OLEH KELOMPOK I :
TRI HANDOKO(115070309111001)
ZUHRO AGUSTIN (115070309111002)
IKA NUR INTAN SARI (115070309111003)
LISASNITA EKA W (115070309111004)
MARKUS BAHABOL (115070309111005)
SETYO HARINI (115070309111006)
SELVI WINARNI (115070309111007)
RINA BIDHARI P. (115070309111008)
DWI WAHYUNINGSIH (115070309111009)
AISA NANGGALO (115070309111010)
HASAN (115070309111047)
CD.
CD.
UNCLEAR TERM
1. Sirosis Hepatic :
Penyakit kronis yang disebabkan oleh nekrosis
dan regenerasi yang difuse (berkepanjangan),
yang menyebabkan peningkatan dalam
pembentukan jaringan fibrosa yang mengganggu
struktur hati normal (Mahan,et all. 2008)
2. Melena :
Terjadinya buang air besar berwarna kehitaman
bercampur dengan makanan yang sudah
tercena, sebagai akibat dari perdarahan pada
saluran cerna bagian atas (Sandjaya. 2010)
3. Diagnosa Medis :
Proses penentuan jenis penyakit berdasarkan
tanda dan gejala dengan menggunakan cara dan
alat seperti hasil laboratorium, foto dan klinik
(Asrul, dr. 2009)
4. Ikterik :
Gejala kuning karena peningkatan pigmen
empedu, biasanya mulai terlihat apabila kadar
bilirubin darah lebih dari 3mg%, dan dapat terjadi
karena penyakit hepar dan lainnya. (Asrul, dr. 2009)
5. Fatigue :
Keadaan meningkatnya ketidak nyamanan dan
menurunnya efesiensi akibat pekerjaan yang
berkepanjangan atau berlebihan; kehilangan
tenaga atau kemampuan menjawab rangsangan
(Dorlan. 2011)
6. Anoreksia :
Berkurangnya nafsu makan (Dorlan. 2011)
7. Weakness :
Kelemahan otot dan cepat lelah diakibatkan
kekurangan protein dan adanya cairan dalam otot
penderita (Anonym. 2009)
8. Pendokumentasian :
Suatu proses berkelanjutan yang mendukung
semua langkah atau proses asuhan gizi dan
merupakan bagian integral dalam kegiatan
monitoring dan evaluasi serta berisi deskripsi,
penjelasan, bagan alir, daftar-daftar, cetakan hasil
komputer, contoh objek dari sistem informasi
(Persagi dan AsDI, 2009)
CUES :
Ahli
Selain berdasarkan nodulnya sirosis hati ini juga dapat terjadi karena beberapa
penyebab antara lain :
.
Virus
hepatitis
.
Alcohol
Defisiensi alpha-antitripsi
Glikonosis tyoe-iv
Galaktosemia
Tirosinemia
Gangguan imunitas
Toksin
dan obat-obatan
Operasi pintas usus pada obesitas
Kriprogenik
Malnutrisi
Indian childhood chirosis
(Sutadi,Sri Maryani. 2003)
PATOFISIOLOGI
Patofisiologi dibagi menurut jenis sirosis hepatic :
Sirosis Laennec (sirosis alkoholik nutrisional)
Perubahan pertama pada hati yang ditimbulkan oleh alkohol adalah akumulasi lemak
secara bertahap didalam sel-sel hati (infiltrasi lemak) gangguan metabolik
pembentukan trigliserida secara berlebihan, menurunnya jumlah keluaran trigliserida
dari hati dan menurunnya oksidasi asam lemak, sehingga terjadi perlemakan hati,
dan ini akan memicu terjadinya sirosis hepatik (Price .SA dan Wilson, L.M, 2005)
Sirosis Pascanekrotik
Pada penderita hepatitis terjadi nekrosis pada jaringan hati, sehingga hepatosit
dikeliling dan dipisahkan oleh jaringan parut dan kehilangan banyak sel hati, kondisi
ini menyebabkan terjadinya sirosis hepatik. ((Price .SA dan Wilson, L.M, 2005)
Sirosis bilier
pembentukan jaringan parut terjadi dalam hati disekitar saluran empedu, karena
bagian hati yang terdiri atas ruang portal dan periportal tempat kanalikulus biliaric
dari masing-masing lobulus hati bergabung untuk membentuk saluran empedu baru
Menyebabkan terjadinya pertumbuhan jaringan berlebihan terutama terdiri atas
saluran empedu baru yang dikelilingi jaringan parut (Subianto. T, 2009)
PATOFISIOLOGI
GEJALA KLINIS :
Gejala klinis sirosis hepatic di bagi menjadi dua
yaitu
1. Sirosis kompensata, dengan gejala klinik yang
belum diketahui
2. Sirosis dekompensata
(Anonym. 2009).
KOMPLIKASI :
Perdarahan
TATALAKSANA DIET
Terapi diet
Tujuan :
Mencapai atau mempertahankan status gizi optimal tanpa
memberatkan fungsi hati, dengan cara :
1. Meningkatkan regenerasi jaringan hati dan mencegah
kerusakan lebih lanjut atau meningkatkan fungsi
jaringan hati yang tersisa
2. Mencegah katabolisme protein
3. Mencegah atau mengurangi asites, varises esophagus,
dan hipertensi portal
4. Mencegah koma hepatic
5. Mencegah terjadinya pendarahan dan meningkatkan
kadar Hb darah apabila terjadi penurunan
(Almatsier, Sunita. 2005)
PRINSIP :
Makanan
SYARAT DIET :
1. Sirosis hepatis tanpa komplikasi
Energy cukup, dianjurkan 40-45 kakal/kgBBI/hari
Pemberian protein tergantung keadaan sirosis hepatic.
Mula-mula 0,8-2gr/kgBB/hari, 60-70% berasal dari protein
bernilai biologis tinggi
Karbohidrat diberikan kurang lebih 60-70%, dari total kalori
dianjurkan dari karbohidrat yang murni.
Lemak dianjurkan 20% dari total kalori
2. Sirosis hepatis dekompensasi (dengan asites dan oedem)
Energy cukup, diberikan 40-45 kkal/kgBBI/hari
Protein tinggi 1-2gr/kg BBI/ hari
Lemak diberikan 20% dari total energy
Cairan diberikan 1 liter/hari
Terapi Edukasi :
1. Konseling
Tujuan pemberian konseling kepada pasien adalah untuk
mengetahui sejauh mana pengetahuan dan kemampuan pasien
dalam menjalani pengobatannya serta untuk memantau
perkembangan terapi yang dijalani pasien. Pada konseling akhir
perlu dilakukan verifikasi akhir untuk lebih memastikan bahwa
hal-hal yang dikonseling telah dipahami oleh pasien
2. Penyuluhan
Penyluhan dapat dilakukan langsung dan tidak langsung.
Penyuluhan langsung dapat dilakukan secara perorangan
maupun kelompok, sedangkan penyuluhan tidak langsung dapat
dilakukan melalui penyampaian pesan-pesan penting dalam
bentuk leaflet, atau tulisan dan gambar didalam media cetak
atau elektronik
(Depkes, 2007).
Gizi
Dalam pencegahan berbagai macam penyakit di bidang gizi yaitu berprinsip
pada makanan gizi Sehat seimbang dan tidak menkonsumsi makanan yang
mengandung zat bioaktif/kimia. Zat/ BM yang dapat mempertahankan
kesehatan organ hati (Liva-Lite)
Metionin, digunakan untuk detoksifikasi jumlah acetaminophen yang
merupakan penyebab utama gagal hati akut di negara barat.
Kolin, berfungsi sebagai pospatidylcolin yang dibutuhkan untuk transportasi
asam lemak dan kolesterol.
Inositol, penting untuk integritas membran sel, sinyal insulin sistem syaraf
dan membran sel. Di hati inositol penting untuk metabolisme lemak dan
kolesterol.
Akar Dandelion (Taraxacum officiniale), makan/ obat tradisional berguna
untuk gangguan aliran empedu, stimulasi diuresis, kehilangan nafsu makan
dan dispepsia.
Milk thistle (Silybum marianum)
Akar bit (Beta vulgaris), mengandung betain yang terbukti dapat melindungi
terhadap penyakit hati baik alkoholik maupun non alkoholik.
Taurin, komponen utama dari empedu, dan berdasarkan penelitian
menunjukkan bahwa taurine dapat melindungi terhadap alkohol dan karbon
tetraklorida yang menyebabkan kerusakan hati
(Depkes. 2007)
Langkah2 Pendokumentasian
pada SH :
Nutritional Assessment
Pengukuran Antropometri
Hasil Lab
Pengamatan Fisik/Klinis
Dietary history
Nutritional Diagnosis
dengan cara menghubungkan antara problem, etiologi, dan sign/symptoms
Nutritional Intervention
dengan cara memberikan terapi diet, terapi edukasi denga cara konseling, serta melakukakan
kaloborasi dengan tenaga kesehata lainnya
Monev
Pengukuran antropometri
Data biokimia
Perubahan fisik
Perubahan kebiasaaan makan
Perubahan yang
terjadi pada
bagian
permukaan
tubuh atau
jaringan epitel
pada mata, kulit,
rambut yang
diraba maupun
yang dilihat.
Hasil penilaian
dengan metode
ini memberikan
gambaran
tentang keadaan
gizi
Penilaian
klinik
Metode ini
didasarkan atas
adanya
perubahan
biokimia yang
terjadi pada
jaringan tubuh,
misalnya:
tulang, hati,
darah dan urin
selain itu juga
dengan
pemeriksaan
kadar albumin
darah
Penilaian
biokimia
Kelas A
Kelas B
Kelas C
Status nutrisi
Normal
Malnutrisi sedang
Malnutiris berat
Asites
Tidak dijumpai
Mudah dikontrol
Derajat
Tidak ada
diueretik
enselopati
2 atau 3
Protrombin time
> 6 kontrol
(25-41 detik)
0-2 mg/dl
2-3 mg/dl
Bilirubin (N :
> 3mg/dl
1mg/dl)
Albumin (N : >
3,5,mg/dl)
10%
30%
Morbilitas dan
82 %
portalitas
perioperatif
HIPOTESA
A
M
I
R
E
T
H
I
S
KA