Anda di halaman 1dari 56

By. Kristin.R.

PENGERTIAN ETIKA PROFESI KEPERAWATAN.


Etika berasal dari kata Yunani, yaitu Ethos yang berhubungan

dengan pertimbangan pembuatan keputusan, benar atau tidaknya


suatu perbuatan karena tidak ada undang-undang atau peraturan
yang menegaskan hal yang harus dilakukan.
Etika berbagai profesi digariskan dalam kode etik yang bersumber

dari martabat dan hak manusia (yang memiliki sikap menerima)


dan kepercayaan dari profesi.
Profesi menyusun kode etik berdasarkan penghormatan atas nilai

dan situasi individu yang dilayani.


Kode etik disusun dan disahkan oleh organisasi atau wadah yang
membina profesi tertentu baik secara nasional maupun
internasional.
Kode etik menerapkan konsep etis karena profesi bertanggung
jawab pada manusia dan menghargai kepercayaan serta nilai
individu.

Kata seperti etika, hak asasi, tanggung jawab, mudah didefinisikan,

tetapi kadang-kadang tidak jelas letak istilah tersebut diterapkan


dalam suatu situasi. Contohnya : benarkan dipandang dari segi
etis, hak asasi dan tanggung jawab bila profesional kesehatan
menghentikan upaya penyelamatan hidup pada pasien yang
mengidap penyakit yang pasti membawa kematian ?

Faktor teknologi yang meningkat, ilmu pengetahuan yang

berkembang (pemakaian mesin dan teknik memperpanjang usia,


legalisasi abortus, pencangkokan organ manusia, pengetahuan
biologi dan genetika, penelitian yang menggunakan obyek
manusia) ini memerlukan pertimbangan yang menyakut nilai, hakhak manusia dan tanggung jawab profesi.

Organisasi profesi diharapkan mampu memelihara dan

menghargai, mengamalkan, mengembangkan nilai tersebut melalui


kode etik yang disusunnya

Terkadang perawat dihadapkan pada situasi yang memerlukan

keputusan utk mengambil tindakan.

Perawat memberi asuhan kepada klien, keluarga dan masyarakat,

menerima tanggung jawab utk membuat keadaan lingkungan fisik,


sosial dan spiritual yang memungkinkan utk penyembuhan dan
menekankan pencegahan penyakit serta meningkatkan kesehatan
dengan penyuluhan.

Pelayanan kpd umat manusia merupakan fungsi utama perawat

dan dasar adanya profesi keperawatan.

Kebutuhan pelayanan keperawatan adalah universal. Pelayanan

profesional berdasarkan kebutuhan manusia, tidak membedakan


kebangsaan, warna kulit, politik, status sosial dll.

Keperawatan adalah pelayanan vital terhadap manusia yang

menggunakan manusia juga yaitu perawat.

Pelayanan ini berdasarkan kepercayaan bahwa perawat akan

berbuat hal yang benar, hal yang diperlukan dan hal yang
menguntungkan pasien dan kesehatannya. Oleh krn manusia dlm
berinteraksi bertingkah laku berbeda-beda maka diperlukan
pedoman utk mengarahkan bagaimana harus bertindak, bagaimana
perilaku manusia dan apakah hal dan tanggung jawabnya.

Etika memberi keputusan tentang tindakan yg diharapkan

benar, tepat atau bermoral.


Etika profesi sbg pedoman menumbuhkan tanggung jawab
atau kewajiban bagi anggota profesi tentang hak-hak yang
diharapkan oleh orang lain. Anggota profesi memiliki
pengetahuan atau ketrampilan khusus yang dipergunakan
utk membuat keputusan yang mempengaruhi org lain.
Organisai profesi menggunakan hak-hak dasar manusia
dan dasar hukum utk melindungi anggotanya dan
keselamatan klien / pasien, dengan menjamin pelayanan
yg diberikan berdasarkan standar dan pelaksana
pelayanan merupakan tenaga profesional yang
berkompeten.
Perawat hrs membiasakan diri utk menerapkan kode etik
yang memberi gambaran tanggung jawabnya dalam
praktik keperawatan. Perawat jg hrs mengerti undangundang dan hukum yang berhubungan dengan kesehatan
yang mengatur praktik keperawatan.

Perawat harus jg memperhatikan fungsi dan tanggung jawabnya.

Etika profesi keperawatan dikenal sbg pratice dicipline yang


perwujudannya dikenal melalui asuhan / praktik keperawatan.
Perawat adalah profesi yg sifat pekerjaannya sll berada dlm situasi

yg menyangkut hubungan antar manusia, terjadi proses interaksi


serta saling mempengaruhi dan dpt memberikan dampak terhadap
tiap-tiap individu yg bersangkutan.
Sebagai suatu profesi, perawat mempunyai kontrak sosial dengan

masyarakat. Berarti masyarakat memberi kepercayaan bagi perawat


utk terus menerus memelihara dan meningkatkan mutu pelayanan
yg diberikan. Utk menjamin kepercayaan ini, pelayanan
keperawatan hrs dilandasi ilmu pengetahuan, metodologi dan
dilandasi pula dengan etika profesi.
Etika profesi keperawatan adalah filsafat yg mengarahkan tanggung

jawab moral yg mendasari pelaksanaan praktik keperawatan.


Etika profesi keperawatan adalah milik dan dilaksanakan oleh semua
anggota profesi keperawatan, yaitu perawat.

Secara spesifik etika profesi memberi tuntutan praktik

bagi anggota profesi dlm melaksanakan praktik


profesinya sesuai dg standar moral yg diyakini.
Disamping itu, seiring dengan kemajuan ilmu
pengetahuan dan meningkatnya kebutuhan masyarakat
mengakibatkan ruang lingkup pelayanan keperawatan
semakin kompleks. Utk itu, perawat dituntut
kemampuannya utk dpt mengambil keputusan atas
dasar penalaran saintifik dan etis.
Dalam melaksanakan praktik keperawatan, perawat
berhadapan dengan manusia / klien. Perawat meyakini
bahwa klien mempunyai harga diri, martabat dan
otonomi dan integritas perawat hrs dipertahankan dlm
memberi pelayanan / asuhan keperawatan.
Disamping itu, keperawatan mempunyai tanggung jawab
untuk menciptakan lingkungan yang kualitas
pelayanannya juga ditentukan oleh pertimbangan hak,
nilai budaya dan adat istiadat klien.

Tujuan etika keperawatan.


Etika profesi keperawatan mrpk alat utk mengukur

perilaku moral dalam keperawatan. Dalam penyusunan


alat pengukur ini, keputusan diambil berdasarkan kode
etik sbg standar yg mengukur dan mengevaluasi perilaku
moral perawat.

Dengan menggunakan kode etik keperawatan, organisasi

profesi keperawatan dpt meletakkan kerangka berfikir


perawat utk mengambil keputusan dan bertanggung
jawab kpd masyarakat, anggota tim kesehatan yang lain
dan kepada profesi (ANA, 1976).

Secara umum tujuan etika profesi keperawatan adalah

menciptakan dan mempertahankan kepercayaan klien


kpd perawat, kepercayaan di antara sesama perawat dan
kepercayaan masyarakat kepada profesi keperawatan .

Sesuai dg tujuan di atas, perawat ditantang utk


mengembangkan etika profesi secara terus menerus agar dpt
menampung keinginan dan masalah baru, dan mampu
menurunkan etika profesi keperawatan kepada perawat
generasi muda, secara terus menerus jg meletakkan landasan
filsafat keperawatan agar setiap perawat tetap menyenangi
profesinya. Selain itu pula, agar perawat dpt menjadi wasit utk
anggota profesi yg bertindak kurang profesional karena
melakukan tindakan di bawah standar profesional atau
merusak kepercayaan masyarakat terhadap profesi
keperawatan.

Menurut American Ethics Commission Bureau on teaching,


tujuan etika profesi keperawatan adalah mampu :
1) Mengenal dan mengidentifikasi unsur moral dlm praktik
keperawatan.
2) Membentuk strategi / cara dan menganalisa masalah moral
yg terjd dlm praktik keperawatan.
3) Menghubungkan prinsif moral / pelajaran yg baik dan dpt
dipertanggungjawabkan pd diri sendiri, keluarga,
masyarakat dan kpd Tuhan sesuai dengan kepercayaannya.

Menurut Nasional League for nursing (NLN (pusat pendidikan


keperawatan milik perhimpunan perawat Amerika)), pendidikan
etika keperawatan bertujuan :
1) Meningkatkan pengertian peserta didik tentang hubungan
antar profesi kesehatan lain dan mengerti tentang peran dan
fungsi anggota tim kesehatan tsb.
2) Mengembangkan potensi pengambilan keputusan yang bersifat
moralitas, keputusan tentang baik atau buruk yg akan
dipertanggungjawabkan kpd Tuhan sesuai dengan
kepercayaannya.
3) Mengembangkan sifat pribadi dan sikap profesional peserta
didik.
4) Mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan yg penting utk
dasar praktik keperawatan profesional,diakui bahwa
pengembangan ketrampilan ini melalui dilema etika, artinya
konflik yg dialami, yg memerlukan pengambilan keputusan
yang baik dan benar dipandang dari sudut profesi,
kemanusiaan, kemasyarakatan, kesehatan dan keperawatan.
5) Memberi kesempatan kpd peserta didik menerapkan ilmu dan
prinsif etika keperawatan dalam praktik dan dalam situasi
nyata.

Pendidikan etika sangat penting dalam

pendidikan keperawatan yg berfungsi :

Meningkatkan kemampuan peserta

didik tentang perbedaan nilai, norma


yg timbul dlm keputusan
keperawatan.
Etika keperawatan tidak cukup hanya diajarkan

ttp hrs ditanamkan dan diyakini oleh peserta


didik melalui :

Pembinaan di pendidikan.
Lingkungan pekerjaan.
Lingkungan profesi.

Kedudukan kode etik dalam profesi


keperawatan.

Etika adalah ilmu yg mempelajari nilai moral, yang


menjadi prinsip dan kode tindakan yang ideal.
Etika berasal dari bahasa Yunani, yaitu Ethos yg
menurut Araskar dan David (1978), berarti Kebiasaan.
Model perilaku atau standar yg diharapkan dan
kriteria tertentu antuk sesuatu tindakan.
Penggunaan istilah etika sekarang ini banyak
diartikan sbg motif atau dorongan yang
mempengaruhi perilaku.
Ada 3 aliran tentang etika yaitu :
1) Aliran deskritif.
2) Aliran etika normatif.
3) Etika pluralisme.

