Anda di halaman 1dari 19

KONSEPSI URBAN

MANAGEMENT
DAN ISU-ISU YANG
BERKEMBANG

Pendahuluan

UU No. 33/2004 (Pemerintahan Daerah) dan


UU No. 35/2004 (Perimbangan Keuangan)
memberikan kewenangan yang besar kepada
Pemerintah Daerah terutama kabupaten dan
kota dalam mengelola administrasi
pemerintahan dan keuangan, secara
langsung telah meningkatkan kabupaten dan
kota untuk berperan sebagai:

pusat pertumbuhan,
penggerak pembangunan,
pusat informasi serta
pemerataan pembangunan.

Pendahuluan

Konsentrasi peran yang besar di


perkotaan tersebut, tidak terlepas dari
kenyataan bahwa perkotaan merupakan
lokasi yang paling efisien dan efektif
untuk kegiatan-kegiatan produktif
sehubungan dengan ketersediaan
sarana dan prasarana,
tenaga kerja,
dana sebagai modal dan sebagainya.

Pendahuluan

Dengan demikian nantinya akan terjadi migrasi penduduk


yang besar ke daerah perkotaan, terutama daerah yang
kaya akan sumber daya alam.
Seiring dengan urbanisasi tersebut, juga terjadi transformasi
struktural, yang antara lain tercermin dengan adanya
perubahan dalam struktur demografi dan sosial ekonomi
penduduk.
Hal ini nantinya akan sangat berpengaruh pada aspek
pengelolaan daerah perkotaan.
Di satu sisi, dampak pemberian otonomi daerah dan migrasi
yang besar tersebut sangat menguntungkan misalnya dari
segi akses dan skala ekonomi. Namun pada kenyataannya
akan muncul pula eksternalitas negatif seperti penurunan
kualitas lingkungan, polusi, kemacetan lalu lintas dan
sebagainya yang pada akhirnya mengakibatkan penurunan
produktivitas kota.

Pendahuluan

Sehubungan dengan hal tersebut pembangunan


perkotaan ditujukan untuk mengoptimalkan
produktivitas kota, dengan kata lain
meminimalkan hal-hal yang tidak bersifat
ekonomis dan mamaksimalkan hal-hal yang
ekonomis bagi pertumbuhan dan investasi
perkotaan.
Melalui pengelolaan perkotaan, kota berupaya
mengoptimalkan efisiensinya dan secara aktif
menggali peluang untuk memperbesar manfaat
dari input maupun outputnya bagi penghuni kota
sendiri maupun bagi wilayah sekitarnya yang
memiliki keterkaitan dengan kota tersebut.

Pendahuluan

Dapat disimpulkan bahwa perlu adanya


antisipasi dalam melaksanakan
pengelolaan perkotaan agar persoalan
yang ada tidak semakin rumit dan
kompleks.
Pengelolaan perkotaan bukan hanya
diarahkan pada peningkatan produktifitas,
efisiensi dan efektifitas melainkan juga
bagi terselenggaranya pembangunan
perkotaan berwawasan lingkungan serta
berkelanjutan.

Konsepsi Urban
Management

SK Mendagri No. 65 tahun 1995:


manajemen perkotaan adalah pengelolaan
sumber daya perkotaan yang berkaitan
dengan bidang-bidang tata ruang, lahan,
ekonomi, keuangan, lingkungan hidup,
pelayanan jasa, investasi, prasarana dan
sarana perkotaan;
pengelola perkotaan adalah para pejabat
(Pemerintah) pengelola perkotaan.

Konsepsi Urban
Management

Menurut apa yang secara formal


didefinisikan oleh Pemerintah,
manajemen perkotaan meliputi hal yang
cukup luas, dan nampak menekankan
pada aspek perkembangan kota dan
perkembangan ekonomi kota.
Lingkup 'manajemen perkotaan' yang
didefinisikan dari pengalaman lain bisa
berbeda.

Konsepsi Urban
Management
Dari pengalaman dan studi di sejumlah negara berkembang
yang dilakukan sebagai kontribusi bagi International Urban
Management Programme yang diinisiasi oleh United Nations
Development Programme (UNDP) dengan bantuan-bantuan
ODA, Bank Dunia dan badan lain:

Manajemen perkotaan meliputi pula kesejahteraan warga kota


dalam arti yang luas.
Atas dasar ini fungsi-fungsi yang dilaksanakan oleh manajemen
perkotaan biasanya meliputi kegiatan-kegiatan yang
berhubungan dengan perkembangan kota, pembangunan
infrastruktur, penyediaan pelayanan perkotaan, penciptaan
lapangan pekerjaan dan pelayanan-pelayanan sosial.
Tugas-tugas yang diemban oleh manajemen perkotaan
karenanya dapat disebutkan sebagai yang berhubungan
dengan:

Penyediaan infrastruktur, fasilitas dan pelayanan perkotaan


Perencanaan dan koordinasi perkembangan kota
Regulasi aktifitas/perilaku masyarakat umum

Paradigma Baru dan Isu-isu


dalam manajemen perkotaan
dan aspek-aspeknya

Paradigma baru dalam urban management


memasukan unsur good governance,
yang di dalamnya mengandung

kemitraan,
partisipasi masyarakat,
transparansi,
akuntabilitas,
desentralisasi,
pengurangan peran Pemerintah dan
berkelanjutan.

