Anda di halaman 1dari 19

Tahap-Tahap Analitik

By : Syifa Fauziah
X-AK2

Pengertian Analitik
Analitikadalah tahap pengerjaan pengujian sampel sehingga

diperoleh hasil pemeriksaan. Tahap ini harus ekstra teliti


dalam memulai pemeriksaan laboratorium.
Yang termasuk ke dalam tahapan analitik diantaranya :
Pemeriksaan spesimen
Pemeliharaan dan Kalibrasi alat
Uji kualitas Reagen
Uji Ketelitian
Uji Ketepatan

Tahap Analitik dalam Pemeriksaan Urinalisis

a.Makroskopis
b.Warna dan kekeruhan
c.pH (Keasaman)
d.BJ (Berat Jenis)
e.Benda keton
f. Darah Samar
g.Glukosa
h.Protein
i. Urobilinogen
j. Bilirubin
k.Sedimen urin

Makroskopis
Cara kerja :
1. Urin dimasukan kedalam tabung reaksi hingga 2/3 tabung

2. Masukan strip carik celup kedalam tabung hingga semua

parameter tergerangi urin


3. Strip carik celup diangkat dan Perubahan warna pada strip
diamati dan disamakan sesuai dengan standar warnayang
tertera pada tabung strip

Warna dan Kekeruhan


Metode : Visual
Cara kerja :

Tabung reaksi diisi sampai penuh


warna dan kekeruhan dilihat pada tempat yang terang dengan posisi
dimiringkan

Intepretasi hasil :

Warna : Urin berwarna kuning muda hingga tua


Kejernihan

: Urin Jernih- Agak keruh-Keruh

pH (Keasaman)
Cara kerja :

Kertas indikator universal di celupkan kedalam pat atau tabung yang berisi
urin
Perubahan warna pada kertas diamati dan disamakan sesuai dengan
standar warna pada indikator universal

Intepretasi hasil : Nilai normal : 4,6 - 8,5

BJ (Berat Jenis)
Metode : Refraktometer
Cara kerja :

Satu tetes urin diletakan pada meja benda


Kemudian dilihat dan disesuaikan dengan standart bias yang ada dengan
cara menggeser atau memutar skrup yang ada

Intepretasi hasil

: Nilai normal : 1.003-1.030

Benda keton
Dalam analitik benda keton,terdapat 3 metode yang di gunakan yaitu:
Metode Rothera
Cara kerja :
Urin dimasukkan sebanyak 5ml kedalam tabung reaksi
Kemudian ditambahkan 1gr serbuk rothera kedalamtabung tersebut,
kocok hingga larut
Dalam keadaan miring ditambahkan 1-2ml ammonium hidroksida
pekat melalui dinding tabung
Setelah itu tabung di letakkan pada rak dalam keadaan tegak
selama 3 menit
Hasil reaksi dicatat
Intepretasi hasil:
(+) : terbentuk cincin ungu
(-) : tidak terbentuk cincin ungu

Metode Lange
Cara kerja :
Dimasukan 2ml urin kedalam tabung reaksi
Sebanyak 0,1ml asam asetat glasial & 1 tetes larutan NaNitroprussida 5% ditambahkan kedalam tabung reaksi tersebut
Kemudian melalui dinding tabung ditambahkan larutan amonia
10% sebanyak 2ml
Setelah itu tabung diletakan pada rak dalam keadaan tegak
selama 3 menit
Hasil reaksi dicatat
Intepretasi hasil :
(+) : terbentuk cincin ungu
(-) : tidak terbentuk cincin ungu

Metode Gerhardt
Cara kerja :
Urin dimasukan sebanyak 5ml kedalam tabung reaksi, kemudian
diteteskan 10 tetes larutan ferriclorida 10% kedalam tabung
sambil dikocok hingga homogen
Jika terbentuk presipitat putih, peripitat disaring
Setelah itu ditambahkan beberapa tetes larutan ferriclorida
kedalam filtrat
Hasil reaksi yang terjadi diamati dan dicatat
Intepretasi hasil:
(+) : larutan berwarna merah coklat
(-) : larutan berwarna kuning

Darah Samar
Metode : Guajac
Cara kerja :
Dimasukan 4ml urin kedalam tabung, tambahkan beberapa tetes asam asetat
glasial dan campurlah
Pada tabung lainnya dimasukan sepucuk spatel serbuk guajac kemudian 2ml
alkohol 95%, dicampur
Campuran guaja dan alkohol dituang ke dalam tabung yang berisi urin .
Ditambahkan 2ml H2O2 3%, hasil dibaca dalam waktu 5 menit
Intepretasi hasil:
Negatif (-)
: tidak ada perubahan warna
Positif (+)
: hijau
Positif (++)
: biru bercampur hijau
Positif (+++) : biru
Positif (++++) : biru tua

Glukosa
Dalam Analitik Glukosa, ada dua metode yang digunakan, yaitu :
Metode Reduksi Benedict
Cara kerja :
Dimasukkan 5 ml larutan benedict ke dalam tabung reaksi
Kemudian ditambahkan 5-8 tetes urin
Setelah itu dipanaskan diatas api bunsen selama 2 menit
mendidih atau pada penangas air yang mendidih selama 5 menit
Hasil reaksi diamati dan dicatat

Metode fehling
Cara kerja :
Dimasukan kedalam tabung reaksi campuran larutan fehling A &
B (1:1) sebanyak 2ml
Kemudian ditambahkan urin sebanyak 0,5 ml lalu dihomogenkan
Setelah itu dipanaskan diatas api bunsen selama 2 menit
mendidih atau pada penangas air yang mendidih selama 5 menit
Hasil reaksi diamati dan dicatat

Protein
Cara kerja :
Masukan urin kedalam tabung reaksi sampai 2/3 penuh

Dengan memegang penjepit tabung reaksi itu pada bagian atas tabung,
lapisan atas uarin itu dipanasi diatas nyala api sampai mendidih selama 30
detik
Perhatikan terjadinya kekeruha dilapisan atas urin, dengan membandingkan
jernihnya dengan pada bawah yang tidak dipanasi. Jika terjadi kekeruhan,
mungkin ia disebabkan oleh protein, tetapi mungkin juga oleh kalcium
karbonat, kalsium fosfat atau kristal yang lain
Teteskan kemudian kedalam urin yang masih panas itu 3-5 tetes larutan asam
asetat 6%.

Jika kekeruhan itu disebakan oleh kalsium fosfat kekeruran itu akan lenyap.
Jika kekeruhan itu disebabkan oleh kalslium karbonat kekeruhan hilang juga namun dengan
pembentukan gas.

Jika kekeruhan tetap ada atau menjadilebih keruh lai, tes terhadap protein adalah positif
Panasilah sekali lagi lapisan atas itu sampai mendidih dan kemudian berilah
penilaian semi kuantitatif kepada hasilnnya

Urobilinogen
Metode Wallace Diamond
Cara kerja :
Urin sebanyak 5ml dimasukan kedalam tabung reaksi lalu ditambahkan
1ml reagen Wallace Diamond, dihomogenkan dan dibiarkan selama 3-5
menit
Dengan latarbelakang putih, dilihat warna yang terjadi di dalam tabung :

Jika warna merah yang terlihat hanya samar-samar saja percobaan boleh dianggap
selesai

Jika warna merah yang terjadi terlihat jelas maka pemerikssaan dilanjutkan dengan
pengenceran (10x-100X)

Kedalam masing-masing tabung pencenceran ditambahkan 1ml reagen

Wallace Diamond dan dibiarkan selama 3-5 menit


Intepresi hasil :
Hasil penetapan dilaporkan dengan menyebutkan pengenceran tertinggi
yang masih memperlihatkan warna merah dan menyebutka pengenceran
yang tidak menimbulkan warna lagi

Bilirubin
A. Metode Tes Horisson
Cara kerja :
Sebanyak 5ml urin ditambahkan 5ml BaCl2, dihomogenkan & disaring

Kertas saring yang berisi presipitat diangkat dari corong dan di buka dengan posisi mendatar
Kertas dibiarkan mengering hingga beberapa menit
Setelah kering di tambahkan 2-3 tetes reagen fouchet diatas endapan pada kertas tersebut
Hasil warna yang terjadi dicatat dan diamati
Intepretasi hasil:
Positif (+) : Presipitan berwarna hijau
Negatif (-) : Presipitan tidak berwarna hijau

B. Metode Tes Busa


Cara kerja :
Urin dimasukan 5ml kedalam tabung reaksi
Kemudian urin dikocok kuat hingga berbusa
Busa tersebut diamati warnanya da di catat
Intepretasi hasil:
Positif (+) : Busa berwarna kuning
Negatif (-) : Busa berwarna jernih/putih

Sedimen urin
Cara kerja :
Urin dihomogenkan, lalu dimasukan kedalam tabung sentrifuge sebanyak 78ml
Sampel urin di sentrifuge dengan kecepatan 15000-3000rpm selama 10-15
menit
Setelah itu supernatan dibuang hingga yang tertinggal hanya sediment urin
yang ada pada dasar tabung
Cara pemeriksaan mikroskopis :
Sedimen urin dihomogenkan
Diambil 1 tetes sedimen urin tersebut kemudian diletakan diatas kaca objek
yang bersih & kering, lalu tutp dengan deck glass
Diamati dengan mikroskop
Sedimen di periksa dengan memakai lensa objektif dari kecil (10x) hingga
lensa objektif besar (40x)
Lapaorkan hasil pemeriksaan yang ditemukan pada Lapang Pandang Kecil
(LPK) & Lapang Pandang Besar (LPB)

Intepretasi hasil

Pengukuran Analitik
Pengukuran analitik dapat dibagi menjadi tiga yaitu :
1)Kesalahan Serius ( Gross Error )
Tipe kesalahan ini sangat fatal, sehingga konsekuensinya
pengukuran harus di ulangi.
2)Kesalahan Acak ( Random Error )
Golongan kesalahan ini merupakan bentuk kesalahan yang
menyebabkan dari hasil suatu perulangan menjadi relative
berbeda satu sama lain, dimana hasil secara individual berada di
sekitar harga rata-rata.
3)Kesalahan Systematik ( Systematic Error )
Kesalahan systematik merupakan jenis kesalahan yang
menyebabkan semua hasil data.

Anda mungkin juga menyukai