Anda di halaman 1dari 38

MANAGEMENT FRAKTUR

CRURIS
DISUSUN OLEH :
INGGRID CAMELIA
FAKULTAS KEDOKTERAN UNDIP
2016

PENDAHULUAN
Fraktur adalah
terputusnya kontinuitas
dari tulang, sering di ikuti
oleh kerusakan jaringan
lunak dengan berbagai
macam derajat, mengenai
pembuluh darah, otot, dan
persarafan.

KLASIFIKASI KLINIS FRAKTUR


Fraktur tertutup (simple fracture)
adalah suatu fraktur yang tidak
mempunyai hubungan dengan dunia luar.
Fraktur terbuka (compound fracture)
adalah fraktur yang mempunyai
hubungan dengan dunia luar melalui luka
pada kulit dan jaringan lunak

KLASIFIKASI ETIOLOGI FRAKTUR

Trauma terjadi secara tiba


tiba

Fraktur Traumatik

Trauma terjadi terus menerus


pada suatu tempat tertentu

Fraktur Stress

Terjadi karena Kelemahan


tulang sebelumnya akibat
kelainan patologis pada tulang

Fraktur Patologis

TIPE TIPE FRAKTUR


1. Fraktur transversal
Suatu fraktur komplit yang garis patahnya
tegak lurus terhadap sumbu tulang.
2. Fraktur oblik
Fraktur komplit yang melalui korteks
secara diagonal.
3. Fraktur spiral
Bila garis patah terdapat mengelilingi
sepanjang korteks.
5. Fraktur komunitif
Garis patah lebih dari satu dan saling
berhubungan
f. Fraktur segmental
Garis patah lebih dari satu, tetapi tidak
berhubungan

LOKALISASI FRAKTUR

FRAKTUR TIBIA
Fraktur tulang panjang yang paling sering terjadi
adalah

fraktur

pada

tibia.

Pusat

Nasional

Kesehatan di luar negeri melaporkan bahwa fraktur


ini berjumlah 77.000 orang, dan ada di 569.000
rumah sakit tiap hari /tahunnya. Pada fraktur tibia,
dapat

terjadi

fraktur

pada

bagian

kondiler, dan pergelangan kaki.

diafisis,

ANATOMI OS.TIBIA FIBULA

MEKANISME TRAUMA FRAKTUR TIBIA

Trauma Angulasi : Fraktur tipe transversal atau oblik pendek


Trauma Rotasi : fraktur tipe spiral

LOKALISASI FRAKTUR TIBIA

Fraktur Tibia
DIAFISIS

KLASIFIKASI FRAKTUR DIAFISIS TIBIA


Klasifikasi menurut OTA (Orthopaedic
Trauma Association) :
1. Tipe Simple : spiral, oblik, transversal
2. Tipe Wedge : spiral, bending, fragmen
3. Tipe Kompleks : spiral,segmental,irregular

KLASIFIKASI FRAKTUR DIAFISIS TIBIA


SIMPLE

WEDGE

SPIRAL

Fraktur Tungkai Bawah disebut juga tulang Tibia


Fibula (Levin & William, 1997)

Secara anatomis tungkai bawah dibagi tiga yaitu:


Fraktur tungkai bawah proksimal disebut
juga fraktur plateau tibia.
Fraktur tungkai bawah media disebut fraktur
shaft.
Fraktur tungkai bawah distal disebut fraktur
pilon atau tibial plafond.

Fraktur Plateau Tibia


Menurut Schatzker dan Mc Broom, fraktur

plateau tibia dibagi 6 tipe, yaitu:


Fraktur kondilus lateral , biasanya terdapat pada usia muda
Fraktur condylus dengan impresi
Fraktur impresi sentral plateau lateral tanpa fraktur
condylus
Fraktur plateau tibia medial
Fraktur bicondylar yang terdiri dari plateau condylus
medial dan lateral,
Fraktur kompleks yang menyebabkan terpisahnya
metaphysis dengan diaphysis tibia.

II

III

IV

VI

Setiap fraktur plateau tibia harus memeriksa stabilitas


ligament lutut dalam posisi ekstensi penuh dan fleksi 15 o-30o
Setiap fraktur pada daerah ini harus diperiksa :

NVD pada distal lutut


Stabilitas ligament.
Jika terjadi Hemarthrosis disertai nyeri Aspirasi
Terapi :

Pergeseran (-) konservatif dengan Long leg gips


Pergeseran (+) , comminutif(+) traksi orif

Fraktur
Shaft Tibia

Fraktur tibia dapat disertai dengan


fraktur fibula. Garis fraktur ditibia dan
fibula dalam posisi satu level umumnya
akibat trauma yang menghasilkan gaya
angulasi dengan garis fraktur
transversal atau obliq. Pada trauma
dengan gaya memutar akan
menghasilkan garis fraktur spiral. Bila
disertai fraktur fibula maka fraktur
kedua tulang tersebut tidak satu level.

Fraktur Tibia
Distalis
Fraktur ujung distal
tibia disebut juga
pilon atau plafond
fractures, fraktur ini
meliputi permukaan
sendi distal tibia pada
articulatio tibiotalar.
Fraktur Pilon atau
tibial plafond
adalah fraktur pada
distal tibia yang
meluas ke ankle
joint.

Menurut Dickson cit McCormack

(2000) fraktur distal disebut juga


fraktur hammer dimana
sekitar 20-25% kasus berupa
fraktur terbuka. Aliran darah
bagian distal tibia mendapat
vaskularisasi dari a. tibialis
anterior dan a. tibialis
posterior, bagian distal fibula
mendapat vaskularisasi dari
cabang a. peroneal.

Kellam dan Waddell cit. McCormack (2000) membuat


klasifikasi fraktur tungkai bawah distal berdasarkan
mekanisme terjadinya trauma, yaitu:
Tipe A :

biasanya berhubungan dengan fraktur yang berbentuk oblik atau transversal pada
fraktur fibula diatas level plafond, sehingga prognosisnya baik.

Tipe B atau fraktur kompresi :

kominutif pada kortek tibia anterior yang berat, terdapat fragmen multipel pada
persendian dan impaksi metafise. Umumnya tidak berhubungan dengan fraktur
fibula, tapi mempunyai prognosis yang lebih buruk dibandingkan tipe A.

Click icon to add p


Kemudian Muller cit.
Annis, (2003)
mengusulkan
klasifikasi yang lebih
mendetail, sehingga
disebut sebagai AO
Muller Classification.
Pembagiannya dibagi
menjadi 3
Tipe A : fraktur
ekstra artikuler
Tipe B : fraktur
partial artikuler yang
hanya melibatkan
permukaan sendi
Tipe C : fraktur
komplit pada
persendian dengan
permukaan artikuler
kominutif

Klasifikasi berdasarkan pada derajat


pergeseran dan kominutif permukaan
sendi dibuat oleh Ruedi - Allgower cit.
Armis, (2003) sebagai berikut:
Tipe I : fraktur persendian tanpa
pergeseran yang jelas atau minimal
Tipe II
: fraktur disertai pergeseran
sendi dan kominutif minimal
Tipe III : fraktur disertai pergeseran
dan kominutif berat pada persendian

The Ruede and Algower Classification


Systems

Type I:
Undisplaced Fracture

Type II:
Displaced Fracture with Split
Type Fracture

Type III:
Crush or Impacted Injury with
comminution and
displacement articular
surface

Fraktur Tibia
CONDILUS

Fraktur Tibia Fibula


Fraktur Kondilus Tibia
Sering terjdi pada kondilus lateral daripada medial. Fraktur
tidak bergeser bila depresi < 4 mm, sedang yang bergeser
apabila melebihi 4 mm
Terapi :
Konservatif Non displaced dan depresi < 4 mm
Operatif depresi > 4 mm , evakuasi depresi dengan
bone graft
Komplikasi : genu valgum, kekakuan sendi,osteoarthritis

Fraktur Tibia
PERGELANGAN KAKI

Fraktur &
Fraktur dislokasi
pergelangan kaki
Denis-Weber
Classification (AO/ASIF
System)

Sering disebut sebagai Fraktur POTT. Talus dilindungi

oleh maleolus lateral dan medial yang diikat oleh ligamen.


Klasifikasi Danis dan Weber (1991) berdasar lokasi

fraktur terhadap sindesmosis tibiofibuler :


- Fraktur Maleolus dibawah sindesmosis
- Fraktur maleolus lateral, avulsi maleolus
medial disertai robekan ligamen tibiofibular ke
depan
- Fraktur Fibula diatas sindesmosis, avulsi tbia
disertai robekan maleolus medialis dikenal
Fraktur Dupuytren.
Terapi :

Konservatif non displaced, gips sirkuler bawah


lutut
Operatif adanya robekan ligamen dan dislokasi
talus

KLASIFIKASI FRAKTUR TERBUKA (Gustillo)


Klasifikasi fraktur terbuka menurut Gustillo
Tipe I

lukanya bersih dan panjangnya kurang dari 1 cm

Tipe II

panjang luka lebih dari 1 cm dan tanpa kerusakan jaringan lunak


yang luas.

Tipe IIIa

luka dengan kerusakan jaringan yang luas, biasanya lebih dari


10 cm dan mengenai periosteum. Fraktur tipe ini dapat disertai
kemungkinan komplikasi. contohnya: luka tembak.

Tipe IIIb

luka dengan tulang yang periosteumnya terangkat

Tipe IIIc

fraktur dengan gangguan vaskular dan memerlukan


penanganan
terhadap vaskularnya agar vaskularisasi tungkai dapat
normal kembali.

GAMBARAN KLINIS FRAKTUR TIBIA

Bengkak

nyeri

deformitas

Sindroma
kompartement
1. Pain
2. Pallor
3. Paralysis
4. Parasthesia
5. pulseness

PENATALAKSANAAN

Non
Operatif

Operatif

Reduksi

INDIKASI

Immobilisasi

Pemeriksaan
dalam Proses
Penyembuhan

ABSOLUT
1.
2.
3.
4.

Fraktur terbuka
Cedera vaskular
Fraktur dengan sindroma
kompartemen
Cedera Multiple

RELATIF
1.
2.
3.

Pemendekan
Fraktur tibia+fibula intak
Fraktur tibia dan fibula
dengan level yang sama

PENATALAKSANAAN
NON OPERATIF
1. Reduksi
Reduksi adalah terapi fraktur dengan cara
mengantungkan kaki dengan tarikan atau
traksi.
2. Imobilisasi
Imobilisasi dengan menggunakan bidai. Bidai
dapat dirubah dengan gips, dalam 7-10 hari,
atau dibiarkan selama 3-4 minggu.
3. Pemeriksaan dalam masa penyembuhan
Dalam penyembuhan, pasien harus di evaluasi
dengan pemeriksaan rontgen tiap 6 atau 8
minggu. Program penyembuhan dengan
latihan
berjalan,
rehabilitasi
ankle,
memperkuat otot kuadrisef yang nantinya
diharapkan dapat mengembalikan ke fungsi
normal.

PENATALAKSANAAN
Operatif
Penatalaksanaan Fraktur dengan operasi, memiliki 2 indikasi, yaitu:
a. Absolut
- Fraktur terbuka yang merusak jaringan lunak, sehingga memerlukan operasi dalam
penyembuhan dan perawatan lukanya.
- Cidera vaskuler sehingga memerlukan operasi untuk memperbaiki jalannya darah di
tungkai
- Fraktur dengan sindroma kompartemen
Cidera multipel, yang diindikasikan untuk memperbaiki mobilitas pasien, juga
mengurangi nyeri.

b. Relatif , jika adanya:


- Pemendekan
- Fraktur tibia dengan fibula intak
- Fraktur tibia dan fibula dengan level yang sama

PENANGANAN OPERASI
1.
2.
3.
4.

Intermedullary Nailing
ORIF (Open Reduction with Internal Fixation)
Fiksasi Internal Standar
Ring Fixator

Penilaian Keberhasilan Penanganan


klasiflkasi menurut Edward
Baik

Sedang

Jelek

Nyeri

Sedikit /tidak ada

Ringan

Berat

Kemampuan bekerja

Normal

Sulit / tidak mampu untuk bekerja Hanya bekerja di tempat duduk


berat

Pincang

Tidak ada

Ringan / setelah latihan berat

Menetap

Aktivitas olah raga

Normal

Kemampuan menurun

Hanya berjalan pendek

Pergerakan lutut

Stabil, ekstensi penuh, fleksi < Stabil, ekstensi penuh


20 0

Ekstensi penuh berkurang, fleksi


< 90 0

Pergerakan ankle

Dorsiflaxi <10
plantarflexi < 20 0

Dorsoflexi >90
plantarfleksi < 30 0

Dorsofleksi < 90 0
plantarfleksi > 30 0

Pergerakan kaki

Pro dan supinasi


menurun < 25%

Penurunan sedang

Penurunan berat

Bengkak pada tungkai bawah

Ringan, hanya setelah latihan

Ringan

Menetap

KOMPLIKASI FRAKTUR
1.Sindrom kompartemen
Jika terjadi sindrom kompartemen maka fasciotomi emergency 4 kompartemen
kruris harus segera dilakukan.
2.Infeksi dalam
Infeksi pada fraktur tertutup sangat sedikit yaitu 1%, tetapi pada fraktur terbuka
Gustilo tipe IIIB dapat mencapai 25 50%
3.Cedera vascular
Adanya cedera arteri dapat berakhir dengan amputasi jika tidak segera ditangani.
4.Malreduksi/Malalignment
Pada fraktur dengan shorteing yang signifikan, comminution signifikan dan fibula
yang intak jika diterapi non operatif maka kemungkinan besar terjadi malunion.

Daftar Pustaka
1. Gorczyca JT. Review of Orthopaedic Trauma, Brinker RM. Tibial
shaft fracture, Saunders company, 2001.
2. Court Brown CM. Fracture of the Tibia and Fibula, Rockwood and
Wilkins' Fractures in Adults, 6th edition. Lippincott Williams & Wilkins
Publishers. 2001.
3. White RR, Babikian GM. Specific fractures Tibia :shaft. AO
Fractures.
4. Apley, Solomon. Injuries of the knee and leg. Apleys System of
Orthopaedics and Fractures. 7 Edition, Butterworth Heinemann. 1993.

KOMPLIKASI TERAPI
Penyembuhan luka
Osteomielitis
Sindrom kompartemen
Infeksi Pin track

Daftar Pustaka
Gorczyca JT. Review of Orthopaedic Trauma, Brinker
RM. Tibial shaft fracture, Saunders company, 2001.
2. Court Brown CM. Fracture of the Tibia and Fibula,
Rockwood and Wilkins' Fractures in Adults, 6th
edition. Lippincott Williams & Wilkins Publishers.
2001.
3. White RR, Babikian GM. Specific fractures Tibia
:shaft. AO Fractures.
4. Apley, Solomon. Injuries of the knee and leg. Apleys
System of Orthopaedics and Fractures. 7th Edition,
Butterworth Heinemann. 1993.
1.

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai