Cara meringankan/mencegah
Hindari bau atau faktor penyebab
Makan porsi kecil tapi sering, bahkan setiap 2 jam
Makan biskuit kering atau roti bakar sebelum bangun pagi
Makan sesuatu yang manis (permen) atau minuman (jus
buah) sebelum tidur malam dan sesudah bangun pagi
Duduk tegak setiap kali selesai makan
Hindari makanan yang berminyak dan berbumbu
merangsang
Makan-makanan kering dan minum diantara waktu makan
Bangun dari tidur secara perlahan dan hindari melakukan
gerakan secara tiba-tiba
Hindari menggosok gigi setelah makan
Istirahat sesuai dengan kebutuhan dengan mengangkat
kaki dan kepala agak ditinggikan
Hirup udara segar, pastikan cukup udara di dalam rumah
Tanda-tanda bahaya
Pertambahan berat badan (BB) yang tidak
memadai
Kehilangan BB yang signifikan
Malnutrisi
Hiperemesis gravidarum (mual muntah
yang berlebihan selama kehamilan)
Dehidrasi
Ketidakseimbangan elektrolit
Pastikan tidak ada appendicitis dan
pancreatitis
Terapi
Tidak perlu memberikan obat-obatan
Suplemen vitamin dan zat besi dapat membantu
untuk kesehatan
Tanda-tanda bahaya
Terdapat gejala anemia (lelah, konjungtiva mata
pucat dll)
Ketidakmampuan untuk melakukan kegiatan/
aktivitas sehari-hari
Tanda dan gejala depresi
Tanda dan gejala adanya infeksi atau penyakit
kronis
kehamilan
Dasar anatomis dan fisiologis :
Spasme otot karena tekanan terhadap akar
syaraf
Kadar hormon yang meningkat, sehingga
cartilage didalam sendi-sendi besar
menjadi lembek
Keletihan
Cara meringankan
Gunakan body mekanik yang baik untuk mengangkat
benda
Hindari sepatu atau sandal hak tinggi
Hindari mengangkat beban yang berat
Gunakan kasur yang keras untuk tidur
Gunakan bantal waktu tidur untuk meluruskan
punggung
Hindari tidur terlentang terlalu lama karena dapat
menyebabkan sirkulasi darah menjadi terhambat
Terapi
Jika terlalu parah gunakan penopang abdomen
eksternal
Leucorrhea
Tanda bahaya
Jika sangat banyak,/ berbau menyengat/
warna kuning/ abu-abu (servicitis, vaginitis)
Pengeluaran cairan (selaput ketuban
pecah)
Perdarahan pervagina
Chloasma gravidarum
Terjadi pada trimester II
Kecenderungan genetic peningkatan kadar
Diare
Terjadi pada trimester I, II, III
Mungkin akibat dari peningkatan hormone
Efek samping dari infeksi virus
Edema dependen
Terjadi pada trimester II dan III
Peningkatan kadar sodium dikarenakan
pengaruh hormonal
Kongesti sirkulasi pada ekstremitas bawah
Peningkatan kadar permeabilitas kapiler
Tekanan dari pembesaran uterus pada vena
pelvic ketika duduk/ pada vena kava
inferior ketika berbaring
Kram Kaki
Biasanya terjadi setelah kehamilan 24 minggu
Dasar fisiologis penyebab masih belum jelas
Bisa terjadi karena :
o Kekurangan asupan kalsium
Insomnia
Terjadi mulai pada pertengahan masa kehamilan
Disebabkan oleh :
o perasaan gelisah, khawatir atau pun bahagia
Striae gravidarum
Terjadi pada bulan ke 6-7
Penyebab tidak jelas
Bisa timbul akibat perubahan
hormon/gabungan antara perubahan
hormone dan peregangan
Hemorrhoids
Terjadi pada trimester II dan III
Sering terjadi karena konstipasi
Dukungan yang tidak memadai pada vena hemorrhoid
di area anorectal
Kurangnya klep di pembuluh-pembuluh yang berakibat
pada perubahan secara langsung pada aliran darah
Progesterone menyebabkan relaksasi dinding vena dan
usus besar
Pembesaran uterus dapat meningkatkan tekanantekanan spesifik pada vena hemorrhoid, tekanan
mengganggu sirkulasi venous dan menyebabkan
kongesti pada vena pelvic
Cara meringankan/mencegah
Menghindari konstipasi
Menghindari ketegangan selama defekasi
Mandi air hangat/kompres hangat, air panas
tidak hanya memberikan kenyamanan tapi
juga meningkatkan sirkulasi
Kompres es
Latihan kegel, untuk mengencangkan otot-otot
perineal
Istirahat di tempat tidur dengan panggul
