Perdarahan Obstetrik
Pada trimester ketiga dari kehamilan, aliran darah
ke uterus meningkat sekitar 600 cc/ menit.
Kebanyakan aliran darah tersebut mengalir ke
bagian bawah dari plasenta yang mengelilingi
koteledon. Adanya kerusakan dari pelindung
uteroplasenta dapat menyebabkan kebocoran dari
seluruh aliran darah ibu ke uterus. Trauma ke
jalan lahir atau uterus atau kegagalan dari uterus
untuk berkontraksi secara baik setelah melahirkan
dapat mempunyai efek perdarahan yang sama.
Definisi syok
Kumar and Parrillo (1995): Situasi yang
muncul dimana terjadi sistemik penurunan
perfusi jaringan yang efektif yang pada
awalnya bersifat reversibel, dan jika
berkepanjangan menjadi cedera sel
ireversibel
Slide 5
Syok: Klasifikasi
Hipovolemik Syok karena penurunan dari
jumlah darah yang beredar
Cardiogenic Syok akibat kegagalan pompa
jantung terkait hilangnya kontraktilitas otot
jantung/ fungsi myocardium atau kegagalan
struktur/mekanik
Extra-cardiac Obstruktif Syok karena
sumbatan aliran darah di sirkuit kardiovaskular
Distributif Syok - akibat kehilangan kontrol
vasomotor
Slide 6
Syok Hemodinamik
CO
hipovolemic
Cardiogenic
Obstruktif
afterload
preload
distributif
pre-resus
post-resus
Slide 7
SVR
PWP
EDV
Syok Hipovolemik
Derajat dari hilang cairan
response
Slide 8
Syok Hipovolemik
Kecepatan dari kehilangan volume dan
respon dari cadangan jantung yang ada
Kehilangan darah 1 L menghasilkan
hipotensi ringan sampai sedang dengan
penurunan dari CVP
Slide 9
IC
T
S
O
N
DIAG
Slide 10
Hipotensi
Tachycardia
Hipoperfusi perifer
Oliguria
THER
APEU
Encephalopathy
T IC
Slide 11
MAP >60mmHg
PAOP = 12-18 mmHg
Cardiac Index >2.2 L/min/m2
Slide 13
Slide 14
Terapi Cairan
Kristaloid
Koloid
Packed red blood cells
Infus sampai pada titik fisiologis
Slide 15
Perdarahan Antepartum
Abruptio placenta
Placenta previa
Uterine rupture
Terapi definitif adalah Sectio caesaria
untuk setiap kondisi ini. Persiapan secara
simultan untuk tranfusi jika diperlukan.
Jika perdarahan hebat terus berlanjut
setelah SC, tangani seperti perdarahan
post partum.
Perdarahan
Postpartum
Obstetrics:is Bloody
Business*
Postpartum
Hemorrhage
Penyeba
b
Terkait
dengan
Perdarahan dari
tempat
melekatnya
plasenta
Faktor resiko
Hypotonic myometriumatoni
uterus
Beberapa anestesi umum
Perfusi myometrium yang buruk
Uterus over distensi
Proses melahirkan yang panjang
Melahirkan dengan sangat cepat
Oxytocin-induced or Partus yang
diperkuat
Jumlah partus yang banyak
Atonia uterus pada kehamilan
sebelumnya
Chorioamnionitis
Tertinggalnya Jaringan plasenta
Avulsi cotyledon
Perlengketan abnormalaccreta,
Postpartum Hemorrhage
Etiologi
Terkait
dengan
Trauma ke traktus
genitalia
Faktor resiko
Episiotomi yang besar
Laserasi dari perineum, vagina or
cervix
Ruptur uterus
Gangguan
koagulasi
Postpartum Hemorrhage
Syok
Syok awal
Syok akhir
CNS
Obtunded
Cardiac
Tachycardia
Cardiac failure
Orthostatic hypotension
Arrhythmias
Hypotension
Renal
Oliguria
Anuria
Respiratory
Tachypnea
Tachypnea
Respiratory failure
Hepatic
No change
Liver failure
Gastrointestin
al
No change
Mucosal bleeding
Hematological
Anemia
Coagulopathy
Metabolic
None
Acidosis
Hypocalcemia
Hypomagnesemia
Postpartum Hemorrhage
Class 2
Class 3
Class 4
15%-30%
30%-40%
>40%
>120
>140
Pulse rate
<100
>100
Pulse pressure
Normal
Blood pressure
Normal or
increased
Postpartum Hemorrhage
Target Terapi
Menjaga yang berikut:
Postpartum Hemorrhage
Protokol Terapi
Untuk dilakukan secara simultan dengan
terapi dari syok hipovolemik
Periksa uterus untuk menyingkirkan atoni
uterus
Periksa Vagina dan servix untuk
menyingkirkan laserasi, perbaiki jika ada
Eksplorasi uterus dan lakukan kuretase untuk
menyingkirkan plasenta yang tertinggal
Postpartum Hemorrhage
Protokol terapi
(contd.)
