luLU
Definisi
Suspensi yang siap digunakan atau
lanjutan
Bahan yang tidak stabil dalam bentuk
lanjutan
Jika bahan padat kering mengandung satu
Metode pembuatan
Suspensi kering dibuat dengan granulasi
Persyaratan suspensi
rekonstitusi
Campuran serbuk/granul haruslah merupakan
Keuntungan
Untuk zat aktif yang tidak stabil dalam
pembawa air
Kestabilan zat aktif dapat dipertahankan
karena kontak zat padat dengan medium
pendispersi dapat dipersingkat dengan
mendispersikan zat padat dalam medium
pendispersi pada saat akan digunakan
campuran serbuk
Suspensi rekonstitusi yang digranulasi
Suspensi rekonstitusi yang merupakan
campuran antara granul dan serbuk
Komponen formula
a. Zat aktif
b. Bahan pensuspensi
c. Dapar
d. Pengawet
e. Pengisotonis
f.
Evaluasi
Evaluasi Fisik
organoleptik,volume sedimentasi,waktu
rekonstitusi,viskositas dan sifat
aliran,homogenitas,pH,kadar air,ukuran
partikel dan distribusi ukuran partikel. BJ.
Penentuan volume terpindahkan
Evaluasi kimia
Penetapan kadar
identifikasi
Evaluasi biologi
Penetapan potensi antibiotik
Pengujian efektivitas pengawet antimikroba
INJEKSI SUSPENSI
HIDRALAZIN HCl 120mg/5mL
Serbuk hablur putih hingga hampir putih, tidak berbau. (FI IV, p. 432)
Kelarutan
Larut dalam air (1 gram dalam 10-30 mL air) (FI IV, p.432)
Larut 1 gram dalam 25,5 mL air (TPC, p. 898)
Kurang larut dalam etanol 1:500, praktis tidak larut dalam kloroform dan eter
Stabilita
Panas
pH
Hidrolisis
Cahaya
Melebur pada suhu lebih kurang 275oC disertai peruraian. (FI IV, p. 432)
3,4- 4,4 dalam 2% w/v larutan (TPC,p.898)
Dapat terhidrolisis, menghasilkan ftalazin dan produk tidak teridentifikasi lainnya.
Hidrolisis meningkat seiring dengan peningkatan pH. (TPC, p.898)
Dekomposisi meningkat pada pemaparan terhadap cahaya, oksigen, dan
peningkatan pH. (TPC, p. 898)
Kesimpulan :
Bentuk zat aktif yang digunakan (basa/asam/garam/ester) : garam
Bentuk sediaan: Serbuk rekonstitusi (TPC, p. 897)
Rute permberian : Intravena atau intramuscular. Jika intravena dapat sebagai sediaan single dose
atau multiple dose tetapi dimasukkan secepat-cepatnya (TPC, p.898)
Cara sterilisasi sediaan : Sterilisasi akhir dengan oven 170 oC, 1 jam. Sterilisasi pelarut (pembawa)
autoklaf 1210 C, 15 menit.
Kemasan : Vial (untuk serbuk), vial besar (untuk pelarut)
Serbuk Kristal putih atau Kristal tidak berwarna, mempunyai rasa basa
Kelarutan
Dalam air 1:28, dalam etanol sangat larut, dalam gliserin 1:10
Stabilita:
Panas
Hidrolisis
Cahaya
pH
Kesimpulan :
Stabil
Disimpan ditempat kering
atau
Permasalahan Farmaseutika
Penyelesaian
a. Tonisitas
Perhitungan
Tonisitas dan
Metode
: Tf
Perhitungan :
- Ekivalensi Hydralazin HCl
Liso Hydralazin HCl = 3,4 (univalenunivalen)
Tf = Liso x (w x 1000 / M x v) =
3,4 x ( 1 x 1000 / 196.64 x 100) =
0,1729 o
1% / 0.4% = 0.1729 / x ; x = 0,06916
o
- Benzyl alkohol
Tf = 0,09 o
1% / 0.08% = 0.09 / x ; x = 0.0072 o
Jadi Tf benzyl
alkohol 0,08%PENURUNA
=
ZAT
KONSENTRASI YANG
DIGUNAKAN (%)
N TITIK
0,0072 o
(TERLARUT DALAM AIR)
Hydralazin HCl 0,4
Benzyl alkohol 0,08
Jumlah penurunan titik beku
BEKU
0,06916
0,0072
0,07636
Dapar
Penurunan titik beku NaCl 0.9%
adalah 0.52. Maka penambahan NaCl
untuk mencapai keadaan isotonis
adalah sebagai berikut.
