Anda di halaman 1dari 19

Kelompok 4:

Annisa Eka Pratiwi

1406647524

Clara Anggrea R

1506801151

Hasyyati

1406647940

Hestilia Nurul M

1506801523

Rindy
1406648615

Agustina

Terdapat
peningkatan
angka partisipasi sekolah
pada remaja, baik di
negara
maju
maupun
negara berkembang.

BPS RI, Susenas 200

Perubahan
Fisik
Remaja

Pubertas
Hormon
seksual
aktif

Lingkunga
n
NEGATIF
Organ
seksual
matang

Dorongan
seksual
meningkat
Perilaku
Seksual
Beresiko
Laki-laki
PMS,HIV/AIDS

Perempuan KTD,
Aborsi, Morbiditas
dan Mortalitas
Maternal
Santrock,2998
dalam Syafriani 2002

Dari survey yang sama,


diketahui
alasan
hubungan
seksual
pranikah adalah :
-Penasaran/
ingin tahu
(57,5% pria)
-Terjadi begitu saja (38%
perempuan)
-Dipaksa oleh pasangan
(12,6% perempuan)

UU NO 36 TAHUN 2009 pasal 79


Kesehatan sekolah diselenggarakan untuk
meningkatkan kemampuan hidup sehat peserta
didik dalam lingkungan hidup sehat sehingga
peserta didik dapat belajar, tumbuh, dan
berkembang secara harmonis dan setinggitingginya
menjadi sumber daya manusia yang berkualitas

Remaja perlu akses pada sumber informasi


tentang seks, bahkan juga pelayanan kespro.
GURU seseorang yang berinteraksi dengan
remaja setiap hari
Guru dapat berfungsi sebagai role models,
mendorong pembangunan lingkungan yang sehat
di
sekolah,
mengarahkan
siswa
yang
membutuhkan pelayanan, sumber informasi yang
akurat, mentor, dan instruktor yang efektif.

Penelitian Kartika Ratna Pertiwi di Kabupaten Sleman,


Yogyakarta (2007) tentang Urgensi Pendidikan
Kesehatan Reproduksi di Sekolah
anak menghabiskan sebagian besar waktunya di
sekolah dan bahwa anak mempercayai sosok Guru
sebagai pemberi informasi yang benar dan akurat
dalam berbagai masalah kesehatan

Kebanyakan orang tua di Inggris Raya menginginkan


informasi yang berkaitan dengan program pendidikan
kesehatan yang dilaksanakan di sekolah serta
antusias untuk berpartisipasi dalam penyusunan
program termasuk memilih topik yang sesuai dengan
kebutuhan anak mereka (Coggans and McKellar,
2000).

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Diana dan Reni


mengenai Pendidikan Seksualitas dan Kespro bagi Remaja
di SMA pada tahun 2012, diketahui bahwa pendidikan
seksualitas dan kespro TIDAK SESUAI dengan
realitas perilaku seksual dan resiko seksual yang
dihadapi. Hal itu karena :
Pendidikan seksualitas dan kesehatan reproduksi yang
sudah diberikan pada jenjang SMA lebih menitikberatkan
pada aspek biologis semata;
Masih adanya anggapan bahwa seksualitas merupakan hal
yang tabu untuk diberikan di sekolah;
Pendidikan cenderung menekankan pada bahaya dan
resiko seks pranikah dari sudut pandang moral dan agama;
Pendidikan belum memandang pentingnya aspek relasi
gender dan hak remaja dalam kesehatan reproduksi dan
seksual remaja.

Di Indonesia, pengelolaan pendidikan kesehatan


sekolah bertumpu pada suatu wadah yang disebut
dengan UKS (Usaha Kesehatan Sekolah), yaitu usaha
membina dan mengembangkan kebiasaan dan
perilaku hidup bersih dan sehat siswa sekolah
secara komprehensif dan terpadu

Penelitian di SMPN 19 Surbaya, Oleh Budiono dan Sulistyowati, 2014

BPS

RI.
2016.
Angka
Partisipasi
Sekolah
(APS)
tahun
2011-2015.
[Online]
Dari
https://www.bps.go.id/linkTableDinamis/view/id/1054 diakses pada tanggal 3/11/2016
Dinas Kesehatan Kabupaten Sukoharjo. Pelaksanaan Program Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja
http://dkk.sukoharjokab.go.id/read/pelaksanaan-program-pelayanan-kesehatan-peduli-remaja
James-Traore, Tijuana A et al. 2004. Teacher Trining : Essential for School-Based Reproductive Health and
HIV/AIDS Education- Focus on Sub-Saharan Africa. USA : Family Health International
Pakasi, Diana T. dan Reni Kartika. (2013) Antar Kebutuhan dan Tabu : Pendidikan Seksualitas dan Kesehatan
Reproduksi bagi Remaja di SMA. Makara Seri Kesehatan, 17 (2): 79-87
PKBI DIY. Karateristik Layanan Kesehatan Ramah REMAJA di PKPR http://pkbi-diy.info/?p=3311
Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan RI. 2016. Infodatin- Situasi Kesehatan Reproduksi Remaja.
Dari
http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin/infodatin%20reproduksi
%20remaja-ed.pdf diakses pada tanggal 3/11/2016.
Syafriani, Liza. 2002. Gambaran Perilaku Seksual Remaja dan Faktor-Faktor yang Berhubungan pada Siswa
Kelas Dua SMU di Kota Depok Tahun 2002 (Studi di Dua SMUN Favorit). Skripsi. FKM UI
Undang-undang republik indonesia No 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
UPT
Puskesmas
Dawan
1.
Upaya
Kesehatan
Anak
Usia
Sekolah
dan
remaja
http://dawan1.diskesklungkung.net/?p=3913
WHO. 2010. Social Determinants od Sexual and Reproductive Health-Informing Future Research and
Programme Implementation. Switzerland : World Health Organization

Anda mungkin juga menyukai