Anda di halaman 1dari 11

ANALISIS KEBIJAKAN

Permenkes No. 19 Tahun 2016


tentang

SISTEM PENANGGULANGAN GAWAT DARURAT (SPGDT)

OLEH:

MELITA HENDRIANI
MAGISTER MANAJEMEN
MAGISTER ADMINISTRASI RUMAH SAKIT
UNIVERSITAS PASUNDAN
2016
melita.hendriani@yahoo.com

PERMENKES NO. 19 TAHUN 2016


Terdiri dari 8 bab dan 32 pasal :

Bab I Ketentuan umum

Bab II Penyelenggaraan

Bab III Tugas dan Tanggung Jawab Pemerintah

Bab IV Pendanaan

Bab V Pelaporan

Bab VI Pembinaan dan Pengawasan

Bab VII Ketentuan Peralihan

Bab VIII Ketentuan Penutup

LATAR BELAKANG

Peningkatan jumlah korban/pasien yg meninggal dan


cacat sebagai dampak penanganan yang kurang
optimal

Mewujudkan peningkatan mutu pelayanan dalam


penanganan korban/pasien gawat darurat

- Sistem penanganan yg terpadu dan terintegrasi


yaitu

SPGDT (Sistem Penanganan Gawat Darurat Terpadu)

LANDASAN HUKUM
Landasan hukum yg berkaitan :

Permenkes no.64 tahun 2015 ttg organisasi dan tata


kerja kementrian kesehatan

Permenkes no. 001 tahun 2012 ttg sistem rujukan


pelayan kesehatan perorangan

SPGDT bertujuan untuk;

A. Meningkatkan akses dan mutu pelayanan


kegawatdaruratan

B. Mempercepat waktu penanganan dan menurunkan


angka kematian dan kecacatan.

Penyelenggaraan SPGDT terdiri dari:

Sistem komunikasi gawat darurat


Pusat komando nasional, pusat pelayanan keselamatan terpadu

Sistem penanganan korban/pasien gawat darurat


Prafasilitas, intrafasilitas, antar fasilitas

Sistem transportasi gawat darurat -- > ambulan gawat darurat

Saling terintegrasi dan terpadu

Alur SPGDT

NATIONAL COMMAND CENTER

National Command Center (pusat Komando Nasional)

Berkedudukan di kementerian kesehatan, bertanggungjawab


pada Dirjen

Fungsi: sebagai pemberi informasi dan panduan thd


penanganan kasus keGD-an

Tugas : Memilah panggilan GD/non GD


Meneruskan panggilan ke PSC
Dokumentasi, monitoring, pelaporan dan evaluasi

PUBLIC SAFETY CENTER


Pusat pelayanan keselamatan terpadu

Wadah koordinasi untuk memberikan pelayanan GD secara tepat,


cepat dan cermat pada masyarakat

HARUS SIAP SEDIA 24 jam, ada di setiap Pemda kab/kota

Bekerjasama dengan unit teknis lain contoh kepolisian, pemadam


kebakaran

Tugas:

1.

menerima terusan panggilan ke GD an dari NCC

2.

Melaksanakan pelayanan ke GD

3.

Memberikan informasi ttg faskes

4.

Memberikan layanan ambulan

5.

Memberikan informasi tentang ketersediaan tempat tidur di RS

ANALISIS
Kelemahan:

sulitnya menjalin kerjasama antar tingkat pemerintahan, RS Swasta maupun


RS Pemerintah

Belum ada sistem kerjasama dengan pihak2 yang terkait, contoh pihak IT

Kelebihan:

Sistem penanganan GD akan lebih terpadu dan terintegrasi shg tidak ada
pasien yg mengeluh tidak ditangani dgn baik

Dengan adanya pencatatan dan pelaporan yg terpadu penanganan pasien


lebih cepat,tepat tingkat kematian dan kecacatan menurun

SARAN

Harus dibangun jejaring yang kuat antar berbagai pihak agar


proses pelayanan rujukan tidak mengalami hambatan.

Membangun kerjasama antar berbagai pihak dalam pengadaan


ambulan gawat darurat, pelatihan untuk tenaga kesehatan baik
yang di RS maupun di dinas kesehatan dalam memberikan
pertolongan pertama dan lanjutan.

Sosialisasi pada semua lapisan masyarakat tentang SPGDT


melalui berbagai cara misalnya melalui tv, radio, spanduk dan
lain sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai