Anda di halaman 1dari 30

AMBULANCE UNTUK GAWAT

DARURAT

Istilah Ambulans berasal dari bahasa Latin


Ambulare berarti berjalan atau bergerak yang
merujuk pada perawatan saat pasien dipindahkan
dengan kendaraan
Ambulans adalah kendaraan transportasi gawat
darurat medis khusus orang sakit atau cedera
yang digunakan untuk membawanya dari satu
tempat ke tempat lain guna perawatan lebih
lanjut
Kendaraan ini dilengkapi dengan sirene dan
lampu berwarna merah dan biru gawat
darurat agar dapat menembus kemacetan lalu
lintas.

Kendaraan ini merupakan salah satu prioritas di


lalu lintas dan memiliki hak untuk
melanggar peraturan lalu lintas seperti
menerobos lampu merah, melawan arah,
dan melalui lajur bahu jalan, dan sudah
dijelaskan dalam Undang-Undang Perlalulintasan
bahwa kendaraan seperti Ambulans dan
kendaraan gawat darurat yang lainnya harus
diberi kenyamanan dan diberi lintasan untuk di
jalan raya guna menyelamatkan nyawa

Kendaraan Puskesmas Keliling juga


merupakan kendaraan Ambulans yang memiliki
tugas dan kegunaan yang sama sebagai
transportasi kendaraan medis kesehatan gawat
darurat dan untuk mengangkut orang cedera atau
sakit ke tempat perawatan.
Mobil Jenazah pada keadaan membawa jenazah
dan membunyikan sirene dan menyalakan lampulampu darurat juga wajib di beri laluan selayaknya
kendaraan darurat. Ini dikarenakan jenazah
mempunyai prioritas utama untuk sampai kepada
rumah duka atau kuburan dengan cepat

Serba-Serbi Ambulans
1. LAMPU ROTATOR
. berdasarkan PPRI (Peraturan Pemerintah Republik Indonesia) no. 44
tahun 1993 tentang kendaraan dan pengemudi, ambulans disebutkan
sebagai kendaraan yang diperbolehkan memakai lampu rotator
berwarna biru.
. PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIANOMOR 44 TAHUN
1993TENTANGKENDARAAN
DAN
PENGEMUDI
Pasal
66
Lampu isyarat berwarna biru hanya boleh dipasang padakendaraan
bermotor : a. petugas penegak hukum tertentu; b. dinas pemadam
kebakaran; c. penanggulangan bencana; d. ambulans; e. unit palang
merah; f. mobil jenazah.
. Menanggapi peraturan tersebut, IKABI (Ikatan Ahli Bedah Indonesia)
merekomendasikan kepada karoseri untuk memasang lampu rotator
merah dan biru di tengah atas kendaraan. Jadi, untuk sementara mobil
ambulans boleh memakai lampu rotari bulat dan light bar merah-biru
atau biru-biru.

2. Bunyi sirine dan artinya


Ambulans umumnya dilengkapi dengan 5 jenis
suara sirine, yaitu yelp, wail, phaser, hi-lo dan horn
Wail digunakan ketika kendaraan berjalan di jalur
yang lurus
yelp digunakan ketika kendaraan berada di
persimpangan
hi-lo digunakan sebagai kombinasi untuk
mendapatkan perhatian yang lebih efektif
horn digunakan seperti klakson untuk
memberikan peringatan lebih jika suara-suara
lainnya tidak mendapat perhatian pengguna jalan
lain

3. Arti tanda palang enam berwarna biru


Diadopsi dari lambang American Medical Association (AMA),
lambang ini menggunakan palang enam yang kemudian
dipatenkan sebagai lambang EMS pada 1 Februari 1977
6 point fungsi dari emergency medical services atau EMS
yang dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Detection
2. Reporting
3. Response
4. On Scene Care
5. Care in Transit
6. Transfer to Definitive Care
Ular dan tongkat pada lambang ini merupakan lambing
kedokteran yang mengambarkan tongkat dewa Asculapius,
yang menurut mitologi Yunani ia merupakan dewa
penyembuh dan putra Apollo

4. Tulisan ambulance yang terbalik


tulisan ambulance yang berada di depan,
samping kanan-kiri dan belakang kendaraan
memang sengaja ditulis terbalik. Alasannya agar
pengguna jalan lain dapat melihat tulisan
ambulance dengan mudah melalui spion
kendaraan mereka dan diharapkan akan
memberikan space yang dibutuhkan untuk
memudahkan perjalanan ambulans tersebut.

5. Tenaga medis dan peralatan pada


ambulans
Sebelum mengetahui petugas-petugas atau
tenaga medis yang bertugas serta peralatan yang
ada di ambulans, kita harus mengetahui terlebih
dahulu jenis-jenis ambulans.
Jenis ambulans terdiri dari ambulans transport,
ambulans gawat darurat, ambulans rumah sakit
lapangan, dan ambulans pelayanan medis
bergerak. Petugas atau tenaga medis dan
peralatan yang dibutuhkan disesuaikan dengan
jenis ambulans.

a. Ambulans transport
Tujuan Penggunaan :
Pengangkutan penderita yang tidak memerlukan
perawatan khusus/ tindakan darurat untuk
menyelamatkan nyawa dan diperkirakan tidak akan
timbul kegawatan selama dalam perjalanan.
Petugas :
1 (satu) supir dengan kemampuan BHD (bantuan hidup
dasar) dan berkomunikasi
1 (satu) perawat dengan kemampuan PPGD
(pertolongan pertama gawat darurat)
Peralatan :
Tabung oksigen dengan peralatannya
Alat penghisap cairan/lendir 12 Volt DC
Peralatan medis PPGD (tensimeter dengan manset
anak-dewasa, dll)
Obat-obatan sederhana, cairan infus secukupnya

b. Ambulans gawat darurat


Tujuan Penggunaan :
Pertolongan penderita gawat darurat pra rumah sakit, pengangkutan penderita dawat darurat yang
sudah distabilkan dari lokasi kejadian ke tempat tindakan definitif atau ke rumah sakit, sebagai
kendaraan transport rujukan.
Petugas :
1 (satu) pengemudi berkemampuan PPGD dan berkomunikasi
1 (satu) perawat berkemampuan PPGD
1 (satu) dokter berkemampuan PPGD atau ATLS/ACLS (advanced trauma life support/advanced cardiac
life support)
Peralatan :
Peralatan rescue :
Lemari obat dan peralatan
Tanda pengenal dari bahan pemantul sinar
Peta wilayah setempat
Persyaratan lain menurut perundangan yang berlaku
Lemari es/ freezer, atau kotak pendingin
Medis :
Tabung oksigen dengan peralatan bagi 2 orang
Peralatan medis PPGD
Alat resusitasi manual/automatic lengkap bagi dewasa dan anak/ bayi
Suction pump manual dan listrik 12 V DC
Peralatan monitor jantung dan nafas
Alat monitor dan diagnostik
Peralatan defibrilator untuk anak dan dewasa
Minor surgery set
Obat-obatan gawat darurat dan cairan infus secukupnya
Entonox atau gas anastesi
Kantung mayat
Sarung tangan disposable
Sepatu boot

c. Ambulans rumah sakit lapangan


Tujuan Penggunaan :
Merupakan gabungan beberapa ambulans gawat darurat dan ambulans pelayanan
medik bergerak. Sehari-hari berfungsi sebagai ambulans gawat darurat.
Petugas :
1 (satu) pengemudi berkemampuan PPGD dan berkomunikasi
1 (satu) perawat berkemampuan PPGD atau BTLS/BCLS (basictrauma life support/basic
cardiac life support)
1 (satu) dokter berkemampuan PPGD atau ATLS/ACLS
Peralatan :
Peralatan rescue :
Lemari obat dan peralatan
Tanda pengenal dari bahan pemantul sinar
Peta wilayah setempat dan detailnya
Persyaratan lain menurut perundangan yang berlaku
Lemari es/ freezer, atau kotak pendingin
Medis :
Tabung oksigen dengan peralatan bagi 2 orang
Peralatan medis PPGD
Alat resusitasi manual/automatic lengkap bagi dewasa dan anak/ bayi
Suction pump manual dan listrik 12 V DC
Peralatan monitor jantung dan nafas
Alat monitor dan diagnostik
Peralatan defibrilator untuk anak dan dewasa
Minor surgery set
Obat-obatan gawat darurat dan cairan infus secukupnya
Entonox atau gas anastesi
Kantung mayat
Sarung tangan disposable
Sepatu boot

d. Ambulans pelayanan medik bergerak


Tujuan Penggunaan :
Melaksanakan salah satu upaya pelayanan medik di lapangan.
Digunakan sebagai ambulans transport.
Petugas :
1 (satu) pengemudi berkemampuan PPGD dan berkomunikasiPerawat
berkemampuan PPGD dengan jumlah sesuai kebutuhan
Paramedis lain sesuai kebutuhan
Dokter berkemampuan PPGD atau ATLS/ACLS
Peralatan :
Peralatan rescue :
Peta wilayah setempat
Persyaratan lain menurut perundangan yang berlaku
Lemari es/ freezer, atau kotak pendingin.
Medis :
Tabung oksigen dengan peralatan
Peralatan medis PPGD
Alat resusitasi manual/automatic lengkap bagi dewasa dan anak/ bayi
Suction pump manual dan listrik 12 V DC
Obat-obatan gawat darurat dan cairan infus secukupnya
Sarung tangan disposable
Sepatu boot

6. Peraturan lalin khusus untuk ambulans


Sebagian besar undang-undang memperbolehkan pengemudi
kendaraan emergensi untuk :
Memarkir kendaraannya di manapun, selama tidak merusak
hak milik atau membahayakan nyawa orang lain.
Melewati lampu merah dan tanda berhenti. Beberapa negara
mengharuskan pengemudi ambulans untuk berhenti terlebih
dahulu saat lampu merah, lalu melintas dengan hati-hati.
Negara lain hanya menginstruksikan pengemudi untuk
memperlambat laju kendaraan dan melintas dengan hati-hati.
Mendahului kendaraan lain di daerah larangan mendahului
setelah memberi sinyal yang tepat, memastikan jalurnya
aman, dan menghindari hal-hal yang membahayakan nyawa
dan harta benda.
Mengabaikan peraturan yang mengatur arah jalur dan aturan
berbelok ke arah tertentu, setelah memberi sinyal dan
peringatan yang tepat.

Dengan adanya pengecualian tentang beberapa


peraturan lalin untuk ambulans, bukan berarti
ambulans bebas dikemudikan dengan kecepatan
yang ugal-ugalan. Ada batasan kecepatan yang
diperbolehkan dalam mengemudi ambulans, yaitu 60
km/jam ketika berangkat mengambil penderita
dan maksimum 40 km/jam ketika membawa
pasien di dalamnya. Hal ini dikarenakan kecepatan
yang tinggi akan menyebabkan stress pada pasien,
terlebih lagi jika sirine dibunyikan. Dan perlu digaris
bawahi, jika ambulans membawa pasien dengan
penyakit jantung, sirine TIDAK BOLEH
dibunyikan. Jadi, ambulans hanya diperbolehkan
menyalakan lampu rotator saja, karena
dikhawatirkan stress akibat bunyi sirine akan
berakibat fatal pada pasien penyakit jantung.

PROSEDUR OPERASIONAL
AMBULANS GAWAT DARURAT
a) PERSIAPAN AMBULANS GAWAT DARURAT
) Sebuah ambulans modern yang dilengkapi dengan berbagai
perlengkapan canggih
sekalipun tidak akan bernilai apa-apa kecuali jika selalu dalam
keadaan siap untuK memberikan pelayanan kapanpun dan di
manapun terjadi kasus emergensi
) Suatu program preventif yang terencana pasti mencakup
perbaikan ambulans secara periodik

Pemeriksaan Ambulans (mesin mati) Berikut ini adalah


langkah-langkah pemeriksaan yang dapat dilakukan
ketika ambulans berada di pangkalan:
Periksa seluruh badan ambulans. Cari kerusakan yang dapat
mempengaruhi
jalannya pengoperasian yang aman.
Periksa roda dan ban. Periksa adanya kerusakan atau robeknya
pelek roda dan
bagian luar ban. Gunakan alat pengecek/meteran tekanan untuk
memastikan semua ban mengembang dengan tekanan tepat.
Periksa spion dan jendela. Cari kaca yang pecah dan longgar
dan periksa apakah
ada bagian yang hilang. Pastikan spion bersih dan diposisikan
dengan tepat sehingga didapatkan lapang pandang maksimum.
Periksa fungsi setiap pintu dan kunci.

Periksa bagian-bagian sistem pendingin.


Periksa jumlah freon/bahan pendingin.
Periksa selang pipa sistem pendingin dari kebocoran
atau keretakan.
Periksa jumlah cairan kendaraan, termasuk
minyak mesin dan pelumas rem, air aki, dan
pelumas setir.
Periksa aki. Jika jenisnya aki basah yang bisa
diisi ulang, periksa jumlah cairannya. Jika aki tipenya
aki kering, nilai keadaannya dengan memeriksa
portal indikator.
Periksa kekencangan hubungan antar kabel
dan tanda-tanda korosi.
Periksa kebersihan permukaan bagian dalam
ambulans termasuk dashboard dan
periksa adanya kerusakan.

