Anda di halaman 1dari 20

Kasus Mati

TUTORIAL KASUS MATI

Bagaimana prosedur pencatatan


kematian korban yang tidak jelas
identitasnya menurut UU?

UU no 23/ 2006
Bagian Ketujuh
Pencatatan
Kematian

Paragraf 1 Pencatatan
Kematian di Wilayah
Negara Kesatuan
Republik Indonesia

Pasal 44

Pada kasus ini, mayat yang diotopsi


tidak memiliki identitas yang jelas.
akta kematian mayat ini dicatat oleh
Instansi Pelaksana berdasarkan keterangan
dari kepolisian sesuai dengan UU no 23 /
2006 pasal 44 ayat 5 yang berbunyi:
Dalam hal terjadi kematian seseorang
yang tidak jelas identitasnya, Instansi
Pelaksana
melakukan
pencatatan
kematian berdasarkan keterangan dari
kepolisian

Kenapa pada kasus kematian ini hanya


dilakukan pemeriksaan luar dan tidak dilakukan
pemeriksaan dalam sehingga membuat sulit
untuk menentukan sebab kematian?

Permintaan keterangan ahli sebagaimana dimaksud dalam


ayat (1) dilakukan secara tertulis, yang dalam surat itu
disebutkan dengan tegas untuk pemeriksaan luka atau
pemeriksaan mayat dan atau pemeriksaan bedah mayat

Dan jika dokter ahli atau dokter melakukan pemeriksaan


bedah mayat/pemeriksaan dalam surat pemintaan
penyidikan pemeriksaan bedah mayat maka ia sama saja
dikatakan merusak mayat dapat melanggar KUHP pasal 406b
ayat 1
Barang siapa dengan sengaja dan melawan hukum
menghancurkan, merusakkan, membikin tak dapat dipakai
atau menghilangkan barang sesuatu yang seluruhnya atau
sebagian milik orang lain, diancam dengan pidana penjara
paling lama dua tahun delapan bulan atau pidana denda
paling banyak empat ribu lima ratus rupiah.

Pada kasus ini surat permintaan


penyidik dengan jelas permintaan
penyidik hanya meminta
pemeriksaan mayat/pemeriksaan
luar dan surat perrmintaan
penyidikan ini sesuai dengan KUHAP
pasal 133 ayat 2

Kenapa pada jenazah tidak


terdapat label? Apakah tetap
dapat dilakukan otopsi?

Mayat yang dikirim kepada Ahli


Kedokteran Kehakiman atau
dokter pada rumah sakit harus
diperlakukan secara baik dengan
penuh penghormatan terhadap
mayat tersebut dan diberi label
yang memuat identitas mayat,
dilak dengan diberi cap jabatan
yang dilekatkan pada ibu jari kaki
atau bagian lain badan mayat

KUHA
P
Pasal
133
ayat
3

Prosedur sebelum
melakukan otopsi
Surat permintaan visum
Berita acara pengiriman
jenazah
Berita acara pengiriman
barang bukti
Surat keterangan kematian
Inform Consent

Pada Kasus Ini


KUHAP pasal 133 ayat 3 tidak terpenuhi, karena
jenazah tidak berlabel. Dalam kasus ini sebelum
melakukan visum sebaiknya terdapat beberapa
prosedur yang harus dipenuhi untuk memastikan
identitas korban harus sesuai dengan surat
permintaan visum yang berlabel kepolisian
Apabila terdapat korban yang diduga akibat tindak
pidana tetapi belum ada surat permintaan
visumnya, maka hal yang dilakukan adalah
menghubungi polisi pengirim

Jenazah

tidak berlabel kemungkinan karena kurangnya

koordinasi antara pihak kepolisian dengan pihak keluarga,


atau bisa juga kemungkinan kelalaian dari pihak
kepolisian. Namun sebaiknya pihak kepolisian tetap harus
memberikan label pada setiap pengiriman jenazah ke
instalasi kedokteran forensik/kamar jenazah sesuai dengan
peraturan yang ada dan untuk mencegah terjadinya
tertukarnya jenazah atau timbulnya masalah lain yang
mungkin akan terjadi

Bagaimana cara membedakan


luka memar dengan lebam
mayat?

LEBAM MAYAT
Bercak warna merah ungu (livide) yang
terbentuk pada bagian terbawah tubuh,
kecuali pada bagian tubuh yang tertekan
setelah kematian klinis

Mulai tampak: 20-30 menit pasca mati

Tidak hilang dengan penekanan > 6-8


jam pasca mati

suatu perdarahan dalam


jaringan bawah kulit/kutis
akibat pecahnya kapiler dan
vena, yang disebabkan oleh
kekerasan benda tumpul

MEMAR

- Saat timbul : berwarna merah menjadi


ungu atau hitam
- 4 -5 hari : berwarna hijau
- 7-10 hari : berwarna kuning
- 14 15 hari : menghilang

UMUR
LUKA

Luka Memar

Lebam mayat

Di sembarang tempat

Bagian tubuh yang terendah

Pembengkakan (+)

Pembengkakan (-)

Tanda Intravital (+)

Tanda intravital (-)

Ditekan tidak menghilang

Ditekan menghilang ( < 6 jam


pasca mati)

Diiris tidak menghilang

Diiris : dibersihkan dengan kapas


bersih

Pada kasus ini terdapat lebam mayat pada


lengan atas dalam kanan dan kiri, dada atas
depan, dada samping kanan dan kiri, lipatan
paha kanan dan kiri, punggung tengah dan
pantat

Pada kasus ini terdapat tanda-tanda mati tenggelam pada


pemeriksaan luar seperti keluar cairan berbuih dari mulut dan
hidung, cutis anserina, jaringan bawah kuku jari tangan dan
kaki berwarna kebiruan, dari tanda-tanda berikut apakah
dapat ditentukan sebab kematiannya akibat tenggelam?

Pemeriksaan luar jenazah


Mayat dalam keadaan basah, mungkin berlumuran pasir,
lumpur dan benda-benda asing lain yang terdapat dalam
air, kalau seluruh tubuh terbenam dalam air
Busa halus pada hidung dan mulut, kadang-kadang
berdarah

Mata setengah terbuka atau tertutup, jarang terdapat


perdarahan
Kutis anserina pada kulit permukaan anterior tubuh
terutama ekstremitas akibat kontraksi otot erektor pili
yang dapat terjadi karena rangsangan dinginnya air

Washer womans hand, telapak tangan dan kaki


berwarna keputihan dan keriput karena imbibisi
cairan ke dalam kutis dan biasanya
membutuhkan waktu lama
Cadaveric spasme, merupakan tanda intravital
yang terjadi pada waktu korban berusaha
menyelamatkan diri dengan memegang apa saja
seperti rumpu atau benda-benda lain dalam air
Luka-luka lecet pada siku, jari tangan dan lutut,
dan kaki akibat gesekan pada benda-benda
dalam air. Puncak kepala mungkin terbentur pada
dasar waktu terbenam, tetapi dapat pula terjadi
luka post-mortal akibat benda-benda atau
binatang dalam air.

Korban
Korban mati tenggelam

Korban mati
ditenggelamkan

cadaveric spasme (+)

cadaveric spasme (-)

Pada kasus ini


Tidak dapat ditentukan apakah
korban meninggal akibat suatu
penyakit atau racun yang dapat
menyebabkan tenggelam karena
tidak dilakukan pemeriksaan dalam

Anda mungkin juga menyukai