Anda di halaman 1dari 132

PENGOLAHAN BIOLOGI

SUSPENDED GROWTH
DESIGN PRINCIPLES

Tujuan pengolahan ini terutama adalah utk


menghilangkan zat padat organik terlarut
yang biodegradable, berbeda dengan sistem
pengolahan sebelumnya yang lebih ditujukan
untuk menghilangkan zat padat tersuspensi.
Berdasarkan konfigurasi reaktor, dibagi
menjadi 2:
1. Reaktor pertumbuhan tersuspensi
(suspended growth reactor)
2. Reaktor pertumbuhan terlekat
(attached growth reactor)

Suspended Growth
Pada sistem dengan biakan tersuspensi
kultur mikroba dibiakkan secara tersuspensi
di seluruh volume limbah cair.
Pada sistem ini terjadi pembentukan flokflok oleh bakteri didalam tangki yang
kemudian diendapkan di tangki pengendap.
Sistem pengolahan yang menggunakan
metode ini diantaranya adalah proses
lumpur aktif (activated sludge), proses
campur sempurna (completely mixed
process) dan lain lain.

Suspended Growth
Oxidation ditch
Completely Mixed Model Reactor
Batch reactor

Oxidation ditch
Parit atau saluran berbentuk
lingkaran / oval dilengkapi rotor
untuk aerasi jangka panjang

Facultative Ponds
Air limbah dapat masuk di tengah
kolam atau di salah satu ujung
kolam.
Dalam sistem kolam fakultatif, air
limbah berada pada kondisi aerob
dan anaerob secara bersamaan.
Zona fakultatif berada tepat di atas
zona anaerobik.

Facultative Ponds
zona aerobik yang memiliki molekul oksigen yang
tersedia setiap saat yang berasal dari hasil
fotosintesis alga dan difusi oksigen dari udara
Zona anaerobik Padatan tersuspensi yang
terkandung dalam air limbah mengendap di dasar
kolam, dimana lapisan anaerob berkembang.
Mikroorganisme yang menempati daerah ini tidak
memerlukan molekul oksigen sebagai akseptor
elektron dalam metabolisme energi, melainkan
menggunakan beberapa spesies kimia lainnya.
Fermentasi asam dan fermentasi metana terjadi
di endapan bawah lumpur

Completely Mixed Model


Reactor
Pada tahun 1970, Lawrence dan McCarty
mengusulkan model proses lumpur aktif
berdasarkan biokimia mikroba dan dinamika
populasi mikroba. Ini berfungsi sebagai titik
awal untuk memahami prinsip-prinsip desain
yang
digunakan
dalam
desain
reactor
pengolahan biologis. Hal ini didasarkan pada
persamaan Monod (Persamaan 22-16) dan
neraca massa di volume yang ditetapkan untuk
konstituen tertentu seperti biomassa dan
substrat.
Neraca massa adalah pendekatan yang
dilakukan untuk memperlihatkan perubahan
pada suatu wadah atau container.

Neraca massa untuk


Biomassa.

Biomassa dalam influent + Net pertumbuhan


biomasa = Biomassa dalam effluent + limbah
biomassa (terbuang) untuk kondisi steady

Mass Balance Completely Mixed Biologis dengan recycle padatan

Biomassa dalam limbah adalah hasil


dari laju aliran air limbah yang telah
diolah meninggalkan reaktor (Q - Q w)
dan konsentrasi mikroorganisme yang
tidak mengendap di clarifier sekunder
(Xe).
Biomassa yang terbuang adalah produk
dari konsentrasi mikroorganisme dalam
aliran WAS (Xr) dan laju aliran WAS (Qw).
*WAS : waste activated sludge

Neraca massa untuk


substrat
Pada keadaan tunak, persamaan neraca
massa untuk substrat (rbsCOD) dapat
ditulis sebagai:
Substrat pada influen Substrat yang
dikonsumsi = Substrat pada efluen
Substrat WAS
Substrat dalam aliran limbah lumpur
aktif adalah hasil dari konsentrasi COD
terlarut yang mudah terurai dalam
limbah (S) dan laju aliran WAS (Qw).

detensi hidrolik () dari reaktor

c (rata rata waktu tinggal sel)


merupakan variabel utama untuk
desain dan operasi dari proses
pertumbuhan tersuspensi:

Konsentrasi mikroorganisme dalam


tangki aerasi dapat ditentukan dari
Persamaan 23-15:

Nilai-nilai dari konstanta


pertumbuhan mikroba

Batch Reactor
Prinsip proses batch reactor adalah
sequencing batch reactor (SBR). Selama
dalam sistem tidak ada aliran masuk atau
pun keluar reaktor.
Sistem SBR adalah suatu sistem lumpur aktif
yang dioperasikan secara curah (batch).
Proses sistem SBR terdiri atas lima tahap,
yaitu pengisian, reaksi (aerasi),
pengendapan (sedimentasi), pembuangan,
dan istirahat (idle).

1. Pengisian
o

Pengisian statis. Dalam tipe ini tidak ada


pencampuran dan aerasi saat air limbah
memasuki tangki. Pengisian statis dapat
digunakan pada pembangkit yang tidak perlu
nitrifikasi atau denitrikasi untuk menghemat
daya selama periode aliran rendah.
Pengisian campuran. Dalam tipe ini aerasi
diminimalkan dengan menggunakan
pengadukan mekanik atau jet. Karena tidak ada
aerasi, system air limbah dan mikroorganisme
menjadi anoxic. Ini digunakan untuk
meningkatkan denitrifikasi. Kondisi anaerobik
juga dapat dicapai untuk menghasilkan fosfor.
Pengisian aerasi. Dalam tipe ini aerator dan
pencampuran atau pengadukan mekanik dapat
digunakan

2. Reaksi (aerasi). Selama fase ini unit aerasi


dan pencampuran tersedia. Air limbah
tidak memasuki reaktor. Penghapusan BOD
yang banyak mengandung karbon terjadi
selama fase ini
3. Pengendapan (Settle). Selama fase ini
udara dan pengadukan dimatikan atau
tidak tersedia. Lumpur aktif dibiarkan
mengendap. Ini merupakan langkah
penting untuk pemulihan biomassa untuk
siklus berikutnya dan efluennya
mengandung sedikit padatan tersuspensi.

4. Pembuangan (Decant)
Decanter digunakan untuk
menghilangkan supernatan yang akan
dibuang.
5. Istirahat (idle)
Langkah ini terjadi antara fase decant dan
pengisian. Tergantung pada laju aliran,
fase ini mungkin panjang atau pendek.

EVALUASI ASUMSI
Untuk mendapatkan nilai rata-rata
kualitas effluent, nilai BOD dari zat yang
terdegradasi dan tidak terdegradasi
harus terlebih dahulu ditentukan.
Nilai S dapat ditentukan dengan
menggunakan persamaan berikut :

S= Total BOD allowed BOD in suspended


solid

S juga dapat dicari dengan :

Dimana :
m = laju konstan pertumbuhan maksimum, d -1
S = COD terlarut yang mudah terurai (rbsCOD) dalam tangki
aerasi dan efluen, mg/L
Ks = setengah dari kecepatan ko nstan

= konsentrasi BOD5 terlarut pada satu-setengah tingkat


pertumbuhan maksimum, mg/L
kd = tingkat pembusukan mikroorganisme, d -1
c = waktu tinggal

CONTOH SOAL
Kota Lawrence diarahkan untuk meningkatkan proses
pengolahan air limbahnya dari primary WWTP menjadi
secondary plant yang effluennya dapat mencapai 30
mg/l BOD dan 30 mg/l TSS. Sistem yang akan
digunakan adalah Completely mixed activated sludge
system. Di asumsikan bahwa BOD dari TSS
diperkirakan sebesar 63%. Maka perkirakan volume
tangki reaktor yang diperlukan!
Berikut ini kualitas effluent dari proses pengolahan
pertama (primary plant) :
Debit = 12,960 m3/d
BOD = 84 mg/l

Dan diasumsikan

Ks = 100 mg/l BOD


m = 2.5 perhari
kd = 0.05 perhari
Y = 0.5 mg VSS/mg BOD yang tersisihkan

Dan diketahui bak sedimentasi dapat menghasilkan


effluent dengan TSS sebesar 30 mg/l dan MLVSS =
2,000 mg/l

Penyelesaian
Perkirakan nilai BOD dalam effluent
dengan menggunakan asumsi sebesar
63% dari asumsi di atas.

Cari waktu residence dalam reaktor,


persamaan yang digunakan adalah :

Sehingga,

Sludge Return
Di antara keputusan-keputusan dalam
mengembangkan desain reaktor
pertumbuhan tersuspensi pemilihan
konsentrasi campuran cairan padatan
tersuspensi volatil (MLVSS) dan konsentrasi
campuran cairan padatan tersuspensi (MLSS).
Hal ini tergantung pada tujuan dari reaktor
yaitu untuk karakteristik pengenadapan
lumpur, dan tingkat daur ulang lumpur.