Aliran deskriftif :

memberi gambaran dan penjelasan bagaimana manusia


harus berperilaku dlm lingkunganya atau dlm masyarakat
utk memperoleh suatu tujuan.
Aliran etika normatif :
aliran ini memberi jawaban atas pertanyaan tentang hal
yang baik dan yang benar, jd merupakan suatu ukuran
utk menilai suatu perilaku yg baik dan benar. Ukuran ini
didasari oleh sesuatu yg diajukan oleh agama dan
didasari oleh kepercayaan pelaku masing-masing.
Kepercayaan pelaku akan dipengaruhi oleh lingkungan
sosial budaya, sosial ekonomi dan status tempat perilaku
berada.
Dengan demikian, manusia tidak pernah terlepas dari
norma agama, norma masyarakat yg dipengaruhi sosbud,
oleh krn manusia mrpk subsistem dari keluarga,
kelompok dan masyarakat yg saling berketergantungan
dlm memperoleh kebutuhan dan mencapai tujuan.

Manusia sendiri bersifat sistem terbuka yang dapat dipengaruhi dan

mempengaruhi lingkungan dari mulai lingkungan sempit sampai


lingkungan yang luas, lingkungan dalam dirinya sendiri maupun
lingkungan di luar dirinya.

Manusia memerlukan etika, suatu kode utk pedoman perilakunya dlm

menanggapi masukan dari lingkungan luar atau masyarakat dan


memerlukan pedoman utk mengukur baik atau buruk perilaku utk
menerima masukan, mengolah dan mengeluarkan keluar bagi
masyarakat.
Seperti dikatakan di atas, kode etik utk perilaku didasari oleh ukuran
yg diajarkan agama, yang diajarkan, diterima dan diakui oleh
masyarakat dan berdasarkan keyakinan individu.

Frankena (1973) membagi etika normatif menjadi :

Deontologi ialah etika sbg tolak ukur perilaku yg berfokus pd


formalitas, misalnya tugas dan kewajiban yg dilakukan oleh
manusia.
2) Teleogis ialah etika sbg pedoman perilaku yg berfokus pd
penggunaannya, bagaimana manusia menggunakan kode
perilaku tsb.
1)

Hal.14.

Etika profesi mengatur hubungan antara perawat sbg

pelaksana keperawatan atau pemberi bantuan dg


klien / masyarakat sbg penerima bantuan. Untuk dpt
memberi bantuan yg sesuai dengan kebutuhan
klien / masyarakat, perawat perlu memperhatikan
nilai sosial yg terkait erat dengan ciri profesi, yaitu :
1) Penguasaan pengetahuan yang mendalam
2) Ketrampilan teknis / motoris yang matang, yg
diperoleh mll proses belajar mengajar di lahan
praktik dalam situasi nyata.
3) Sikap pribadi dan profesional dalam memberikan
pelayanan.

Hal 16.

Aliran etika pluralisme :

etika sbg pedoman perilaku yg mengumpulkan byk


informasi utk mengukur kompleksitas situasi ttt dan
mempertimbangkan tindakan etika. Jadi etika ini yang akan
diambil manusia utk melakukan tindakan yang bersifat etis.
Ketiga aliran di atas dlm praktiknya sll berjalan

bergandengan.
Etika jg disebut ilmu yg memedomani perbuatan keputusan
yg berhubungan dg moralitas tindakan manusia (Hayes,
1964:3), etika sbg ilmu utk memutuskan tindakan manusia
baik atau tidak, salah atau benar.
Utk dpt membuat keputusan secara etis, perlu penalaran
etis.
Penalaran ini perlu ada latihan dan pengalaman.
Etika mrpk cabang ilmu filsafat yg obyeknya adalah perilaku
manusia, termsk ilmu dasar memberi kekuatan kpd
manusia. oleh krn itu, etika disebut pula filsafat moral.

Hal.15.

Filsafat moral yg menjadi dasar etika profesi

digunakan pula utk memecahkan masalah yg


mengandung unsur etis.
Filsafat moral berarti keyakinan atau kepercayaan
kpd Tuhan dari manusia utk
mempertanggungjawabkan perilakunya berdasarkan
keputusan yg telah dibuat, dg keyakinannya tentang
kebenaran dan kebaikan keputusan tsb.
Perbedaan etika damn moral secara umum.
Etika adalah ilmu yg memedomani keputusan

manusia tentang perilaku.


Moral adalah perilaku manusia dg menggunakan
etika yg dipertanggung jawabkan kepada
manusia.

Cakupan etika profesi keperawatan.


Etik dlm keperawatan mencakup 2 hal penting :
Etik dalam hal kemampuan penampilan kerja.
Etik dalam hal perilaku manusiawi.

Etik yg berkaitan dg penampilan kerja mrpk respons

terhdp tuntutan profesi lain, yg menghrpkan bahwa


sesuatu yg dilakukan oleh tenaga keperawatan
memenuhi standar pelayanan yg telah ditetapkan
oleh keperawatan sendiri, sedangkan etik yg
berkaitan dg perilaku manusiawi mrpk reaksi terhdp
tekanan dari luar, yg biasanya adalah individu atau
masyarakat yg dilayani.
Etik dlm penampilan kerja dinyatakan dg kata-kata
teknis dan etik dlm perilaku manusia yg diwujudkan
dlm bentuk kebutuhan yg ada dan nilai kehidupan
manusia yg konkret.

Prinsip dan fungsi kode etik keperawatan


Prinsip bahwa dasar kode etik adalah menghargai hak

dan martabat manusia, tidak akan pernah berubah.


