Anda di halaman 1dari 83

PERAN KOMITE MEDIK

DALAM AKREDITASI RUMAH


SAKIT SESUAI PERMENKES 755
TAHUN 2011

PERAN KOMITE MEDIK


DALAM AKREDITASI

INSTRUMEN AKREDITASI RS
STANDAR AKSES PELAYANAN
DAN KONTINUITAS PELAYANAN
APK 2.1
HARUS MEMPUNYAI
MEDICAL STAF BY LAW

INSTRUMEN AKREDITASI RS
ASSESMEN PASIEN (AP)
AP. 1.1, AP. 3, AP.5.11
KOMITE MEDIK MELAKUKAN KREDENSIALING
YANG MELAKUKAN ASSEMEN PASIEN HARUS
MEMPUNYAI SPK & RKK
INI PERLU JUGA DALAM PENGADILAN BILA
BERMASALAH

INSTRUMEN AKREDITASI
RS
STANDAR KUALIFIKASI DAN PENDIDIKAN STAF
KPS 9
SEMUA FILE STAF MEDIS HARUS TERDAPAT SPK DAN
RKK

Dokumen
1. SPK/ Surat Penugasan Klinis, tersedia

difile kepegawaian, file kredensial dan di


unit pelayanan
2. Kebijakan
dan
proses
serta
data
kredensialing
3. Bukti verifikasi ijasah dan STR dari
sumber aslinya
4. STR, SIP, SPK dan RKK harus masih valid

Dr. Zainal Abidin, Sp.THT

UNTUK PERHATIAN !!
1. Tidak boleh ada STR, dan SIP, SPK

dan RKK yang kadaluarsa


2. tidak boleh ada satupun staf medis
yang memberikan pelayanan kepada
pasien yang tidak memiliki STR, SIP,
SPK dan RKK. dan harus masih
berlaku (termasuk setiap PPDS harus
punya STR dan SIP selaku dr umum)
Dr. Zainal Abidin, Sp.THT

INSTRUMEN AKRERDITASI RS

STANDAR KPS 9.1


Pimpinan RS membuat keputusan tentang
pembaharuan izin bagi setiap staf medis untuk
dapat melanjutkan memberikan pelayanan
asuhan pasien setidaknya 3 tahun sekali.Tidak
boleh melebihi masa berlakunya STR.

Dr. Zainal Abidin, Sp.THT

DOKUMEN

Kebijakan kredensialing
SK Sub Komite Kredensial
Bukti proses dan data rekredensial
Penetapan SPK (Surat Penugasan Klinik)
dengan RKK ( Rincian Kewenangan Klinik)
oleh Direktur

Dr. Zainal Abidin, Sp.THT

INSTRUMEN AKRERDITASI RS

STANDAR KPS 10
Kebijakan dan proses kredensial dan

rekredensial untuk memberikanSPK dan


RKK
Pedoman
untuk
penugasan
ulang
(rekredensial)

Dr. Zainal Abidin, Sp.THT

INSTRUMEN AKRERDITASI RS
STANDAR KPS 11
PROGRAM KERJA KOMITE MEDIK

INSTRUMEN AKREDITASI RS
STANDAR PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN
PASIEN
PMKP 2.1
1.HARUS ADA PPK DAN CLINICAL PATHWAY
2.HARUS DILAKUKAN AUDIT

STANDAR TATA
KELOLA,KEPEMIMPINAN DAN
PENGARAHAN
TKP 6.2
SUB KOMITE ETIK PROFESI HARUS
MEMPUNYAI PROGRAM KERJA

INSTRUMEN AKREDITASI RS
PELAYANAN PASIEN (PP)
PP 1
MEMBERIKAN PELAYANAN YANG SERAGAM

INSTRUMEN AKREDITASI RS
PELAYANAN PASIEN (PP)
PP 2
MEMBUAT PPK

KEPMENKES RI
NO.631/MENKES/SK/IV/2005
TENTANG
PEDOMAN PERATURAN INTERNAL STAF MEDIS
(MEDICAL STAFF BY LAWS)