diturunkan dan dinaikkan
Konstipasi
Terjadi pada trimester II dan III
Peningkatan kadar progesterone
Cara meringankan
Tingkatkan intake cairan, serat di dalam
diet seperti: buah/juice prem, minum cairan
dingin/panas (terutama ketika perut
kosong)
Istirahat cukup
Senam/exercise
Membiasakan BAB secara teratur
BAB segera setelah ada dorongan
Cara meringankan
Makan porsi kecil tapi sering
Hindari makanan berlemak terlalu banyak, makanan
yang digoreng/ makanan yang berbumbu
merangsang
Hindari rokok, kopi, alcohol, cokelat (mengiritasi
gastric)
Hindari berbaring setelah makan
Hindari minuman selain air putih saat makan
Kunyah permen karet
Tidur dengan kaki ditinggikan, sikap tubuh yang
baik
Perut kembung
Cara meringankan
Hindari makanan yang mengandung gas
Mengunyah makanan secara sempurna
Pertahankan kebiasaan BAB yang teratur
Posisi knee chest (posisi seperti sujud tapi
dada ditempelkan ke lantai) hal ini dapat
membantu ketidaknyamanan dari gas yang
tidak keluar
Sakit kepala
Biasa terjadi pada trimester II dan III
Akibat kontraksi otot/spasme otot (leher, bahu
Tanda bahaya
Bila bertambah berat atau berlanjut
Jika disertai dengan hipertensi dan
proteinuria (preeklampsi)
Jika ada migraine
Penglihatan berkurang atau kabur
Cara mengurangi
Perubahan posisi, hal ini akan meredakan
masalah yang disebabkan oleh
pembesaran abdomen/rasa sakit dari
penetrasi yang dalam
Diskusi miskonsepsi dan ketakutan, agar
wanita tidak khawatir berlebihan
Kedua pasangan sebaiknya membuka
informasi pada cara alternative untuk
kepuasan seksual masing-masing
tidak hilang
Perubahan visual secara tiba-tiba (mata
berkunang-kunang)
Pembengkakan pada wajah dan tangan
Sakit abdomen atau nyeri pada ulu hati
yang hebat
Pergerakan bayi berkurang tidak seperti
biasanya atau bahkan tidak ada
pergerakan
Hiperemesis
mual muntah yang berlebihan atau tidak terkendali
selama masa hamil, yang menyebabkan dehidrasi,
ketidakseimbangan elektrolit, atau defisiensi nutrisi,
dan kehilangan berat badan.
Gejala
Hiperemesis ringan/tingkat 1
Berat badan menurun
Badan lemas dan lemah
Nafsu makan berkurang
Perasaan nyeri di ulu hati
Belum terdapat tanda-tanda dehidrasi
Hiperemesis
sedang/tingkat 2
Sudah ada tanda-tanda
dehidrasi
Badan menjadi kurus
Kulit keriput kering,
kadang-kadang ada
kekuningan (akibat kadar
keton dalam tubuh)
Lidah kering dan kotor
Mulut berbau
Nadi cepat, suhu tinggi
Air seni berkurang
Albuminuria (terdapat
albumin dalam urine) dan
asetonuria (terdapat
aseton dalam urin)
Hiperemesis berat/tingkat 3
Gangguan kesadaran
Gelisah, samnolen, koma
Nadi kecil dan cepat, suhu tinggi
Dehidras
Penyebab
1. Faktor predisposisi
Primigravida
Overdistensi rahim: hidramnion, kehamilan ganda, estrogen
3. Faktor psikologis
Rumah tangga yang retak
Hamil yang tidak diinginkan
Takut terhadap kehamilan dan persalinan
Takut terhadap tanggung jawab sebagai ibu
Kehilangan pekerjaan
Penatalaksanaan
Penderita ditempatkan di ruangan yang tenang dengan
pengunjung dibatasi
Ibu dan keluarga diberikan penjelasan tentang proses
kehamilan
Pemberian makanan dan minuman dihentikan
Pasang infus larutan glukosa 5%, yang perlu
diperhatikan : jumlah air seni (urine), jumlah cairan yang
dimuntahkan, jumlah cairan yang diberikan melalui infus
Diberikan suntikan penenang
Setelah 48 jam perawatan dan keadaan umum baik
dapat dimulai pemberian makanan dan minuman
Keadaan umum semakin baik dan penderita sudah kuat
boleh mobilisasi (bangun dari tempat tidur)
2. Anemia Kehamilan
keadaan dimana jumlah sel darah merah
atau jumlah hemoglobin (protein pembawa
oksigen) dalam sel darah
merah berada
di bawah normal. Tingkatan anemia:
Kadar Hb 10,00 gr% - 13,00 gr% disebut
anemia ringan sekali.
