Tentang
Lembaga
Perkreditan
Desa,
Perda
Provinsi Bali
No. 08
Tahun 2002
Perubahan
I
Perubahan
II
Perda
Provinsi Bali
Nomor 3
Tahun 2007
Peraturan
Daerah
Nomor 4
Tahun 2012
PERGUB NO
11 TAHUN
2013
Petunjuk Pelaksanaan
Perda No. 08 Tahun
2002
PERGUB NO
12 TAHUN
2003
Prinsip Kehati-hatian
dalam Pengelolan LPD
Latar Belakang
LPD merupakan salah satu unsur
kelembagaan Desa Pakraman yang
menjalankan fungsi keuangan Desa
Pakraman untuk mengelola potensi
keuangan Desa Pakraman. Lembaga ini
sangat berpotensi dan telah terbukti
dalam
memajukan
kesejahteraan
masyarakat
desa
dan
memenuhi
kepentingan Desa itu sendiri. Lembaga.
Latar Belakang
Dalam
rangka
mengukuhkan,
menjamin
dan
melindungi hak-hak karakteristik dari Desa Pakraman,
termasuk antara lain dalam kaitan dengan hak otonom
Desa Pakraman untuk mengelola potensi keuangannya,
Pemerintah Provinsi Bali telah pula menerbitkan
Peraturan Daerah Propinsi Bali Nomor 8 Tahun 2002
tentang Lembaga Perkreditan Desa, sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 3
Tahun 2007 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah
Propinsi Bali Nomor 8 Tahun 2002 tentang Lembaga
Perkreditan Desa yang pada prinsipnya dimaksudkan
untuk mengisi kekosongan hukum berkenaan dengan
fungsi-fungsi pengelolaan keuangan Desa.
yang
melaksanakan
kegiatan
usaha
di
Pendirian
LPD dapat didirikan pada desa dalam kabupaten/kota,
dimana dalam tiap-tiap desa hanya dapat didirikan satu LPD.
Desa yang wilayahnya kecil dan letaknya berdekatan dapat
secara
bersama-sama
membentuk
LPD
atas
dasar
kesepakatan. Syarat-syarat untuk mendirikan LPD antara lain :
a) a) Telah memiliki awig-awig tertulis;
b) Ditinjau dan segi sosial ekonomi, desa tersebut cukup
potensial untuk berkembang.
Ijin pendirian LPD ditetapkan dengan keputusan Gubernur
setelah mendapat rekomendasi Bupati/ Walikota dan
MUDP( Majelis Utama Desa dipilih dan dibentuk utusan Desa
Pekraman se-Bali dalam paruman agung di tingkat ibukota
provinsi) (Bab III pasal 3-6)
Lapangan Usaha
Lapangan Usaha LPD, yang mencakup :
a) Menerima/menghimpun dana dari krama desa dalam bentuk
tabungan dan deposito;
b) Memberikan pinjaman hanya kepada krama desa;
c) Menerima pinjaman dari lembaga-lembaga keuangan
maksimum sebesar 100% dari jumlah modal, termasuk
cadangan dan laba ditahan, kecuali batasan lain dalam jumlah
pinjaman atau dukungan/bantuan dana
d) Menyimpan kelebihan likuiditasnya pada BPD dengan
imbalan bunga bersaing dan pelayanan memadai
Modal
LPD dapat didirikan dengan modal sekurang-kurangnya Rp
20.000.000,00. Modal LPD terdiri dari :
a) Setoran desa pekraman;
b) Bantuan pemerintah atau sumber lain yang tidak mengikat ;
dan
c) Laba ditahan. (Bab V pasal 9)
Organisasi
Organisasi LPD terdiri dari pengurus dan
pengawas. Pengurus teridiri dari Kepala, Tata Usaha
dan Kasir.
a) Pengurus dipilih oleh krama desa.
b) Pengurus bertugas untuk jangka waktu 4 tahun
dan dapat dipilih kembali.
c) Pengurus
dapat
mengangkat
dan
memberhentikan karyawan untuk melaksanakan
kegiatan dan pengelolaan LPD atas persetujuan
Prajuru Desa berdasarkan hasil Paruman Desa.
Pengawas terdiri dari Ketua dan sekurangkurangnya dua orang anggota. Ketua dijabat oleh
Bendesa karena jabatannya. Anggota pengawas
dipilih oleh krama desa. Ketua dan anggota
dan
Belanja
Rencana
(RAPB)
Anggaran
untuk
tahun
Pendapatan
berikutnya,
dan
yang
mendapatkan
menyampaikan
laporan
tentang
Pembagian Keuntungan
Pembagian keuntungan bersih LPD pada akhir tahun
pembukuan ditetapkan sebgai berikut:
a) Cadangan modal 60 %;
b) Dana pembangunan desa 20%;
c) Jasa produksi 10%
d) Dana pemberdayaan 5%
e) Dana sosial 5%
Ganti rugi
Pengurus atau karyawan LPD yang bertindak menyimpang
dari ketentuan yang berlaku atau lalai dalam melaksanakan tugastugas kewajibannya, baik secara langsung mauun tidak langsung
menimbukan kerugian bagi LPD wajib mengganti kerugian
tersebut menurut ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku: Diancam dengan pidana kurungan paling lama 3 bulan
dan denda paling banyak Rp 50.000.000,00
MODAL
INTI
PELENGKAP
a. Modal
disetor;
b. Modal
donasi;
c. Modal
cadangan;
d. Laba tahun
lalu; dan
e. Laba tahun
berjalan,
diperhitungkan
50% (lima
puluh persen).
a. Akumulasi
penyusutan
aktiva tetap
dan inventaris;
dan
b.
CPRR(Cadanga
n pinjaman
ragu-ragu
Restrukturisasi
LPD dapat melakukan restrukturisasi pinjaman dalam hal:
a. debitur mengalami kesulitan pembayaran pokok dan/atau
bunga; dan
b. debitur memiliki prospek usaha dan potensi membayar
kewajibannya setelah pinjaman direstrukturisasi.
diberikan
setelah
CPRR
LPD harus membentuk CPRR; CPRR digunakan untuk
menanggulangi pinjaman yang diberikan bermasalah.
Pembentukan CPRR sebagaimana didasarkan kepada
kualitas pinjaman yang diberikan yang besarnya
ditetapkan sebagai berikut:
0,5% (setengah persen) dari pinjaman yang diberikan yang
memiliki kualitas lancar;
10% (sepuluh persen) dari pinjaman yang diberikan
dengan kualitas kurang lancar;
50% (lima puluh persen) dari pinjaman yang diberikan
dengan kualitas diragukan; dan
100% (seratus persen) dari pinjaman yang diberikan
dengan kualitas macet.
Sekian
TERIMA KASIH