Oleh :
Anekke Dwi A
Dolly Jazmi
Rita Rosita
Ainul Riza
PENDAHULUAN
Adalah semua rudapaksan yang
terjadi pada dinding, cavum thorak
dan juga isinya. Dapat disebabkan
oleh trauma tumpul dan tajam.
Cedera thoraks menduduki peringkat
ketiga
terbanyak pada kasus-kasus
trauma. Dapat bermanifestasi sebagai
gangguan yang mengancam jiwa.
TRAUMA THORAKS
Kompresi
Ledakan
Benturan
Tumpul
Luka
tembak
Tikama
n
Tajam
Hematothoraks
Terakumulasinya darah
pada rongga thoraks
akibat trauma tumpul atau
tembus pada dada
Etiologi
Massive Hematothoraks
Etiologi :
Manifestasi Klinis
Sesak nafas
Nyeri dada
Tatalaksana
Tujuan:
Fraktur Clavicula
Tatalaksana
Komplikasi: Timbulnya
malunion fracture dapat
mengakibatkan
penekanan pleksus
brakialis dan pembuluh
darah subklavia
Fraktur Sternum
Ro Thoraks lateral
: ditemukan garis
fraktur, atau
gambaran
sternum yg
tumpang tindah
Tatalaksana
PNEUMOTORAKS
Definisi
Etiologi
Patofisiologi
Klasifikasi dan
penatalaksanaan
Pneumotoraks
Simpel
Pneumotoraks Tension
Penatalaksanaan : dekompresi
segera : large bore needle insertion
Pergeseran
mediastinum ke
kiri
Open pneumotoraks
FLAIL CHEST
DEFINISI
Flail Chest adalah keadaan klinis
gerakan
dinding
dada
yang
"melayang" (flail) oleh sebab
adanya
fraktur
iga
multipel
berturutan > 2 costae, dan
memiliki garis
fraktur 2
(segmented) pada tiap costae
padaanterolateral dinding dada
Tingkat kematian 20%-40%
Kematian meningkat dengan
usia lanjut
Tujuh patah tulang rusuk
atau lebih
syok
cedera kepala
FLAIL CHEST
MANIFESTASI KLINIS
1. Nyeri
: nyeri lokal dan
nyeri
pada gerak napas.
2. Gerakan
paradoksal
dinding dada pada inspirasi dan
ekspirasi
3. Krepitasi iga akibat fraktur iga
FLAIL
CHEST
KOMPLIKASI
Komplikasi yang terjadi dapat berupa
gagal napas karena:
Kontusio paru
Kekuatan tumpul dari cedera
biasanya menghasilkan kontusio
paru yang mendasari
Berhubungan dengan cedera
intratoraks
FLAIL CHEST
Penatalaksanaan
TATALAKSANA
Terapi awal yang
diberikan
adalah
pemberian ventilasi
adekuat dan resusitasi
cairan.
KONTUSIO PARU
DEFINISI
Kontusio paru adalah cedera parenkim yang paling
sering, biasanya muncul 6 jam pasca
traumathoraks. Biasanya akan sembuh setelah 72
jam pasca trauma.
Kontuiso paru merupakan memar atau peradangan
pada yang dapat terjadi pada cedera tumpul dada
akibat kecelakann kendaraan atau tertimpa benda
berat
GEJALA KLINIS
- Takikardi
- Dyspnue
- Bronchoorhea/ sekresi bercampur darah
- Hipoksia
- Hipoksemia
- Sianosis
- Pada kasus berat gejala dapat terjadi cepat
3-4 jam setelah trauma
KONTUSIO PARU
GAMBARAN RADIOLOGI
Rontgen Thoraks
Menunjukkan memar
paru yang berhubungan
dengan patah tulang dan
emfisema subkutan.
Rontgen thoraks
menunjukkan gambaran
infiltrat, tanda infiltrat
kadang tidak muncul
dalam 12-24 jam
KONTUSIO PARU
GAMBARAN RADIOLOGI
CT SCAN THORAX
Akan menunjukkan
gambaran kontusio
lebih awal.
TAMPONADE
JANTUNG
Definisi
Tamponade jantung merupakan kompresi akut
pada jantung yang disebabkan oleh peningkatan
tekanan intraperikardial akibat pengumpulan darah
atau cairan dalam pericardium dari rupture jantung
(250 cc bila pengumpulan cairan tersebut
berlangsung cepat, dan 100 cc bila pengumpulan
cairan
tersebut
berlangsung
lambat)
yang
menyebabkan
penurunan
pengisian
ventrikel
disertai gangguan hemodinamik, dimana ini
merupakan salah satu komplikasi yang paling fatal
dan memerlukan tindakan darurat.