Prinsip ini jg diterapkan baik dlm bidang pendidikan
maupun pekerjaan. Juga dlm hak-haknya memperoleh
pelayanan kesehatan.
Apabila menghdpi suatu situasi yg melibatkan keputusan
yg bersifat etis dan moralitas, perawat hendaknya
bertanya kepada dirinya sendiri :
1. Bagaimana pengaruh tindakan saya kepada pasien ?
2. Bagaimana pengaruh tindakan saya terhdp atasan
dan org-org yg bekerja sama dengan saya ?
3. Bagaimana pengaruh tindakan saya terhdp diri saya
sendiri?
4. Bagaimana pengaruh tindakan saya terhdp profesi ?

Bila jawaban atas pertanyaan di atas positif

berdasarkan ukuran yg seharusnya, perilaku


yg ditampilkan akan berkenan dan sesuai
dengan hak-hak pasien, dan haknya sendiri
utk mempertahankan kewibawaan.
Fungsi kode etik menurut Hipocrates :
1. Menghindari ketegangan antar-manusia.
2. Memperbaiki status kepribadian.
3. Menopang pertumbuhan dan perkembangan

kehidupan.

Kode etik penting dlm sistem pelayanan kesehatan

dan dalam praktik keperawatan menurut Kozier & Erb


(199):
1.Etika akan menunjukkan standar profesi utk kegiatan
keperawatan. standar ini akan melindungi perawat
dan pasien.
2.Kode etik menjadi alat utk menyusun standar praktik
profesional, memperbaiki dan memelihara standar
tsb.
3.Kode etik adalah pedoman resmi utk tindakan
profesional, akan diikuti org-org dlm profesi dan harus
diterima sbg nilai pribadi bagi anggota profesional.
4.Kode etik memberi kerangka pikir kpd anggota
profesi utk membuat keputusan dlm situasi
keperawatan.

Prinsip moral mempunyai peran yg penting dlm

menentukan perilaku etis dan dalam pemecahan


masalah etis.
Prinsip moral mrpk standar umum dlm melakukan
sesuatu shg membentuk suatu sistem etik.
Prinsip moral berfungsi utk membuat secara spesifik
apakah suatu tindakan dilarang, diperlukan atau
diizinkan dalam suatu keadaan.
3 prinsip moral yg sering digunakan dalam diskusi

moral :
1. Autonomy
2. Non-maleficience.
3. Justice.
(Johnstone, 1989).

1) Otonomi.

Otonomi berasal dari bahasa Latin, yaitu autos,


berarti sendiri dan nomos artinya aturan.
Otonomi berarti kemampuan utk menentukan
sendiri atau mengatur diri sendiri.
Menghargai otonomi berarti : menghargai manusia
sbg seseorg yg mempunyai harga diri dan martabat
yg mampu menentukan sesuatu bagi dirinya.
Prinsip otonomi sangat penting dlm keperawatan.
Perawat hrs menghargai harkat dan martabat
manusia sbg individu yg dpt memutuskan hal yang
terbaik bagi dirinya.
Perawat harus melilbatkan klien untuk berpartisipasi
dalam membuat keputusan yang berhubungan
dengan asuhan keperawatan klien tsb.

Non maleficience
berarti tidak melukai atau tidak menimbulkan bahaya /
cedera bagi orang lain.
Johnson (1989) menyatakan bahwa prinsip utk tdk
melukai org lain berbeda dan lebih keras daripada
prinsip utk melakukan yang baik.
Beneficience mrpk prinsip utk melakukan yg baik dan
tidak merugikan orang lain.
2).

3). Keadailan.
Justice mrpk prinsip moral berlaku adil utk semua
individu.
Tindakan yg dilakukan utk semua org sama.
Tindakan yg sama tdk sll identik, ttp dalam hal ini
persamaan berarti mempunyai kontribusi yg relatif
sama utk kebaikan kehidupan seseorang

By. Kristin.R.

Pengertian etika moral.

Etika : ilmu tentang kesusilaan yg mengatur bgmn

sepatunya manusia hidup di dlm masy yg melibatkan


aturan / prinsip yg menentukan tingkah laku yg benar,
yaitu baik dan buruk atau kewajiban dan tanggung jawab.
Moral berasal bahasa latin, berarti adat dan kebiasaan.
Pengertian moral : perilaku yg diharapkan oleh masy yg

merupakan standar perilaku dan nilai yg harus


diperhatikan bila seseorg menjadi anggota masy tempat ia
tinggal.
Etiket / adat mrpk sesuatu yg dikenal, diketahui, diulang,

serta menjadi suatu kebiasaan didlm suatu masy, baik


berupa kata-kata maupun bentuk perbuatan yang nyata.

Istilah etika, moral dan etiket sulit dibedakan,

hanya dpt dilihat bahwa etika lebih


dititikberatkan pd aturan, prinsip yg melandasi
perilaku yg mendasar dan mendekati aturan,
hukum dan yg membedakan benar atau salah
secara moralitas.
Metode pendekatan pembahasan masalah etika.
Ada 4 metode utama yaitu :
1)Metode otoritas.
2)Consensum hominum.
3)Pendekatan intuisi atau self evidence.
4)Metode argumentasi.

Metode otoritas.
Metode ini menyatakan bahwa dasar setiap

tindakan atau keputusan adalah otoritas.


Otoritas dpt berasal dari manusia/kepercayaan
supernatural, kelompok manusia atau suatu
institusi, spt majelis ulama, dewan gereja, atau
pemerintah.
Penggunaan metode ini terbatas hanya pd
penganut yang percaya.
Metode consensum hominum.
Menggunakan pendekatan berdasarkan
persetujuan masy luas atau sekelompok manusia
yg terlibat dlm pengkajian suatu masalah.

