Anda di halaman 1dari 40

Presentasi Kasus

Program Internship Dokter Kementrian Kesehatan Republik Indonesia

Paraparese et causa Guillain Barre


Syndrome
Oleh :
dr. Isti Iryan Prianti
Dokter Internship RS Islam Cempaka Putih
Periode Juni Oktober 2016

Pendahuluan
Kasus ini merupakan kasus asli yang ditangani di RSIJ Cempaka Putih
Alasan Pemelihan Kasus
Guillain barre Syndrome merupakan kasus penyakit yang jarang
ditemukan
Merupakan kasus autoimun
Dari tahun ke tahun kasusnya mengalami peningkatan
Data RSCM Jakarta menunjukkan pada akhir tahun 2010-2011 tercatat
48 kasus GBS dengan berbagai varian jumlahnya per bulan
Temuan menarik dalam kasus
Guillain barre Syndrom merupakan penyakit langka dimana sistem
kekebalan seseorang menyerang sistem saraf tepi dan menyebabkan
kelemahan otot bahkan apabila parah bisa terjadi kelumpuhan

Ilustrasi Kasus
Identitas Pasien

Nama

: Ny. KS

Jenis Kelamin

: Perempuan

Umur

: 25 Tahun

Status Perkawinan : Menikah


Alamat

: Sumur batu, Jakarta Pusat

Suku bangsa
Agama

: Melayu

: Islam

Pendidikan

: SMA

Masuk RS

: 18 Juli 2016

Ruang

: IGD-Observasi

Ilustrasi Kasus

Autoanamnesis (18 Juli 2016, 07:05 WIB)

Keluhan Utama :
Lemah pada kedua kaki
sejak 12 jam sebelum
masuk rumah sakit

Keluhan Tambahan :
Nyeri
Terasa berat
Sulit berjalan
Baal

Ilustrasi Kasus

Riwayat Penyakit Sekarang

Lemah kedua kaki

Mendadak
Ketika
menyapu
rumah

Menjalar

Terus menerus
Tidak berkurang
dengan istirahat
Diawali dari
pangkal paha
kedua kaki
Menjalar sampai
ke-ujung-ujung
jari

Ilustrasi Kasus

Riwayat Perjalanan Penyakit

7/7/2016 :
- Pasien
melahirkan anak
pertama secara
normal di bidan
- Berat lahir 2,8
kg, panjang 48
cm
- ASI (+)
Sesak napas, tersedak saat makan atau
minum, lemahdan kesemutan pada kedua mata
dan tangan, nyeri kepala dan demam disangkal
oleh pasien. Buang air kecil dan buang air
besar normal lancar. Nafsu makan normal.

07:05

IGD RSIJ CEMPAKA


PUTIH

Ilustrasi Kasus
autoanamnesis

Riwayat penyakit dahulu


Pasien pernah mengalami keluhan serupa sebelumnya 11
tahun yang lalu pasien didiagnosa penyakit GBS
Riwayat Hipertensi (-)
Riwayat Maag (+)
Riwayat Diabetes Melitus disangkal
Riwayat Alergi obat disangkal
Riwayat pembedahan atau operasi sebelumnya disangkal
Riwayat penyakit keluarga
Riwayat keluhan yang serupa pada keluarga (-)
Riwayat Maag pada keluarga (-)
Riwayat Diabetes Melitus pada Keluarga (-)

Ilustrasi Kasus
autoanamnesis

Riwayat Sosioekonomi

Kondisi Keluarga

: Pasien ibu dari 1 anak (baru melahirkan 10

hari yang lalu), tinggal bersama kedua orang tua dan suami.
Riwayat Pekerjaan

: Pasien sehari hari sebagai ibu rumah

tangga
Lingkungan Sosial
daerah sumur batu.