Kadar Hb 8,00 gr% - 9,90 gr% disebut
anemia ringan.
Kadar Hb 6,00 gr% - 7,90 gr% disebut
anemia sedang.
Kadar Hb <6,00 gr% disebut anemia berat.
Penyebab
Perdarahan hebat
Berkurangnya pembentukan sel darah
merah
Meningkatnya penghancuran sel darah
merah
Klasifikasi Anemia
a. Anemia defisiensi besi : penurunan jumlah
sel darah merah akibat dari kekurangan zat
besi.
Penatalaksanaan
Oral: pemberian fero sulfat/ fero gluconat/
Na-fero bisitrat 60 mg/ hari, 800 mg selama
kehamilan, 150 100 mg/hari.
Parenteral: pemberian ferum dextran 1000
mg (20ml) IV atau 2x10 ml/IM
Abortus
Terminasi/pengakhiran kehamilan oleh
Macam2 abortus
Abortus spontan
Abortus complitus
Abortus
incomplitus
Missed abortion
Abortus habitualis
Abortus insipiens
Abortus provokatus
Abortus indikasi medis
Abortus kriminalis (abortus yang
Derajat
AbortusPerdarahanServix
Diagnosis
Imminens
Insipiens
Incomplit
Complit
Missed
abortion
Besar
Gejala lain
uterus
Sedikit/seda Tertutup
Sesuai usia Tes
ng
kehamilan kehamilan
positif,
kram, uterus
lunak
SedangTerbuka
Sesuai atau Kram, uterus
banyak
lebih kecil
lunak
dari usia
kehamilan
SedikitTerbuka
Lebih kecil Kram, keluar
banyak
(lunak)
dari usia
jaringan,
kehamilan uterus lunak
Sedikit atau Lunak tidak Lebih kecil Tidak ada,
tidak ada
terbuka
dari usia
kram, uterus
kehamilan kenyal
Sedikit dan Agak kenyal Lebih kecil Menghilangk
berwarna
dan tertutup dari usia
an sebagian
kehitaman
kehamilan gejala
Kehamilan Ektopik
Adalah kehamilan yang terjadi diluar rahim,
Mola Hidatidosa
kehamilan yang berkembang tidak wajar dimana
tidak ditemukan janin dan hampir seluruh vili
khorialis mengalami perubahan berupa
degenerasi hodropik. Secara makroskopik, mola
hidatidosa mudah dikenal yaitu berupa
gelembung-gelembung putih, tembus pandang,
berisi cairan jernih dengan ukuran bervariasi
dari beberapa milimeter sampai 1 atau 2 cm.
Gejala
Perdarahan pervaginam kadang-kadang
sedikit/banyak
Rahim lebih besar dari usia kehamilan
Tidak ada tanda-tanda adanya janin, tidak
ada ballotement, tidak ada DJJ
Hiperemesis lebih sering
Penanganan :
Perhatikan sindroma yang mengancam fungsi vital
(depresi nafas, hipertiroid/ tirotoksikosis, dan
sebagainya). Resusitasi bila KU buruk.
Evakuasi jaringan mola: dengan kuret tajam.
Suction dapat mengeluarkan sebagian besar massa
mola, sisanya bersihkan dengan kuret. Dapat juga
dilakukan induksi, pada waktu evakuasi berikan
oksitosin untuk merangsang kontraksi uterus dan
mencegah refluks cairan mola ke arah tuba.
Pada wanita yang tidak mengharapkan anak lagi
dapat dianjurkan histerektomi
Penanganan
Wanita dengan hipertensi esensial harus
mendapat
pengawasan yang ketat dan harus
dikonsultasikan
pada dokter untuk proses
persalinannya. Selama
tekanan darah ibu tidak
meningkat sampai 150/90
mmHg berarti
pertanda baik. Dia dapat hamil dan
bersalin
normal tetapi saat hamil dianjurkan untuk
lebih
banyak istirahat dan menghindari peningkatan
berat
badan terlalu banyak.Kehamilan tidak
dibolehkan
melewati aterm karena kehamilan
postterm
meningkatkan risiko terjadinya
insufisiensi plasenta janin.
2. Pre Eklamsia
Klasifikasi PE
a. Preeklamsia ringan, ciri-cirinya :
Tekanan darah 140/90 mmHg atau
kenaikan diastolik 15 mmHg atau lebih
(diukur pada posisi berbaring terlentang)
atau kenaikan sistolik 30 mmHg atau lebih.
Proteinuria 0,3 gr/lt atau 1+ sampai 2+
Edema pada kaki, jari, muka dan berat
badan naik >1 kg/mg
Penanganan :
Rawat jalan
Banyak istirahat ( berbaring tidur miring)
Diet: cukup protein, rendah kaebohidrat,
lemak, dan garam
Sedative ringan (jika tidak bisa istirahat )
tablet Fenobarbital 3x30 mg peroral selama
2 hari
Kunjungan ulang tiap 1 mg
Eklamsia
Eklamsia adalah merupakan penyakit akut
Penatalaksanaan :
1.
2.
3.
4.
5.
3. Solusio Plasenta
terlepasnya plasenta yang letaknya normal
pada
corpus uteri sebelum janin lahir. Biasanya
terjadi pada trimester III, walaupun dapat pula
terjadi pada setiap saat dalam kehamilan.
Etiologi.
Trauma
Tali pusat yang pendek
Dekompresi yang uterus mendadak
Anomaly uterus atau tumor uterus
Hipertensi kronis atau hipeertensi yang
ditimbulkan karena kehamilan
Tekanan pada vena cava inferior akibat uterus
yang membesar dan defisiensi gizi.
Gejala
Perdarahan yang disertai nyeri, juga diluar his
Anemia dan syok
Rahim keras seperti papan dan nyeri jika
dipegang
Palpasi sukar dilakukan karena rahim yang
keras
Fundus uteri makin lama makin naik
Bunyi jantung janin biasanya tidak ada
Pada pemeriksaan dalam teraba ketuban yang
tegang terus menerus
Komplikasi
Komplikasi pada ibu dan janin tergantung dari
Penanganan :
Pada ibu tergantung dari luasnya plasenta yang lepas
dari dinding uterus, banyaknya perdarahan, derajat
kelainan pembekuan darah, ada tidaknya hipertensi
menahun atau preeklamsia, tersembunyi tidaknya
perdarahannya, dan jarak waktu antara terjadinya
solusio plasenta sampai pengosongan uterus.
Pada janin pada solusio berat hampir 100 %
mengalami kematian. Pada solusio plasenta ringan dan
sedang kematian janin tergantung dari luasnya
plasenta yang terlepas dari dinding uterus dan tuanya
kehamilan. Pada kasus solusio plasenta tertentu, SC
dapat mengurangi angka kematian janin.
Sebagaimana pada setiap kasus perdarahan,
persediaan darah secukupnya akan sangat membantu
memperbaiki prognosis ibu dan janinnya.
4. Plasenta Previa
plasenta yang letaknya abnormal, yaitu
pada segmen bawah uterus sehingga
dapat menutupi sebagian atau seluruh
pembukaan jalan lahir. Pada keadaan
normal plasenta terletak dibagian atas
uterus.
Klasifikasi
Plasenta previa totalis, apabila seluruh
Gambaran klinik
Perdarahan tanpa sebab, tanpa rasa nyeri serta
berulang, darah berwarna merah segar
Perdarahan pertama biasanya tidak banyak,
tetapi perdarahan berikutnya hampir selalu lebih
banyak dari sebelumnya
Timbulnya penyulit pada ibu yaitu anemia
sampai syok dan pada janin dapat menimbulkan
asfiksia sampai kematian janin dalam rahim
Bagian terbawah janin belum masuk pintu atas
panggul dan atau disertai dengan kelainan letak
plasenta yang berada dibawah janin
Pemeriksaan dalam dilakukan diatas meja
operasi, teraba jaringan plasenta
Komplikasi
Pada ibu
Perdarahan
pascasalin
Syok hipovolemik
Infeksi-sepsis
Emboli udara
(jarang)
Kelainan
koagulapati sampai
syok
Kematian
Pada anak
hipoksia
anemia
kematian
Penanganan :
Penatalaksanaan di rumah : Pasien dianjurkan harus
istirahat ditempat tidur. Jika perdarahan banyak
pasien dianjurkan untuk tidur miring atau
menggunakan bantal dibawah pinggul kanannya
untuk mencapai agar panggul miring dan
menghindari supine hypotensive syndrome.
Penatalaksanaan di RS : di RS, ibu harus berbaring.
Selamat Belajar
Terima Kasih