Paradigma Baru dan Isu-isu


dalam manajemen perkotaan
dan aspek-aspeknya

Dua isu penting - tetapi diangap isu


'konvensional' - di dalam manajemen
perkotaan adalah efisiensi dan efektifitas.
Efisiensi berhubungan dengan penggunaan
sumber daya ekonomis yang terbatas
Efektifitas berhubungan dengan
pencapaian hasil sesuai dengan kualitas
dan maksudnya.
Tugas dari manajemen perkotaan adalah
mencapai kedua aspek ini semaksimal
mungkin.

Paradigma Baru dan Isu-isu


dalam manajemen perkotaan
dan aspek-aspeknya

Isu lain yang penting bagi manajemen


perkotaan adalah akseptabilitas dan perhatian
terhadap lingkungan (environmental concern).
Pengalaman pada masa lalu telah menunjukkan
bahwa sejumlah pelayanan perkotaan yang
diberikan tidak dapat mencapai tingkatan
akseptabilitas dari beneficiaries seperti yang
diharapkan dikarenakan pendekatan
pengadaan pelayanan perkotaan tersebut tidak
berorientasi pada permintaan tetapi lebih
berorientasi pada suplai.

Paradigma Baru dan Isu-isu


dalam manajemen perkotaan
dan aspek-aspeknya

Pengadaan pelayanan yang diberikan di masa lalu juga


kurang sensitif dan responsif terhadap kebutuhan,
khususnya dari kelompok masyarakat berpenghasilan
rendah yang memiliki akses yang terbatas terhadap
berbagai sumber daya pembangunan.
Dengan adanya peningkatan perhatian terhadap masalah
lingkungan, manajemen perkotaan akhir-akhir ini juga
dituntut untuk menaruh perhatian terhadapnya.
Perhatian ini terutama dituntut dari berbagai program
pembangunan perkotaan yang memiliki dampak langsung
maupun tidak langsung terhadap lingkungan.
Program-program yang langsung merupakan program
perlindungan dan perbaikan lingkungan (environmental
protection and improvement program) itu sendiri kini
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari aktifitas yang
diemban oleh fungsi-fungsi manajemen perkotaan.

Paradigma Baru dan Isu-isu


dalam manajemen perkotaan
dan aspek-aspeknya

Isu lain yang juga perlu perhatian manajemen perkotaan adalah


masalah fragmentasi fungsional maupun geografis untuk
pelaksanaan pembangunan perkotaan.
Masalah fragmentasi memiliki keterkaitan yang erat dengan
efisiensi maupun efektifitas pelaksanaan manajemen perkotaan dan
kinerja hasil-hasilnya.
Pembagian yang tidak perlu dari fungsi-fungsi pembangunan
perkotaan yang seharusnya saling berhubungan dapat menjadikan
lambatnya proses pengambilan keputusan.
Selain itu, pembagian yang demikian dapat pula menyebabkan
terlalu besarnya sosok dari manajemen yang menyebabkan
membesarnya ongkos-ongkos pelaksanaan yang diperlukan.
Kelemahan fragmentasi geografis dapat terjadi apabila yang
diselesaikan suatu program seharusnya melampaui berbagai batas
wilayah administratif, tetapi dilaksanakan oleh suatu otoritas yang
memiliki keterbatasan wilayah geografis.
Contohnya, penyelesaian masalah pencemaran yang dilakukan
hanya oleh satu pemerintahan lokal yang sempit batas yuridisnya.

Prinsip-prinsip Urban
Management
1.

2.

3.

Membuat lebih dekat proses pengambilan keputusan dan


pembiayaan suatu program terhadap kelompok sasaran. Hal ini
untuk memperbaiki allocative efficiency program karena lebih
sensitifnya program terhadap variasi lokal dan lebih tajamnya
perumusan. Di lain pihak, pendekatan demikian juga akan
memperbaiki productive efficiency karena pembiayaan yang lebih
langsung dari kelompok sasaran akan meningkatkan akuntabilitas
lokal.
Adanya desentralisasi, yaitu untuk meningkatkan sensitifitas
proses pengambilan keputusan dan pelaksanaan suatu program
terhadap kebutuhan kelompok sasaran, terutama kelompok
miskin perkotaan. Prinsip inipun adalah untuk meningkatkan
efektifitas.
Adanya kompetensi yang sesungguhnya di dalam proses-proses
produksi untuk keperluan pengadaan suatu program sehingga
efisiensi dari pelaksanaan dapat dijaga. Hal ini membutuhkan
keterlibatan sektor swasta dan dipergunakannya prinsip -prinsip
mekanisme pasar yang sehat untuk proses-proses produksi
tersebut.

Prinsip-prinsip Urban
Management
4.

5.
6.
7.

Diperbaikinya sistem keuangan program, khususnya


untuk memungkinkan dilibatkannya sumber daya
keuangan swasta untuk investasi dan untuk
mendapatkan pemasukan yang selangsung mungkin dan
berkelanjutan dari kelompok sasaran untuk operasi dan
pemeliharaan dari suatu fasilitas yang diadakan melalui
program tersebut.
Dibangunnya sistem yang mengatasi masalah
fragmentasi fungsional dan geografi.
Dibangunnya sistem yang membuat program sensitif
terhadap kepentingan lingkungan.
Dipergunakannya teknologi tepat guna dan adanya
kompetensi untuk pemilihan investasi, rancang bangun
dan pelaksanaan infrastruktur dan operasi serta
pemeliharaannya. Hal ini dimaksudkan untuk efisiensi
dan efektifitas dari suatu kegiatan atau program.

Contoh-contoh
pelaksanaan Urban
Management

Pada dasarnya kota yang diinginkan oleh masyarakat adalah kota yang

menyenangkan,
adanya administrasi yang transparan dan efisien,
memiliki kesempatan kepemilikan rumah untuk semua tingkatan
pendapatan masyarakat,
kesempatan bekerja,
pelayanan keamanan dan keselamatan yang baik,
pelayanan pendidikan yang baik,
transport yang efisien,
akses pelayanan kesehatan,
telekomunikasi yang efektif,
fasilitas ibadah dan olahraga,
penyediaan air bersih dan listrik,
tanah untuk bangunan,
kesempatan berinteraksi dengan masyarakat,
dan tenaga kerja untuk mendukung pembangunan ekonomi.

Sebagian besar dari apa yang diinginkan oleh masyarakat tersebut


sebetulnya sudah dilaksanakan oleh pemerintah dan stakeholders lain
(seperti swasta dan masyarakat sendiri).

Contoh-contoh
pelaksanaan Urban
Management

Contoh kegiatan manajemen perkotaan dapat digolongkan menjadi:


1.
Kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan pembangunan fisik
kota, antara lain:

2.

Proyek pengembangan masyarakat perkotaan terpadu (PMPT-IUCD) di


Jakarta
Pembangunan Perumahan Bertumpu pada kelompok di Bali dan
Palembang
Peremajaan Permukiman Kota Bandarhajo (Semarang)
Pembangunan Perumahan dan Peremajaan Kota di Mojosongo-Surakarta
Pengadaan Terminal Terpadu (Purabaya-Surabaya)
Penyediaan Air Bersih di Tangerang
Penyediaan Rumah Susun untuk Pekerja Industri di Tangerang
Pembuatan Instalasi Pengelola Air Limbah (IPAL) Komunal di Yogyakarta

Upaya dan kegiatan untuk mengkoordinasikan perkembangan kota,


termasuk di dalamnya perencanaan kota, antara lain:

Perencanaan Rumah Susun di Palembang


Perencanaan Pantai Matahari Terbit (Sanur-Bali)
Penghijauan dengan TOGA
Pembinaan Lingkungan dan Masyarakat di Pinggir Kali Code, Yogyakarta

Contoh-contoh
pelaksanaan Urban
Management
Regulasi kegiatan warga kota, antara lain:
3.

Pembangunan dengan model satata sariksa di Bandung


Penguatan Fungsi LKMD sebagai wadah partisipasi masyarakat melalui
forum mawas diri di Cirebon
Pengelolaan sampah rumah tangga dengan basis masyarakat di Solo
Forum Kumunikasi Lingkungan Hidup-FKLH (dalam Kerangka
Metropolitan Environment Improvement Project-MEIP) di Surabaya
Pola Kemitraan dalam menangani Limbah Cair Industri di Tangerang

4.

Pembangunan kesejahteraan ekonomi & sosial warga kota, seperti:

Unit Pelayanan Terpadu (UPT) di Gianyar-Bali


Paguyuban Sinoman Arek Suroboyo (PSAS) di Surbaya
Pelayanan Informasi Kegiatan Kota melalui Radio Suara Surabaya
Pemanfaatan cacing untuk pengelolaan sampah di Bandung
Pemanfaatan Sampah untuk makanan ternak di Solo
Pengelolaan Limbah cair rumah tangga dengan Tangki AG di Malang

Anda mungkin juga menyukai