Anda di halaman 1dari 28

KEBIJAKAN & STRATEGI

KESEHATAN REPRODUKSI
REMAJA
Pada Acara
Peningkatan Kapasitas Tenaga
Kesehatan Dalam PKPR
OLEH
Kabid Bina Kesga, Gizi, PSM

VISI DAN MISI


VISI
Remaja Indonesia sehat fisik, mental dan
sosial serta tinggal di lingkungan aman
yang mendukung bagi pertumbuhan dan
perkembangannya

MISI
1.

2.

3.

4.

Mendorong
tercapainya
lingkungan
kondusif bagi tumbuh kembang remaja
dengan meningkatkan faktor pelindung &
mengurangi faktor risiko
Mendorong partisipasi semua pihak
termasuk masyarakat, org tua terutama
remaja untuk meningkatkan kesehatannya
Memelihara dan meningkatkan yankes
termasuk informasi kepada remaja yang
bermutu, merata dan terjangkau
Mendorong terbentuknya gaya hidup sehat

Batasan Usia
WHO
: 10-19 tahun
UNFPA
: 19-24 tahun
IPPF/PKBI : 10-24
Belum menikah

DASAR HUKUM
U
U
K
E
S No.36
Tahun
E 2009
H
A
T
A
N

Pasal 136 ay 1:
upaya pemeliharaan kesehatan remaja
harus ditujukan untuk mempersiapkan
menjadi orang dewasa yang sehat dan
produktif baik sosial maupun ekonomi.
Pasal 137 ay.1
Pemerintah berkewajiban menjamin
agar remaja dapat memperoleh
edukasi, informasi, dan layanan
mengenai kesehatan remaja agar
mampu hidup sehat dan
bertanggung jawab.
Pasal 19
Pemerintah bertanggung jawab atas
ketersediaan segala bentuk upaya
kesehatan yang bermutu, aman, efisien,
dan terjangkau.
kesehatannya
Pasal
35 ay.1
Pemerintah daerah dapat menentukan
jumlah dan jenis fasilitas pelayanan
kesehatan serta pemberian izin beroperasi
di daerahnya.

TUMBUH
KEMBANG
OPTIMAL

REMAJA
SEHAT

MENJAMIN
KUALITAS SDM

KOMITMEN
GLOBAL &
NASIONAL

8 Tujuan

Poverty & Hunger


Maternal Health

EDUCATION Comm. Diseases

GENDER

ENVIRONMENT

CHLD HEALTH PARTNERSHIP

Sasaran
Capaian
RPJMN 2010 2004-2009 2004-2009
2014
Meningkatnya
UHH menjadi
70,6 tahun 70,5 tahun
72,0 thn
26

34

226

228

20,0

18,4

Menurunnya
AKB menjadi 24
per 1000 KH

Menurunnya AKI
menjadi 118 per
100.000 kh
Menurunnya
prevalensi gizikurang pada
anak balita

Millenium Development Goals (MDGs)


GOAL 5: MENINGKATKAN KESEHATAN IBU
MDG 5

Target

Indikator

Menurunkan
kematian ibu

5.1. Angka Kematian Ibu


5.2. Persalinan yang
ditolong oleh tenaga
kesehatan terampil

Mencapai akses
universal
kesehatan
reproduksi di
tahun 2015

5.3. Angka Prevalensi


kontrasepsi (CPR
5.4. Angka Persalinan Remaja
(Adolescent Birth Rate)
5.5. Cakupan Pelayanan
Antenatal
5.6. Unmet need untuk
keluarga berencana

INDIKATOR

CAPAIAN 2007

MDGs 2015

(SDKI 2007)

AKI

228

102

Pn*

73,4

90

57,4% (**)
10,39%

65% (**)
7,5%

PELAYANAN
ANTENATAL *

K1 = 91,23%
K4 = 80,26%

K1 = 100%
K4 = 95%

UNMET NEED KB

9,1%

5%

SDKI 2007

CPR
ANGKA
PERSALINAN
REMAJA

Sumber Data : SDKI 2007, *Laporan rutin


** Metoda KB Modern

mempengaruhi
pencapaian komitmen
nasional dan global

DAMPAK LANGSUNG KELOMPOK REMAJA USIA < 20 TAHUN


TERHADAP PENCAPAIAN INDIKATOR RPJMN

Terkait kespro (SDKI 2007)


Angka Kematian Perinatal 56/1.000 KH
Angka Kematian Bayi 50/1.000 KH
Persentase Berat Bayi Lahir < 2.5 kg 6,4%
56 dari 1000 anak yang dilahirkan ibu berumur
15-19 tahun tidak mencapai usia 1 tahun
Terkait perilaku berisiko:
1% rematri dan 4% rematra (15-19 tahun)
pernah melakukan hubungan seks. (SDKI 2007)
20,9 % remaja perempuan usia 19 tahun sudah
pernah melahirkan (SDKI 2002-2003)
Persentasi kumulatif kasus HIV/AIDS paling tinggi
terjadi pada kelompok umur 20-29 tahun 54%
(laporan P2PL)

Prevalensi anemia pada remaja putri 15


tahun : 11.3% (Riskesdas 2007)
Pacaran mulai pada usia <12 thn:
5,5%
perempuan dan 5.0 % laki-laki (SKRRI2007)
Remaja perempuan usia 19 tahun sudah
pernah melahirkan: 20,9 % (SDKI 20022003)
AKB pada perempuan yang melahirkan
pada usia < 20 56 per 1,000 KH (SDKI
2007)
Perokok aktif laki-laki usia 15 19 tahun:
47 % (SKRRI2007)
Peminum aktif laki-laki usia15 19 tahun:

Riskesdas 2007
Anemia pada perempuan usia 15 tahun
(11,3%)
Hipertensi mulai banyak dijumpai pada
kelompok usia muda 15-17 tahun (8,3%).
Obesitas sentral pada usia 15-24 tahun (8,0%).
SKRRI 2007
Merokok sebelum 13 tahun di antara yang
pernah merokok 32 % perempuan dan 24 %
laki-laki

Peningkatan partisipasi aktif remaja


Peningkatan partisipasi orang tua dan
masyarakat
Peningkatan akses dan kualitas pelayanan
Peningkatan kemitraan dan perluasan
jejaring
Peningkatan penyediaan dan
pemanfaatan pelayanan kesehatan yang
berkualitas
15

1.

Peningkatan partisipasi aktif remaja dlm


meningkatkan kesehatannya
Output:
Dihasilkannyaprogram sesuai kebutuhan,
dan kultur Indonesia,
menimbulkan rasa memiliki serta
motivasi upaya penegakan
kredibilitas & pemasaran program
diantara remaja

2.

Peningkatan partisipasi aktif orang tua &


masyarakat
Output:
Terciptanya kegiatan, sistem, sarana
& prasarana terkait kesehatan secara
berkelanjutan & partisipasi ortu/ masyarakat
Kiat pelaksanaan:

Pemanfaatan semua pihak terkait termsk


LSM utk upaya mengungkit partisipasi
ortu & masy gunakan semua sarana
media, mobilisir pihak terkait untuk beri info
terus menerus

Kiat pelaksanaan:
Menerapkan asas kemitraan:
Keterbukaan dengan mitra kerja
Menggunakan semua saluran komunikasi yg
ada spt media massa, dunia hiburan & OR
Menggunakan semua metode & jenis
komunikasi sesuai kebutuhan

Kiat Pelaksanaan
Keterbukaan masing-masing sektor dlm
perencanaan, pelaks, & evaluasi prog. kes.
Remaja & sinkronisasi perencanaan &
pelaksanaan kegiatan

Output:
Peningkatan peran Pemda sarana &
prasarana PKPR
Pelaksanaan PKPR ( Pelayanan Kesehatan
peduli remaja )
Kiat pelaksanaan:
Optimalisasi Yankes Remaja
PKPR yang adolencent friendly
PKPR merupakan intervensi yang tepat
akses & kualitas dapat tercapai optimal

1.
2.
3.
4.
5.

kualitas SDM kesehatan pelaksana PKPR


yang belum memadai,
pelaksanaan PKPR terkait fasilitas
kesehatan masih harus ditingkatkan,
kesenjangan informasi pada remaja
sasaran PKPR, pelayanan yang belum
sesuai dengan kebutuhan mereka,
kebutuhan jejaring antara pemangku
kepentingan dan kelompok masyarakat,
kebutuhan penguatan sistem pelayanan.

Terbatasnya Fasilitas Pelayanan


Kesehatan Peduli Remaja (PKPR)
Setiap Kab/Kota minimal 4 Puskesmas
Mampu Laksana PKPR
Target Kalbar 2013 : 80% capaian 2012
:85,71%
Telah memenuhi kriteria 4 pkm/kab
semua kabupaten/kota kecuali kab.
Bkyg & Kab. Melawi
( hanya 1 pkm )
Scr Kuantitas sdh memenuhi target, scr
12/02/16

UPAYA

DASAR PEMBINAAN
KESEHATAN REMAJA

angka persalinan remaja (MDG 5 B)


angka kematian bayi yang dilahirkan remaja akibat
kehamilan di luar nikah
angka kematian remaja akibat hamil di luar nikah
angka kejadian abortus remaja
angka kejadian Infeksi Menular Seksual (IMS) remaja
Kasus HIV/AIDS remaja
Angka kejadian merokok, penyalahgunaan NAPZA, dll

PROMOTIF DAN PREVENTIF


Memberi pengetahuan mengenai risiko seks pra
nikah (SPN), NAPZA melalui KIE
Peningkatan usia nikah melalui pembekalan/
pendidikan kespro remaja
KURATIF DAN REHABILITATIF
Memberikan Hak remaja, antara lain:
hak untuk meneruskan pendidikan remaja
yang mengalami KTD (Kehamilan Tak
Diinginkan) karena SPN (Seks Pra Nikah);
penyalahgunaan NAPZA
hak untuk fasilitas perawatan medis dan psikis
yang memadai
Hak jaminan perawatan terhadap bayi yang
akan dilahirkan remaja; harm reduction bagi
remja yang kecanduan

PERLUASAN JEJARING

Ruang lingkup jejaring


LSM, Swasta, donor, organisasi profesi,
partisipasi komunitas/organisasi masyarakat
(remaja, masyarakat sekolah, orangtua)
Komitmen pemangku kepentingan (Kebijakan,
dukungan dana, sarana, prasarana)
Peningkatan akses pelayanan: jalur formal
dan informal
Berorientasi terhadap kebutuhan remaja
Sesuai dengan peran, kapasitas, dan
kompetensi masing-masing sektor dan program

26

27

Anda mungkin juga menyukai