Pada proses pengelasan padat tidak menggunakan logam pengisi dan
penyambungan dapat dilakukan dengan tekanan saja atau bisa juga dengan tekanan dan panas. Jika proses yang dipilih menggunakan panas dan tekanan, maka jumlah panas yang digunakan dari luar biasanya tidak cukup untuk melebur permukaan benda kerja yang dikerjakan
KEUNTUNGAN PENGELASAN PADAT
Bila dibandingkan dengan pengelasan lebur, ada beberapa keuntungan yang didapatkan pada pengelasan padat, yang antara lain adalah : Jika tidak terjadi peleburan maka tidak akan terbentuk daerah pengaruh panas (HAZ) sehingga logam disekeliling sambungannya tersebut masih mempunyai sifat-sifat aslinya Pada umumnya proses ini dapat menghasilkan sambungan las yang meliputi semua permukaan kontak dan tidak sama dengan yang terjadi pada proses pengelasan lebur yang sambungannya berupa titik atau kampuh las Ada beberapa proses pengelasan padat yang dapat digunakan pada proses penyambungan logam yang berbeda tanpa harus memperhitungkan ekspansi termal relatif, konduktivitas maupun masalah lainnya yang bisa saja timbul jika melakukan proses pengelasan lebur saat menyambung logam yang beda jenis.
MACAM PENGELASAN PADAT
1. Pengelasan Tempa (Forge Welding). Merupakan teknik penyambungan logam tertua, dimana pada proses tersebut komponen logam yang akan disambung akan dipanaskan dulu hingga temperatur kerja lalu berikutnya secara bersamaan ditempa dengan palu atau juga bisa dengan peralatan lain sampai tersambung menjadi satu.
2. Pengelasan Dingin (Cold Welding, CW). Merupakan proses
penyambungan logam dengan temperatur ruang dengan pengaruh tekanan. Tekanan tersebut akan mengakibatkan permukaan benda kerja akan mengalami aliran sehingga menghasilkan sambungan las. Pengelasan ini biasanya digunakan pada aluminium dan tembaga, namun terkadang juga diterapkan pada penyambungan nikel, seng, dan monel. 3. Pengelasan Rol (Roll Welding, COW). Merupakan proses yang pada penekanannya menggunakan peralatan rol yang bisa dilakukan dengan pemanasan dari luar sehingga disebut pengelasan rol panas maupun sebaliknya yang disebut sebagai pengelasan rol dingin.
4. Pengelasan Ledak (Explosion Welding, EXW). Merupakan proses
pengelasan padat yang pada dua permukaan logam yang diproses tersebut disatukan di bawah pengaruh impact dan tekanan. 5. Pengelasan Gesek (Friction Welding, FRW). Merupakan penyambungan yang dapat terjadi dikarenakan oleh panas gesek yang diakibatkan perputaran logam satu terhadap yang lainnya dibawah pengaruh tekanan aksial
LAS GESEK (FRICTION WELD)
Pada proses ini energy diberikan dari luar. Panas
didapatkan dari gesekan sehingga mampu manghubungkan dua komponen. Gesekan tersebut di dapat dari gaya axial pada permukaan yang berotasi kemudian berkontak dengan material lain. Material lain tersebut menekan material lain yang berotasi. Saat berotasi oksida dan kontaminasi lain dihilangkan. Parameter ukuran lasannya tergantung dari panas yang dibangkitkan, konduktivitas termal, dan properties material.
A. Inertia friction welding (IFW)
Merupakan proses modifikasi dari friction welding. Energy diperlukan gesekan sehingga timbul panas. Energy yang diberikan berupa energy kinetic yaitu flywheel. B. Linear friction welding (LFW) Menyambungkan dua komponen dengan gerakan linear. Proses ini cocok untuk komponen kotak logam maupun plastic. C. Friction stir welding (FSW) Dua permukaan disambungkan dengan rotasi dari nonconsumble probe. Tekanan kontak menyebabkan panas, kenaikan temperature. Aplikasi material melalui proses ini di antarany aluminum, tembaga, baja, dan titanium
Kelebihan friction stir welding antara lain:
(1) Sifat mekanis sambungan baik. (2) Terhindar dari asap beracun dan masalah-masalah lain yang dapat dijumpai pada arc welding. (3) Distorsi atau penyusutan kecil. (4) Bentuk las bagus.
Kelemahan Friction Stir Welding
Kelemahan friction stir welding antara lain: (1) Terdapat lubang ketika kita menarik tool dari benda kerja. (2) Penjepitan benda kerja harus kuat.