Metode pendekatan intuisi / self evidence.


Dinyatakan oleh para ahli filsafat berdasarkan
pd apa yg mereka kenal sbg konsep teknik
intuisi.
Metode ini terbatas hanya pd org-org yg
mempunyai intuisi tajam.
Metode argumentasi atau metode sokratik.
Menggunakan pendekatan dg mengajukan
pertanyaan atau mencari jawaban denngan
alasan yg tepat.
Metode ini digunakan utk memahami
fenomena etika.

Lima masalah dasar etika keperawatan.


1.Kuantitas vs kualitas hidup.
2.Kebebasan vs penanganan dan pencegahan
bahaya.
3.Berkata secara jujur vs berkata bohong.
4.Keinginan terhdp pengetahuan yg bertentangan
dg falsafah, agama, politik, ekonomi dan
ideologi.
5.Terapi ilmiah konvensional vs terapi tidak ilmiah
dan coba-coba.

Bandman (1990), secara

umum menjelaskan bahwa


masalah etika keperawatan pd dasarnya terdiri atas lima
jenis. Kelima masalah tsb akan diuraikan dlm rangka
perawat
mempertimbangkan
prinsip
etika
yg
bertentangan.

Terdapat

5 faktor
dipertimbangkan :
1)

2)
3)
4)
5)

yg

pd

umumnya

harus

Pernyataan dari klien yg pernah diucapkan kepada


anggota keluarga, teman-temannya dan petugas
kesehatan.
Agama dan kepercayaan klien yang dianutnya.
Pengaruh terhadap anggota keluarga klien.
Kemungkinan
akibat
sampingan
yang
tidak
dikehendaki.
Prognosis dengan atau tanpa pengobatan.

Ilustrasi.
Pada suatu situasi saat seorg perawat
berhadapan dengan suatu pilihan antara
pulang kerumah karena sudah berjanji dengan
anak lelakinya untuk pergi ke suatu tempat,
atau tetap berdiam di rumah sakit utk
menolong kliein memenuhi kebutuhannya
yang dalam keadaan gawat darurat.
Tindakannya utk memilih membatalkan
janjinya dengan anaknya walaupun sangat
tidak enak, dapat dibenarkan dan sesuai etika
daripada meninggalkan kesibukannya, untuk
menolong memenuhi kebutuhan kliennya.

Dalam praktik keperawatan, ada lima masala

dasar etika keperawatan yang berhubungan


dengan pertimbangan prinsif etika yang
bertentangan, al :
1.Kuantitas vs kualitas hidup.
contoh : 1). seorg ibu meminta perawat utk
melepas semua selang yg dipasang pd
anaknya yg berusia 14 th, yg koma selama 8
hr. Dalam keadaan spt ini, perawat menghadapi
masalah tentang posisi yg dimilikinya dlm
menentukan keputusan secara moral.
Sebenarnya, perawat berada pd posisi masalah
kuantitas vs kualitas hidup krn keluarga klien
menanyakan apakah slang-slang yg dipasang
hampir pada semua bagian tubuh, dapat
mempertahankan klien tentang hidup.

2). Seorg bayi dilahirkan dengan penyakit sindrom

down dan beberapa cacat bawaan lainnya. Untuk


menyelamatkan hidupnya, suatu operasi
diperlukan dengan segera. Namun, kedua orang
tuannya menolak dengan alasan bila anaknya
hidup, justru akan menambah penderitaan anak
tersebut dan mereka tdk akan dpt
memeliharanya.

3). Seorg nenek yg menderita berbagai penyakit


kronis telah menolak makan dan minum serta
tdk mau minum obat yang dianjurkan perawat
puskesmas dengan alasan supaya cepat
meninggal daripada tersiksa. Anak
perempuannya mendukung hal itu sehingga
beberapa hari kemudian, nenek itu meninggal
dunia.

2. Kebebasan vs penanganan dan pencegahan bahaya.


Contoh :
1). Seorang klien berusia lanjut yang menolak untuk
mengenakan sabuk pengaman sewaktu berjalan. Ia
ingin berjalan dengan bebas. Pada situasi ini,
perawat menghadapi masalah upaya menjaga
keselamatan klien yg bertentangan dengan
kebebasan klien.
3. Berkata jujur vs berkata bohong.
seorg perawat yg mendapati teman kerjanya
menggunakan narkotika. Dalam posisi ini, perawat tsb
berada pd pilihan apakah akan mengatakan hal ini
secara terbuka atau diam krn diancam akan dibuka
rahasia yg dimilikinya bila melaporkan hal itu pd org
lain.

4.

Keinginan terhadap pengetahuan yg bertentangan dg


falsafah agama, politik, ekonomi dan ideologi.
contoh : seorang klien / pasien yg memilih
penghapusan dosa dari pada berobat ke dokter.
Kampanye antirokok demi kesehatan bertentangan
dengan kebijakan ekonomi.
Alokasi dana utk penelitian militer lebih besar dari
pada dana penelitian kesehatan.

5.

Terapi ilmiah konvensional vs terapi tdk ilmiah dan


coba-coba.
Masy Indo terdiri atas beraneka ragam suku dan
budaya mempunyai berbagai praktik pengobatan yg
dipercaya bbrp kalangan, namun belum teruji secara
ilmiah. Dalam melakukan tindakan terapi
konvensional, masy biasanya menggunakan berbagai
perantara seperti : dukun, keris, batu akik dsb.

Contoh :
1).Di daerah pedalaman Kalteng terdpt praktik
penyembuhan dg menggunakan perantara
seorg basir yg dipercaya dpt mengobati
berbagai penyakit. Untuk menjadi basir, seseorg
hrs mempunyai bbrp syarat antara lain : usia
sdh tua, berilmu tinggi dan disegani warga
desa. Tindakan penyembuhan dilakukan dg
mengadakan balian, yaitu keluarga si sakit hrs
menyediakan sesaji, spt ayam berbulu hitam,
beras dan piring putih polos. Basir akan menarinari diiringi tabuhan dari dua org yg dipercaya.
Acara ini dilakukan pd malam hari dan basir
akan menari terus sampai kesurupan. Setelah
kesurupan, basir akan mendatangi sisakit, lalu
memijat-mijat bagian tubuh yg sakit. Proses
pengobatan dianggap selesai setelah basir
sadar atau siuman kembali.

2).Berbagai tindakan dilakukan oleh masyarakat Bima


di NTB melalui perantara sandro (dukun). Cara yg
dilakukan oleh para sandro antara lain adalah
melakukan peniupan sambil berdoa, melakukan
semproh dengan memakai sirih dan pinang atau
jagung muda dan pengompresan dengan daundaunan.

3).Di Irian Jaya sebagian masyarakat melakukan


tindakan utk mengatasi nyeri dengan daun-daunan
yg sifatnya gatal. Mereka percaya bahwa pd daun tsb
terdapat miang yang dpt melekat dan
menghilangkan rasa nyeri bila dipukul-pukulkan di
bagian tubuh yang sakit.

Masalah etika dalam praktik keperawatan.


Berbagai masalah etis yg dihadapi perawat dlm praktik

keperawatan telah menimbulkan konflik antara


kebutuhan klien dengan harapan perawat dan falsafah
keperawatan.

Masalah etika keperawatan pd dasarnya mrpk masalah

etika kesehatan dlm kaitan ini dikenal istilah etika


biomedis atau bioetis.
Istilah bioetis mengandung arti ilmu yang mempelajari
masalah yg timbul akibat kemajuan ilmu pengetahuan,
terutama di bidang biologi dan kedokteran.
Masalah etis yg akan dibahas : berkata jujur, AIDS,

abortus, menghentikan pengobatan, cairan dan


makanan, eutanasia, transplantasi organ, inseminasi
artifisial dan bbrp masalah etis yg langsung berkaitan
dg praktik keperawatan.

1.

Berkata jujur.
Truth telling, ada suatu istilah yg disebut desepsi,
berasal dari kata decieve yang berarti membuat org
percaya terhdp suatu hal yg tdk benar, meniru atau
membohongi.
Desepsi meliputi berkata bohong, mengingkari atau
menolak, tdk memberikan informasi dan memberikan
jawaban tidak sesuai dengan pertanyaan atau tidak
memberikan penjelasan sewaktu informasi
dibutuhkan.
Berkata bohong mrpk tindakan desepsi yg paling
dramatis krn dlm tindakan ini, seorg dituntut utk
membenarkan sesuatu yang diyakini salah.
Contoh : tindakan desepsi adalah perawat
memberikan obat plasebo dan tdk memberi tahu klien
tentang obat apa yang sebenarnya diberikan tersebut.

Tindakan desepsi ini secara etika tdk dibenarkan. Para

ahli etika menyatakan bahwa tindakan desepsi


membutuhkan keputusan yg jelas terhdp siapa yg
diharapkan melalui tindakan tsb.
Konsep kejujuran mrpk prinsip etis yg mendasari

berkata jujur. Seperti jg tugas yg lain, berkata jujur


bersifat prima facie (tdk mutlak) shg desepsi pd
keadaan tertentu diperbolehkan
Berbagai alasan yg dikemukakan dan mendukung posisi

bahwa perawat hrs berkata jujur, yaitu bahwa berkata


jujur mrpk hal yg penting dlm hubungan saling percaya
perawat-klien, klien mempunyai hak utk mengetahui,
berkata jujur mrpk kewajiban moral, menghilangkan
cemas dan penderitaan, meningkatkan kerjasama klien
maupun keluarga dan memenuhi kebutuhan perawat.

Menurut Free, alasan yg mendukung tindakan desepsi,

termasuk berkata bohong, mencakup bahwa klien tidak


mungkin dapat menerima kenyataan. Klien menghendaki
untuk tidak diberi tahu bila hal tersebut menyakitkan.
Secara profesional perawat mempunyai kewajiban tidak
melakukan hal yang merugikan klien dan desepsi mungkin
mempunyai manfaat untuk meningkatkan kerja sama klien
(Mc closkey, 1990).

2. AIDS.
Acquired immune deficiency syndrome pd awalnya ditemukan
pd masy gay di As thn 1980 atau 1981. AIDS ditemukan jg
mulanya di Afrika. Saat ini AIDS hampir ditemukan di setiap
negara, termsk Indonesia. Oleh krn pd awalnya ditemukan pd
masy gay (homoseksual) maka kemudian muncul anggapan
yg tdk tepat bahwa AIDS mrpk gay disease. Menurut Forrester,
pd kenyataannya AIDS jg mengenai biseksual, heteroseksual,
kaum pengguna obat dan Prostitusi (mc Closkey, 1990).

kesimpulannya., AIDS tdk sj menimbulkan dampak pd

penatalaksanaan klinis, ttp jg dampak sosial, kekhawatiran


masy, serta masalah hukum dan etika.

