Anda di halaman 1dari 48

TETANUS

Oleh :
Alvian Oscar Irawan G 99142006
Novian Anindito Santosa G 99142008

KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN ILMU FARMASI


FAKULTAS KEDOKTERAN UNS/RSUD DR MOEWARDI
S U RAKAR TA
2015

BAB I PENDAHULUAN

Tetanus :

Toksemia akut
Spasme otot yang periodik dan berat.
Tetanospasmin.
Clostridium tetani.
Masuk kedalam tubuh melalui luka pada kulit

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DEFINISI

ETIOLOGI

PATOGENESIS

GEJALA
KLINIS

PENEGAKAN
DIAGNOSIS

PENGOBATAN

PROGNOSIS

KOMPLIKASI

DEFINISI

ETIOLOGI
Basil tetanus

Tetanospasmin

Aksi Tetanospamin

Bentuk vegetatif dan spora.

Bersifat sangat poten

Motor neuron dan interneuron

Gram positif anaerob tanpa kapsul

130 g letal

Neurosirkulatori, neuroendokrin, dan sistem


saraf vegetatif.

Motil

Terikat pada ganglioside pada sistem saraf


pusat.

Sistem sarcotubular dari otot dan transmisi


sinapsis pada myoneural junction.

Spora berbentuk seperti drumstick.

PATOGENESIS
Lingkungan anaerob
Bentuk vegetative
Membentuk metalo-eksotoksin tetanus.
Tetanospamin.

Manifestasi klinis
Gejala klinis
Sinaps ganglion
spinal dan
neuromuscular
junction serta saraf
otonom.

Pengaruh eksotoksin
terhadap susunan
saraf tepi dan
pusat.

Tetanospasmin

GEJALA KLINIS

Masa inkubasi : 321 hari.

Makin pendek masa inkubasi makin jelek prognosanya.


Terdapat hubungan antara jarak tempat invasi Clostridium
Tetani dengan susunan saraf pusat dan interval antara luka
dan permulaan penyakit.

GEJALA KLINIS

PENEGAKAN DIAGNOSIS
Gejala klinik: kejang, trismus, dysphagia, risus
sardonicus.
Adanya luka yang mendahuluinya.
Kultur: C. tetani (+).
Lab: SGOT meningkat serta dijumpai
myoglobinuria.

Antibiotik

Oksigen

Penisilin Prokain :
Asfiksia dan sianosis.
Dosis: 50.000
u/kgBB/hari i.m selama
10 hari. Dosis optimal
600.000 u/hari.
Tetrasiklin : 3050
mg/kgBB/hari dalam 4
dosis.
Eritromisin : 50
mg/kgBB/hari dalam 4
dosis, selama 10 hari.

Trakeostomi

Hiperbarik

Spasme
berkepanjangan dari
otot respirasi
Tidak ada kesanggupan
batuk atau menelan
Obstruksi laring
Koma.

5 atm

PROGNOSIS

1. Ringan: bila tidak adanya kejang umum


2. Sedang: bila sekali muncul kejang umum
3. Berat: bila kejang umum yang berat sering terjadi.
Case Fatality Rate (CFR) : 44-55%, Tetanus neonatorum >
60%.

KOMPLIKASI
Laringospasm
Kekakuan otot-otot pernafasan
Akumulasi sekresi berupa pneumonia dan
atelektase
Kompressi fraktur vertebra
Laserasi lidah akibat kejang.
Rhabdomyolisis
Gagal ginjal.

BAB III STATUS PASIEN

ANAMNESIS

IDENTITAS

Nama
: Tn. J
Umur
: 56 tahun
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Alamat
: Jenar, RT08/ RW 04, Klaten
Suku
: Jawa
Agama
: Islam
Status Perkawinan : Menikah
Pekerjaan
: Petani
No. RM
: 01 19 46 33

KELUHAN UTAMA
Demam

Riwayat Penyakit Sekarang :


Pasien datang ke poli penyakit dalam RSDM, karena merasa demam
dan tidak enak badan. Pasien merasakan hal ini 2 hari sebelum masuk
rumah sakit. Pasien mengaku demam dirasakan terus menerus, namum
suhunya tidak terlalu tinggi. Pasien mengaku sudah meminum obat
penurun demam yang dibeli di warung namun demam tidak membaik.
Pasien juga merasakan lehernya kaku serta mulutnya tidak dapat
dibuka lebar. Saat pagi harinya, pasien mengaku sedang bekerja di
ladang dan bercocok tanam dengan menggunakan pacul. Pasien
kemudian bercerita bahwa pacul tersebut sempat mengenai
pergelangan kaki kirinya, dan menimbulkan luka dalam namun oleh
pasien hanya dibersihkan dengan menggunakan air bersih saja,
kemudian pasien kembali bekerja. Kemudian pada sore harinya, pasien
merasa tidak enak badan, demam, serta tidak dapat membuka mulut
lebar. Pasien belum pernah memeriksakan diri ke dokter setelah
kejadian tersebut.

