TUMOR YANG BERASAL

DARI JARINGAN
PERIODONTAL
Soft Tissue Surgery t.a 2014-2015

DISAMPAIKAN OLEH :

drg.Bambang Tri Hartomo

Selasa 5 Mei 2015

APAKAH TUMOR ITU?

TUMOR, BERSAMA RUBOR, KALOR, DOLOR, DAN

FUNGSIOLESA MENJADI PENANDA ADANYA INFLAMASI
DALAM BAHASA SEHARI-HARI, TUMOR DAPAT DIARTIKAN
SEBAGAI : PEMBENGKAKAN

JARINGAN PERIODONTAL

TERDIRI DARI :

1.

GINGIVA

2.

LIGAMENTUM PERIODONTAL

3.

TULANG ALVEOLAR

4.

SEMENTUM

PENYEBAB TERJADINYA TUMOR

PADA JARINGAN PERIODONTAL
ADANYA EDEMA DAN HIPERPLASIA
INFEKSI SPESIFIK
KETIDAKSTABILAN HORMONAL

TUMOR PADA JARINGAN PERIODONTAL

DAPAT JUGA DISEBUT SEBAGAI GINGIVAL
OVERGROWTH ATAU GINGIVAL
ENLARGEMENTS

KLASIFIKASI GINGIVAL
ENLARGEMENTS MENURUT
PINDBORG
1.
2.
3.
4.

IDIOPATHIC FIBROSIS
OVERGROWTH ELICITED BY DRUGS
EPULIS
BENIGN AND MALIGN TUMORS

IDIOPATHIC FIBROSIS

IDIOPATHIC FIBROSIS

1.
2.

NAMA LAIN :
FIBROMATOSIS GINGIVAE
HEREDITARY GINGIVAL FIBROMATOSIS

Penebalan fibrous dan lunak pada gingiva

.Sering

ditemukan sebagai lesi terlokalisasi pada

tuberositas maksila dan aspek palatal segmen
gigi posterior
.Idiopatik, diduga melibatkan genetik
.Terapi : gingivektomi, gingivoplasty

Fig. Generalised gingival fibrous hyperplasia. The teeth are

almost buried by the massive fibrous gingival thickening

OVERGROWTH ELICITED BY DRUGS

OVERGROWTH ELICITED BY DRUGS

1.
2.

TERBAGI MEJADI :
PHENYTOIN (HYDANTOIN) INDUCED
GINGIVAL ENLARGEMENTS
CYCLOSPORINE A INDUCED GINGIVAL
ENLARGEMENTS OR GINGIVAL
OVERGROWTH

PHENYTOIN (HYDANTOIN)-INDUCED
GINGIVAL ENLARGEMENT
Penebalan

fibrous pada gingiva, dapat disertai inflamasi

sekunder (adanya plak gigi)

Lesi ditemukan pd 50% org yang mengkonsumsi obat

antiepilepsi phenytoin (merek dagang : Dilantin,
Diphantoin, Diphenin, dll)
Etiologi : farmakogenetik peningkatan sintesis fibroblast
Dapat berupa mild phenytoin-induced gingival enlargement
maupun Severe phenytoin-induced gingival enlargement
Terapi : motivasi, OH, scaling, gingivektomi/ gingivoplasty

CYCLOSPORINE-A-INDUCED
GINGIVAL OVERGROWTH

Cyclosporine-A adalah obat imunosupresan, digunakan

pada pasien transplantasi organ, arthritis, psoriasis, DM
tipe I, dan beberapa penyakit autoimun .
Lesi menyerupai cauliflower , dimulai pada area
interdental.

Keparahan lesi berdasarkan dosis obat harian

Inflamasi sekunder sering menyertai akibat OH buruk

Terapi : motivasi, instruksi OH, scaling & gingivektomi,

pemberian antibiotik

EPULIS

EPULIS

Epulis bersifat jinak, merupakan massa yang menebal

pada area papilla interdental
Klasifikasi :
a. Granulomatous epulis/ Pyogenic granuloma
b. Giant cell epulis = True Epulis
c. Fibrous epulis
Ketiganya dibedakan berdasarkan gambaran histologis
Etiologi : belum diketahui scr pasti, diduga iritasi
marginal

A. PYOGENIC GRANULOMA/GRANULOMATOUS EPULIS

PYOGENIC GRANULOMA merupakan

overgrowth dari neo-capillaries (karena
proliferasi endotelial ekstensif) dan jaringan ikat
fibrous yang disebabkan oleh iritasi mekanis
ringan maupun plak.
tumbuh pd gingiva dan di dalam soket gigi.

Pada kehamilan, puberty, oral contraceptive

Pregnancy Tumor bedakan dg Pyogenic
Granuloma pada umumnya krn tdk berkaitan dg
produksi pus maupun faktor mikrobial

Gambaran klinis :

tumbuh dg cepat, tdk sakit, mudah sekali berdarah, ulserasi,

merah, massa polypoid, dengan dasar yg luas terletak pd
marginal gingiva.
Lokasi tersering : papila interdental, bagian bukal/ labial,
perluasan mencapai vestibular.
Dapat juga ditemukan pada bibir, lidah, mukosa bukal, palatum,
vestibulum, dan mukosa alveolus edentulous.
Pyogenic granuloma dapat mengalami ulserasi dan terlapisi
pseudomembrane berwarna putih kekuningan.