y = 0.052 0.07636
y = 0.44364
x/ 0.9 = 0.44364 / 0.052
x = 0.768%
Maka jumlah penambahan NaCl pada
larutan adalah 0.768% dalam tiap vial
(5 mL larutan) untuk mencapai
keadaan isotonis.
b. Dapar
Dalam sediaan ini tidak ditambahkan
pendapar karena waktu
penggunaannya sangat cepat
walaupun pH sediaan antara 3,4-4
merupakan rentang pH yang cukup
sempit. Selain itu, pada sediaan
injeksi tidak diwajibkan ditambahkan
pendapar. (TPC,p.898)
Pendekatan Formula
No Bahan
.
1. Hidralazin HCl
2.
3.
4.
NaCl
Benzil Alkohol
Aqua Pro
Injection
Jumlah
Fungsi
aktif,vasolidator
Zat Pengisotonis
Zat Pengawet
Pelarut
No
Bahan
.
1. Hidralazin
HCl
2. NaCl
3. Benzil
Alkohol
4. Aqua Pro
Injection
Jumlah dalam
formula
0.4%
Jumlah yang
ditimbang
0.2 g
0.768%
0.08%
0.384 g
0.04 g
Ad s.d 100%
Ad s.d 5.3 mL /
vial
[Ruang LAF]
Serbuk ditimbang
masing-masing
20,0384 mg. Jumlah
tersebut setara
dengan volume
sediaan 5,3 mL
[Ruang LAF]
Serbuk yang telah
ditimbang
dimasukkan ke dalam
vial, ditutup dengan
karet dan aluminium
cap
[Ruang Sterilisasi]
Alat dan wadah yang
diperlukan untuk
praktikum disterilisasi
menggunakan oven 170
o
C, 1 jam atau autoklaf
121oC,15 menit
[Ruang LAF]
200 mg Hydralazin HCl
dan 384 mg NaCl
digerus sampai
homogen menggunakan
mortar yang telah
disterilkan terlebih
dahulu.
[Ruang Pengemasan]
Vial-vial berisi serbuk
ditransfer ke ruang
oengemasan untuk
dikemas (ditutup
menggunakan
alumunium cap)
[Ruang Pencampuran]
Larutan difiltrasi
dengan menggunakan
membran filter
0,45m. Kemudian
dimasukkan dalam
vial 100mL.
[Ruang Evaluasi]
Dilakukan uji
evaluasi
[Ruang penimbangan
nonsteril, grey area]
Semua bahan yang
dibutuhkan ditimbang
[Ruang Pencampuran]
0,04 g Benzil alkohol
dilarutkan dalam 5 mL
Aqua pro injectio.
Volume di ad s.d 50
mL. pH dicek
Jenis evaluasi
Prinsip evaluasi
Uji Kejernihan
Uji
kebocoran Wadah sediaan
wadah
diletakkan terbalik, di
bawahnya diletakkan
kertas saring, jika
kertas saring
menyerap air berarti
wadah bocor.
Penentuan
Sediaan dikeluarkan
volume
dari wadah yang
terpindahkan
digunakan, dan diukur
apakah volume yang
tertera pada etiket
sama dengan volume
yang terukur.
Menggunakan
background hitam
untuk melihat
kontaminan putih dan
background putih
untuk melihat
kontaminan hitam.
Jumlah
sampel
1
Hasil pengamatan
Syarat
ada partikulat
Tidak boleh
ada sama
sekali
kontaminan
dalam
sediaan yang
telah
terwadahi.
Tidak terjadi
kebocoran
pada wadah
5 mL
Rata-rata
volume tidak
kurang dari
100% dan
tidak
satupun
wadah yang
bervolume
terimakasih