Riwayat Penyakit Dahulu


Riwayat hipertensi : disangkal
Riwayat sakit jantung
:
disangkal
Riwayat DM
: disangkal
Riwayat alergi/asma
:
disangkal
Riwayat batuk lama : disangkal

Riwayat Penyakit Keluarga


Riwayat merokok
: disangkal
Riwayat minum jamu
:
disangkal
Riwayat minum minuman keras
: disangkal
Riwayat olah raga teratur :
disangkal

PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum : Tampak sakit sedang, sesak
napas
Kesadaran
: CM
Tensi
: 130/90 mmHg
Nadi
: 90x/menit
Respirasi
: 24x/menit, reguler
Suhu
: 38C

Bunyi jantung I-II reguler,


bising (-), batas jantung
normal,
Gallop (-)
Paru Posterior
I : Statis : permukaan dada ka
= ki;
Dinamis : Pengembangan
dada
Ka=ki
P: Fremitus raba kanan = kiri
P: sonor / sonor
A: RBK (-/-) SDV (+/+)
Paru Anterior
I : Statis : permukaan dada ka
= ki;
Dinamis : Pengembangan
dada
Ka=ki
P: Fremitus raba kanan = kiri
P: sonor / sonor
A: SDV
(+/+),
Terdapat
lukaRBK
pada(-/-)
ekstremitas bawah bagian
kiri, vulnus laserasi dengan
ukuran 5x3x2 cm.

Mata : konjungtiva
pucat -/sklera ikterik -/Mulut : sariawan (-),
stomatitis (-), sianosis
(-) bibir pecah-pecah (-)
Pharynx Hiperemis (-)
Leher : JVP tidak , KGB
Tidak membesar
Thoraks: Retraksi (-),
venektasi (-)

Abdomen
Supel, NT (-) di
epigastrium, hepar dan
lien tidak teraba, timpani
(+), peristaltik (+)
Oedem tangan (-/-)
Oedem kaki (-/-)
Akral dingin (-/-)
(-/-)
Clubbing finger (-/-)

Pemeriksaan Neurologis
Kesadaran

GCS : E4V5M6

Fungsi Luhur

Dbn

Fungsi Otonom

dbn

Fungsi Sensorik

Dbn

Fungsi Koordinasi

Dbn

N. Cranialis

N.I, II

: dbn

N.III, IV, VI : pupil isokhor (3mm/3mm), refleks cahaya (+/+)


gerak bola mata normal, dolls eye intak, dev konjugae (-)
N.V

: dbn

N.VII

: dbn

N. VIII, IX , X
Meningeal Signs

dbn

Fungsi Koordinasi

dbn

Fungsi Motorik

Kekuatan
5
5

5
5

N.XII :
Dbn

: dbn

Tonus

Reflek Fisiologis

Reflek Patologis

+2/+2

+2/+2

+2/ +2

+2/+2

PEMERIKSAAN PENUNJANG
-

DIAGNOSIS KERJA
Suspek Tetanus

PLANNING
Cek darah rutin, gula darah, kolestrol, ureum, kreatinin,
elektrolit
EKG
Cek kultur mikrobiologi

PENATALAKSANAAN

Terapi
Anti Tetanus Serum (ATS) dosis 50.000100.000 IU (dibagi
dua melalui IV dan IM). Pemberian IV dilarutkan dalam
100200 cc glukosa 5% dan diberikan selama 12 jam.
Antibiotik : Penisilin Prokain : 50.000 u/kg.bb/hari i.m
selama 10 hari.
Debridement luka.
Tempatkan dalam ruang isolasi agar tidak terpapar
rangsang baik cahaya maupun suara.

PROGNOSIS
Ad vitam : dubia ad bonam
Ad sanam : dubia ad malam
Ad fungsionam : dubia ad
bonam

BAB IV PEMBAHASAN OBAT

HTIG

HTIG
Bentuk Sediaan Obat

Diazepam

Diazepam
Bentuk Sediaan Obat
Tablet : 2mg; 5mg
Lar rectal : 5mg/2,5ml
Injeksi : 5mg/ml

Nama Paten : Valium, Stesolid rectal tube


Dosis : 3x/hari, 2-5 minggu
Mekanisme Kerja
tmax = 1,5-2jam
t = 20-50 jam
volum distribusi = 0,95-2 l/kg

Diazepam
Metabolisme : Diazepam dimetabolisme di hati dan teriikat pada reseptor di daerah
spinal cord, serebelum, sistem limbik dan korteks serebral.
Indikasi : Obat anti cemas, sedatif-hipnotic, dan obat anti kejang, ansietas atau
insomnia, tambahan pada putus alkohol akut, status epileptikus, kejang demam,
spasme otot
Efek Samping
Rasa kantuk, kelelahan dan ataksia, trombosis vena dan flebitis pada tempat penyuntikan
SSP : kebingunagn, depresi, disarthria, sakit kepala, hipoaktiviti, melantur berbicara, sinkop, tremor,
vertigo, mual, inkontinensia, perubahan libido, retensi urin
Kardiovaskuler : bradikardia, kolaps kardiovaskuler, hipotensi
Kulit : urtikaria, ruam kulit

Metronidazole

Metronidazole
Bentuk sediaan obat : Injeksi 3 juta iu/vial
Dosis :
Dewasa : 300.000-900.000 u perhari dibagi menjadi 1-2 kali pemberian dalam sehari
Anak : 1000u/kgBB/hari

Mekanisme kerja :
Resorpsinya tidak tahan asam. Ppnya +/- 60%. Plasma t nya sangat singkat, hanya 30 menit. Ekskresinya
sebagian besar melalui transport aktif tubuler ginjal. Distribusinya ke jaringan dan cairan intraseluler baik.

Indikasi :
Infeksi yang disebabkan oleh bakteri gram positif dan gram negatif yang rentan terhadap benzilpenisilin

Efek samping :
Diare, urtikaria,nausea dan superinfeksi dari candidiasis

BAB V PENUTUP

Simpulan
Tetanus merupakan suatu toksemia akut yang disebabkan oleh neurotoksin
yang dihasilkan oleh Clostridium tetani ditandai dengan spasme otot yang
periodik dan berat.
Toksin tetanospamin menyebar dari saraf perifer secara ascending bermigrasi
secara sentripetal atau secara retrogard mcncapai CNS. Penjalaran terjadi
didalam axis silinder dari sarung parineural. Teori terbaru berpendapat
bahwa toksin juga menyebar secara luas melalui darah (hematogen) dan
jaringan/sistem lymphatic
Tujuan terapi ini berupa mengeliminasi kuman tetani, menetralisirkan
peredaran toksin, mencegah spasme otot dan memberikan bantuan
pemafasan sampai pulih. Merawat dan membersihkan luka sebaik-baiknya,
berupa: membersihkan luka, irigasi luka, debridement luka (eksisi jaringan
nekrotik),membuang benda asing dalam luka serta kompres dengan H202
,dalam hal ini penata laksanaan, terhadap luka tersebut dilakukan 1 -2 jam
setelah ATS dan pemberian Antibiotika. Sekitar luka disuntik ATS.

Saran
Melakukan pemeriksaan laboratorium darah dan kultur agar
memastikan jenis kuman.
Melakukan edukasi pada pasien mengenai penanganan
segera yang harus dilakukan.
Edukasi pada pasien dan keluarga mengenai penyakit,
terapi, dan prognosis.

TERIMA KASIH

DAFTAR PUSTAKA
__, 2006, MIMS Indonesia Petunjuk Konsultasi. Jakarta. Info master
Arief Mansjoer, Kuspuji Triyanti, Rakhmi Savitri, et al, eds. Kapita Selekta Kedokteran, edisi 3, jilid I. Jakarta:
Penerbit Media Aesculapius, 2001
Brook, I., 2002. Pediatric Anaerobic Infections : Diagnosis and Management 3 th edition, Marcell-Dekker, Inc. :
New York, p. 531-544
Guilfoile, P., 2008. Deadly Diseases and Epidemics Tetanus, Chelsea House, An imprint of Infobase Publishing:
New York .
Harsono. Buku Ajar Neurologis Klinis . Edisi pertama. Yogyakarta. Gadjah
Mada University Press. 2006
Ritarwan K. 2004. Tetanus. Medan : Fakultas Kedokteran USU/RSU H. Adam Malik
Sidharta P. 2009. Neurologi Klinis dalam Praktek Umum. Jakarta: Penerbit Dian Rakyat
Sudomo A. 2004. Buku Ajar Ilmu Penyakit Saraf. Surakarta: BEM FK UNS Press
WHO. 2010. Current recommendations for treatment of tetanus during humanitarian emergencies
http://www.who.int/diseasecontrol_emergencies/who_hse_gar_dce_2010_en.pdf

Lampiran
Tetagam (Human Tetanus Immunoglobulin)

Lampiran
Metronidazole

Lampiran
Diazepam

Anda mungkin juga menyukai