Anda di halaman 1dari 23

KERUSAKAN DAN BIAYA

LINGKUNGAN
Kuliah 4
PENGANTAR TEKNIK
LINGKUNGAN

Kerusakan Lingkungan
70% Kerusakan Lingkungan diakibatkan oleh
Aktivitas Penambangan
Aktivitas tambang batu bara di
area PT Ferto Rejang, Kabupaten
Bengkulu Tengah, Bengkulu.
Penambangan batu bara di
daerah hulu di Bengkulu Tengah
oleh sejumlah perusahaan
dinilai telah mencemari Sungai
Bangkahulu yang menjadi
sumber air baku PDAM untuk
warga Kota Bengkulu.

Penambangan Timah
Suasana lokasi tambang
timah yang merusak
lingkungan yang dikelola
oleh rakyat di kawasan
Komplek Perkantoran
Pemerintahan Kepulauan
Bangka Belitung.
Penambangan secara
ilegal dapat berdampak
pada kerusakan
lingkungan apabila tidak
dikelola dengan baik.
BANGKA POS/ABRIANSYAH
LIBERTO

Penambangan
Rakyat

Di Provinsi Sulawesi Tenggara


terdapat beberapa jenis
penambangan seperti bijih
nikel, aspal, mangan, oniks,
emas, dan lainnya. yang
tentunya dalam kegiatan
tersebut terdapat beberapa
kegiatan penambangan yang
menggunakan bahan-bahan
kimia yang digunakan dalam
proses pengolahan mineral
yang tentunya bila tidak
dikelola dengan baik akan
mencemari lahan, air, dan
udara, menyebabkan masalahmasalah kesehatan bagi para
pekerja dan orang-orang yang
tinggal di sekitar tambang.
Dampak buruk penambangan terhadap kesehatan masyarakat, seperti
Bahan-bahan kimia beracun
keracunan logam berat, infeksi cacing tambang, diare, infeksi saluran
yang digunakan dalam
pernapasan atas (ispa) dan infeksi menular seksual sebagai konsekwensi
pertambangan termasuk
logis dari semakin banyaknya yang keluar dan masuk pada daerah
sianida dan merkuri..
penambangan yang tidak memperdulikan lagi nilai-nilai luhur bangsa ini,

Penambangan Batubara
Dua orang bocah warga
Desa Purwajaya,
Kecamatan Loa Janan,
Kutai Kartanergara,
memperhatikan lokasi
industri keruk batubara
Prima Mandiri, yang
beroperasi tidak jauh dari
belakang rumah mereka.
Generasi di Kecamatan
Loa Janan kehilangan
kawasan perkebunan dan
pertanian mereka akibat
ekspansi batubara.

Industri ekstraktif ini dengan mudah


melabrak dan mengakali berbagai aturan
yang bertentangan dengan
kepentingannya, termasuk Undang-Undang
Nomor 32 Tahun 2009 tentang Pengelolaan
dan Perlindungan Lingkungan Hidup (PPLH).
"Bahkan, UU No 32/2009 dianggap sebagai
penghambat investasi. Tak heran, undangundang ini terus diabaikan dan pelan-pelan
dipereteli kekuatannya,"

Hampir 34 persen daratan Indonesia telah diserahkan


kepada korporasi lewat 10.235 izin pertambangan mineral
dan batubara (minerba). Itu belum termasuk izin perkebunan
skala besar, wilayah kerja migas, panas bumi, dan tambang
galian C.
Kawasan pesisir dan laut juga tidak luput dari eksploitasi,
lebih dari 16 titik reklamasi, penambangan pasir, pasir besi,
dan menjadi tempat pembuangan limbah tailing Newmont
dan Freeport.
Demikian juga hutan kita, setidaknya 3,97 juta hektar
kawasan lindung terancam pertambangan, tak luput
keanekaragaman hayati di dalamnya. Tak hanya hutan,
sungai kita pun dikorbankan. Jumlah daerah aliran sungai
(DAS) yang rusak parah meningkat dalam 10 tahun terakhir.

Dari sekitar 5.000 DAS besar yang ada di Indonesia,


sebanyak 108 DAS mengalami kerusakan parah.
ESDM dinilai melakukan pembiaran atas kehancuran ini
dan dibayar dengan kematian warga, kerusakan lahan,
dan berubahnya pola ekonomi masyarakat.
Melihat kondisi inilah, Aktivis Lingkungan menuntut
secara tegas agar Energi dan Sumber Daya Mineral
tunduk kepada UU No 32/2009 dan tidak
mengintervensi Kementerian Lingkungan Hidup, segera
menghentikan izin usaha pertambangan dan
mengevaluasi perusahaan yang merusak lingkungan,
menutup segera tambang di wilayah hutan untuk
menahan laju daya rusak penambangan.

Indonesia adalah penghasil timah terbesar pertama di dunia yang menyumbang


sepertiga timah dunia per tahun. Sebagaian besar timah ini berasal dari
Kepuluan Bangka Belitung. Timah itu diekspor ke luar negeri, yakni Singapura 58
persen, Malaysia 13 persen, Jepang 7 persen dan Belanda 6 persen.
Timah Bangka digunakan oleh merek-merek elektronik global terkenal,
perusahaan penghasil handphone, atau komputer.
"Namun kehancuran lingkungan parah telah terjadi di Bangka. Wilayah laut
Bangka Belitung adalah salah satu lokasi terumbu karang utama dunia. Kegiatan
penambangan telah menyebabkan sedimentasi membuat terumbu karang
hancur (bleaching). Akibatnya, tangkapan nelayan berkurang hingga 80 persen,"
kata Direktur Eksekutif WalhiBabelRatno Budi kepadaBangka Pos
(Tribunnews.com Network), Rabu (11/12/2013).
Disamping itu, lanjut Ratno bahwa penambangan timah pun kini marak dilakukan
di laut.
"Selain sedimentasi yang bisa menyebar hingga radius lebih dari 20 kilometer,
ekosistem laut pun dirusak, dibongkar. Pemulihan ekosistem laut lambat dan
membutuhkan biaya mahal. Akibatnya, sering terjadi konflik antara nelayan dan
kegiatan penambangan," ujar Ratno.

Pembukaan Lahan
Hutan yang rusak di
Kabupaten Aceh Jaya untuk
perkebunan, membuat habitat
gajah sumatera semakin
berkurang.

Perkebunan sawit dan hutan.


Saat ini tumpang tindih wilayah
kebun sawit masih terjadi.

Kebakaran Hutan
Pembukaan lahan dengan cara membakar hutan terjadi di
Sumatra, Kalimantan dan Sulawesi dan daerah2 lain di Indonesia.
Bukan hanya menyebabkan kerusakan akibat terbukanya hutan
tetapi juga mencemari udara yang menyebabkab terjadinya kabut
asap sampai negara tetangga.

Dampak Pembukaan Lahan untuk


Tambang dan Pertanian/Perkebunan?

Keharmonisan Vs. Kerusakan


Lingkungan

"Tiba saatnya nanti ketika semua telah musnah, kamu akan


merasakan sebuah kerinduan yang teramat, kerinduan akan
sebuah keharmonisan dan kesederhanan hidup, Kerinduan akan
adat yang telah mengandung mu,serta kerinduan akan alam yang
telah memberi mu nafas kehidupan (Michael Yoga Anes-2011).

Pemulihan Kerusakan Lingkungan


Dapatkah Keuntungan yang diperoleh dapat digunakan
untuk memulihkan Kelestarian Lingkungan?

Investasi

Proses
Produksi
Kondisi
Harmoni

Keuntungan
Kerusakanj
Lingkungan
Pemulihan

Biaya pemulihan kerusakan lingkungan


disebut..............

Kerusakan Lingkungan
Kerusakan lingkungan adalah deteriorasi dengan
hilangnya sumber daya air, udara, dan tanah;
kerusakan ekosistem dan punahnya fauna liar.
Ketika alam rusak dihancurkan dan sumber daya
menghilang, maka lingkungan sedang mengalami
kerusakan atau lingkungan sedang sakit

Biaya Lingkungan
Adalah biaya yang ditimbulkan akibat
adanya penurunan kualitas lingkungan,
sebagai akibat proses produksi yang
dilakukan perusahaan.
Biaya lingkungan bisa berarti baik moneter
atau non-moneter yang terjadi oleh
aktivitas perusahaan yang berpengaruh
pada kualitas lingkungan

Biaya lingkungan juga merupakan pengorbanan untuk menjaga


kelestarian perusahaan, yaitu obyek di luar perusahaan yang
terdiri dari :
Lingkungan alam : pencemaran udara dan air, kerusakan alam,
biaya kerusakan alam
Lingkungan ekonomi : Agraris subsistens, agraris komersial,
perdagangan dan industri, biaya krisis ekonomi (buruh mogok,
dll)
Lingkungan sosial : Prnata sosial, lembaga sosial, biaya krisis
sosial (proses masyarakat)
Lingkungan Politik : Pajak dan pungutan lainnya, kebijakan fiskal
dan moneter, ideologi, biaya kebijakan politik (BBM, Pajak, dll)
Lingkungan Budaya : Adat-istiadat, kepercayaan, biaya
kerusakan budaya (dekadensi moral)

Jenis Biaya Lingkungan


Jadi biaya lingkungan berhubungan dengan
kreasi, deteksi, perbaikan dan pembiayaan
lingkungan cegahan degradasi lingkungan.
Sehingga biaya lingkungan dapat
dikategorikan menjadi 4 :
Biaya pencegahan lingkungan?
Biaya deteksi lingkungan?
Biaya kegagalan internal lingkungan?
Biaya kegagalan ekternal lingkungan?

Analisis Biaya Lingkungan


Biaya lingkunganadalah biaya yang
ditimbulkan akibat adanya kualitas lingkungan
yang rendah, sebagai akibat dari proses
produksi yang dilakukan perusahaan.
Biaya lingkungan perlu dilaporkan secara
terpisah berdasarkan klasifikasi biayanya. Hal
ini dilakukan supaya laporan biaya lingkungan
dapat dijadikan informasi yang informatif
untuk mengevaluasi kinerja operasional
perusahaan terutama yang berdampak pada
lingkungan.

Konsep Ekoefisiensi
Eko-efisiensimerupakan singkatan dari kataekologidanefisiensidimana kata
ini mengimplikasikan bahwa peningkatan efisiensi berasal dari perbaikan kinerja
lingkungan. Istilah ini pertamakali diperkenalkan oleh
World Business Council for Sustainable Development (WBCSD) pada tahun1992
dalampublikasimereka, "Changing Course". Hal ini didasarkan pada konsep
menciptakan lebih banyakbarangdanjasadengan menggunakan sumber daya
yang lebih sedikit serta membuatlimbahdanpolusisesedikit mungkin.
Pada mulanya, konsep eko-efisiensi diajukan sebagai alat pengelolaan
Lingkungan yang bersifat sukarela untuk mendapatkan keuntungan ekonomi dan
sekaligus keuntungan ekologi. Konsep ini diarahkan agar dapat terjamin
kelangsungan pembangunan yang berkelanjutan.
Dalam perkembangannya, eko-efisiensi diperluas pengertiannya dengan sosioefisiensi, untuk dapat menjamin produksi dan konsumsi yang berkelanjutan.
Kenapa demikian ?
Eko-efisiensi mejamin produksi yang berkelanjutan karena penggunaan sumber
daya alam dan pengelolaan limbah dapat dikendalikan. Sementara sosio-efisiensi
menjamin konsumsi yang berkelanjutan, karena adanya kepercayaan
masyarakat terhadap produksi. Namun semua itu sungguh memerlukan
kesadaran dan pemahaman kita semua ....

Analisis Lingkungan
Mengapa lingkungan perlu dianalisis?
untuk mencapai tujuan organisasi yang
maksimal
untuk menentukan misi perusahaan
karna lingkungan berpengaruh thd
keberhasilan strategi yang telah ditentukan
supaya kita dapat melakukan perubahan
yang akan kita lakukan
karna lingkungan mempunyai operasional
perusahaan, aktivitas bisnis

EMA
Guna menanggulangi hal tersebut, kini telah mulai
dikembangkanEnvironmental Management
Accounting(EMA) sebagai perangkat untuk
membantu para manajer usaha dalam meningkatkan
performa finansial sekaligus kinerja lingkungannya.
Secara sistematis,EMAmengintegrasikan aspek
lingkungan dari perusahaan ke dalam akuntasi
manajemen dan proses pengambilan keputusan.
SelanjutnyaEMAmembantu pelaku bisnis/manager
untuk mengumpulkan, menganalisa dan
menghubungkan antara aspek lingkungan dengan
informasi moneter maupun fisik.

Anda mungkin juga menyukai