Anda di halaman 1dari 7

KELOMPOK 5

A. BULQIS SAFIRAH
MUH. IVAN BACHTIAR
NADYA ANANDA REZKY.I

IDENTITAS PERSONAL
Menurut Erikson (1968), identitas personal adalah mengenal dan menghayati dirinya sebagai pribadi
sendiri serta tidak tenggelam dalam peran yang dimainkan, misalnya sebagai anak, teman, pelajar,
atupun teman sejawat. Identifikasi diri muncul ketika anak muda memilih nilai dan orang tempat dirinya
memberikan loyalitasnya, bukan sekadar mengikuti pilihan orangtuanya. Orang yang sedang mencari
identitasnya adalah orang yang ingin menentukan siapakah atau apakah yang dia inginkan pada masa
mendatang.
Sedangkan menurut Waterman (1984), identitas berarti memiliki gambaran diri yang jelas meliputi
sejumlah tujuan yang ingin dicapai, nilai, dan kepercayaan yang dipilih oleh individu tersebut.
Komitmen-komitmen ini meningkat sepanjang waktu dan telah dibuat karena tujuan, nilai dan
kepercayaan yang ingin dicapai dinilai penting untuk memberikan arah, tujuan dan makna pada hidup
(LeFrancois, 1993).
Kemudian Marcia (1993) juga mengatakan bahwa identitas personal merupakan komponen penting
yang menunjukkan identitas personal individu. Semakin baik struktur pemahaman diri seseorang
berkembang, semakin sadar individu akan keunikan dan kemiripan dengan orang lain, serta semakin
sadar akan kekuatan dan kelemahan individu dalam menjalani kehidupan. Sebaliknya, jika kurang
berkembang maka individu semakin tergantung pada sumber-sumber eksternal untuk evaluasi diri.

PEMBENTUKAN KONSEP DIRI


Menurut Ericson ada lima tahap pembentukan konsep diri
pada
perkembangan seseorang :
1.Pada usia 1,5 sampai 2 tahun disebut sense of trust.

2. Usia 2 sampai 4 tahun disebut sense of autonomy.


3.Usia 4 sampai 7 tahun disebut sense of initiative.
4.Usia 7 samapi 12 tahun disebut sense of industry.

5.Usia 12 tahun ke atas disebut sense of identity.

Adapun pembentukan konsep diri menurut Alex Sobur,


ialah:
Menurut Alex Sobur (2009: 510-511) konsep diri pada dasarnya
tersusun atas berbagai tahapan. Yang paling mendasar adalah
konsep diri primer, yaitu konsep yang terbentuk atas dasar
pengalamannya terhadap lingkungan terdekatnya, yaitu
lingkungan rumahnya sendiri. Konsep tentang bagaimana dirinya
banyak bermula dari perbandingan antara dirinya dan saudarasaudaranya. Adapun konsep bagaimana peranannya, aspirasinya
ataupun tanggung jawabnya dalam kehidupan ini, banyak di
tentukan atas dasar didikan atau tekanan dari orang tua.
Lalu, setelah anak bertambah besar, ia akan mempunyai hubungan
yang lebih luas lagi dari sekedar lingkungan keluarga. Akhirnya
anak akan memperoleh konsep diri yang baru dan berbeda dari
apa yang sudah terbentuk dalam lingkungan rumahnya. Ini
menghasilkan konsep diri sekunder. Konsep dasar sekunder banyak
ditentukan pula oleh konsep diri primernya.

Jenis-Jenis Konsep Diri


Menurut William D.Brooks (dalam Rahkmat, 2005:105) bahwa
dalam menilai dirinya seseorang ada yang menilai positif dan ada
yang menilai negatif.
Tanda-tanda individu yang memiliki konsep diri yang positif
adalah :
1. Yakin akan kemampuan dalam mengatasi masalah
2. Merasa setara dengan orang lain
3. Menerima pujian tanpa rasa malu
4. Menyadari bahwa setiap orang mempunyai berbagai perasaan dan
keinginan serta perilaku yang tidak seharusnya disetujui oleh
masyarakat.
5. Mampu memperbaiki karena ia sanggup mengungkapkan aspekaspek
kepribadian tidak disenangi dan berusaha mengubahnya.

Tanda-Tanda individu yang memiliki konsep diri negatif


adalah :
1. Peka terhadap kritik
2. Responsif sekali terhadap pujian
3. Cenderung bersikap hiperkritis
4. Cenderung merasa tidak disenangi oleh orang lain
5. Bersikap psimis terhadap kompetisi

SEKIAN
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai