Anda di halaman 1dari 9

SUSILA

Tri Kerangka agama Hinduadalah3 bagian dari


inti ajaran agama Hindu,yaitutattwa (filsafat), susila
(etika), dan upacara (ritual).Pada bab ini yang di
bahasa adalahbagian kedua dari Tri Kerangka agama
Hindu, yaitu Susila / Etika.
Susila berasal dari bahasa Sanskerta,yaitukata
Su yang artinya baik, dan Sila yang artinya tingkah
laku. Jadi Susila adalah tingkah laku yang baik. Manusia
tidak dapat hidup sendiri danpastibergantungdengan
orang lain, maka manusia disebut mahluk sosial.
Dalamhiduptersebut,perluadanya suatu peraturan
untuk mengatur kehidupan ini. Peraturan dalam
bertingkah laku yang baik disebut sebagai Tata Susila,
dan Agama merupakan dasar tata susila.

Dari semua itu, timbullah suatu ajaran yang disebutTat


Twam Asiyang berarti itu adalah engkau (Tuan), semua
makhluk itu adalah Engkau, Engkaulah awal mula roh
(Jiwatman), dan Sat (prakerti) semua makhluk. Hamba ini
adalah makhluk yang berasal dari Mu, oleh karena itu
Jiwatmanku dan prakertiku tunggal dengan Jiwatman dan
prakerti semua makhluk. Oleh karena itu aku adalah Engkau,
aku adalah BrahmanAham Brahma Asmi.
Demikianlah yang tercantum di dalam kitab Brhadaranyaka
Upanisad.Jadi prinsip dasar Susila Hindu adalah adanya satu
Atmanyang meresapi segalanya.Bila kamu merugikan
makhuk lain,berarti kamu merugikan dirimu sendiri,karena
segenap alam tiada lain adalah dirimu sendiri.
Di antara makhluk hidup, manusia merupakan makhluk
paling istimewa, makhluk yang paling sempurna karena
memiliki tri pramana (bayu, sabda, idep). Dengan Idep,
manusia mampu membedakan mana yang baik dan mana
yang buruk serta mampu melebur perbuatan buruk ke dalam
perbuatan baik.

Ajaran Susila hendaknya diterapkan di dalam kehidupan kita di


dunia ini, karena di dunia inilah tempat kita berkarma.Untuk
dapat meningkatkan diri, manusia harus mampu
meningkatkan sifat-sifat baik dan mulia yang ada pada dirinya.
Pada dasarnya dalam diri manusia ada dua kecenderungan,
yaitu kecenderungan berbuat baik dan kecenderungan
berbuat buruk. Sri Kresna di dalam kitab Bhagawadgita
membagi kecenderungan budhi manusia menadi dua bagian,
yaitu :
1.Daiwi Sampad, yaitu sifat-sifat kedewaan.
2.Asuri Sampad, yaitu sifat-sifat keraksasaan.
Daiwi Sampad dimaksudkan untuk menuntun perasaan
manusia ke arah keselarasan antara sesama manusia, dan
sifat seperti inilah yang perlu dibina. Kemudian, kita mengenal
sifat-sifat Asuri Sampad (sifat-sifat yang buruk) yang harus
kita hindari. Perkembangan kecenderungan sifat-sifat Daiwi
Sampad dan Asuri Sampad pada manusia tersebut ada yang
timbul karena faktor luar dan ada pula faktor dari dalam diri
sendiri serta ada pula dari kedua faktor tersebut.

TRI GUNA
Tri Guna adalah tiga sifat yang mempengaruhi
tingkah laku manusia,yangterdiri, dari :
1. Sattwam adalah sifat tenang.
2. Rajas adalah sifat dinamis.
3. Tamas adalah sifat lamabn.
Tri Guna terdapat pada setiap manusia hanya saja
ukurannya berbeda-beda. Tri Guna merupakan tiga
macam elemen atau nilai-nilai yang ada
hubungannya dengan karakter dari makhluk hidup
khususnya manusia.

Di dunia ini, tak seorang pun yang luput dari Tri


Guna. Ketiga guna tersebut merupakan satu
kesatuan yang berkerja sama dalam kekuatan yang
berbeda-beda. Perpisahan di anatara tiga guna itu
tidak mungkin terjadi karena dengan demikian tidak
akan ada suatu gerak apa pun pada manusia.
Berdasarkan pengaruh Tri Guna tersebut, sifat-sifat
manusia itu ada yang digolongkan ke dalam sifatsifat yang baik dan ada yang buruk. Namun perlu
diingat, di dalam kerja sama antara ketiga guna
tersebut sattwamlah seharusnya sebagai
pengendali, geraknya dibantu oleh rajah, dan tamah
sebagai pengerem. Bila kerjasama antar ketiganya
tidak ada,triguna ini akan menghadapi rintangan.
Misalnya pada sifat seseorang tamah lebih dominan
dibandingkan yang lain, maka orang tersebut
merupakan orang yang memiliki sifat lamban,
malas, kurang disiplin. Maka dari itu, sangat
diperlukan kerjasama yang baik dan seimbang di

DASA MALA
Dasa Mala merupakan salah satu bentuk dari
asubha karma selain, Tri Mala, Sad Ripu, Sad
Atatayi, dan Sapta Timira. Dasa Mala
merupakan sumber dari kedursilaan, yaitu
bentuk perbuatan yang bertentangan dengan
susila yang cenderung kepada kejahatan.
Semua perbuatan yang bertentangan degnan
susila hendaknya kita hindari dalam hidup ini
agar terhidar dari penderitaan. Bila kita ingin
hidup tenang, kita harus melebur perbuatan
buruk ke dalam perbuatan baik.
Dasa Mala terdari dari :
1. Tandri artinya orang yang malas, suka
makan dan tidur saja, tidak tulus, hanya ingin
melakukan kejahatan.

3. Leja artinya berpikiran, bernafsu besar, dan


gembira melakukan kejahatan. Pikiran paling
menentukan kualitas prilaku manusia dalam
kehidupan di dunia ini. pikiranlah yang
mengatur gerak sepuluh indria sehingga
disebut Raja Indria. Apabila Raja Indria tidak
baik maka indria yang lain pun menjadi tidak
baik pula.
4. Kutila artinya menyakiti orang lain, pemabuk,
dan penipu. Menyakiti dan membunuh makhluk
lain, lebih-lebih manusia merupakan perbuatan
yang bertentangan dengan ajaran agama.
Kutila juga berarti pemabuk. Orang yang suka
mabuk maka pikirannyaakan menjadi gelap.
Pikiran yang gelap akan membuat orang
tersebut melakukan hal-hal yang bersifat
negatif termasuk menyakiti orang lain, menipu

5. Kuhakaartinya pemarah, suka mencari-cari


kesalahan orang lain, berkata sembarangan,
dan keras kepala.
6. Metraya adalah suka berkata menyakiti hati,
sombong, irihati, dan suka menggoda istri
orang lain.
7. Megata artinya berbuat jahat, berkata manis
tetapi pamrih. Lain dimulut lain dihati, berkata
manis karena ada udang dibalik batu, adalah
perbuatan yang sering dilakukan oleh orang
yang terlalu pamrih.
8. Ragastri artinya bernafsu dan suka
memperkosa. Ragastri merupakan sifat-sifat
yang bertentangan ajaran agama. Sifat-sifat
asuri sampad / sifat-sifat keraksasaan.
Memperkosa kehormatan orang lain adalah
perbuatan terkutu dan hina.

9. Bhaksa Bhuana artinya suka menyakiti orang


lain, penipu, dan hidup berfoya-foya. Berfoyafoya berarti mempergunakan arta melebihi
batas normal. Hal ini tidak baik dan melanggar
dharma, yang dapat berakibat tidak baik pula.
Sering kita lihat di masyarakat, bahwa
kekayaan yang berlimpah jika penggunanya
tidak didasari oleh dharma pada akhirnya justru
menyebabkan orang akan masuk neraka,
seperti mabuk, mencari wanita penghibur, dan
sebagainya.
10. Kimburu artinya penipu dan pencuri
terhadap siapa saja tidak pandang bulu,
pendengki dan irihati. Sifat dengan dan irihati
merupakan salah satu sifat yang kurang baik
(asubha karma) yang patut dihilangkan.

Anda mungkin juga menyukai