Anda di halaman 1dari 23

ISU SOSIAL TERKAIT DENGAN

INFEKSI SALURAN REPRODUKSI

OLEH :
Yani Agustian
1511216028
Raja Zila Santia Anggela
1511216032

ISU SOSIAL / SOCIAL ISSUES


Social issues associated with abnormal symptoms
in social matters, which is closely related to social
values and social institutions.

Isu sosial terkait dengan gejala-gejala abnormal


dalam masalah sosial, yang berhubungan erat
dengan nilai-nilai sosial dan lembaga-lembaga
kemasyarakatan.

Social problems arise stem from the following factors:


a. Economical
b. Biological
c. Biopsikologis
d. Culture
Masalah sosial timbul bersumber pada faktor-faktor:
a. Ekonomis
b. Biologis
c. Biopsikologis
d. Kebudayaan

INFEKSI SALURAN REPRODUKSI


Reproductive Tract Infections (ISR) is among the
main causes of disease in the world and has
provided a broad impact on health issues such as
morbidity and mortality, social and economic
problems in many countries, including Indonesia.
Infeksi Saluran Reproduksi (ISR) merupakan satu
diantara penyebab penyakit utama di dunia dan
telah memberikan dampak luas pada masalah
kesehatan berupa kesakitan dan kematian,
masalah sosial dan ekonomi di banyak negara,
termasuk Indonesia.

ISU SOSIAL TERKAIT INFEKSI SALURAN REPRODUKSI

Gander issue of Sexually Transmitted Infections:


Women have always made the object of intervention
programs
to
eradicate
sexually
transmitted
infections, though men as consumers who actually
contributed a large enough on these issues
Isu Gander Infeksi Menular Seksual :
Perempuan selalu dijadikan objek intervensi program
pemberantasan IMS, walaupun laki-laki sebagai
konsumen yang justru memberikan kontribusi yang
sukup besar dalam permasalahan tersebut

Female commercial sex workers has always been


a source object and allegations of problems in an
effort to reduce prostitution, while men who
might be sources of transmission was never
corrected or intervention.
Perempuan sebagai pekerja seks komersial selalu
menjadi objek dan tudingan sumber permasalahan
dalam upaya mengurangi praktek prostitusi,
sementara kaum laki-laki yang mungikin menjadi
sumber penularan tidak pernah dikoreksi atau
diintervensi.

The stigma of people with HIV / AIDS for Community:


a. Considers that the HIV and AIDS as a disease because
of "improper behavior"
b. be excommunicated
c. Give opinions expressed negative
d. Steer clear of people with HIV / AIDS
Stigma ODHA Oleh Masyarakat :
a. Menganggap bahwa HIV dan AIDS sebagai penyakit
karena perilaku yang tidak benar
b. Dikucilkan
c. Memberikan opini-opini negative
d. Menjauhi ODHA

e. Moral justice in the form of attitude blame


people with HIV / AIDS
f. Stigma against people associated with people
living with HIV,
g. The reluctance to involve people living with HIV
in a group or organization
e. Peradilan moral berupa sikap yang menyalahkan
ODHA
f. Stigma terhadap orang-orang
yang terkait
dengan ODHA,
g. Keengganan untuk melibatkan ODHA dalam suatu
kelompok atau organisasi

Prostitutes or commercial sex workers is a work in


which a woman use or exploit their bodies to earn
money

Wanita Tuna Susila Atau Pekerja Seks Komersial


adalah
suatu
pekerjaan
dimana
seorang
perempuan menggunakan atau mengeksploitasi
tubuhnya untuk mendapatkan uang

The problems posed by commercial sex workers:


a. Sexually transmitted diseases (STDs) such as
gonorrhea, HIV / AIDS, syphilis and chlamydia.
b. Arising pregnancy is generally undesirable
c. arising out of violence
d. Waiting for peace of the neighborhood
Masalah-masalah yang ditimbulkan oleh PSK :
a. Penyakit menular seksual (PMS), seperti gonorea,
HIV/AIDS, sifilis dan klamidia.
b. Timbul kehamilan yang pada umumnya tidak diinginkan
c. Timbul kekerasan
d. Menunggu ketenangan lingkungan tempat tinggal

Usually a sexually transmitted disease is mostly


experienced by commercial sex workers, where
the "spoil" herself against a dating partner who
alternated without using a safety such as
condoms.
Biasanya penyakit menular seksual ini sebagian
besar
diidap
oleh
PSK,
dimana
dalam
memanjakan dirinya terhadap pasangan kencan
yang
berganti-ganti
tanpa
menggunakan
pengaman seperti kondom.

Homosexuality is a sense of romantic interest or


sexual behavior between individuals or gender or
the same gender. Lesbian women and gay lover
of the same sex to male same-sex lover

Homoseksualitas adalah rasa ketertarikan


dan atau seksual atau perilaku antara
berjenis kelamin atau gender yang sama.
untuk perempuan pecinta sesama jenis
untuk pria pencinta sesama jenis

romantis
individu
Lesbian
dan gay

Sexual intercourse unsafe as not using condoms


and did not know the diagnosis or sexual health
status (HIV-AIDS, venereal disease) pairs play, and
anal sex is sexual behaviors detrimental to health
at great risk of physical or biological homosexuals.
Melakukan hubungan seksual yang tidak aman seperti tidak
menggunakan kondom dan tidak mengetahui diagnosis atau
status kesehatan seksual (HIV-AIDS, penyakit kelamin)
pasangan main, dan melakukan anal seks adalah perilakuperilaku seksual yang berisiko besar mengganggu
kesehatan fisik atau biologis kaum homoseksual.

Risk of Health Problems:


a. HIV / AIDS
b. Anal cancer
c. Sexual Transmitted Disease

Risiko Gangguan Kesehatan :


a. HIV/AIDS
b. Anal cencer
c. Sexual Transmites Disease

Or Gay Men Sex Men:


The prevalence of HIV and other STIs is high in the
population of men who have sex with men (MSM),
or transgender (transvestites) than men in the
general population.
Gay Atau Lelaki Seks Lelaki:
Prevalensi HIV dan IMS lain yang tinggi pada
populasi laki-laki yang berhubungan seks dengan
laki-laki
(LSL)
atau
transgender
(waria)
dibandingkan laki-laki di populasi umum.

Type of STIs in MSM:


a. Local STIs are asymptomatic
b. Local symptomatic STIs

Jenis IMS pada LSL:


a. IMS lokal asimtomatik
b. IMS lokal simtomatik

1)Sexually transmitted infection in the area orofarings


2)Sexually transmitted infection in the penis
3)Proctitis
4)Syphilis
5)Infection with the human papillomavirus (HPV)
6)Anal cancer
7)HIV infection

Handling:
Routine annual screening of STIs, including HIV
should be recommended to all MSM who are still
sexually active. While screening is recommended
every 3-6 months for LSL very risky, that MSM with
multiple sexual partners, drink alcohol or use drugs,
traveled to cities at high risk for sex.
Penanganan :
Skrining rutin tahunan IMS termasuk untuk HIV harus
dianjurkan kepada semua LSL yang masih aktif secara
seksual. Sedangkan skrining tiap 3-6 bulan dianjurkan
untuk LSL yang sangat berisiko, yaitu LSL dengan banyak
pasangan seksual, minum alkohol atau memakai obat
terlarang, berwisata ke kota-kota risiko tinggi untuk seks.

Anda mungkin juga menyukai