Anda di halaman 1dari 31

NEFROLOGY

Kompetensi SKDI
G. NEFROLOGY

20.Acute glomerulonephritis 3A
20.Chronic
glomerulonephritis
20.Renal colic

3A

20.Urinary stone diseases


or urinary calculi without
colic
20.Urinary tract infection

3A

20.Uncomplicated
pyelonephritis
20.Prostatitis

3A

4
4
3A

GLOMERULONEPHRITIS

Salah satu jenis penyakit ginjal berupa kerusakan yang


terjadi pada glomeruli. Glomeruli adalah penyaring kecil di
dalam ginjal yang berfungsi membuang cairan berlebih,
elektrolit, dan sampah dari aliran darah. Kerusakan ini
akan menyebabkan terbuangnya darah serta protein
melalui urine. Kondisi glomerulonefritis pada masingmasing
penderita
bisa
berbeda-beda.
Ada
yang
mengalaminya dalam waktu singkat (akut) dan ada yang
jangka panjang (kronis).

PENYEBAB :
Komplikasi dari infeksi-infeksi tertentu, misalnya infeksi
tenggorok oleh bakteri streptokokus, HIV, hepatitis B dan
hepatitis C, serta endocarditis (radang katup jantung).
Mengidap kondisi autoimun lain yang biasanya diturunkan,
contohnya lupus, vaskulitis (inflamasi pada dinding pembuluh
darah), atau nefropati immunoglobulin A (IgA) yaitu
penumpukan jenis immunoglobulin A pada glomeruli ginjal.
Mengidap penyakit kronis, seperti hipertensi atau diabetes.
Gejala :
Edema kaki
Hipertensi
Oliguria
Gejala umum seperti pucat, malaise, letargi dan
anoreksia
5

Ultrasonography Acute Glomerulonephritis


Acute glomerulonephritis causes edema due to
diffuse parenchymal inflammation leading to renal
enlargement. Contrast-enhance CT is
contraindicated in these patients--ultrasound is the
diagnostic modality of choice. Imaging studies are
usually non-specific and may show only smooth
bilateral renal enlargement during the acute phase
of the disease. Diagnosis usually requires a biopsy.
The role of imaging in these patients is to exclude
obstruction as the cause of renal insufficiency that
may be reversible with urinary tract decompression.

Acute glomerulonephritis
Glomerulonephritis in Children

Overview
Glomerulonephritis is a type of
kidney disease that involves the
glomeruli very small structures
in the kidneys that supply blood to
units in the kidneys that filter urine
called the nephrons. During
glomerulonephritis, the glomeruli
become inflamed and impair the
kidney's ability to filter urine.

Immunoglobulin
A
nephropathy
(IgA
nephropathy,
Bergers
disease)
Membranoproliferative
nephritis (type of kidney
inflammation) Postinfectious

Glomerulonephritis can be acute (a


sudden attack of inflammation) or
chronic (coming on gradually).
Glomerulonephritis may develop
after a bacterial infection, like strep
throat, or it may be caused by a
chronic condition.

Chronic glomerulonephritis
Typical B-mode findings of a long
standing severe CKD (especially
stage 5) are:
reduced renal length
reduced renal cortical thickness
increased renal cortical
echogenicity
poor visibility of the renal
pyramids and the renal sinus
marginal irregularities
papillary calcifications
cysts (
Abnormal Doppler findings in
these patients are:
reduced renal vascularity
increased RI values (segmental
and interlobular arteries)

Classification
CKD is divided in five stages based
on the GFR (ml/min/1.73 m2)1:
>90:Stage 1:kidney damage
with normal or elevated GFR
60-89:Stage 2:kidney damage
with mild reduction in GFR
30-59: Stage 3: moderate
reduction in GFR
15-29:- Stage 4:severe
reduction in GFR
<15(or dialysis): Stage 5:
kidney failure (this stage is also
known asend-stage kidney
disease (ESKD)

Chronic glomerulonephritisChronic Kidney


Disease

A.
B.
C.

D.

Chronic
Glomerulon
ephritis
dapat
menjadi
CKD
sehingga
gambaran
usg seperti
Normal kidney size, cortical echogenicity, parenchymal thickness
and
disamping
corticomedullary differentiation with regular renal profiles.
Normal kidney size, minimum increase in cortical echogenicity, with
preserved parenchymal and corticomedullary differentiation. Initial
irregularity renal profiles.
Slight reduction of kidney size and parenchyma, cortical
hyperechogenicity,
with
poor
corticomedullary
differentiation.
Irregularity renal profiles. Patient with acute renal deterioration in
chronic kidney disease stage III.
Reduction
kidney
size
and
parenchyma,
strong
cortical
9
hyperechogenicity with absence in corticomedullary differentiation.

Renal colic
Nyeri hebat yang intermiten (hilang-timbul) biasanya
di daerah antara iga dan panggul, yang menjalar
sepanjang abdomen dan dapat berakhir pada area
genital.
Nyeri ini timbul akibat peregangan, hiperperitalsis,
dan spasme otot polos pada sistem pelviokalises
ginjal dan ureter sebagai usaha untuk mengatasi
obstruksi.
Lokasi
nyeri
kolik
renal
berpindah-pindah
berdasarkan letak batu di saluran kemih dan
menyebar (referred pain) ke bagian tubuh lain, juga
sering disertai gejala lain seperti mual, muntah dan
ada darah dalam urin.
Renal Colic bisa karena nefrolitiasis, ureretroliasis

NEFROLITHIASIS

NEFROLITHIASIS
Penumpukangarammineralberupakalsiumoksalat,
kalsiumfosfat, asam urat dan lainnya yang terdapat pada di
kaliks atau pelvis dan bila akan keluar dapatberhenti di ureter.
Faktor Risiko
Keturunan
Usia
Jenis kelamin
Asupan air
Faktor diet
Pekerjaan
Manifestasi Klinis
Nyeri pada pinggang, nyeri dapat kolik atau non kolik.
Nyeri bersifat tajam dan episodik dan menjalar ke perut,
paha & daerah kemaluan
Mual
Muntah

Pemeriksaan Fisik
Nyeri ketok kostovertebra
Nyeri tekan abdomen, distensi
Takikardi, hipertensi
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan darah lengkap
Pemeriksaan urin
Pemeriksaan kadar elektrolit,
kreatinin
Pemeriksaan radiologi

ureum,

Pemeriksaan radiologi

Pemeriksaan radiologi

Terdapat
bayangan
radioopak pada
daerah
hipokondrium
dextra setinggi
corpus vertebra
L1 L3

Pemeriksaan radiologi

Foto
polos
abdomen
Panah putih
menunjukkan
batu
staghorn
pada
ginjal
kanan

Urolithiasis
Ureterolithiasis adalah kalkulus atau batu di dalam ureter.
Ukuran batu cenderung kecil 2-3 mm.
Batu ureter pada umumnya berasal dari batu ginjal yang turun ke
ureter.
Batu ureter mungkin dapat lewat sampai ke kandung kemih dan
kemudian keluar bersama kemih.
Batu ureter juga bisa sampai ke kandung kemih dan kemudian
turun menjadi batu kandung kemih yang besar.
Batu juga bisa tetap tinggal di ureter sambil menyumbat dan
menyebabkan
obstruksi
kronik
dengan
hidroureter
dan
hidronefrosis.
Jika disertai dengan infeksi sekunder dapat menimbulkan
pionefrosis, urosepsis, abses ginjal, abses perinefrik, abses
paranefrik, ataupun pielonefritis. Tidak jarang terjadi hematuria
yang didahului oleh serangan kolik.
17

Bilateral hydronephrosis, ureteral dilation, more promient on the right. Bilateral


ureteral calculi.
Signs of "double J" ureteric stent in situ.
18

19

Efek Nefrolithiasis dan


Urolithiasis Hidronefrosis
Pada
renal
dekstra :
Tampak pengisian
kontras sehingga
tampak
adanya
dilatasi dari renal
pelvis dan calices
sinistra
Terjadi filling defek
di ureter sinistra

Grade 0
Tidak ada dilatasi, dinding kaliks
intak

Grade I (Mild)
Dilatasi pelvis renal tanpa dilatasi
kaliks
Tidak ada atrofi parenkim
Grade II (Mild)
Dilatasi ringan pelvis dan kaliks
Tidak ada atrofi parenkim

Grade III (Moderate)


Dilatasi sedang pelvis dan kaliks
Forniks tumpul dan papil mendatar
Grade IV (Severe)
Dilatasi besar pelvis dan kaliks
seperti balon

Urinary tract infection

Contrast enhanced CT scan


in patient with fever and
flank pain shows ill defined
linear enhancement
abnoramlity in the left mid
pole arteriorly (arrows) ..

