25

Gastric Outlet

Obstruction

Pembimbing : dr. Azwarto Lubis, Sp.B

Anatomi

Gaster atau lambung merupakan organ yang


berbentuk kantong seperti huruf J, Secara
anatomik, lambung terbagi atas 5 daerah (gambar
2.1.) yaitu:
1. Kardia
2. Fundus,
3. Korpus
4. Antrum pilori
5. Sphinter Pilori

Fisiologi :
Menampung
makanan,
menghancurkan,
dan
menghaluskan makanan oleh peristaltik lambung
dan getah lambung.
Perncernaan di lambung :
Mekanik
Makanan dari mulut gaster mixing
chyme pylorus duodenum.
1.

wave

2. Kimiawi
Pemecahan bahan makanan ke bentuk yang lebih
sederhana dengan menggunakan enzim yang
dihasilkan oleh lambung.

Gastric Outlet Obstruction (Obstruksi jalan


keluar pada lambung, juga dikenal sebagai
obstruksi pilorus) bukanlah sebuah penyakit
tunggal, melainkan merupakan konsekuensi
klinis dan patofisiologi dari setiap proses
penyakit yang mengakibatkan hambatan
mekanis dalam pengosongan lambung..

Epidemiologi
Insidensi GOO telah dilaporkan kurang dari
5% pada pasien dengan PUD (Peptic Ulcer
Disease) , yang merupakan penyebab
utama
masalah
benign
pada
GOO.
Sedangkan
keganasan
peripancreatic
merupakan etiologi ganas yang paling
umum, telah dilaporkan sebagai 15-20%
dan pada anak-anak, GOO akibat stenosis
pyloris terjadi pada 1 per 750 kelahiran.

Etiologi
Benign cause of GOO :
1.
2.
3.
4.
5.

PUD
Polip gaster
Stenosis pilorus
Pseudokista pankreas
Obstruksi batu kandung empedu

Malignant cause of GOO


1.
2.
3.
4.
5.

Carsinoma pankreas
Ca ampulla
Ca gaster
Ca duodenal
Cholangiokarsinoma

Patofisiologi
Obstruksi pada jalan keluar lambung
disebabkan oleh faktor obstruksi instrinsik
maupun
ekstrinsik
dan
mekanisme
terjadinya
obstruksi
tergantung
pada
etiologi yang mendasarinya.

Pasien datang dengan gejala intermiten.


Muntah adalah gejala kardinal. Awalnya,
pasien mungkin menunjukkan toleransi
yang lebih baik untuk makanan cair dari
pada makanan padat. Dalam tahap
selanjutnya,
pasien dapat
mengalami
penurunan berat badan yang signifikan
karena
asupan
kalori
yang
kurang.
Malnutrisi adalah tanda penyakit berjalan
semakin lanjut, tapi sangat nyata pada
pasien disertai dengan keganasan.

Pada fase akut atau kronis obstruksi,


muntah terus menerus dapat menyebabkan
dehidrasi dan kelainan elektrolit. Ketika
obstruksi
berlanjut,
pasien
dapat
mengalami dilatasi lambung yang signifikan
dan progresif. Gaster akhirnya akan
kehilangan kontraktilitas. Makanan yang
tidak tercerna menumpuk dan tidak terjadi
proses pencernaan secara normal.

Manifestasi klinis :
1.
2.
3.
4.
5.

Mual dan muntah


Sindroma dispepsia (cepat kenyang,
kembung, anorexia, nyeri epigastrium.)
Penurunan berat badan
Malnutrisi
Gangguan metabolik

Pemeriksaan penunjang :
1.
2.

Laboratorium
Imaging :

a. Foto polos abdomen

b. CT- Scan

c. Upper endoscopy dapat membantu


memvisualisasikan gastric outlet dan dapat
memberikan diagnosis ketika yang terjadi
adalah obstruksi pada intraluminal.

Penatalaksanaan :
1.
2.
3.
4.

Dekompresi
Rehidrasi (koreksi gangguan elektrolit)
Penggunaan obat-obat supresan asam
lambung dan pemasangan balon dilatasi.
Operatif

Operatif :
1. Vagotomy dan penyaliran
Vagotomi trunkus dan vagotomi selektif
akan menurunkan produksi asam lambung,
tetapi dapat menyebabkan retensi lambung
karena saraf leterjet yang menginervasi
antrum dan pilorus ikut terpotong. Untuk
itu perlu penyaliran berupa piloroplasty dan
gastrojejunostomy untuk menjamin
pengosongan lambung.

2. Vagotomy dan reseksi parsial lambung


Reseksi parsial berupa pilorus dan antrum dan sebagian
korpus lambung. Biasanya dilakukan rekonstruksi Billroth II
karena radang dan deformitas di duodenum tidak
memungkinkan anastomosis Billroth I.

3. Vagotomi sel parietal


Jenis operasi ini sedapat mungkin
merupakan pilihan pertama, tetapi perlu
pengalaman
banyak
karena
teknik
operasinya sukar.

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai