Anda di halaman 1dari 27

TUGAS KELOMPOK 2

BIOKIMIA
KONTROL
KONTROLHORMON
HORMONINSULIN
INSULINDAN
DAN
GLUKAGON
GLUKAGONDALAM
DALAMPERUBAHAN
PERUBAHAN
METABOLISME
METABOLISMESELAMA
SELAMALATIHAN
LATIHAN
DISUSUN OLEH :
AMRI : 1601021P
IMAM MUSTAQIM : 1601022P
DEDI FANDRA : 1601023P
SALAMUDIN : 1601024P
DENI PAIKA : 1601025P

KONTROL HORMON INSULIN DAN GLUKAGON DALAM


PERUBAHAN METABOLISME SELAMA LATIHAN

1. Pendahuluan
Hubungan

hormon dengan program latihan pada


seorang atlet yang melaksanakan latihan terjadi banyak
proses fisiologis pada tubuhnya sehingga dengan
berbagai macam aktivitas yang dilakukan berpengaruh
terhadap kecepatan metabolisme tubuh yang berakibat
meningkatnya sekresi hormon. Latihan fisik adalah
suatu rangsangan yang berpengaruh nyata dalam
pengaturan proses metabolik dan transkriptional di otot
rangka. Antara lain, latihan meningkatkan serapan
glukosa otot rangka. Setelah latihan, ada peningkatan
kecepatan-angka dari serapan glukosa dan sintesa
gliklogen.

Selama

olahraga sel-sel otot menggunakan


banyak glukosa dan bahan bakar nutrien lain
dari biasanya untuk kegiatan kontraksi otot.
Kecepatan transportasi glukosa ke dalam otot
yang digunakan dapat meningkat sampai 10
kali lipat selama aktivitas fisik. Mekanisme yang
bertanggung jawab terhadap peningkatan
pengambilan glukosa oleh otot-otot yang
bekerja masih belum jelas. Pada banyak sel
termasuk otot yang sedang istirahat, difusiterfasilitasi glukosa bergantung pada hormon
insulin. Ketika aktivitas fisik kepekaan insulin
meningkat menyebabkan penurunan kadar
glukosa plasma. Oleh karena itu insulin
mungkin tidak berperan dalam meningkatkan
transpor glukosa ke dalam otot yang sedang

Mekanisme kerja dari kedua hormon insulin

dan glukagon ketika terjadi aktivitas fisik atau


latihan
olahraga
masih
memerlukan
penjabaran dan kajian lebih lanjut. Untuk itu
tulisan ini berusaha mengungkap bagaimana
kerja kedua hormon ini ketika latihan dan
adaptasinya yang terjadi ketika latihan.

2. Perubahan Fisiologis tubuh pada


Latihan Olahraga
Ketika tubuh melakukan latihan fisik yang merupakan salah satu

bentuk stressor fisik dapat menyebabkan gangguan homeostatis,


maka tubuh akan memberi tanggapan berupa mekanisme umpan
balik negatif. Tanggapan tersebut berupa:
(1) Respon jawaban sewaktu adalah perubahan fungsi organ
tubuh yang sifatnya sementara dan berlangsung tiba-tiba, sebagai
akibat dari aktivitas fisik. Perubahan fungsi ini akan hilang dengan
segera dan kembali normal setelah aktivitas dihentikan.
(2) Adaptasi jawaban lambat adalah perubahan struktur atau
fungsi organ-organ tubuh yang sifatnya lebih menetap karena
latihan fisik yang dilakukan dengan teratur dalam periode waktu
tertentu. Reaksi adaptasi hanya akan timbul apabila beban latihan
yang diberikan intensitasnya cukup memadai dan berlangsung
cukup lama. Berdasarkan teori stres fisik adaptasi jaringan terjadi
sebagai respon terhadap stres fisik.

Ada dua istilah latihan yang kita kenal yaitu acute

exercise dan chronic exercise. Acute exercise adalah


latihan yang dilakukan hanya sekali saja atau disebut
juga dengan exercise, sedangkan chronic exercise
adalah latihan yang dilakukan berulang-ulang sampai
beberapa hari atau sampai beberapa bulan (training).
Hal penting yang perlu diperhatikan ialah bahwa
dengan melakukan training pelatihan akan terjadi
perubahan penting di dalam tubuh sedangkan dengan
melakukan exercise perubahan yang terjadi kurang
penting. Perubahan yang terjadi pada waktu
seseorang melakukan exercise disebut dengan
respon.

Sedangkan perubahan yang terjadi karena training disebut


adaptasi. Adaptasi sistem tubuh akibat latihan aerobik ada 7
yaitu sebagai berikut :

(1) Perubahan otot , terjadi hiperthropi otot.


(2)Perubahan kardiorespirasi, fungsi jantung paru
(2)Perubahan kardiorespirasi, fungsi jantung paru
lebih baik.
lebih baik.
(3)Rendahnya
peningkatan
peningkatan

akumulasi laktat darah seiring dengan


intensitas latihan disebabkan karena
oksidasi asam laktat menjadi pirufat.

(4)Perubahan komposisi tubuh dengan berkurangnya massa


dan lemak tubuh karena latihan aerobik meningkatkan
kapasitas penggunaan asam lemak sebagai energi.

(5)Pada individu yang terlatih terjadi peningkatan


pengaturan
panas
tubuh
karena
dapat
menyesuaikan diri terhadap kondisi panas
dengan mudah, hal ini disebabkan oleh
besarnya
volume
plasma
dan
lebih
responsifnya mekanisme termoregulator.
(6)Perubahan penampilan atau performa dengan
meningkatnya kapasitas endurance daya
tahan
(7)Latihan yang dilakukan secara teratur
bermanfaat terhadap kondisi psikologis.

3. Kontrol Hormon Insulin dan Glukagon


dalam Perubahan Metabolisme
Peredaran zat-zat gizi dari karbohidrat, lemak, dan protein dalam

proses metabolisme dipengaruhi oleh berbagai hormon, termasuk


hormon insulin, glukagon, ephineprin, kortisol, dan hormon
pertumbuhan. Pada berbagai kondisi insulin dan glukagon secara
normal merupakan hormon pengatur yang paling dominan
mengubah jalur metabolik dari anabolisme netto menjadi
katabolisme netto bolak-balik dan penghematan glukosa, yang
masing-masing bergantung pada apakah tubuh berada dalam
keadaan kenyang atau puasa.
Pankreas berfungsi sebagai organ endokrin dan eksokrin.
Fungsinya sebagai organ endokrin didukung oleh pulau-pulau
Langerhans (Islets of Langeerhans)yang terdiri tiga jenis sel yaitu;
sel alpha () menghasilkan glukagon, sel beta () menghasilkan
insulin dan merupakan jenis sel pankreas paling banyak, sel
deltha (D) menghasilkan somatostatin namun fungsinya belum
jelas diketahui, dan sel PP menghasilkan polipeptida pankreas.

Kita akan lebih banyak membahas dan mengkaji hormon


Kita akan lebih banyak membahas dan mengkaji hormon

glukagon dan insulin, karena kedua hormon ini memegang


glukagon dan insulin, karena kedua hormon ini memegang
peranan penting dalam metabolisme karbohidrat, protein,
peranan penting dalam metabolisme karbohidrat, protein,
dan lemak. Bahkan keseimbangan kadar gula darah sangat
dan lemak. Bahkan keseimbangan kadar gula darah sangat
dipengaruhi oleh kedua hormon ini. Fungsi kedua hormon ini
dipengaruhi oleh kedua hormon ini. Fungsi kedua hormon ini
saling bertolak belakang. Kalau secara umum, sekresi
saling bertolak belakang. Kalau secara umum, sekresi
hormon insulin akan menurunkan kadar gula dalam darah
hormon insulin akan menurunkan kadar gula dalam darah
sebaliknya untuk sekresin hormon glukagon akan
sebaliknya untuk sekresin hormon glukagon akan
meningkatkan kadar gula dalam darah.
meningkatkan kadar gula dalam darah.
Perangsangan glukagon bila kadar gula darah rendah, dan
Perangsangan glukagon bila kadar gula darah rendah, dan
asam amino darah meningkat. Efek glukagon ini juga sama
asam amino darah meningkat. Efek glukagon ini juga sama
dengan efek kortisol, GH dan epinefrin.Dalam meningkatkan
dengan efek kortisol, GH dan epinefrin.Dalam meningkatkan
kadar gula darah, glukagon merangsang glikogenolisis
kadar gula darah, glukagon merangsang glikogenolisis
(pemecahan glikogen menjadi glukosa) dan meningkatkan
(pemecahan glikogen menjadi glukosa) dan meningkatkan
transportasi asam amino dari otot serta meningkatkan
transportasi asam amino dari otot serta meningkatkan
glukoneogenesis (pemecahan glukosa dari yang bukan
glukoneogenesis (pemecahan glukosa dari yang bukan
karbohidrat).
karbohidrat).

a. Insulin
Hormon
insulin digunakan secara nyata untuk
mempengaruhi metabolisme karbohidrat dan protein
pada otot rangka. Hormon ini memudahkan penyerapan
glukosa dan asam amino ke dalam otot rangka dan hati,
dengan demikian berperan dalam proses glycogenesis.
Secara bersamaan, insulin menghalangi pelepasan
glukosa hati (glycogenolysis) dan produksi glukosa baru
dari nutrien nonkarbohidrat (gluconeogenesis)
Hormon insulin juga memainkan peran yang krusial
dalam metabolisme lemak, yakni dalam mengatur
lipolysis dan lipogenesis. Lipolysis, hidrolisis dari
triglycerida, adalah salah satu langkah syarat dari
oksidasi lemak, dimana dengan melepaskan ikatan
asam lemak untuk ditranspor ke mitokhondria untuk
oksidasi

1) Peranan hormon insulin pada sel sebagai berikut :


(1)Mentranslokasi dari GLUT-4
transporter
ke membran
plasma dan mengalirkan atau memasukkan glukosa, sintese
glikogen, glikolisis dan sintesis asam lemak.
(2)Mengontrol substrat masukan selular , secara jelas
mencolok adalah glukosa di otot dan jaringan adipose.
(3) Meningkatkan replikasi DNA dan sintesa protein melalui
kontrol dari serapan asam amino.
(4)Memodifikasi aktivitas dari banyak enzim ( pengaruh
allosterik ).
(5)Meningkatkan
sintesis
glikogen

hormon
insulin
memfasilitasi masuknya glukosa ke sel hati dan sel otot;
kadar hormon insulin yang lebih rendah menyebabkan sel
hati
mengkonversi
glikogen
menjadi
glukosa
dan
mengeluarkannya ke dalam darah.

(6)Meningkatkan sintesis asam lemak hormon insulin


memfasilitasi masuknya lemak dalam darah ke
jaringan adipose yang kemudian dapat dikonversi
menjadi triglycerida; akan terjadi sebaliknya jika
kekurangan dari hormon insulin.
(7)Menurunkan proteinolisis mengurangi kekuatan
dari pemecahan protein; kekurangan dari hormon
insulin menyebabkan pemecahan protein.
(8)Menurunkan lipolisis mengurangi kekuatan dari
konversi dari simpanan sel lemak lipid ke dalam
asam lemak plasma; kekurangan dari hormon insulin
menyebabkan sebaliknya.
(9)Menurunkan
gluconeogenesis

menurunkan
produksi glukosa dari berbagai substrates di hati;
kekurangan insulin menyebabkan produksi glukosa
dari variasi substrat pada hati dan di tempat lain.

(10)Meningkatkan ambilan/serapan amino asam


memfasilitasi penyerapan dari sirkulasi asam amino;
kekurangan insulin akan menghambat penyerapan.
Secara skematik peranan insulin seperti terlihat pada
gambar 1 di bawah ini:

Dari Gambar di atas Menunjukkan bahwa masuknya glukosa ke dalam sel otot
rangka dan ke jaringan adiposa hanya melalui pembawa di membran plasma yang
dikenal sebagai glucose transporter. Glukosa transporter ini adalah glucose
transporter 4 atau yang lebih dikenal dengan istilah GLUT 4. Glut 4 ini
ditemukan pada jaringan adiposa dan otot serang lintang (otot rangka dan jantung)

Insulin meningkatkan mekanisme difusi terfasilitasi


(dengan perantara pembawa) glukosa ke dalam selsel tergantung insulin tersebut melalui fenomena
transporter recruitment . Proses ini seperti
ditunjukkan oleh gambar 2 di bawah ini:

2) Faktor yang Mengontrol Sekresi Insulin

(1)Peningkatan kadar asam amino plasma.


(2)Hormon pencernaan utama yang disekresikan oleh
saluran pencernaan sebagai respon adanya makanan.
(3)Sistem saraf otonom, secara skematik seperti
tampak pada gambar. 3 di bawah ini:
Konsentrasi glukosa
darah
Hormone
pencernaan

Konsentrasi asam
amino

+
Kontrol utama
Asupan makanan

Simulasi

Sel-sel pankreas

Parasimpatis

Simulasi simpatis (dan epinephrin)


Parasimpatis

Sekresi Insulin

Glukosa Darah,

asam lemak darah,

asam amino darah,

sintesa protein

Simpanan glukosa

b. Glukagon
Glukagon bekerja terutama di hati, tempat hormon ini
menimbulkan berbagai efek pada metabolisme
karbohidrat, lemak, dan protein yaitu:
(1) Efek pada karbohidrat, mengakibatkan peningkatan
pembentukan dan pengeluaran glukosa oleh hati
sehingga terjadi peningkatan kadar glukosa darah.
Glukagon menimbulkan efek hiperglikemik dengan
menurunkan
sintesis
glikogen,
meningkatkan
glikogenolisis, dan merangsang glukoneogenesis.

(2) Efek pada lemak, mendorong penguraian lemak


dan menghambat sintesa trigliserida. Glukagon
meningkatkan pembentukan keton (ketogenesis) di
hati dengan mendorong perubahan asam lemak
menjadi badan keton (gambar 1)
(3) Efek pada protein, glukagon menghambat sintesa
protein dan meningkatkan penguraian protein di
hati. Stimulasi glukoneogenesis juga memperkuat
efek katabolik glukagon pada metabolisme protein
di hati. Walaupun meningkatkan katabolisme
protein di hati, glukagon tidak memiliki efek
bermakna pada kadar asam amino darah karena
hormon ini tidak mempengaruhi protein otot,
simpanan
protein
yang
utama
di
tubuh.
Secarasekematik ditunjukkan oleh Gambar 4 :

Seperti sekresi insulin, faktor utama yang mengatur sekresi


glukagon adalah efek langsung konsentrasi glukosa darah pada
pankreas endokrin. Ketika glukosa darah mengalami
penurunan maka sel pankreas meningkatkan sekresi
glukagon.
Efek
hiperglikemik
hormon
ini
cenderung
memulihkan konsentrasi glukosa darah ke tingkat normal

Sebaliknya peningkatan glukosa darah seperti


yang terjadi setelah makan akan menghambat
sekresi glukagon yang juga cenderung
memulihkan kadar glukosa ke kadar normal,
seperti ditunjukkan gambar 5 berikut:

nah i t aL

ama l e S noga k u l G na d n i l us n I

nomr oH

l o r t no K

.3

a. Kontrol Insulin Selama Latihan


Hormon insulin satu-satunya hormon glucoregulatory yang
mengalami penurunan pada saat latihan di bawah kondisi
fisiologis normal . Hormon insulin menurun selama lari treadmill
dengan waktu yang lama dengan intensitas 76%VO2max dan
pada latihan incremental treadmill dengam intensitas 47% dan
77% VO2max (tidak ada perbedaan berpengaruh nyata dicatat
pada 100% VO2max).
Pada individu yang minum air tanpa karbohidrat (placebo),
hormon insulin plasma selama latihan di bawah taraf inisial;
sedang pada individu yang minum karbohidrat, walau hormon
insulin plasma menurun selama latihan, tetapi penurunan ini tidak
sampai di bawah taraf inisial/normal. Dari sini ada anggapan
dimana ada modifikasi yamg tetap dari keberhasilan stimuli
bahwa
yang
bertanggung-jawab
terhadap
variasi
dari
pengeluaran hormon insulin selama latihan, yang didasari oleh
kadar glukosa darah.

Sekresi hormon insulin selama aktivitas fisik diatur oleh :


(1) Konsentrasi Glukosa Darah, tidak tampak suatu mekanisme pengaturan
yang relevan selama latihan sejak kadar glukosa plasma sedikit. Demikian
juga, ketika konsentrasi dari glukosa darah rendah, mekanisme pengatur ini
mungkin menghasilkan satu rangsangan yang menghambat sekresi hormon
insulin; oleh sebab itu, ini tidak boleh menjadi tidak relevan untuk latihan
yang keras dan waktu yang lama.
(2) Kadar Glukagon Plasma , Glucagon adalah suatu hormon perangsang dari
sekresi hormon insulin pada sel beta dan secara tak langsung meningkatkan
glukosa pada darah. Lebih dari itu bahwa selama latihan kenaikan dari
glucagon menghasilkan satu aktivator yang berakibat langsung pada
pengeluaran dari hormon insulin.
(3) Konsentrasi Katekholamin pada Darah. Peningkatan dari noradrenaline pada
darah menghambat sekresi hormon insulin (Orara, Vapaatalo, Saarela dan
Reinila, 1974; Karam, Grasso, Wegienka, Frodsky dan Forsham, 1966). Sesuai
dengan di atas, kenaikan sekresi catecholamines yang dihasilkan selama
latihan akan berfungsi sebagai suatu mekanisme penghambatan dari sekresi
hormon insulin.
(4) Kadar cAMP, meningkatnya cAMP akan merangsang sekresi hormon insulin.
Sebelumnya, telah menjadi anggapan bahwa konsentrasi cAMP meningkat
selama latihan.
(5) Somatostatin, kenaikan dari somatostatin menghambat pengeluaran dari
hormon insulin. Selama latihan ada suatu kenaikan dari hormon pertumbuhan
dan, sangat mungkin, pelepasan somatostatin dihambat.

1) Fungsi Metabolik Selama Latihan

a)Efek pada Carbohydrates. peningkatan dari hasil


pengeluaran dari hormon insulin plasma :
(1)Kenaikan dari serapan glukosa oleh otot dan dengan jaringan lain
melalui suatu mekanismme pada membran selular:
(a) Kenaikan dari serapan glukosa oleh jaringan adipose .
(b) Kenaikan dari sintesa glikogen otot .
(c)Pengurangan dari cAMP, dari gluconeogenesis dan dari sintese
(2)Akibat yang relevan bahwa hormon insulin itu dapat
menghasilkan ambilan glukosa selama latihan menyisakan
keraguan, paling tidak, ada dua alasan yakni pendapat yang
dikemukakan oleh Company, Balagu and Barbany : karena akibat
fluktuasi (kenaikan atau penurunan) pada kadar insulin plasma
dalam darah yang dihasilkan selama aktivitas; dan sehubungan
dengan fakta yang benar bahwa ambilan dari glukosa oleh otot
rangka selama latihan meningkat bahkan ketika hormon insulin
tidak ada glikogen hati.

b) Efek pada lemak, peningkatan dari hasil pengeluaran insulin akan


terjadi :
(1) Kenaikan dari sintesa dari asam lemak di jaringan adipose.
(2) Kenaikan dari sintese dari fosfat glycerol di jaringan adipose .
(3) Kenaikan dari penyimpanan dari triglycerides di jaringan adipose
(4) Kenaikan dari sintese dari lipids pada hati.

b. Kontrol Glukagon Selama Latihan


Mekanisme kontrol sekresi glukagon selama latihan dapat
digolongkan ke dalam dua kategori :
1) Glukagon Aktivator
Meningkatnya penghantaran simpatis yang dihasilkan selama
latihan, atas bantuan jalur - adrenergic, merangsang sekresi dari
glucagon. Untuk alasan ini, suatu beta-blocker (agen penghambat
-adrenergic) selama latihan menata meningkatnya sekresi
glucagon
2. Glukagon Inhibitor
Kenaikan dari kadar asam lemak bebas di darah secara umum
merupakan suatu mekanisme penghambat untuk sekresi
glukagon.Hasilnya adalah suatu kontrol negatif oleh asam lemak
bebas harus diberikan bergantung kepada latihan untuk individu itu
sendiri. Kenaikan dari konsentrasi glukagon selama latihan
mengindikasikan bahwa glukagon aktivator lebih berperan

Fungsi Metabolik Selama Latihan


a)

Efek pada karbohidrat, yakni merangsang glikogenolisis dan


glukoneogenesis. Dalam proses glikogenoisis, glukagon merangsang
adenincyclase dari sel hati. Proses ini menuju aktivasi phosphorylase,
oleh sebab itu pemecahan glikogen menjadi meningkat. Glucagon
tidak menyempurnakan glikogenolisis pada otot. Glikoneogenesis
pada hati meningkat banyak sebagai satu fungsi dari tersedianya
asam amino.

b) Akibat pada Lipids, lemak intraseluler dalam jaringan adiposa yang


ditransformasi ke trigliserida menjadi asam lemak bebas dan gliserol,
juga peka terhadap peranan glukagon. Mekanisme ini seperti
tergambar dalam skema di bawah ini:

4. Simpulan
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan beberapa hal terkait dengan
kontrol hormone insulin dan glukagon dalam perubahan metabolisme selama
latihan :
(1) Pada berbagai kondisi insulin dan glukagon secara normal merupakan hormon
pengatur yang paling dominan mengubah jalur metabolik. Insulin memiliki efek
penting pada metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein. Hormon ini
menurunkan kadar glukosa, asam lemak, dan asam amino dalam darah serta
mendorong penyimpanan zat-zat gizi tersebut (glikogenesis). Perangsangan
glukagon bila kadar gula darah rendah, dan asam amino darah meningkat. Efek
glukagon ini juga sama dengan efek kortisol, GH dan epinefrin.Dalam
meningkatkan kadar gula darah, glukagon merangsang glikogenolisis (pemecahan
glikogen menjadi glukosa) dan meningkatkan transportasi asam amino dari otot
serta meningkatkan glukoneogenesis (pemecahan glukosa dari yang bukan
karbohidrat).
(2)Selama latihan, glukosa dan asam lemak bersamaan dibutuhkan sebagai bahan
bakar metabolisme, maka glukagon meningkat sedangkan insulin menurun. Sekresi
hormon insulin selama aktivitas fisik diatur oleh konsentrasi glukosa darah,kadar
glukagon plasma , konsentrasi katekholamin pada darah, kadar camp,
somatostatin. Mekanisme kontrol sekresi glukagon selama latihan dapat
digolongkan ke dalam dua kategori yaitu glukagon aktivator dan glukagon
inhibitor.
(3)Kerja kedua hormon walaupun berlawanan namun membutuhkan kesinambungan
dan kesinergisan peran diantara keduanya baik dalam kondisi normal maupun
dalam dalam kondisi latihan. terutama pada latihan yang intense dan prolonge
atau waktu yang sangat lama.

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai