Anda di halaman 1dari 18

TEORI DAN KONSEP

PENGANGGARAN SEKTOR
PUBLIK SERTA SEJARAH
DAN PERKEMBANGAN
PENGANGGARAN DI
PEMERINTAH INDONESIA
OLEH :
M. FADLY SYAHPUTRA
FADHIL ARDY

TEORI DAN KONSEP


PENGANGGARAN SEKTOR
PUBLIK

Sistem penganggaran merupakan


instrumen
dari
mekanisme
birokrasi pada suatu organisasi
yang berfungsi sebagai alat untuk
mengalokasikan sumber daya
dalam bentuk barang dan jasa
yang
ada
kedalam
anggota
organisasi.
Maka
sistem
penganggaran merupakan alat

Pengertian Anggaran Sektor Publik


Anggaran merupakan pernyataan mengenai
estimasi kinerja yang akan dicapai oleh suatu
organisasi dalam periode tertentu yang
dinyatakan dalam ukuran moneter. Dalam
organisasi sektor publik anggaran merupakan
instrumen akuntabilitas atas pengelolaan
dana publik dan pelaksanaan programprogram yang dibiayai oleh uang publik.
Penganggaran dalam organisasi sektor publik
merupakan aktivitas yang penting karena
berkaitan dengan proses penentuan alokasi
dana untuk setiap program maupun aktivitas.

r
a
g
Ang
an i
a
g
a
seb t
Ala c
en
r
e
P
n
a
a
Anggar
an

Fungsi Anggaran
Sektor Publik

Angga
ran
sebaga
t
a
l
A
i
an
Kebija
sebaga
Anggar
kan
i Alat
an
Politik
Fiskal
sebagai
Alat

Anggara
n
sebagai ala
t
Koordinasi
dan
Komunikas
i
Anggara
n
sebagai Al
at
Penilaian
Kinerja
Anggara
n
sebagai Al
at
Motivasi
Angga

TUJUAN
ANGGARAN
SEKTOR
PUBLIK
untuk
meningkatkan
pelayanan
publik dan
kesejahteraan
masyarakat.
Perencanaan

KARAKTERISTIK
ANGGARAN SEKTOR
PUBLIK
Anggaran dinyatakan dalam
satuan keuangan
Anggaran umumnya mencakup
jangkauan tertentu, jangka
pendek, dan menengah atau
panjang.
Anggaran berisi komitmen
atau kesanggupan manajemen
untuk mencapai sasaran yang
ditetapkan.
Usulan anggaran ditelaah dan
disetujui oleh pihak berwenang
yang lebih tinggi dari penyusun
anggaran
Sekali disusun, anggaran hanya
dapat diubah dalam kondisi
tertentu.

PENDEKATAN PENGANGGARAN
PADA SEKTOR PUBLIK
Pada dasarnya terdapat dua jenis
pendekatan dalam perencanaan
dan penyusunan anggaran sektor
publik, yaitu :
Pendekatan Tradisional
Pendekatan
New
Public
Management

PENDEKATAN TRADISIONAL
Anggaran
tradisional
merupakan
pendekatan yang banyak di gunakan
di Negara berkembang adapun ciricirinya sbgai berikut :
Cara
penyusan
anggaran
berdasarkan
pendekatan
incrementalism
Struktur dan susunan anggaran
yang bersifat line-item
Cenderung sentralisis
Bersifat spesifikasi

PENDEKATAN NEW PUBLIK MANAGEMENT


New
publik
management
berfokus
pada
management sektor publik yang berorientasi pada
kinerja bukan pada kebijakan. Reformasi dari new
publik management adalah dengan kemunculannya
management berbasis kinerja. Adapun karakteristik
umumnya sebagai berukit:
Komprehensip/komparatif
Terintegrasi dan lintas departemen
Proses pengambilan keputusan yang rasional
Bersifat jangka panjang
Spesifikasi tujuan dan pemerigkatan prioritas
Analisis total cost dan benevit ( termasuk
opportunity cost).

PERKEMBANGAN TEORI
PENGANGGARAN
SEKTOR PUBLIK

Berdasarkan perjalanan historis selama ini


dari perkembangan teori penganggaran
publik yang tidak lepas dari pengaruh
perkembangan lingkungan filosofi, ideologi,
paradigma dan budaya pada saat teori
tersebut muncul, yang lebih menekankan
pada
analisis
sains
dan
kemajuan
teknologi, sebagaimana dijelaskan diatas,
sehingga
menyebabkan
teori
penganggaran lebih bersifat resionalitas
teknikal
dan
terpisah
dari
konteks

PENGANGGARAN DAN STANDAR


PELAYANAN
MINIMAL
(SPM)
SPM merupakan bentuk dokumen teknis dari penyediaan
pelayanan dasar, sedangkan pelayanan dasar merupakan
bagian dari urusan wajib pemerintah. Pada konteks
pemerintah daerah, rencana pencapaian SPM dituangkan
dalam rencana pembangunan jangka menengah daerah
dan rencana strategis satuan kerja perangkat daerah
(renstra-SKPD).
Target pencapaian SPM harus dapat diukur dengan cara
menetapkan gambaran dan kondisi awal suatu daerah
berdasarkan kemampuan dan potensi daerah serta profil
pelayanan dasar dan memberikan target pencapaian
dalam batas waktu yang ditentukan.
penganggaran memiliki peranan yang penting dalam
kesuksesan penerapan SPM. Tanpa anggaran yang
memadai dan mencukupi, pemerintah tidak dapat
melaksanakan SPM sesuai dengan yang telah ditetapkan..

SEJARAH DAN PERKEMBANGAN


PENGANGARAN
SEKTOR PUBLIK
Pengelolaan
keuangan
Negara
Republik Indonesia Sejak Kemerdaaan
1945 masih menggunakan atruran
warisan pemerintah kolonial. Peraturan
perundangan tersebut terdiri atas
indesche comptabiliteitswet (ICW),
indische bedrijvenwet (IBW), dan
reglement voor het administratief
beheer (RAB).

PENGANGGARAN DI
ERA PRAREFORMASI
Aturan perundang-undangan yang berlaku pada
periode ini adalah sebagai berikut ( halim, 2008;2):
PP N0 5 Tahun 1975 tentang Pengurusan,
Pertanggung
Jawaban
dan
Pengawasan
Keuangan Daerah.
PP No 6 Tahun 1975 tentang Penyusunan APBD,
Pelaksanaan Tatausaha Keuangan Daerah, dan
Penyusunan Perhitungan APBD.
Kemendagri No 900-099 Tahun 1980 tentang
Manual Administasi Keuangan Daerah atau
(MAKUDA)

PENGANGGARAN DI ERA
PASCA REFORMASI
Pada periode ini merupakan masa
reformasi dengan ditandai jatuhnya
rezim orde baru yang telah berkuasa
selama 32 tahun. Reformasi pada sistem
pemerintahan terjadi dengan adanya
perubahan
dari
pemerintah
yang
sentralistik ke desentralisasi. Sistem
desentralisasi
melahirkan
otonomi
daerah.

PENGANGGARAN DI ERA
PASCA REFORMASI
LANJUTAN

Periode ini merupakan kelanjutan


dari periode sebelumnya yaitu
melanjutkan reformasi pengelolaan
keuangan negara atau daerah,
dengan di terbitkannya tiga paket
undang-undang tentang keuangan
negara, yakni UU Nomor 17 Tahun
2003 tentang Keuangan Negara, UU

PENGANGGARAN DI ERA
PASCA REFORMASI
LANJUTAN
Beberapa perubahan mendasar yang terjadi pada
periode ini adalah sebagai berikut.
Dikenalkan kembali bendahara penerimaan dan
bendahara pengeluaran.
Pengelompokan belanja diganti menjadi belanja
langsung dan belanja tidak langsung.
Diterapkannya konsep multi terms expenditure
fremework (MTEF).

Perlunya
penyusunan
sistem
akuntansi
keuangan daerah.
pengelolaan keuangan daerah bergeser dari

AGENDA DI MASA
MENDATANG
Pengembangan
konsep
dan
praktik
penganggaran terjadi sebagai upaya untuk
memenuhi
amanat
aturan perundangundangan,
atau
konsekuensi
dari
diterapkannya praktik pengolaan keuangan
daerah lainnya, seperti amanat untuk
melaksanakan akuntansi pemerintahan yang
berbasis akrual, sebagaimana diamanatkan
oleh UU Nomor 17 tahun 2003 pasal 36,
yang
mempersyaratkan
diterapkannya
penganggaran yang berbasis akrual. Atau

Anda mungkin juga menyukai