Postpartum Hemorrhage
Postpartum Hemorrhage
Perubahan Nomenklatur
Untuk beberapa alasan, istilah
Postpartum Hemorrhage digantikan
dengan:
Perdarahan Obstetrik
Perdarahan Obstetrik
Definisi baru:
Kehilangan darah dikaitkan dengan kehamilan
atau partus yang memenuhi satu atau lebih dari
kriteria :
- Menyebabkan kematian maternal atau
perinatal
- Membutuhkan tranfusi darah
- Penurunan Hct 10 points
- mencetuskan respon terapi emergensi
Perdarahan Obstetrik
Penyebab plasenta:
- Placenta Previa
- Abruptio Placentae
- Accreta, increta, percreta
- Vasa previa
Perdarahan Obstetrik
Trauma Obstetrik
- Ruptur Uterus
- Laserasi jalan lahir
- Trauma operasi
Cesarean sections
Episiotomi
Forceps, Vacuums, Rotasi
Perdarahan Obstetrik
Atoni Uterus
- Tertinggalnya jaringan plasenta
- Uterus over distensi
- Agen Anesthesia Inhalasi
- kegagalan otot Uterine
- Grand Multiparitas
Perdarahan Obstetrik
Kelainan Koagulasi (Kontribusi)
- Sepsis
- Emboli cairan Amnion
- Abruptio Placentae terkait
Koagulopati
- HELLP Syndrome
- Dilutional Coagulopathy
- Gangguan pembekuan diturunkan
- Terapi Antikoagulan
Perdarahan Obstetrik
Abruptio Placenta:
- 1/200 kelahiran
- tetanik uterus sangat nyeri
- perdarahan mungkin tersembunyi awalnya
- Menyebabkan 12% -15% dari semua stillbirths
- Tidak dapat diprediksi dengan test untuk
kondisi fetal (NST nor BPP)
- Dapat dikaitkan dengan kelahiran preterm
Perdarahan Obstetrik
Abruptio Placenta faktor resiko:
- Previous Abruptio Placenta = 10%
- Peningkatan tekanan darah (Kronis and
preeklampsia) = 1%
- Preterm premature ruptur dari membran= 1-2%
- Merokok = 1%
- Penyalahgunaan kokain = 15%
- Trauma tumpul abdomen = 1%
Abruptio Placenta
Diagnosis mungkin kurang penign
dibandingkan dengan klinis!
Terapi perdarahan dan distress fetus
dengan melahirkan (seringnya Cesareansection)
Terapi kehilangan darah maternal dan
koagulasi intravaskular disseminated
dengan cairan IV dan produk darah
Placenta Previa
Terjadi pada 0.5% kehamilan (like Abruptio
Placenta) :
painless perdarahan pervaginam
antepartum
Best diagnosed by ultrasound
Melahirkan saat term atau ketika
dibutuhkan dengan SC
Placenta Previa
Perdarahan Obstetrik
Dapat dikaitkan dengan perdarahan hebat
pada SC karena invasi dari plasenta ke
myometrium (placenta accreta, increta, or
percreta) atau pertumbuhan dari plasenta
melalui skar dari luka SC sebelumnya
Uterine Rupture
SC sebelumnya = 1-2%
Modern obstetrk = 1/10,000 to
1/20,000 in unscarred uterus
Pada Melahirkan terlantar, memberikan
kontribusi pada kematian maternal dimana
perawatan obstetrik moderen tidak
tersedia
Perdarahan Obstetrik:
MANAJEMEN
- Penanganan Obstetri Moderen
Prenatal Care Awal:
1. Pastikan kehamilan Intrauterin
2. Kenali faktor resiko berdasarkan anamnesa
3. Potensi untuk dihentikan : Berhenti merokok
4. Terapi kecanduan obat
5. Edukasi pasien dan siapkan komunikasi
emergensi dan terapi
Perdarahan Obstetrik:
MANAJEMEN
- Penanganan Obstetrik Moderen
Manajemen rutin dari melahirkan termasuk:
1. Menurunkan rasio dari melahirkan pervaginam
apabila sudah pernah menjalani SC
sebelumnya (dan dengan pemantauan ketat)
2. Jalur intravena untuk semua pasien yang
dirawat untuk melahirkan atau untuk diinduksi
3. Monitoring ketat untuk kondisi maternal dan
fetus sampai setelah melahirkan
Perdarahan Obstetrik :
MANAJEMEN
- Penanganan Obstetri moderen
Laboratorium awal: Golongan darah dan Hct
USG trimester untuk posisi plasenta dan resiko
lainnya
3. Monitor tekanan darah terapi dengan
istirahat atau melahirkan jika diperlukan
4. Akses emergensi ke rumah sakit dengan level
terapi yang dibutuhkan
1.