: Pasien tinggal di area pemukiman padat di

Ilustrasi Kasus

Pemeriksaan (17 Juli 2016, 07:05 WIB)

PEMERIKSAAN UMUM
Keadaan umum : Tampak Sakit Sedang
Terlihat wajah penderita pucat dan tampak kesakitan
Kesadaran : Compos mentis
Tekanan darah : 130/80 mmHg
Nadi
: 84 x/menit
Respirasi
: 18 x/menit
Suhu
: 37,1 C
BB
: 70 Kg
TB
: 156 cm
GCS
: 15
VAS
:6

Ilustrasi Kasus

Pemeriksaan Fisik (17 Juli 2016, 07:05 WIB)


Kepala : Normocephal, tidak tampak deformitas
Rambut

: Hitam, tidak mudah dicabut, penyebaran merata

Mata

: Conjunctiva anemis -/-, Sklera ikterik -/-

Pupil isokor, rangsang cahaya langsung +/+, rangsang


cahaya tidak langsung +/+
Hidung

: Tidak tampak deviasi, sekret, maupun area hiperemis

Telinga

: Tidak tampak deformitas, serumen minimal (+/+)

Gigi dan mulut : Mukosa bibir tampak sedikit kering, tidak tampak
ulserasi,karang gigi minimal
Leher : Kelenjar getah bening leher tidak teraba membesar
Kulit

: Tidak ikterik, tidak sianosis, tidak terdapat kelainan kulit

Kesan :
Pemeriksaan
kepala, rambut,
mata, hidung,
telinga, gigi,
mulut, leher
serta kulit
dalam batas
normal

Ilustrasi Kasus

Pemeriksaan Fisik (17 Juli 2016, 07:05 WIB)


Thoraks :
Paru
Inspeksi : bentuk dada simetris kanan maupun kiri, tidak
terdapat
sikatriks maupun massa, simetris pada
keadaan statis
maupun dinamis
Palpasi : tidak teraba massa, fremiktus taktil maupun vokal
simetris
kanan dan kiri
Perkusi : terdengar sonor pada seluruh lapang paru
Auskultasi : Vesikuler (+/+) , Rhonki (-/-), Wheezing (-/-)
Jantung
Inspeksi : Iktus kordis tidak terlihat
Palpasi
: Iktus kordis teraba pada sela iga 5 garis
midclavicula sinistra
Auskultasi : Bunyi jantung 1 dan 2 normal, tidak terdengar
murmur
maupun gallop
Ekstrimitas

: Akral hangat, Edema (-) di keempat ekstrimitas

Kekuatan otot ekstremitas atas 5555

5555

Kesan :
Pemeriksaan
paru, jantung
dalam batas
normal,
ekstremitas
bawah kesan
lemah

Ilustrasi Kasus

Pemeriksaan Fisik (17 Juli 2016, 07:05 WIB)

Kesan :
abdomen dalam
batas normal

Abdomen
Inspeksi :

Abdomen tampak datar simetris

Tidak tampak gerakan peristaltik usus

Tidak tampak massa atau benjolan ,


tidak tampak sikatrik

Perkusi : Nyeri ketok (-), timpani di


seluruh lapang abdomen
Auskultasi : Bising Usus (+) normal

Palpasi :
Teraba supel, tidak teraba tahanan otot
abdomen
Nyeri tekan dan nyeri lepas (-)
Tidak teraba pembesaran organ (Hepar,
Lien, Ginjal)
Tidak teraba massa

Ilustrasi Kasus

Status Neurologis (17 Juli 2016, 07:05 WIB)

a. Meningeal sign
. Kaku kuduk (-)
. Lasegue sign (-)
. Brudzinski 1 (-)
. Brudzinski 2 (-)

b. Refleks Fisiologis
Bisep normal
Trisep normal
Patella normal
Achilles normal
Brachioradialis normal

c. Refleks Patologis
Babinski -/ Chaddock -/ Oppenheim -/ Trommer -/-

d. Pemeriksaan Motorik
Ekstremitas atas 5
Ekstremitas bawah 3
Atrofi otot -/ Tonus otot +/+
e. Pemeriksaan Sensorik
Sensasi nyeri
Ekstremitas atas : +/+
Ekstremitas bawah :
berkurang kanan dan kiri

Ilustrasi Kasus

Status Neurologis (17 Juli 2016, 07:05 WIB)


Nervi Cranialis

Kanan

Kiri

NI

Daya Penghidu

N II

Daya Penglihatan

Lapang Pandang

Warna

Ptosis

Gerakan bola mata

Ukuran Pupil

3 mm

3 mm

Bentuk Pupil

Bulat

Bulat

Refleks cahaya L/TL

N IV

Gerakan mata ke
lateral bawah

NV

Membuka mulut

N simetris

N simetris

Sensibilitas wajah

N simetris

N simetris

N III

Ilustrasi Kasus

Status Neurologis (17 Juli 2016, 07:05 WIB)