Oleh krn sifat virus penyebab AIDS, yaitu HIV, dpt menular

pd org lain maka muncul ketakutan masy utk berhubungan


dengan penderita AIDS dan kadang-kadang penderita AIDS
sering diperlakukan tidak adil dan didiskriminasikan.

Perilaku diskriminasi ini tdk sj terjd di masy yg belum

paham AIDS, ttp jg masy yg sudah tahu AIDS, jg di masy


yang paham AIDS.

Perawat yg bertanggung jawab dlm merawat klien AIDS

akan mengalami berbagai stres pribadi, termasuk takut


tertular atau menularkan pd keluarga dan ledakan emosi
bila merawat klien AIDS fase terminal yg berusia muda
dengan gaya hidup yg bertentangan dengan gaya hidup
perawat.

Perawat sangat berperan dalam perawatan

klien, sepanjang infeksi HIV masih ada dengan


berbagai komplikasi sampai kematian tiba.
Perawat terlibat dalam pembuatan keputusan

tentang tindakan atau terapi yg dpt dihentikan


dan tetap menghargai martabat manusia, pada
saat tidak ada terapi medis lg yg dpt diberikan
kpd klien, spt mengidentifikasi nilai-nilai,
mengali makna hidup klien, memberikan rasa
nyaman, memberii dukunan manusiawi dan
membantu meninggal dunia dalam keadaan
tentram dan damai (Phipps, Long, 1991)

3. Fertilisasi in vitro, inseminasi artifisial dan pengobatan


reproduksi.
Fertilisasi in vitro, inseminasi artifisial mrpk dua dari
berbagai metode baru yang digunakan utk mengontrol
reproduksi. Metode ini memberikan harapan bagi
pasangan infertil utk mendapatkan keturunan.
Fertilisasi in vitro mrpk metode konsepsi yg dilakukan

dengan cara membuat by pass pd tuba falopi wanita.


Tindakan ini dilakukan dengan cara memberikan
hiperstimulasi ovarium utk mendptkan bbrp sel telur
atau folikel yg siap dibuahi. Sel-sel telur ini kemudian
diambil mll prosedur pembedahan. Proses pembuahan
dilakukan dengan cara meletakkan sel telur dalam
tabung dan mencampurinya dengan sperma pasangan
wanita yg bersangkutan atau dari donor.

Sel telur yg telah dibuahi kemudian mengalami


serangkaian proses pembelahan sel sampai menjadi
embrio, kemudian embrio ini dipindahkan ke dalam
uterus wanita dengan harapan dapat terjadi kehamilan.
Inseminasi artifisial mrpk prosedur utk menimbulkan

kehamilan dg cara mengumpulkan sperma seorg pria


yang kemudian dimasukkan ke dalam uterus wanita
saat terjadi ovulasi.
Teknologi yg lebih baru pada inseminasi artifisial adalah

dengan menggunakan ultrasound dan stimulasi


ovarium shg ovulasi dapat diharapkan pada waktu yang
tepat. Sperma dicuci dg cairan tertentu utk
mengendalikan motilitasnya, kemudian dimasukkan ke
dlm uterus wanita.

Berbagai masalah etika muncul berkaitan dengan

teknologi tsb. Masalah ini tdk sj dimiliki oleh para


pasangan infertil, tim kesehatan yang menangani,
tetapi jg oleh masyarakat. Berbagai pertanyaan
diajukan apa sebenarnya hakikat / kemurnian hidup ?
Kapan awal hidup manusia ? Hakikat keluarga ? Apakah
pendonor sel telur atau sperma bisa dikatakan sebagai
bagian keluarga ? Bagaimana bila teknologi dilakukan
pd pasangan lesbian atau homoseksual ?
Pihak yg memberikan dukungan menyatakan bahwa
teknologi tsb pada dasarnya bertujuan utk memberikan
harapan atau membantu pasangan infertil untuk
mempunyai keturunan
Pihak yg menolak menyatakan bahwa tindakan ini tdk
dibenarkan, terutama bila telur atau sperma berasal
dari donor.

Bbrp gerakan wanita menyatakan bahwa tindakan

fertilisasi in vitro maupun inseminasi


memperlakukan wanita secara tdk wajar dan
hanya wanita kalangan atas yang mendptkan
teknologi tsb karena biaya yang cukup tinggi. Hak
para wanita utk memilih dilanggar.
Kesimpulannya : teknologi ini merupakan masalah
yg kompleks dan cukup jelas dpt melanggar nilainilai masy dan wanita, tetapi cukup memberi
harapan kpd pasangan infertil
Untuk mengantisipasinya diperlukan aturan atau
undang-undang yg jelas.
Perawat mempunyai peran penting,terutama
memberikan konseling pd klien yg memutuskan
akan melakukan tindakan tersebut.

4. Abortus.

Abortus secara umum dpt diartikan sbg


penghentian kehamilan secara spontan atau
rekayasa.
Pihak yg pro menyatakan bahwa aborsi adalah
mengakhiri atau menghentikan kehamilan yang
tidak diinginkan, sedangkan anti aborsi cenderung
mengartikan aborsi sbg membunuh manusia yang
tdk bersalah.
Dalam membahas abortus biasanya dilihat dari 2
sudut pandang,yaitu moral dan hukum.
Secara umum ada tiga pandangan yg dpt dipakai
dlm memberi tanggapan terhdp abortus, yaitu
pandangan konservatif, moderat dan liberal
(Megan, 1991).

Pandangan konservatif.

