Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
AMALAN-AMALAN (SUNAH)
DI BULAN RAMADHAN
OLEH
H. ABD. KADIR AL MAKKI, M.HI
PENGERTIAN PUASA
BAHASA
(Menahan
dari
Segala
Sesuatu)
MACAM-MACAM (hukum)
PUASA:
1.PUASA
2.PUASA
3.PUASA
4.PUASA
WAJIB
SUNNAH
MAKRUH
HARAM
MACAM-MACAM (hukum)
PUASA
1. PUASA WAJIB
. Puasa Ramadhan :
Puasa wajib yang dikerjakan bagi setiap muslim pada
bulan Ramadhan selama sebulan penuh.
. Puasa Nadzar
Puasa yang disebabkan karena janji seseorang untuk
mengerjakan puasa. (Tergantung janji berapa hari)
. Puasa Kafarat
Puasa untuk mengganti denda yang wajib ditunaikan
yang disebabkan oleh suatu perbuatan dosa, yang
bertujuan menutup dosa tersebut sehingga tidak ada
lagi pengaruh dosa yang diperbuat tersebut, baik di
dunia maupun di akhirat.
MACAM-MACAM PUASA
2. PUASA SUNNAH
Puasa enam hari di bulan Syawal
Puasa sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah
Puasa hari Arafah (9 Dzulhijjah)
Puasa Muharrom
Puasa hari asyura (10 Muharram) + sebelum
/sesudah
Puasa Syaban
Puasa Senin dan Kamis
Puasa Tengah Bulan (tiga hari setiap bulan
Qamariyah (13, 14, dan 15
Puasa Dawud
MACAM-MACAM (hukum)
PUASA:
3. PUASA MAKRUH
Kapan puasa hukumnya makruh? Puasa yang makruh
dilakukan adalah puasa pada hari Jumat dan Sabtu yang
tidak bermaksud mengqadha Ramadhan, membayar
nadzar atau kafarat, atau tidak diniatkan untuk puasa
sunnah tertentu. Jadi seseorang yang puasa pada hari
Jumat atau Sabtu dengan niat mengqadha puasa
Ramadhan tidak termasuk puasa makruh. Misal tanggal
9 Dzulhijjah jatuh pada hari Sabtu maka puasa hari
Sabtu pada waktu itu menjadi puasa sunnah bukan
makruh. Ada pendapat lain yang lebih keras bahkan
menyatakan bahwa puasa pada hari Jumat tergolong
puasa haram jika dilakukan tanpa didahului hari
sebelum atau sesudahya.
MACAM-MACAM (hukum)
PUASA:
4. PUASA HARAM:
karena
waktunya atau karena kondisi pelakunya
Hari Raya Idul Fitri (1 Syawal )
Hari Raya Idul Adha (10 Zulhijjah )
Hari tasyrik (11, 12 dan 13 bulan
Zulhijjah)
Puasa sepanjang tahun / selamanya
PUASA RAMADHAN
Hai
orang-orang
yang
beriman,
diwajibkan
atas
kamu
berpuasa
sebagaimana diwajibkan atas orangorang
sebelum
kamu
agar
kamu
bertakwa (Q.S. Al-Baqarah [2]: 183)
Puasa
orang
sebelum
Ada empat bentuk puasa yang telah dilakukan oleh
umat terdahulu, yaitu:
kamu ?
Puasanya orang-orang suci, yakni praktek puasa
setiap hari dengan maksud menambah pahala.
Misalnya puasanya para pendeta
Puasa bicara, yakni praktek puasa kaum Yahudi.
Sebagaimana yang telah dikisahkan Allah dalam AlQuran, surat Maryam ayat 26 :
Jika kamu (Maryam) melihat seorang manusia,
maka katakanlah, sesungguhnya aku telah
bernadzar berpuasa untuk tuhan yang Maha
Pemurah, maka aku tidak akan berbicara dengan
seorang manusiapun pada hari ini (Q.S. Maryam :
26).
Puasa dari seluruh atau sebagian perbuatan
(bertapa), seperti puasa yang dilakukan oleh
pemeluk agama Budha dan sebagian Yahudi. Dan
puasa-puasa kaum-kaum lainnya yang mempunyai
cara dan kriteria yang telah ditentukan oleh
masing-masing kaum tersebut.
RUKUN PUASA
a. Niat Puasa (adanya suatu keinginan di dalam hati untk
menjalankan puasa semata-mata mengharap ridha Allah swt, karena
menjalankan perintah-Nya. )
Kapankah kita berniat berpuasa?
Untuk puasa wajib, sebelum datang fajar, sebagaimana disabdakan
oleh Rasulullah saw: Barang siapa tidak berniat puasa sejak makan,
maka ia tidak mempunya puasa (H.R. an-Nasai)
Untuk puasa sunnah, di bolehkan berniat setelah terbit fajar,
dengan syarat kita belum melakukan perbuatan-perbuatan yang
membatalkan puasa, seperti makan, minum, berhubungan suami
istri, dan lain-lain. Hal ini didasarkan pada Hadist dari Aisyah r.a:
Pada suatu hari, Rasulullah saw masuk ke rumah, kemudian
bersabda, apakah egnkau mempunyai makanan? Aku menjawab,
Tidak. Rasulullah saw, bersabda Kalau begitu, aku puasa. (H.R. AnNasai)
b. Imsak (Yaitu menahan diri dari hal-hal yang membatalkan
puasa seperti makan, minum, dan lain-lain dari mulai terbit fajar
sampai terbenam matahari. Jadi, waktu dimulainya puasa bukanlah
pada saat sirine atau pengumuman imsak disuarakan, tetapi dimulai
ketika fajar (subuh). Tentang kenapa diperlukan sirine dan jadwal
Beragama Islam
Berakal sehat
Baligh
Suci dari haid dan nifas (khusus
bagi kaum wanita)
Bermukim (tidak sedang
bepergian jauh)
Mampu (tidak sedang sakit)
HIKMAH PUASA
Bulan Ramadhan bulan melatih diri untuk
disiplin waktu.
Dalam tiga puluh hari kita dilatih disiplin bagai
tentara, waktu bangun kita bangun, waktu
makan kita makan, waktu menahan kita
sholat, waktu berbuka kita berbuka, waktu
sholat tarawih, iktikaf, baca qur'an kita
lakukan sesuai waktunya. Bukankah itu
disiplin waktu namanya? Ya kita dilatih
dengan sangat disiplin, kecuali orang tidak
mau ikut latihan ini.
HIKMAH PUASA
2. Bulan Ramadhan bulan yang menunjukkan pada
manusia untuk seimbang dalam hidup. Di bulan Ramadhan
kita bersemangat untuk menambah amal-amal ibadah,
dan amal-amal sunat. Artinya kita menahan diri atas satu
pekerjaan yang monoton dan lalai beribadah kepadaNya.
Orang yang lalai atas mengingat Allah, selalu asyik dengan
pekerjaannya, sehingga waktu istirahat siang, sholat, dan
makan sering terabaikan. Atau waktu yang seharusnya
dipakai untuk beribadah kepada Allah dipakai untuk makan
siang bersama kekasih. Sholat? tinggal. Di bulan
Ramadhan kita diajarka hidup seimbang, antara pekerjaan,
dan Ibadah. Pekerjaan untuk kepentingan dunia dan Ibadah
untuk kepentingan Akhirat.
HIKMAH PUASA
3. Bulan Ramadhan adalah bulan yang mengajarkan Manusia akan
pentingnya arti persaudaraan, dan silaturahmi. Di keluarga orang yang
tidak mengerti akan arti persaudaraan. Persaudaraan di keluarga tidak
begitu akrab, adik beradik bertengkar, Ibu dan Ayah kadang saling tidak
memperhatikan. Persaudaraan dari Gang Jalanan, banyak juga
perkelahiannya. Persaudaraan atas satu kelompok, satu bangsa, satu tanah
air, hanya selogan dan nama, kurang sekali mendapat makna. Dalam Islam
ada persaudaraan sesama muslim, akan tampak jelas jika berada dibulan
Ramadhan, Orang memberikan tajil perbukaan puasa gratis. Sholat
bersama di masjid, memberi ilmu islam dan banyak ilmu Islam di setiap
ceramah dan diskusi keagamaan yang dilaksanakan di Masjid. Semuanya
didapat gratis tanpa bayaran. Sesama muslim saling bersalaman,
bercengkrama saling menanyakan kabar. Sama-sama sholat tarawih
tadarus dengan saling mengajarkan Qur'an, dan banyak makanan sedekah
di Masjid. Ya tentunya Gratis. Persaudaraan sesama muslim sebenarnya
punya pelajaran dan bab khusus, ada ayat qur'an tentang persaudaraan,
ada banyak hadits nabi, tetapi jarang diperhatikan orang betapa
pentingnya arti persaudaraan itu. Tetapi dibulan Ramadha ia akan tampak
dengan sendirinya.
HIKMAH PUASA
HIKMAH PUASA
5. Bulan Ramadhan mengajarkan akan adanya
tujuan setiap perbuatan dalam kehidupan. Di
bulan puasa kita diharuskan sungguh-sungguh
dalam beribadah, menetapkan niat yang juga
berisi tujuan kenapa dilakukannya puasa. Tuajuan
puasa adalah untuk melatih diri kita agar dapat
menghindari dosa-dosa di hari yang lain di luar
bulan Ramadhan. Kalau tujuan tercapai maka
puasa berhasil. Tapi jika tujuannya gagal maka
puasa tidak ada arti apa-apa. Jadi kita terbiasa
berorientasi kepada tujuan dalam melakukan
segala macam amal ibadah.
HIKMAH PUASA
6. Bulan Ramadhan mengajarkan pada kita
hidup ini harus selalu mempunyai nilai ibadah.
Setiap langkah kaki menuju masjid ibadah,
menolong orang ibadah, berbuat adil pada
manusia ibadah, tersenyum pada saudara
ibadah, membuang duri di jalan ibadah,
sampai tidurnya orang puasa ibadah, sehingga
segala sesuatu dapat dijadikan ibadah.
Sehingga kita terbiasa hidup dalam ibadah.
Artinya semua dapat bernilai ibadah.
HIKMAH PUASA
7. Bulan Ramadhan melatih diri kita untuk selalu berhati-hati
dalam setiap perbuatan, terutama yang mengandung dosa.
Dibulan Ramadhan kita berpuasa. Kita menahan Lapar dan
dahaga. Bukan itu saja. Tetapi juga menahan segala yang
dapat membatalkan puasa, juga segala yang dapat merusak
puasa. Terutama hal-hal yang dapat menimbulkan dosa.
Sehingga di dalam bulan Ramadhan kita dapat terbiasa dan
terlatih untuk menghindari dosa-dosa kita agar kita
senantiasa bersih dari perbuatan yang dapat menimbulkan
dosa. Latihan ini menimbulkan kemajuan positif bagi kita jika
diluar bulan Ramadhan kita juga dapat menghindari hal-hal
yang dapat menimbulkan dosa seperti bergunjing, berkata
kotor, berbohong, memandang yang dapat menimbulkan
dosa, dan lain sebagainya.
HIKMAH PUASA
8. Bulan Ramadhan melatih kita untuk selalu tabah dalam
berbagai halangan dan rintangan. Dalam Puasa di bulan
Ramadhan kita dibiasakan menahan yang tidak baik
dilakukan. Misalnya marah-marah, berburuk sangka, dan
dianjurkan sifat Sabar atas segala perbuatan orang lain
kepada kita. Misalkan ada orang yang menggunjingkan
kita, atau mungkin meruncing pada Fitnah, tetapi kita
tetap Sabar karena kita dalam keadaan Puasa. Dengan
Sabar hasutan Syeitan untuk memperuncing konflik
menjadi gagal. Kitalah pemenangnya dari godaan Syeitan
tersebut. Masalah orang menggunjing, memfitnah, biarlah
itu jadi dosa-dosanya, janganlah kita ikut berdosa dengan
dosa orang lain.
HIKMAH PUASA
9. Bulan Ramadhan mengajarkan pada kita akan arti hidup
hemat dan sederhana. Setiap hari kita membeli kue dan
minuman untuk berbuka puasa. Dari sekian banya kue dan
minuman yang kita beli. Hanya minuman segelas teh
buatan kita sendiri yang diminum. Yang lain banyak
tertinggal dan sebagian terbuang keesokan harinya. Hal ini
menyadarkan kita, bahwa apa yang kita beli banyak-banyak
sebelum berbuka, hanyalah hawa nafsu saja. Kebutuhan
kita hanyalah segelas teh manis! Mengapa kita harus
membeli banyak-banyak minuman dan kue-kue yang
akhirnya tidak kita makan? Hal ini menyadarkan kita betapa
kita harus hemat, membeli sekedar yang dibutuhkan.
Kelebihan uang yang kita punyai mungkin dapat kita
sedekahkan bagi yang lebih membutuhkan.
HIKMAH PUASA
10. Bulan Ramadhan mengajarkan pada kita akan
pentingnya rasa syukur kita, atas nikmat-nikmat yang
diberikan pada kita. Rasa syukur kita akan adanya
nikmat makanan yang telah kita punyai terasa ketika
kita puasa. Kita merasakan lapar, tetapi kita masih
mempunyai makanan. Bagaimana dengan orang yang
merasakan lapar tetapi bukan karena ia juga puasa,
tetapi karena memang tidak punya makanan? Kita sakit,
kita dapat makan obat ketika buka, tetapi bagaimana
dengan orang yang tidak punya obat, ketika ia sakit?
Kita enak, ketika kita puasa merasa lapar dan haus, kita
lengahkan dengan menonton televisi atau hal-hal lain
seperti internet. Bagaimana dengan orang ketika ia lapa
dan haus mereka lengahkan lapar dan hausnya dengan
bekerja memenuhi tuntutan majikannya? Bukan karena
memang tidak punya televisi atau internet, tetapi karena
tuntutan hidup, yang mengharuskan ia bekerja untuk
AMALAN-AMALAN (SUNAH)
DI BULAN RAMADHAN