Persepsi Yang Keliru Tentang


Komite Medis : !!
1. Komite medis dipakai sbg wadah untuk
memperjuangkan kesejahteraan para dokter
2. Komite medis paling menentukan seorang dokter dapat
diterima atau tidaknya untuk bekerja di RS fungsi
manajer SDM
3. Komite Medis dipakai direktur untuk menyelesaikan
tugastugas manajerial merancukan fungsi
manajerial dan fungsi profesi
4. Komite Medis dipakai Mengawasi Kinerja direktur
Komite medis sebagai alat untuk mengangkat dan
menjatuhkan direktur

PERMASALAHAN DALAM PENINGKATAN MUTU

DIREKSI

MALPRAKTIK

DOCTORS

PMK 755/2011

AKREDITASI, EFISIENSI (ppjs),


REMUNERASI, PATIENT SAFETY

GAIN

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia


Nomor 755/MENKES/PER/IV/2011
Tentang
Penyelenggaraan Komite Medis di Rumah Sakit
11 April 2011

KOMITE MEDIS
Dibentuk dengan tujuan untuk menyelenggarakan tata kelola klinis

(clinical governance) yang baik agar mutu pelayanan medis &


keselamatan pasien lebih terjamin dan terlindungi.
Merupakan organisasi non struktural yang dibentuk di rumah sakit

oleh direktur
Bukan merupakan wadah perwakilan dari staf medis.

SUSUNAN ORGANISASI &


KEANGGOTAAN
Komite Medis dibentuk oleh direktur rumah sakit
Susunan organisasi komite medis :

a. Ketua
b. Sekretaris
c. Subkomite
Keanggotaan komite medisditetapkan oleh direktur rumah sakit dengan

mempertimbangkan sikap profesional, reputasi, dan perilaku

Komite medis terbagi dalam sub komite :

a. Subkomite kredensial
b. Subkomite mutu profesi
c. Subkomite etika dan disiplin profesi

PERMENKES NO. 1405 TH. 2006


TENTANG PEDOMAN RS DI
LINGKUNGAN DEPKES

2006
TENTANG PEDOMAN RS DI
LINGKUNGAN DEPKES

STRUKTUR
ORGANISASI
DIREKTUR UTAMA

KETUA
KOMITE
MEDIS

DIREKTUR
PEL & PENUNJANG
MEDIK

DIREKTUR
KEUANGAN &
UMUM

STRUKTUR KOMITE MEDIS


Ketua Sub Komite Kredensial

Sekretaris
: Sekretaris Komite Medis
Anggota
: Ketua Sub Komite Mutu Profesi
Ketua Sub Komite Etika Dan Displin Profesi
Ketua Sub Komite Mutu Profesi

Sekretaris
: Sekretaris Komite Medis
Anggota
: Ketua Sub Komite Kredensial
Ketua Sub Komite Etika Dan Displin Profesi
Ketua Sub Komite Etika Dan Disiplin Profesi

Sekretaris
: Sekretaris Komite Medis
Anggota
: Ketua Sub Komite Kredensial
Ketua Sub Komite Mutu Profesi

TUGAS & FUNGSI


Komite medis mempunyai tugas meningkatkan profesionalisme
staf medis yang bekerja di rumah sakit dengan cara :
a. Melakukan kredensial
b. Memelihara mutu profesi staf medis
c. Menjaga disiplin, etika & perilaku profesi staf medis

WEWENANG KOMITE MEDIS


a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.

Memberikan rekomendasi rincian kewenangan klinis


(delineation of clinical privilege)
Memberikan rekomendasi surat penugasan klinis (clinical
appoinment)
Memberikan rekomendasi penolakan kewenangan klinis
(clinical privilege)
Memberikan rekomendasi perubahan/modifikasi rincian
kewenangan klinis (delineation of clinical privilege)
Memberikan rekomendasi tindak lanjut audit medis
Memberikan rekomendasi pendidikan kedokteran berkelanjutan
Memberikan rekomendasi pendampingan (proctoring)
Memberikan rekomendasi tindakan disiplin

PENDANAAN
Komite Medis memperoleh insentif
Pelaksanaan kegiatan komite medik didanai dengan

anggaran rumah sakit

HAK & KEWAJIBAN


Mendapatkan tunjangan
Untuk RS Pemerintah :

1. Payung Hukumnya PMK 755/2011


2. SK Bupati
3. Walikota
4. PERDA
Bila Sudah remunerasi tinggal menambah point
Untuk RS Swasta : Cukup persetujuan Direktur dan
Owner

Alternatif 1.
Komite medis = wadir Pelayanan medik
Pembagiannya :
a. Ketua Komite Medis 50 %
b. Sekretaris komite medis 10 %
c. Sub komite kredensial 10 %
d. Sub Komite Mutu profesi 10 %
e. Sub komite etik dan profesi 10 %
f. Kas 10 %

Alternatif 2.