Abortus secara moral jelas salah, dan dlm situasi apa


pun abortus tdk boleh dilakukan, termsk dengan
alasan penyelamatan (misalnya : bila kehamilan
dilanjutkan, akan menyebabkan ibu meninggal dunia).
Pandangan moderat.

Abortus hanya mrpk suatu prima facia, kesalahan


moral dan hambatan penentangan abortus dpt
diabaikan dengan pertimbangan moral yang kuat.
Contoh : abortus dpt dilakukan selama tahap
presentience (sebelum fetus mempunyai
kemampuan merasakan).
Abortus dpt dilakukan bila kehamilan mrpk hasil
pemerkosaan atau kegagalan kontrasepsi.

Pandangan liberal.

Abortus secara moral diperbolehkan atas dasar


permintaan. Secara umum pandangan ini mengganngap
bahwa fetus belum menjadi manusia. Fetus hanyalah
sekelompok sel yg menempel di dinding rahim wanita.
menurut pandangan ini, secara genetik fetus dpt
dianggap sebagai bakal manusia, tetapi secara moral
fetus bukan manusia.
kesimpulannya : apapun alasan yg dikemukakan,
abortus sering menimbulkan konflik nilai bagi perawat
bila ia harus terlibat dalam tindakan abortus. Di
beberapa negara spt AS, Inggris ataupun Australia
dikenal tatanan hukum conscience clauses yg
memperbolehkan dokter, perawat atau petugas rumah
sakit utk menolak membantu pelaksanaan abortus.

Di Indonesia, tindakan abortus dilarang sejak


tahun 1918 sesuai dengan pasal 346 s/d 3349
KUHP, dinyatakan bahwa barang siapa
melakukan sesuatu dengan sengaja yang
menyebabkan keguguran atau matinya
kandungan, dpt dikenai penjara .
Masalah abortus memang kompleks, namun
perawat profesional tidak diperkenankan
memaksakan nilai-nilai yang ia yakini kepada
klien yang memiliki nilai berbeda, termasuk
pandangan terhadap abortus.

5. Eutanasia.
Mrpk masalah bioetik yg jg menjadi perdebatan
utama di dunia barat. Eutanasia berasal dari bahasa
Yunani, eu (berarti mudah, bahagia atau baik) dan
thanatos (berarti meninggal dunia).
Jd, berarti meninggal dunia dengan baik atau
bahagia.
Menurut Oxfort English Dictionary, euthanasia berarti
tindakan utk mempermudah mati dengan mudah dan
tenang.
Aspek bioetis :
Eutanasia volunter : klien secara sukarela dan bebas
memilih utk meninggal dunia.
2. Eutanasia involunter : tindakan yg menyebabkan kematian
dilakukan bukan atas dasar persetujuan dari klien dan
sering kali melangggar keinginan klien
1.

3.

Eutanasia aktif : melibatkan suatu tindakan


disengaja yang menyebabkan klien meninggal,
misalnya dengan menginjeksi obat dosis letal.
Eutanasia aktif merupakan tindakan yg melanggar
hukum dan dinyatakan dalam KUHP pasal 338, 339,
345 dan 359.
4. Eutanasia pasif : menghentikan pengobatan atau
perawat suportif yang mempertahankan hidup
(misalnya : antibiotika, nutrisi, cairan, respirator yg
tdk diperlukan lagi oleh klien).
Eutanasia pasif sering disebut sebagai eutanasia
negatif, dapat dikerjakan sesuai dengan fatwa IDI
Kesimpulannya :
Jenis eutanasia mana yg diperbolehkan ?
Kondisi bagaimana ?
Metode bagaimana yang tepat ?

6. Penghentian pemberian makanan, cairan dan


pengobatan.
Makanan dan cairan mrpk kebutuhan dasar manusia.
Memenuhi kebutuhan makanan dan minuman adalah
tugas perawat. Selama perawatan sering kali perawat
menghentikan pemberian makanan dan minuman,
terutama bila pemberian tsb justru membahayakan klien
(mislnya pra dan pasca operasi).
Masalah etika dpt muncul pd keadaan terjadi
ketidakjelasan antara memberi atau menghentikan
makanan dan minuman, serta ketidakpastian tentang hal
yg lebih menguntungkan klien.
Ikatan perawat Amerika (ANA, 1988), menyatakan bahwa
tindakan penghentian dan pemberian makan kpd klien
oleh perawat secara hukum diperbolehkan, dg
pertimbangan tindakan menguntungkan klien (Kozier,
Erb, 1991).

7. Transplantasi organ.
Menurut Helsinki, tdk semua perawat terlibat dalam
tindakan ini, namum dlm beberapa hal, perawat cukup
berperan spt merawat dan meningkatkan kesehatan
pemberi donor, membantu di kamar operasi dan
merawat klien setelah transplantasi (Megan, 1991).
Pelaksanaan transplantasi organ di Indonesia diatur dlm
peraturan pemerintah no. 18 tahun 1981, tentang
bedah mayat klinis dan bedah mayat anatomis /
transplantasi alat atau jaringan tubuh, mrpk
pemindahan alat / jaringan tubuh yg masih mempunyai
daya hidup sehat utk menggantikan alat / jaringan
tubuh yang tidak berfungsi dengan baik.
Tindakan transplantasi tdk menyalahi semua agama
dan kepercayaan kpd Tuhan YME, asalkan penentuan
saat mati dan penyelenggararaan jenazah terjamin dan
tdk terjadi penyalahgunaan (Est Tansil, 19991)

Anda mungkin juga menyukai