Periksa fungsi jendela. Pastikan bahwa


permukaan dalam setiap jendela bersih.
Tes fungsi klakson
Tes fungsi sirine untuk jarak dengar maksimum
Periksa sabuk pengman. Pastikan setiap sabuk
tidak rusak. Tarik setiap sabuk dari
gulungannya untuk memastikan bahwa mekanisme
retraktor bekerja dengan baik.
Posisikan kursi pengemudi senyaman mungkin
sehingga bisa mengendalikan setir
dan pedal dengan optimal.
Periksa jumlah bahan bakar. Isi bahan bakar
setelah setiap kali panggilan
dimanapun kejadiannya.

c)
Pemeriksaan Ambulans (mesin menyala) Nyalakan
mesin terlebih dahulu untuk memulai pemeriksaan
selanjutnya.
Keluarkan
ambulans
dari
ruangan
penyimpanan jika mesin mengeluarkan asap yang mungkin
bisa menjadi masalah. Set rem parkir, pindahkan
perseneling ke posisi parkir dan minta rekan Anda
mengganjal roda sebelum melakukan tahapan berikut :
d)
Tes fungsi indikator yang terletak di dashboard untuk
melihat apakah lampu
indikator dapat menyala dengan baik untuk menunjukkan
adanya kemungkinan
masalah yang terjadi pada tekanan oli, suhu mesin, atau
sistem elektrik ambulan
lainnya.
e)
Periksa meteran yang terletak di dashboard untuk
pengoperasian ambulans yang
optimal.

f)
Tes fungsi rem, injak rem kaki, catat apakah fungsi
pedal rem sudah tepat atau
berlebihan. Periksa tekanan udara rem kaki jika
dibutuhkan.
g)
Tes fungsi rem parkir (rem tangan). Pindahkan
perseneling ke posisi mengemudi.
Pindahkan kembali perseneling ke posisi parkir segera
setelah Anda memastikan
bahwa rem parkir berfungsi dengan baik.
h)
Tes fungsi setir. Putar setir ke berbagai arah.
i)
Periksa fungsi alat penyapu kaca (wiper) depan dan
alat pencucinya (washer). Kaca harus bisa disapu bersih
setiap kali alat penyapu digerakkan.
j)
Tes fungsi lampu peringatan (warning lights)
ambulans. Minta rekan Anda berjalan
mengitari ambulans dan memeriksa fungsi setiap lampu
kilat (flashing light) dan lampu putar (revolving light).

k)
Tes fungsi lampu ambulans lainnya. Minta
rekan Anda berjalan lagi mengitari dan memeriksa
ambulans. Pada kesempatan ini periksa lampu
depan (sinar jauh dan dekat), nyalakan lampu
sinyal/weser (signal light), lampu kilat perempatan
(four way flasher), lampu rem (brake light), lampu
samping (side light) dan lampu belakang (rear light)
untuk penerangan tempat kejadian.
l)
Periksa fungsi perlengkapan pemanas dan
pendingin baik di kompartemen
pengemudi maupun kompateman pasien. Lakukan
juga pemeriksaan alat isap
(suction) on-board pada kesempatan ini jika mesin
sedang menyala.
m) Periksa cairan perseneling.

n)
Operasikan perlengkapan komunikasi.
Lakukan uji radio portabel dan demikian pula
dengan radio terfikrsir serta alat komunikasi radio
telepon lain.
o)
Pemeriksaan Persediaan dan Perlengkapan
Kompartemen Pasien
Periksa persediaan dan perlengkapan perawatan
serta perlengkapan life support.
Pastikan bahwa telah dilakukan pemeriksaan atas
setiap peralatan yang harus dibawa
dalam ambulans, dengan mencatat setiap temuan
pada laporan pemeriksaan.

Beberapa hal yang perlu dilakukan pemeriksaan


meliputi:

Periksa tekanan tabung oksigen.

Pompa bidai udara dan periksa apakah ada


kebocoran.

Pastikan semua perlengkapan oksigen dan


ventilasi berfungsi dengan baik.

Periksa juga apakah peralatan penyelamatan


berdebu dan berkarat.

Nyalakan semua peralatan bertenaga aki


untuk memastikan bahwa setrum aki berfungsi
dengan baik.

Untuk perlengkapan khusus, seperti


defibrilator eksterna otomatis (AED)
membutuhkan pemeriksaan tambahan.


lengkapilah laporan pemeriksaan Anda.
Perbaiki segala kekurangan. Ganti barang barang
yang hilang. Pastikan pengawas Anda mengetahui
adanya kekurangan
yang tidak bisa Anda perbaiki langsung.

Diakhir pemeriksaan, bersihkan unit


ambulans untuk mengendalikan kemungkinan
adanya infeksi dan untuk memperbaiki tampilan.
Menjaga penampilan ambulans juga akan
menambah kesan positif Ambulans Anda di mata
masyarakat. Mereka yang bangga pada pekerjaan
ini, akan menunjukkan rasa bangganya dengan
menjaga penampilan ambulansnya

Anda mungkin juga menyukai