Ketua Komite medis = Wadir Pelayanan Medis


Masing-masing sub komite medis, Sekretaris sama
dengan kepala bidang.

KEWAJIBAN :

Jam kerja setiap hari sesudah tugas pokok

Lama Jabatan 3 (Tiga)Tahun

1. Ruang kerja Komite Medis dan sekretariat


2. Mebeler kantor
3. 1 unit perangkat komputer dan printer
4. Sekretariat mempunyai seorang sekretaris untuk

keperluan administrasi

Adanya medical staf by law


Buku pedoman komite medis
Buku kumpulan PNKP, Panduan Praktik Klinik,

Clinical Pathway
kumpulan SPO : SPO administari dan SPO
pelayanan
Program kerja komite medis
Laporan semesteran dan tahunan hasil kerja
komite medis.

PENGANGKATAN KOMITE MEDIK&


SUB KOMITE MEDIK
Direktur utama
Masukan dari staf medis

Ketua komite medis


Masukan dari ketua komite medis

Sub komite medis dan sekretaris

IMPLEMENTASI
SUB KOMITE KREDENSIAL

SUB KOMITE KREDENSIAL


TUJUAN UMUM :

Melindungi keselamatan pasien bahwa staf medis yang


melakukan pelayanan medis adalah kredible.

TUJUAN KHUSUS :

1. Mendapatkan dan memastikan staf medis yang profesional


dan akuntable.
2. Tersusunnya jenis jenis kewenangan klinis bagi setiap staf
medis sesuai dengan cabang ilmu kedokteran yang
ditetapkan oleh kolegium.
3. Dasar bagi direktur untuk menerbitkan penugasan klinis
bagi setiap staf medis.
4. Terjaganya reputasi dan kredibilitas para staf medis.

Dr. Zainal Abidin, Sp.THT

Kredensial adalah proses evaluasi terhadap staf

medik untuk menentukan kelayakan diberikan


kewenangan klinis (clinical privilege)
Rekredensial

adalah
proses
re-evaluasi
terhadap staf medis yang telah memiliki
kewenangan klinis (clinical privilege) untuk
menentukan kelayakan pemberian kewenangan
klinis tersebut.

Dr. Zainal Abidin, Sp.THT

KONSEP DASAR KREDENSIAL


Walaupun seorang staf medis telah mendapatkan brevet

spesialis dari kolegium kedokteran namun rumah sakit


wajib melakukan verifikasi dan menetapkan kewenangan
klinis untuk melakukan pelayanan medis.

Dua alasan utama :


Perkembangan ilmu kedokteran
Kesehatan seseorang

Luas lingkup kewenangan klinis seorang dokter spesialis

dapat saja berbeda dengan koleganya tergantung pada


ketetapan komite medik tentang kompetensi untuk
melakukan tiap pelayanan medis.

Seorang staf medis dapat saja dicabut kewenangan

klinisnya.

Dr. Zainal Abidin, Sp.THT

MEKANISME KREDENSIAL
Kebijakan rumah sakit tentang kredensial .
Pedoman penilaian kompentensi
Standar prosedure operasional krendensialing.
Menyusun tim bestari melakukan penilaian kompetensi seorang staf

medis yang meminta kewenangan klinis.

Mempersiapkan whitepaper.
Formulir yang diperlukan
Akhir proses kredensialing komite medik menerbitkan rekomendasi

kepada direktur rumah sakit tentang kewenangan klinis staf medis.

Semua dokter pelayanan medik di rumah sakit harus mempunyai

penugasan klinis dari direktur rumah sakit baik dokter purna waktu /
paruh waktu .
Dr. Zainal Abidin, Sp.THT

PENGKAJIAN

Kompetensi sesuai standar kompetensi


kognitif, afektif, psikomotor.
Kompetensi fisik
Kompetensi mental
Perilaku etis
Berkas - berkas administrasi.

Dr. Zainal Abidin, Sp.THT

TAHAPAN PEMBERIAN KEWENANGAN


KLINIS
Staf medis mengajukan permohonan

kewenangan klinis kepada direktur dengan


mengisi formulir daftar rincian klinis yang telah
disediakan komite medik dilengkapi bahanbahan pendukung.

Berkas permohonan dari staf medis oleh direktur

disampaikan ke komite medik

Dalam melakukan kajian sub komite kredensial

dapat membentuk panel atau panitia ADHOC

Dr. Zainal Abidin, Sp.THT

DAFTAR RINCIAN KEWENANGAN KLINIS DIPEROLEH


DENGAN CARA :
# Untuk DOKTER :
Menyusun

daftar rincian kewenangan klinis dengan meminta


masukan dari setiap kelompok staf medis.
Mengkaji kewenangan klinis bagi pemohon dengan menggunakan
daftar rincian kewenangan klinis.
Mengkaji ulang daftar rincian klinis bagi staf medis secara periodik.
# Untuk DOKTER SPESIALIS:
Diberikan format kosong untuk diisi sendiri rincian kewenangan
klinik.
Rekomendasi pemberian kewenangan klinis dilakukan oleh komite

medik ke direktur berdasarkan masukan dari sub komite kredensial.


Sub komite kredensial melakukan rekredensial bagi setiap staf medis
yang mengajukan permohonan pada saat berakhirnya masa berlaku
surat penugasan klinis.
Dr. Zainal Abidin, Sp.THT

REKOMENDASI :
Kewenangan klinis di lanjutkan
Kewenangan klinis di tambah
Kewenangan klinis di kurangi
Kewenangan klinis di bekukan
Kewenangan klinis di ubah
Kewenangan klinis di akhiri

Dr. Zainal Abidin, Sp.THT

AKHIR KEWENANGAN KLINIS :


Kewenangan klinis berakhir bila surat penugasan

klinis habis masa berlakunya atau dicabut oleh direktur.


Masa berlakunya kewenangan klinis selama 3 (tiga)

tahun / sesuai ketentuan rumah sakit


Tidak melebihi masa berlakunya STR
Dengan diakhirinya penugasan klinis seorang staf

medis tidak berwenang lagi melakukan pelayanan


medis di rumah sakit tersebut.

Dr. Zainal Abidin, Sp.THT

Dr. Zainal Abidin, Sp.THT

PEDOMAN TENTANG
MITRA BESTARI
Mitra bestari adalah orang-orang yang berpraktik
dalam profesi yang sama, yang mempunyai
keahlian dalam bidang yang akan dievaluasi.

Dr. Zainal Abidin, Sp.THT

MITRA BESTARI
Terdiri dari para dokter spesialis
Tidak harus berasal dari Rumah Sakit yang

bersangkutan

Perannya sebagai mitra bestari adalah bagian dari

kewajiban etika dokter, karenanya imbal jasa


sebagai mitra bestari berupa pemberian satuan
kredit partisipasi (SKP)

Dr. Zainal Abidin, Sp.THT

MITRA BESTARI
kredentialing dan privileging,
tetapi juga dalam hal penjagaan mutu medis

audit medis,
maupun dalam hal disiplin profesi penegakan
disiplin profesi.
Mempunyai kemampuan keilmuan terkini, tidak

perlu tertinggi guru besar.

Dr. Zainal Abidin, Sp.THT

MITRA BESTARI
Untuk dapat dipilih sebagai mitra bestari di Rumah

Sakit tersebut, yang bersangkutan harus melalui


proses penapisan oleh Rumah Sakit tersebut.

Untuk menjadi seorang mitra bestari tidak

diperlukan surat ijin praktek (SIP) di Rumah Sakit


tersebut.

Rumah sakit dapat membuat daftar mitra bestari

sesuai dengan jumlah yang dibutuhkannya, untuk


kemudian pada saat dibutuhkan perannya, komite
medik dapat membuat panitia adhoc yang terdiri
dari mitra bestari yang diambil dari daftar tersebut.
Dr. Zainal Abidin, Sp.THT

Dr. Zainal Abidin, Sp.THT

PEDOMAN TENTANG WHITE PAPER


RUMAH SAKIT
White Paper Rumah Sakit adalah suatu gambaran

batasan tentang kriteria kompetensi kemampuan


minimal yang dimiliki dikuasai seorang dokter,
untuk dapat memenuhi persyaratan kewenangan
klinis dalam suatu lingkup praktek atau prosedur.

Dalam hal White Paper yang menyangkut beberapa

bidang ilmu kedokteran multidisiplin, White Paper


tersebut harus mendapat pengesahan persetujuan
kesepakatan dari semua mitra bestari peer group
terkait, sebelum disahkan oleh Direktur Rumah
Sakit.
Dr. Zainal Abidin, Sp.THT

IMPLEMENTASI
SUB KOMITE
MUTU

TUJUAN :
1. Memberikan perlindungan terhadap pasien oleh

2.
3.
4.
5.

staf medis yang bermutu, kompeten, etis, dan


profesional
Memberikan asas keadilan bagi staf medis
Memelihara kompetensi kewenangan
klinisMencegah
terjadinya kejadian yang tidak diharapkan
Memastikan kualitas asuhan medis yang
diberikan oleh staf medis

KONSEP
1. Memantau kualitas misalnya morning report,

kasus sulit, ronde ruangan, kasus kematian,


audit medis, journal reading
2. Tindak lanjut pelatihan singkat (short course)
aktivitas pendidikan berkelanjutan, pendidikan

KEANGGOTAAN
Sekurang-kurangnya 3 (tiga) orang staf medis

berasal dari disiplin ilmu yang berbeda.


Ketua, sekretaris dan anggota bertanggung jawab
kepada ketua komite medik

MEKANISME KERJA
1. Kebijakan dan prosedur
2. Audit medis
3. Merekomendasikan pendidikan berkelanjutan

bagi staf medis


4. Memfasilitasi proses pendampingan

AUDIT MEDIS
Audit medis dilaksanakan sebagai implementasi

fungsi manajemen klinis dalam rangka penerapan


tata kelola klinis yang baik di rumah sakit.
Tidak digunakan untuk mencari ada atau tidaknya
kesalahan seorang staf medis.
Dalam hal terdapat laporan kejadian dengan
dugaan kelalaian seorang staf medis, mekanisme
yang digunakan adalah mekanisme disiplin
profesi, bukannya mekanisme audit medis.

Audit medis dilakukan dengan mengedepankan

respek terhadap semua staf medis (no blaming


culture), tidak menyebutkan nama, tidak
mempersalahkan dan tidak mempermalukan.
Audit medis kegiatan evaluasi profesi secara
sistemik yang melibatkan mitra bestari (peer
group) terdiri dari kegiatan peer-review,
surveillance dan assessment terhadap pelayanan
medis di rumah sakit

Kegiatan yang berbentuk siklus sebagai upaya perbaikan


yang terus menerus sebagaimana tercantum dibawah
ini :

Langkah-langkah pelaksanaan
audit medis dilaksanakan
a. Pemilihan topik misalnya :
sebagai
berikutcukup
: banyak dengan
Thypus abdominalis
angka kematian cukup tinggi.
Angka seksio sesaria yang cukup tinggi di
rumah sakit yang melebihi dari angka nasional.
Pemilihan dan penetapan topik yang ingin
dilakukan audit dipilih berdasarkan kesepakatan
komite medik dan kelompok staf medis

b. Penetapan standar dari kriteria


1. Ditetapkan prosedur pemeriksaan
2. Diagnosis
3. Pengobatan
c. Penetapan jumlah kasus yang akan diaudit.
Dalam kurun waktu tertentu, misalnya selama 3 bulan
tersebut ada 200 kasus maka 200 kasus tersebut yang
akan dilakukan audit

d. Membandingkan standar/kriteria dengan


pelaksanaan pelayanan
pelaksanaan audit medis mempelajari rekam
medis untuk mengetahui apakah kriteria atau
standar dan prosedur yang telah ditetapkan tadi
telah dilaksanakan atau telah dicapai dalam
masalah atau kasus-kasus yang dipelajari.

e.

f.
g.