Etiologi
Tamponade jantung bisa disebabkan
karena neoplasma, perikarditis, uremia dan
perdarahan ke dalam ruang pericardial
akibat trauma, operasi, atau infeksi.
Penyebab tersering adalah neoplasma,
idiopatik
dan
uremia.
Perdarahan
intraperikard juga dapat terjadi akibat
katerisasi
jantung
intervensi
koroner,
pemasangan pacu jantung, tuberculosis, dan
penggunaan antikoagulan.
Gejala klinis
Diagnosis klasik Trias Beck:
1. Peningkatan tekanan vena jugular
(JVP)
2. Hipotensi
3. Suara jantung menjauh
Gejala klinis
# Pulsus paradoksus : keadaan fisiologis dimana terjadi
penurunan dari tekanan darah sistolik selama inspirasi
spontan.
Bila penurunan > 10 mmHg tanda tamponade jantung.
Pulsus paradoksus terjadi karena pembesaran ventrikel kanan
akibat inspirasi menekan septum dan rongga ventrikel kiri
mengurangi volume ventrikel kiri dan menurunkan curah
jantung sekuncup
# Kussmaul sign peningkatan distensi dan tekanan vena
secara paradoksal selama inspirasi.
# Ewart sign dikenal juga Pins sign, diobservasi pada pasien
dengan efusi perikardial luas. Didapatkan area redup, dengan
suara bronkial dan bronchophony di bawah sudut skapula kiri.
Gejala klinis
# (+) precardial friction rub
# Lihat kemungkinan ada jejas trauma di daerah
perikardium atau yang diperkirakan menembus
jantung.
# Gelisah, cemas
# Nyeri dada (Menjalar ke leher, bahu, punggung
atau abdomen, sharp, stabbing dan memburuk jika
bernafas dalam)
# Dyspnea
# Takikardi, takipnea
# Kulit pucat, dingin, sianosis
Penegakkan
diagnosis
Pemeriksaan
penunjang
Rontgen standar
foto servikal,
thoraks, dan pelvis
Rontgen thoraks
menunjukkan
cardiomegali,
dengan gambaran
jantung water
bottle-shaped
heart, klasifikasi
perikardial
Pemeriksaan
penunjang
EKG
Didapatkan PEA (Pulseless Electric Activity),
sebelumnya dikenal sebagai Electromechanical
Dissociation, dimana pada EKG didapatkan irama
sedangkan pada perabaan nadi tidak ditemukan
pulsasi.
PEA Amplitude gelombang P dan QRS
berkurang pada setiap gelombang berikut.
PEA dapat ditemukan pada tamponade jantung,
tension pneumothorax, hipovolemia, atau ruptur
jantung.
EKG juga digunakan untuk memonitor jantung
ketika melakukan aspirasi perikardium.
Penatalaksaan
Primary Survey ( Airway, Breathing,
Circulation,
Disability,
dan
Exposure/Environment)
Secondary Survey ( APMLE, pemeriksaan
fisik)
Terapi definitif ( torakotomi di ruang
operasi)
Rujuk
Penatalaksaan
Perikardiosentesis
Evakuasi cepat darah dari
perikard merupakan indikasi bila
os dengan syok hemoragik tidak
memberikan respon pada
resusitasi cairan dan
kemungkinan tamponade jantung.
Perikardiosentesis merupakan
tindakan aspirasi efusi perikard
atau pungsi perikard.
Monitoring EKG untuk
menunjukkan tertusuknya
miokard ( voltase gelombang T
atau terjadi disritmia).
Lokasi : seringnya di
subxyphoid
Penatalaksaan
Teknik:
a) Pasien disandarkan pada sandaran dengan sudut 45
memungkinkan jantung ke posterior menjauhi dinding
thorax.
b) Lakukan tindakan aseptik dan anestesi lokal dengan
prokain 2% atau xilokain 2%.
c) Jarum nomer 18-16 dihubungkan dengan spuit 20-50 ml
dihubungkan dengan pemantau EKG melalui aligator atau
hemostat.
d) Arahkan jarum ke posterosepalad, membentuk sudut 450
dengan permukaan dinding dada.
e) Tusukan jarum 2-4 cm sampai terasa tahanan lapisan
perikard
Penatalaksaan
Penatalaksaan
Komplikasi
Karena tindakan:
Laserasi dinding ventrikel
Aritmia
Laserasi a. Mamaria interna
Perikarditis purulen
Reaksi vasovagal
Pneumothorax
Edema pulmonal
Syok kardiogenik
Kematian.
Prognosa
Tergantung pada managemen kondisi
dan penyakit dasar penyebab
tamponade.
Terimakasih