2.
Perdarahan Obstetrik :
MANAJEMEN
Plasenta:
1. Dilahirkan utuh dan dalam 20 menit.
2. Periksa ulang untuk melihat apakah ada
bagian yang hilang setelah melahirkan.
3. Jika ekstraksi manual dibutuhkan,
hubungi tim operasi untuk potensial
laparatomi.
Perdarahan Obstetrik :
MANAJEMEN
Bank Darah:
Semua pasien seharusnya memiliki
rekaman dari golongan darah dan
skrenning antibodi ketika mereka dirwayat
untuk melahirkan.
Pasien beresiko untuk perdarahan
obstetrik seharusnya diambil darah pada
saat masuk untuk disimpan di bank
daraha atau di cross matched.
Perdarahan Obstetrik :
MANAJEMEN
apabila dikenali adanya perdarahan:
1. Segera berikan cairan pengganti dengan
RL atau NS.
2. Ingatkan bank darah dan tim bedah.
3. Kontrol dari kehilangan darah.
4. Mulai terapi yang diputuskan.
5. Pantau komplikasi.
Obstetric Hemorrhage
Jika perdarahan tidak bisa dikontrol dengan
medikasi, pijatan, eksplorasi uterus manual,
atau eksplorasi uterus manual, atau penjahitan
dari laserasi jalan lahir, maka pembedahan
atau opsi radiologikal dipertimbangkan. Pada
saat ini, mulai:
1. Tranfusi sel darah merah pekat
2. Foley catheter dan pantau urine output
Obstetric Hemorrhage
- Teruskan mengganti darah yang hilang
dengan PRC; tambahkan fresh frozen
plasma and platelets setelah sekitar 6 unit
darah. Gunakan nadi, tekanan darah dan
urin output untuk memantau kecukupan
cairan untuk mengganti cairan.
Obstetric Hemorrhage
Komplikasi yang mengikuti perdarahan hebat
dan atau setelah pembedahan:
Paru paru syok membutuhkan terapi cairan
yang hati hati dan terapi pernafasan.
Cedera pituitari iskemik (Sheehans
syndrome) mungkin membutuhkan terapi
endokrin pengganti.
AKI membutuhkan dialisis.
Terapi antibiotik jika diindikasikan.
Obstetric Hemorrhage
Kesimpulan:
1. Penanganan dari perdarahan obstetrik
dimulai dengan prenatal care yang baik
dan sebuah sistem yang memungkinkan
pelayanan emergensi yang layak.
2. Pendekatan organisasi yang logis untuk
mengevaluasi dan menterapi dari
perdarahan obstetrik.
References
Cunningham FG, et. al: Williams Obstetrics. McGraw-Hill, 2001,
21st ed.
Clark S, et. al: Critical Care Obstetrics. Blackwell, 1997, 3 rd ed.
Clinical Practice Obstetric Committee, Society of Obstetricians
and Gynecologists of Canada: Clinical Practice Committee
Guidelines: Hemorrhagic Shock. Vol. 115, June 2002.
Stony Brook University Hospital Transfusion Services Manual.
Stony Brook University Hospital Transfusion Order Reminders.