Melakukan analisis kasus yang tidak sesuai standar


dan kriteria
Menerapkan perbaikan
Rencana reaudit
Mempelajari lagi topik yang sama diwaktu kemudian
setelah 6 bulan kemudian

Merekomendasikan pendidikan
berkelanjutan bagi staf medis
Sub komite mutu profesi menentukan pertemuanpertemuan ilmiah :
berupa pembahasan kasus kematian, kasus sulit,
maupun kasus langka
ada notulensi, kesimpulan, dan daftar hadir
peserta

Memfasilitasi proses
pendampingan
1. Sub komite mutu profesi menentukan nama staf

medis yang akan mendampingi staf medis


2. Komite medik berkoordinasi dengan kepala/
direktur rumah sakit untuk memfasilitasi semua
sumber daya yang dibutuhkan untuk proses
pendampingan

IMPLEMENTASI
SUB KOMITE ETIKA DAN DISIPLIN
PROFESI

SUB KOMITE ETIKA DAN DISIPLIN PROFESI


TUJUAN;
- MELINDUNGI PASIEN DARI PELAYANAN YANG TIDAK
MEMENUHI SARAT DAN TIDAK LAYAK.
- MEMELIHARA DAN MENINGKATKAN MUTU
PROFESIONAL

KONSEP :
UPAYA PENINGKATAN PROFESIONALISME
MELAKSANAKAN PROGRAM PEMBINAAN
UPAYA PENDISIPLINAN

PENGATURAN DAN PENERAPAN


PENEGAKAN DISIPLIN PROFESI
BUKANLAH SEBUAH PENEGAKAN
DISIPLIN KEPEGAWAIAN.

SUB KOMITE MEMPUNYAI LANDASAN :


1. PERATURAN INTERNAL RUMAH SAAKIT.
2. PERATURAN INTERNAL STAF MEDIS.
3. ETIK RUMAH SAKIT.
4. NORMA ETIKA MEDIK

TOLAK UKUR :
1. Buku Pedoman
2. Standar Prosedur Operasional Management
3. Daftar Rincian Kewenangan Klinik
4. White Paper
5. Kode Etik Kedokteran
6. PPK & SPO Pelayanan

MEKANISME KERJA :
Kebijakan direktur
Prosedur
SDM yang dibutuhkan
PELAKSANA MEKANISME KERJA :
Penegakan disiplin profesi
dilakukan panel terdiri 3 orang /ganjil.
Satu orang dari sub komite etik ilmu yg berbeda dari yang diperiksa.
Dua orang staf medis yang ilmu sama.
Dapat melibatkan mitra bastari

TEKNIK PELAKSANA MEKANISME


KERJA
I. UPAYA PENDISIPLINAN
1. Sumber Laporan.
Perorangan.
Manejemen rumah saakit
Staf medis
Tenaga kesehatan lain
Pasien atau keluarga pasien
Non perorangan.
Konferensi kematian
Konferensi klinik

2. Dasar Dugaan Pelanggaran


Kompetensi klinik
Penataan kasus medis
Pelanggaran disiplin profesi
Penggunaan obat/alat yg tidak sesuai
standar pelayanan
5. Ketidak mampuan bekerja sama dengan
staf medik lain
1.
2.
3.
4.

3. Pemeriksaan
-

Panel
Pembuktian
Dapat didampingi
Dapat menggunakan
keterangan ahli
- Bersifat tertutup dan rahasia

4. KEPUTUSAN :
Berdasarkan suara terbanyak.

menentukan ada atau tidaknya


pelanggaran disiplin.
Bilamana terlapor merasa keberatan
dapat mengajukan keberatan memberikan
bukti baru dan membentuk panel baru.
Bersipat final dilaporkan ke direktur
melalui komite, medik.

5. Tindakan Pendisiplinan
1.Peringatan tertulis
2.Reduksi kewenangan klinik
3.Dibawah supervisi
4.Pencabutan kewenangan klinik

6. Pelaksanaan Keputusan
Diserahkan oleh komite medik ke

direktur
Direktur melakukan eksekusi

II. PEMBINAAN
1.Bisa dalam bentuk ceramah
2.Diskusi
3.Simposium
4.Lokakarya

III. PERTIMBANGAN
KEPUTUSAN ETIS

Staf medis dapat meminta


pertimbangan pengambilan
keputusan etis pada suatu kasus
pengobatan di RS melalui kelompok
profesinya kepada komite medik.

FLOW CHART PELAKSANAAN


ETIKA & DISIPLIN PROFESI
SUMBER LAPORAN
DIREKTUR
KOMITE MEDIK
SUB KOMITE ETIK &
DISIPLIN PROFESI
KOMITE MEDIK

DIREKTUR
EKSEKUSI

Anda mungkin juga menyukai