N VI

N VII

Gerakan mata ke
lateral

diplopia

Lipatan nasolabial

Simetris
Simetris
Simetris

Mengerutkan dahi
Menutup mata
N VIII

Pendengaran

Baik N

Baik N

N IX

Arkus Faring

NX

Menelan

N XI

Mengankat bahu

N XII

Tremor lidah

Menjulurkan lidah

simetris

Ilustrasi Kasus
RENCANA PEMERIKSAAN
Laboratorium darah rutin (Hemoglobin, Hematokrit, Trombosit,
Leukosit, Eritrosit)
Pemeriksaan Elektrolit
Gula darah sewaktu

Ilustrasi Kasus
Laboratorium darah

Lab tanggal 17 Juli 2016 / Pukul 09:15

Hasil
Satuan
Nilai
normal
Hemoglo
12.3
g/dL
11.7
bin
15.5
Leukosit
9.45
103 /L
3.60
11.00
Hematok
40
%
35 47
rit
Trombosi
312
103 /L
150

t
440
Eritrosit
4.22
103 /L
3.80
5.20
MCV/VER
86
fL
80

100
MCH/VER
29
Pg
26 34
MCHC/KH
34
g/dL
32 36
ER

Kimia Klinik (11 Juli 2016


Pk. 09:08)
Elektro

lit
Na
140
mEq/L
135
darah
147
K
3.5
mEq/L
3.5

darah
5.0
Cl
100
mEq/L
94

darah
111
Gula
118
Mg/dL
70

darah
200
sewakt
u
Pemeriksaan elektrolit diperlukan untuk mencari
ada atau tidaknya gangguan elektrolit
Pemeriksaan gula darah sewaktu diperlukan untuk
ada atau tidaknya resiko hiperglikemi

DIAGNOSIS BANDING
Polineuropati et causa defesiensi metabolik
Hipokalemia
Myastenia Gravis

Ilustrasi Kasus
Diagnosis

DIAGNOSA KERJA
Paraparese et causa Guillain Barre Syndrome
Anamnesis

Pemeriksaan fisik

Lemah kedua kakisejak 12


Tampak sakit sedang
VAS 6
jam SMRS
Nyeri mendadak, menjalar
Kekuatan otot ekstremitas
disertai kesemutan dan nyeri
bawah kanan dan kiri 3
Sulit berjalan
Riwayat dengan keluhan
yang sama
Riwayat GBS 11 tahun yang
lalu

Pemeriksaan Penunjang
Lab darah normal

Diagnosis Kerja
Obesitas
BMI ( body mass index )
BB / TBxTB
Wanita :
< 18
: underweight
18-25 : normal
25-27 : overweight
> 27
: obesitas
BB dalam Kg
TB dalam m
BB = 70 kg
TB = 156 m
70 / (1,56x1,56) = 29,1 (obesitas)

Diagnosis Topis
Radiks sentralis atau dorsalis

Ilustrasi Kasus

Rencana Terapi di IGD RSIJ Cempaka Putih (11 Juli 2016)

Farmakologi :
Infus Ringer Laktat 500 cc/6 jam
Citicolin inj 250 mg
Farbion inj 1 ampul
Konsul Dokter Spesialis saraf
Dokter saraf menyarankan pasien
untuk diobservasi dan dibawa ke
poli saraf

Non-Farmakologi :
Tirah baring
Observasi tanda-tanda vital
Mengurangi keluhan
Edukasi
pasien
tentang
penyakit, penyebab penyakit
dan pengobatan penyakit

Ilustrasi Kasus
Prognosis

Quo ad vitam

: ad bonam

Quo ad fungsionam : dubia ad bonam


Quo ad Sanactionam

: ad bonam

Tinjauan Pustaka
Guillain Barre Syndrome

Definisi
Etiologi
Patogenesis
Diagnosis
Dignosis Banding
Penatalaksanaan
Komplikasi
Prognosis

Tinjauan Pustaka
Definisi

Sindroma Guillain-Barre (SGB) adalah suatu penyakit pada susunan


saraf yang terjadi secara akut dan menyeluruh, terutama
mengenai radiks dan saraf tepi, kadang-kadang mengenai saraf otak
yang didahului oleh infeksi.
Manifestasi klinis utama adalah kelumpuhan yang simetris tipe
lower motor neuron dari otot-otot ekstremitas, badan dan kadangkadang juga muka.
Sign ini merupakan Upper
Motor
Lowerimunitas
Motor
Penyakit
penyakit
dimana sistem
tubuh
Neuron
menyerang sel saraf. Neuron
Weakness
Atrophy
Fasciculations
Reflexes
Tone

Yes
No
No
Increased
Increased

Yes
Yes
Yes
Decreased
Decreased

Tinjauan Pustaka
Etiologi

Tinjauan Pustaka
Klasifikasi

Tinjauan Pustaka
Patofisiologi

Respon imun yang menyerang myelin disebabkan


oleh karena antigen yang ada memiliki sifat yang
sama dengan myelin. Hal ini menyebabkan
terjadinya respon imun terhadap myelin yang di
invasi oleh antigen tersebut.
Destruksi pada myelin tersebut menyebabkan sel
sel saraf tidak dapat mengirimkan signal secara
efisien, sehingga otot kehilangan kemampuannya
untuk merespon perintah dari otak dan otak
menerima lebih sedikit impuls sensoris dari
seluruh bagian tubuh.

Tinjauan Pustaka
Patofisiologi

Tinjauan Pustaka
Patofisiologi

Tinjauan Pustaka
Patogenesis

Dengan mikroskop sinar tampak perubahan pada


saraf tepi
Hari ke 3 ke 4 edema
Hari ke 5 pembengkakan dan iregularitas selubung
mielin
Hari ke 9 ke 11 terlihat beberapa limfosit dan
makrofag
Hari ke 13 poliferasi sel schwan
Perubahan pada mielin, akson, dan selubung schwan
berjalan secara progresif, sehingga pada hari keenampuluh enam, sebagian radiks dan saraf tepi telah
hancur.

Tinjauan Pustaka
Gejala Klinis

Tinjauan Pustaka
Gejala Klinis

Tinjauan Pustaka
Diagnosis

Diagnosa SGB terutama ditegakkan secara klinis. SBG

ditandai dengan timbulnya suatu kelumpuhan akut yang


disertai hilangnya refleks-refleks tendon dan didahului
parestesi dua atau tiga minggu setelah mengalami
demam disertai disosiasi sitoalbumin pada likuor dan
gangguan sensorik dan motorik perifer.
Pemulihan: dimulai 2-4 minggu setelah progresifitas
berhenti, dapat memanjang sampai beberapa bulan.
Disfungsi otonom. Takikardi dan aritmia, hipotensi
postural, hipertensi dangejala vasomotor.
Tidak ada demam saat onset gejala neurologis
Pemeriksaan Cairan serebrospinal
Pemeriksaan EMG

Tinjauan Pustaka
Diagnosis Banding

Miastenia gravis akut


Thrombosis arteri basilaris
Paralisis periodik
Botulisme
Tick paralysis
Porfiria intermiten akut
Neuropati akibat logam berat
Cedera medulla spinalis
Poliomyelitis
Mielopati servikalis

Tinjauan Pustaka
Penatalaksanaan

Tinjauan Pustaka
Penatalaksanaan

Tinjauan Pustaka
Komplikasi

gagal napas
aspirasi makanan atau cairan ke dalam

paru
Pneumonia
meningkatkan resiko terjadinya infeksi
trombosis vena dalam
paralisis permanen pada bagian tubuh
tertentu
kontraktur pada sendi

Tinjauan Pustaka
Prognosis

Penderita SGB dapat sembuh sempurna (75-

90%) atau sembuh dengan gejala sisa berupa


dropfoot atau tremor postural (25-36%).
sekitar 30% penderita masih mengalami gejala
sisa setelah 3 tahun.

Daftar Pustaka
Standar Pelayanan Medik Perdossi
Guillain Barre Syndrome. www.depkes.go.id. 2016
National Institute of healt. Guillain Barre Syndrome. America : July 2011
Muid, Masdar. Manifestasi Klinis dan Laboratorium Pasien Guillain Barre
Syndrome. Malang : 2005

Anda mungkin juga menyukai