Ro : dapat ditemukan resorpsi ringan tulang septal interdental

Terapi : Eksisi sederhana

B. GIANT CELL EPULIS

Disebut

juga Peripheral Giant Cell

Granuloma

Merupakan

respon reaktif berlebihan pada

trauma maupun proses inflamasi kronis

Epulis

terjadi pada gingiva dengan deep

implantation pad ligamen periodontal
maupun periosteum, berjalan lambat

Gambaran klinis

ukuran bervariasi (kecil hingga diameter 2 cm), warna

abu2 keunguan (krn vaskularitas tinggi), bila terkena
trauma dapat timbul ulserasi

>> sering pd wanita, usia > 30 tahun

Ditemukan pd gingiva RB > RA

Secara radiografi tidak ditemukan kelainan pd tulang di

sekitarnya, bila terjadi bone involvement biasanya hanya
berupa erosi permukaan
DD : pyogenic granuloma, pregnancy tumor

 Ciri

khas gambaran histologi :

multinucleated giant cell of the osteoclastic
type.

Terapi

: ada tendensi rekuren, eksisi (harus

terambil semua jaringan) dilanjutkan dg
gingival flap, scaling gigi & root planning,
bone filed.

Jika

melibatkan > 1 gigi sekaligus terapi

bedah disertai ekstraksi gigi-gigi yg terlibat

C. EPULIS FIBROMATOSA

Adalah suatu massa jaringan yg terlokalisir, biasanya

berkembang pd gingiva mandibula

Wanita lebih sering terkena

Etiologi trauma lokal kronis

Gambaran klinis : berwarna sama seperti gusi atau

pucat, tidak sakit, semi keras saat palpasi
Terapi eksisi sederhana

BENIGN AND MALIGN TUMOR

BENIGN AND MALIGN TUMORS

Dapat berupa lesi neoplastic maupun
semineoplastic
Terbagi menjadi :
1.
Neoplasma benigna
2.
Neoplasma maligna

NEOPLASMA BENIGNA
Berupa lesi noduler dengan ukuran bervariasi
dan tumbuhnya lambat
No-painful, biasanya ditutupi jaringan sehat
Dibutuhkan pemeriksaan penunjang radiografis
untuk melihat apakah ada keterlibatan tulang
Terapi : eksisi
insisi (biopsi)
Tergantung dari hari pemeriksaan histologi

Peripheral odontogenic
fibroma.
This is a rare benign tumor
which generally occurs on
the gingiva. This particular
example shows an area of
ulceration due to
masticatory trauma. Also
note the redness due to
secondary superimposed
inflammation.

This 32 year-old woman

had Neurofibromatosis of
von Recklinghausen.
This is an autosomal
inherited syndrome which
orally is characterized by
the presence of multiple
neurofibromas.
Note the various vestibular
and palatal benign
neurofibromas.

Malignant Neoplasm

A gingival squamous cell carcinoma.

Note the fungoid, white and red
surface. Also note the marked gingival
retraction at the level of both molars.
This patient had a bad brushing habit
but the tooth brush trauma can not be
held responsible for the development of
this malignant neoplasm.

This 34 year-old woman had what

clinically resembles a pyogenic
granuloma. The interdental papilla is
markedly enlarged and it has a
granular. erythematous surface. The
lesion was excised in toto and the
biopsy showed it to be an early
squamous cell carcinoma (Courtesy of
Dr. Sol Silverman Jr. UCSF)

Fibrosarcoma
This exophytic lesion had a
history of a moderate slow
growth of several months.
Two molars in the area
were lost due to extreme
mobility. The tumor involved
alveolar ridge, buccal
gingiva and buccal mucosa.
A bone sequestrum is
evident. Biopsy showed this
neoplasm to be a
fibrosarcoma.

Gingival Melanoma
Note the multiple foci of this
malignant neoplasm.
Melanomas bleed easily and
grow very rapidly. This 50
year-old male had several
metastases to his cervical
lymph nodes. Some intraoral
melanomas can be
amelanotic in which case the
diagnosis is not as obvious
as here.

Kaposis Sarcoma
This HIV positive man
presented with this rapid
growing lesion on the left
mandibular gingiva. Note the
deep blue-magenta color. A
biopsy proved this lesion to
be Kaposi sarcoma. The
clinical differential diagnosis
of this mass should include:
pyogenic granuloma,
peripheral giant cell
granuloma and lymphoma
among the most frequent
diagnostic possibilities

Lymphoma
This 39 year-old man
presented a generalized puffy
erythema confined to the
maxillary gingiva. A biopsy
confirmed the diagnosis of
non Hodgkin lymphoma.
Blood studies did not reveal
changes compatible with
leukemia. A bone marrow
study was ordered but the
patient did not comply with
the appointment and was lost
to follow-up.

TERIMAKASIH