Sebuah neraca massa bak


pengendapan merupakan dasar untuk
memilih tingkat pengembalian lumpur.
Dengan asumsi bahwa jumlah lumpur
dalam tangki pengendapan sekunder
tetap konstan (steady state-kondisi)
dan
bahwa
padatan
tersuspensi
limbah (Xe) diabaikan, sehingga :
KESEIMBANGAN MASSA = INLFOW - OUTFLOW

Rumus Tingkat Pengembalian Lumpur


(sludge return)

Dimana :

Sludge Production
Perkiraan produksi lumpur sangat
penting untuk mendesain fasilitas
penanganan lumpur dan sistem aerasi.
Sebagai suatu tempat proses
penghilangan substrat, substrat diubah
menjadi bahan sel baru. Bahan sel ini
dalah lumpur aktif. Dua metode yang
dapat memperkirakan produksi lumpur
yang digunakan yaitu pertama adalah
memaksimalkan untuk desain awal.

Dalam metode ini lumpur aktif bersih dihasilkan


setiap hari ditentukan oleh :

Dan
Dimana :
Jumlah lumpur yang harus terbuang setiap hari
adalah perbedaan antara jumlah peningkatan
massa lumpur dan total padatan tersuspensi
(TSS) hilang dalam limbah :

Contoh

Kota Lawrence diarahkan untuk meningkatkan proses


pengolahan air limbahnya dari primary WWTP menjadi secondary
plant yang effluennya dapat mencapai 30 mg/l BOD dan 30 mg/l
TSS. Sistem yang akan digunakan adalah Completely mixed
activated sludge system. Di asumsikan bahwa BOD dari TSS
diperkirakan sebesar 63%. Maka perkirakan volume tangki reaktor
yang diperlukan!
Berikut ini kualitas effluent dari proses pengolahan pertama (primary
plant) :
Debit = 12,960 m3/d
BOD = 84 mg/l
Ks = 100 mg/l BOD
m = 2.5 perhari
kd = 0.05 perhari
Y = 0.5 mg VSS/mg BOD yang tersisihkan
Qw= 96,2 m3/d
Dan diasumsikan bak sedimentasi dapat menghasilkan effluent dengan
TSS sebesar 30 mg/l dan MLVSS = 2,000 mg/l

Oxygen demand
Oksigen digunakan dalam reaksi
dimana substrat yang terdegradasi
menghasilkan energi yang
dibutuhkan untuk sintesis sel dan
respirasi. Perkiraan kebutuhan
oksigen dari sel terbuang dapat
dilakukan dengan mengasumsikan
oksidasi sel yang dapat dijelaskan
oleh reaksi berikut:

Massa oksigen yang dibutuhkan dapat


diperkirakan sebagai:
Dimana :

contoh
Lanjutan berdasarkan soal contoh 1. Diasumsikan bahwa BOD5 =
rbsCOD dalah 68% dari bCOD. Dimana S0 = 84 g/m3 dan S =
11,1 g/m3.
Jawab :

oxygen transfer
Pada tahun 1924, Lewis dan Whitman
menggambarkan perpindahan massa gas.
Menurut teori mereka, batas antara fase gas dan
fase cair (juga disebut antarmuka) terdiri dari
dua film yang berbeda yang berfungsi sebagai
pembatas antara fase massal. Tingkat
perpindahan massa dapat dilihat pada
persamaan ini :
Dimana KLa adalah koefisien perpindahan massa
volumetrik dengan unit s1 dan Ct adalah
konsentrasi dalam cairan massal pada waktu t

Keterkaitan antara faktor-faktor dan suhu,


ketinggian di atas permukaan laut, dan
kedalaman diffusers dinyatakan sebagai berikut
(Metcalf & E ddy, 2003) :

Dimana

konsentrasi oksigen terlarut rata-rata


air bersih (Cavg) dalam tangki aerasi
pada suhu T dan H elevasi
didefinisikan sebagai :
Dimana

contoh
Lanjutan berdasarkan soal contoh 1 dan 2.
Diasumsikan
Clean water correction = 0.50
Salinity correction, = 0.9 5
Fouling factor = 0.9
Summer wastewater temperature = 22 0C
Atmospheric pressure = 101.325 kPa
Elevation = 100 m
Depth of aerator = 5.6 m
Operating DO = 2.0 mg/L
% o xygen leaving aeration tank = 19%
Manufacturer s SOTR = 650 kg/d

Anda mungkin juga menyukai