Urinary tract
infection(UTI)is a
common clinical condition
involving the bladder (
cystitis) and kidneys (
pyelonephritis).It is
commonly divided into
'uncomplicated'and
'complicated'.
Paediatric urinary tract
infectionsare common and
are a source of significant
imaging in young children.

Lokasi Urinary Track Infection

ISK Bagian
Atas Renal
dan Ureter

ISK bagian
bawah Uretra
sampai ke Vesika
Urinaria

Uncomplicated pyelonephritis
Pielonefritis adalah inflamasi pada pelvis ginjaldan parenkim
ginjalyang
disebabkankarena
adanya
infeksi
oleh
mikroorganisme. Infeksi ini paling sering akibat infeksi
ascendendari traktus urinarius bagian bawah.
Klasifikasi pielonefritis dipandang darisegi penatalaksanaan:
Pielonefritis uncomplicated (sederhana) terjadi pada
penderita dengan pyelum dan parenkim ginjal baik anatomik
maupun fungsi dalam keadaan normal. Pielonefritis sederhana
ini terutama mengenai penderita wanita dan infeksi hanya
mengenaimukosa superfisial. Penyebab kuman tersering (90%)
adalah E. Coli. Tipe ini jarang dilaporkan menyebabkan
insufisiensi ginjal kronik.
Pielonefritis complicated seringmenimbulkan masalah
karena kuman penyebab sering resisten terhadap beberapa
macam antibiotika,sering terjadi bakterimia, sepsis dan shok
dan sering menyebabkan insufisiensi ginjalkronik yang berakhir
dengan gagal ginjal terminal.

DIAGNOSA
a. Anamnesis
Manifestasi klinis pada pielonefritis akut:
Demam jarang melebihi 39,4
Nyeri sudut kostovertebral; dan
Mual dan/atau muntah,Gejala-gejala ini tidak semestinya
terjadi bersamaan dan mungkin disertai dengan gejala sistitis
termasuk frequency, hesistancy, lower abdominalpain and
urgency.
Gross hematuria (hemorrhagic cystitis) hadir dalam 30-40%
kasus pielonefritispada wanita, paling sering wanita muda;
Nyer bisa ringan, sedang atau berat. Nyeri panggul (Flank
pain) dapat terjadi unilateral atau kadang-kadang bilateral.
Kekakuan, danmenggigil, bisa adatanpa adanya demam;
Malaise & lemah

Ultrasound
Ultrasound is insensitive to the changes of acute pyelonephritis,
with most patients having 'normal' scan. Abnormalities are
identified in only ~25% of cases 1. Possible features include:
particulate matter in the collecting system
reduced areas of of cortical vascularity by using power Doppler
gas bubbles (emphysematous pyelonephritis)
abnormal echogenicity of the renal parenchyma 1
focal/segmental hypoechoic regions
mass like change

Acute Pyelonefritis

27

Keterangan :
Edema

pada

parenkim

ginjal yang menyebabkan


wedge shape defects
Ren membesar, hipodens
pada kortex

Prostatitis

Prostatitis adalah peradangan pada kelenjar prostat.


Gejala prostatitis cenderung mirip dengan gejala infeksi
saluran kemih lainnya.Beberapa gejala prostatitis adalah:
- Sulit atau nyeri atau panas saat buang air kecil
- Sering buang air kecil
- Demam (terkadang menggigil)
- Nyeri punggung bawah
- Nyeri pada batang kemaluan, testis atau perineum (daerah
antara testis dan anus)
- Kurang mampu ereksi dan terkadang nyeri pada saat atau
setelah ejakulasi.

The following is another


example of a patient with
urethral stricture disease,
initially thought to have
prostatitis

31

Anda mungkin juga menyukai