Anda di halaman 1dari 16

Pendidikan Anti Korupsi

Untuk Perguruan Tinggi

Overview
Pentingnya Pendidikan Antikorupsi
bagi Mahasiswa dan Perguruan
Tinggi
Peran Kampus Dalam Melawan
Korupsi
Pentingnya Birokrasi yang Bersih
Kesimpulan

Mengapa Pendidikan
Antikorupsi?
Menjadi sumber pengetahuan
mengenai seluk beluk korupsi dan
upaya-upaya pemberantasannya.
Menanamkan nilai-nilai antikorupsi.
Membangun budaya antikorupsi di
kalangan mahasiswa.
Mendorong peran aktif mahasiswa
untuk ikut bersama-sama melawan
korupsi.

Mengapa Perguruan Tinggi?


Perguruan Tinggi adalah perwujudan dari the island of
integrity.
Perguruan Tinggi memiliki fungsi mencetak penerus
bangsa dan pemimpin bangsa.
Latar belakang pelaku korupsi (85%) yang ditangani
Aparat Penegak Hukum adalah sarjana, baik S1, S2, S3
maupun bergelar profesor (KPK, 2014).
Hasil sebuah penelitian di Swiss menyebutkan bahwa
ada dua temuan terhadap mahasiswa dan korupsi:
Pertama, terbentuknya perilaku tipu muslihat di
kalangan mahasiswa. Kedua, adanya pandangan sempit
atas kepentingan pribadi yang terbawa ke dunia kerja.

Kampus dan Korupsi

Apa Bentuk Lain Korupsi di Kampus?

Pelibatan Kampus Dalam Melawan Korupsi (1)


Deklarasi Poznan (2014): World University
Consorsium dan World Academy of Art and Science
yang bertujuan untuk mainstreaming etika dan nilai
antikorupsi di lingkungan universitas.
Deklarasi Poznan diinisiasi oleh University of
Gothenburg, dengan 68 kampus yang terlibat.
Isu utama dari Deklarasi Poznan adalah adanya celah
besar dalam kurikulum di pendidikan tinggi yang
melahirkan toleransi terhadap anti-social behaviour.
Anti-social behaviour: norma tipu muslihat dan
orientasi kepentingan pribadi yang sempit terbawa
dalam dunia kerja.

(2)
The Catedra Program Columbia (2002):
diinisiasi oleh Transparency International
Columbia.
Fokus pada pendidikan nilai dan etika bagi
para profesional dengan menyediakan
perangkat pedagogis di universitas.
Pelaksanaannya melibatkan lembaga
publik, swasta, akademisi dan mahasiswa.
Tujuannya memperkuat tanggung-jawab
sosial kalangan kampus.

(3)
UNODC dan the Anti-Corruption Academic Initiative (ACAD): Forum
lintas pakar untuk mendiskusikan tantangan dalam pengajaran
antikorupsi di lembaga pendidikan dan mencari strategi yang
efektif dalam mengajarkan antikorupsi. Forum ini juga
menyediakan bantuan, baik dalam bentuk pendanaan, beasiswa
dan kurikulum bagi kampus yang ingin mengadopsi program
antikorupsi.
Setidaknya ada tiga argumentasi dasar mengapa isu antikorupsi
harus masuk ke kampus:
Pertama, kualitas riset yang tinggi dibutuhkan untuk memperbaiki
strategi antikorupsi di suatu negara.
Kedua, para akademisi memiliki peran kepemimpinan yang besar
di luar kampus (activist-scholars).
Ketiga, pengajaran antikorupsi diharapkan bisa mempengaruhi
perubahan pada lingkup sosial-politik dan ekonomi.

Mengapa Birokrasi Harus


Bersih?
Menghasilkan pegawai yang kompeten dan
imparsial
Meningkatkan kualitas pelayanan publik i.e
kesehatan, pendidikan, perijinan
Mendorong efisiensi keuangan/anggaran
negara
Mendorong peningkatan kinerja
pemerintahan secara umum di berbagai
bidang, baik ekonomi, sosial, politik dan
budaya

Kesimpulan
Perguruan Tinggi (civitas akademika) memiliki
tanggung jawab besar untuk ikut terlibat aktif
mendorong perlawanan terhadap korupsi
Faktanya, di Indonesia, PT dan lulusannya
banyak terlibat korupsi
Peran PT dalam melawan korupsi merupakan
sebuah agenda global
Birokrasi yang bersih mendukung tercapainya
agenda pemerintahan di berbagai bidang
(ekonomi, sosial, politik, dan budaya)

Referensi
http://
revistas.usc.es/gcompostela/en/activities
/PoznanDeclaration.html
http://
corruptionresearchnetwork.org/acrn-news/
blog/mainstreaming-ethics-and-anti-corru
ption-in-higher-education-the-poznan-dec
laration/view
http://documents.mx/news-politics/youthand-the-fight-against-corruption.html
Laporan Tahunan KPK, 2014

Anda mungkin juga menyukai