Pria
Oleh: Rosila Idris
Departemen Biologi, Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia
29 dan 30 September 2004
Pukul: 09.50 - 10.40
09.00 - 09.50
Kelenjar-kelenjar Pelengkap
_ Bulbus urethra
_ prostat
_ vesika seminalis
Testis
Prostat, vesika
seminalis
II.
II.
Ovarium
Tuba Uterina
Uterus
Ovarium (1)
-
Ovarium (2)
II. Medulla : terdiri dari sel-sel heterogen
III. Korteks : Berisi sel-sel telur dari fetus berumur 5 bulan
sampai
menopause
PUBERTAS : Hipotalamus -- GnRH ---merangsang ---hipofisis
anterior-mensekrsi FSH dan LH
FSH : Merangsang proliferasi ova ---proses pematangandari folikel
primordial --- folikel primer--- folikel sekunder
--- folikel tersier--- folikel de Graaf.
LH : Merangsang ovulasi
* Permukaan sebelah dalam tuba terdiri dari silia silia ----gerakan silia untuk mengarahkan ovum menuju uterus
Uterus
-
Vagina :
-
Organ kopulasi
Siklus Menstruasi
4 FASE
1.
2.
3.
4.
Fase menstruasi
Fase Proliferasi
Sekresi
Iskhemik
3.
1.
2.
3.
4.
tugas grup
B
C
D
E
F
Sistem Hormon
Reproduksi pria
Hormon:
Substansi kimia yang disekresi oleh kelenjar endokrin, berfungsi mengatur pro
ses tubuh, hormon dibawa ke organ target spesifik & kejaringan oleh aliran dadarah.
Hormon Reproduksi
Pria
(1)
Susunan kimia hormon:
Hormon Reproduksi
Pria
(2)
Hipotalamus:
Hormon Reproduksi
Pria
(3)
Hormon hipotalamus yang
mengatur hipofisis anterior ada 7 yaitu:
1.Growth-releasing hormone (GRH),golongan peptida,
fungsi: merangsang hipofisis anterior untuk
mensekresi growth hormon (hormon pertumbuhan
2.Growth-inhibiting hormone (GIH), mengham
bat growth hormone apabila sekresinya telah
berlebihan.
Hormon Reproduksi
Pria
(4) (TRH)
3.Thyrotropin-releasing hormone
golongan tripeptida, fungsi: merangsang hipofisis anterior untuk memproduksi hormon tiroid (TSH=tiroid stimulating
hormone)
4.Cortico-releasing hormone (CRH) polipeptida,
fungsi: merangsang hipofisis anterior untuk
menghasilkan adenocortico tropic hormone
(ACTH)
5.Prolactin-releasing hormone (PRH), merangsang hi
pofisis anterior mensekresi hormon prolaktin
Hormon Reproduksi
Pria
6.Prolactin-inhibiting (5)
hormone (PIH)
Testis (1)
Testis:
merupakan organ utama sistem reproduksi pria, ada dua buah dibungkus
oleh kantong disebut skrotom. Testis
berada pada bagian posterior dan turun
ke dalam skrotum beberapa hari
setelah
lahir.
Testis
(2)
Testis (3)
Fungsi Testis:
1. Kelenjar eksokrin menghasilkan
sperma
2. Kelenjar endokrin menghasilkan
hormon androgen atau testosteron
Testis (4)
Apabila seorang pria telah pubertas, maka hormon reproduksinya mulai dihasilkan. Hipotalamus akan mensekresi hormon GnRH dan GnRH akan merangsang
Hipofisis anterior untuk memproduksi
FSH dan LH
Testis (5)
Fungsi:
Follicle stimulating hormone (FSH)
1. Merangsang proses spermatogenesis yaitu proses
spermatogonia, spermatosit I, spermatosit II, spermatid,
spermatozoa.
2. Bekerja pada sel Sertoli yang terletak dalam tubulus
seminife-rus testis yaitu akan merangsang sel Sertoli untuk
memproduk
si androgen binding protein (ABP), fungsi ABP membawa
testosteron ke dalam cairan lumen tubulus seminiferus, di
dalam lumen tubulus seminiferus testosteron mengontrol
proses spermatogenesis pada pembelahan meiosis dan
proses
spermiogenesis
Testis (6)
Fungsi Luteinizing hormone (LH)
LH=interstitial cell stimulating hormone
(ICSH), pada pria LH disekresi oleh
hipofisis anterior, LH merangsang
sel Leydig untuk menghasilkan hormon androgen (hormon seks pria)
atau testosteron.
Androgen (hormon
seks pria) atau
testosteron
Androgen dapat
ditemukan di :
A.Testis: sintesis androgen (testosteron) di testis dihasilkan oleh sel Leydig (sel interstitial).
LH merangsang sel Leydig untuk menghasilkan testosteron. Androgen diikat oleh ABP dan dibawa ke
reseptor androgen sel-sel germinal yang ada di lumen tubulus seminiferus.
Dalam tubulus seminiferus androgen berfungsi un-tuk
mengontrol spermatogenesis pada pembelahan
meiosis dan proses spermiogenesis
Androgen dapat
ditemukan di
B. Bagian korteks adrenal menghasilkan
androgen yaitu kortisol dilepaskan ke
dalam aliran darah sebagai materi biologis yang aktif dan berperan menga
tur perubahan karakteristik pria.
Hipotalamus,
GnRH,FSH
LH, Tetosteron dan
ABP
Hormon yang
berperan
pada releasing hormone (GnRH)
1.Gonadotropin
2.Follicle
stmulating hormone (FSH)
spermatogenesis
3.Luteinizing hormone (LH)
4.Testosteron
5.Growth hormone (GH), penting untuk
mengontrol latar belakang fungsi meta
bolik testis terutama merangsang pem
belahan awal dari spermatogonia dan
tanpa GH spermatogenesis tidak terjadi
Sistem Hormon
Reproduksi Wanita
Siklus ovarium dan siklus menstruasi
Ovarium merupakan organ reproduksi
wanita terletak di dalam tubuh, dilapisi
oleh selapis sel epitel dan jaringan ikat
padat disebut tunika albugenia.
Ovarium mempunyai jaringan penggantung disebut mesovarium
Hormon Reproduksi
Wanita
Fungsi Ovarium:
1.Sebagai kelenjar eksokrin menghasilkan sel telur atau ovum
2.Sebagai kelenjar endokrin menghasilkan hormon estrogen dan
progesteron
Ovarium Wanita
Hormon Reproduksi
Wanita (1)
Seorang gadis yang telah pubertas, hipotalamusnya yang terletak pada bagian
integral otak akan mensekresi GnRH dan
hormon ini akan merangsang hipofisis
anterior untuk menghasilkan FSH & LH
Hormon Reproduksi
Wanita (2)
A.Follicle Stimulating Hormone (FSH)
Oosit awalnya dilapisi oleh folikel primordial
Sel folikel akan mengadakan proliferasi
sehingga terbentuk beberapa lapisan.
Mulai oosit dilapisi 1 lapis sel folikel disebut
folikel primer, 2 lapis- folikel sekunder, 3
lapis atau lebih folikel tersier dan apabila
antara ovum dengan sel folikel terdapat
ruang/rongga yang disebut antrum fase ini
disebut folikel de Graaf.
Hormon Reproduksi
Wanita (3)
B.Luteinizing hormone (LH)
LH bersama-sama dengan FSH
akan merangsang pematangan
ovum dan ovulasi.
Hormon Reproduksi
Wanita (4)
C.Estrogen (hormon ovarium)
dihasilkan oleh sel-sel folikel
Fungsi estrogen: proliferasi dan pene- balan dinding
endometrium & sel-sel spesifik di dalam tubuh yang
bertanggung jawab pada perkembangan karak
teristik seks sekunder wanita, seperti pembesaran
payu dara, pinggul, tumbuh rambut pada alat vital
dan di ketiak.
Estrogen = hormon seks wanita, dibawah pengaruh
hormon ini terjadi penebalan dinding endometrium,
sehingga fase ini disebut fase proliferasi
Menstruasi
4 FASE
1. Fase menstruasi
2. Fase Proliferasi
3. Sekresi
4. Iskhemik
Hormon yang terlibat pada siklus
menstruasi :
GnRH, FSH, LH, Estrogen dan
Progesteron
Progesteron
Setelah fase proliferasi dari sel folikel
maka terjadi ovulasi, diikuti tahap
berikutnya korpus hemoragikum
berisi gumpalan darah, keadaan ini
tidak berlangsung lama dan segera
diisi oleh sel-sel Lutein disebut
korpus Luteum. Sel-sel Lutein akan
mensekresi hormon progesteron
Dan fase ini disebut fase sekresi.
Progesteron
Progesteron bersama estrogen merangsang penebalan dinding
endometrium. Fase ini berlangsung kurang lebih satu minggu
kemudian fase sekresi ini berakhir diikuti oleh fase iskhemi dan
fase menstruasi, ditandai dengan degenerasi korus Luteum
sehingga progesteron tidak diproduksi lagi dan menyebabkan
dinding endometrium rontok dan terjadi pendarahan disebut fase
menstruasi.
Korpus Luteum mengalami degenersi ditandai dengan
meningkatnya pigmen lemakdalam korpus yang kemudian akan
masuk jaringan fibrosa, sehingga berwaran keputihan dan
disebut korpus albikan
Primary Amenorrhea
Secondary
Amenorrhea
Mitosis
Mitosis:
Pembelahan sel biasa, apabila sel induk
jumlah kromosomnya 2n, maka sel anak
jumlah kromosomnya juga 2n, biasa terjadi pada pembelahan sel somatis
Tahapnya: profase,metafase
anafase, telofase
Mitosis
Meiosis
Meiosis: Pembelahan reduksi, sel induk
mempunyai kromosom 2n hasil meiosis
menjadi 1 n, terjadi pada sel gamet.
Tahap: interfase, profase I, metafase I,
anafase I, Telofase I, profase II, metafase II (meiosis), anafase II dan telofase
II
Meiosis (1)
Meiosis (2)
Meiosis (3)
Kepustakaan
1. Patten,B.M. Foundation of Embryology, Mc
Graw-Hill Book Company, Inc. 1958.
2. Hafez,E.S.E. Human Semen and Fertility Regulation in Men. The
C.V. Mosby Company. hal. 464-474, 1976
3. Neischlag,E., Behre, H.M. Andrology Male Reproductive Health
and Dysfunction. Springer-Verlag Berlin Heidelberg,hal. 32-57,
1997.
4. Scientific American Medicine, 1997
5. Encyclopedia Britannica, 2003.