Latar Belakang
Indeks karies digunakan untuk
mengukur pengalaman karies dan
membantu
kebutuhan
perawatan.
Pengalaman
menyusun
perencanaan
program
kesehatan yang
efektif dan
efisien.
pelaksana
program agar
dapat
mengevaluasinya
efektivitas
program dengan
baik, sehingga
hasil dapat
terukur dan
dipertanggungja
wabkan.
karies dan
kebutuhan
perawatan dapat
diukur dengan
menggunakan
indeks karies
yaitu Indeks
DMF-T dan
indeks def-t.
Identifikasi Masalah
Bagaimana pengalaman karies dan
kebutuhan perawatan siswa di
sekolah swasta.
Tujuan Penelitian
Tujua
n
Hasil
Kerangka Pemikiran
Pengalaman
Karies dan
Kebutuhan
perawatan
Keadaan Gigi
geligi Siswa
Sekolah Dasar
Swasta
indeks karies
yaitu Indeks
DMF-T dan
indeks def-t
pada geligi
campuran.
Kerjasama antara
petugas dengan guru
dalam bidang
kesehatan gigi adalah
dalam wadah program
usaha kesehatan gigi
sekolah
informasi penelitian,
informed consent, formulir
pemeriksaan, masker,
sarung tangan, kaca mulut,
mencatatkan
decay (D)
mencatatkan
missing (M)
mencatatkan
filling (F)
Hasil
pemeriksaan
dicatat,
kemudian di
analisa dengan
menghitung
pengalaman
karies (indeks
DMF-T) kemudian
dikategorikan
dan dihitung
kebutuhan
perawatan
Hasil Penelitian
Tabel 1.1 Indeks DMF-T Siswa
Kriteria
Jumlah Gigi
164
Total
178
244
0,7
Indeks DMF-T
Hasil Penelitian
Tabel 1.2 Indeks def-t Siswa
Kriteria
Jumlah Gigi
836
165
32
Total
1033
244
4,2
Indeks def-t
Hasil Penelitian
Tabel 1.3 Kebutuhan Perawatan
N
244
164
% Kebutuhan Perawatan
67,2
836
342,6
Pembahasan
indeks DMF-T 0,7
kerusakan gigi permanen karena karies
sekitar 0-1
Tabel 1.1
Sangat rendah
indeks def-t siswa 4,2
gigi sulung yang mengalami kerusakan
sebanyak 4 gigi setiap siswa
Tabel 1.2
kategori tinggi
Pembahasan
Anak usia sekolah Dasar (6-12 Tahun)
merupakan kelompok umur dimana semua
gigi permanen kecuali molar ketiga sudah
erupsi.
pertambahan usia sehingga relatif gigi yang
ada baru tumbuh sehingga nilai keparahan
kariesnya jauh lebih rendah dibandingkan
dengan gigi sulung
pengalaman karies pada gigi sulung biasanya
lebih tinggi daripada gigi normal, karena gigi
sulung lebih lama terpapar faktor-faktor
penyebab karies seperti cemilan, minumanminuman dan makanan yang manis.
Pembahasan
masih rendahnya pemeliharaan kesehatan
gigi pada anak-anak di sekolah ini
kurangnya peran orang tua di rumah sebagai
tempat pertama mereka belajar sejak gigi
mereka erupsi dan peranan pelayanan
kesehatan setempat
Upaya yang dapat dilakukan sekolah dalam
menindaklanjuti hasil ini yaitu dengan
meningkatkan upaya usaha kesehatan gigi
sekolah (UKGS)
Pembahasan
Kebutuhan perawatan karies pada gigi
permanen maksimal 1 gigi per siswa.
Kebutuhan perawatan karies pada gigi sulung
3-4 gigi per siswa
kebutuhan perawatan gigi permanen kecil,
sehingga perencanaan untuk melakukan
perawatan gigi permanen lebih rendah
daripada gigi sulung.
paparan makanan pada gigi sulung lebih
lama dan lebih bevariasi,10 sehingga
membutuhkan perawatan lebih banyak
Pembahasan
Kebutuhan perawatan gigi dapat ditetapkan
sebagai jumlah dari perawatan gigi yang
seharusnya dilakukan seseorang dalam waktu
tertentu agar giginya sehat.
kebutuhan perawatan yang sangat diperlukan
yaitu pencegahan dan perawatan karies gigi.
Pencegahan perlu dilakukan untuk mencegah
terjadinya lesi karies baru pada gigi.
Perawatan karies gigi bertujuan untuk
menghilangkan rasa sakit dan infeksi &
melakukan restorasi gigi untuk mengembalikan
fungsi gigi ke keadaan normal.
Simpulan
pengalaman karies dan kebutuhan
perawatan di salah satu sekolah swasta di
Kabupaten Bandung:
pengalaman karies pada gigi permanen
sangat rendah, sedangkan pengalaman
karies pada gigi sulung tinggi.
Kebutuhan perawatan gigi permanen 1 gigi
per-siswa sedangkan kebutuhan perawatan
karies gigi sulung 3-4 gigi per-siswa.
Saran
perlunya pencegahan lebih dini pada
anak yang memiliki gigi sulung dan
permanen