Anda di halaman 1dari 17

PENGARUH LUAS AREAL PANEN DAN CURAH HUJAN

TERHADAP PRODUKSI TANAMAN PADI


DI KABUPATEN BANYUMAS

Disusun Oleh:
FIRMAN SATYA SANYOTO

BAB I
PENDAHULUAN

Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber


hayati produkpertanian, perkebunan, kehutanan, perikanan,
peternakan,
perairan, dan air, baik yang diolah maupun tidak diolah
yang diperuntukkan sebagai makanan atau minuman bagi
konsumsi manusia, termasuk bahan tambahan pangan,
bahan baku Pangan, dan bahan lainnya yang digunakan
dalam proses penyiapan, pengolahan, dan/atau pembuatan
makanan atau minuman. (UU No. 18 Tahun 2012)

Hasil suatu jenis tanaman, dalam hal ini tanaman padi,


bergantung pada interaksi antara faktor genetis dan faktor
lingkungan seperti jenis tanah, topografi, pengelolaan, pola
iklim dan teknologi.

Tujuan makalah adalah untuk menganalisis pengaruh


luas areal panen dan curah hujan kepada produksi
padi di Kabupaten Banyumas
Ruang lingkup permasalahan yang akan dibahas
dalam penulisan makalah ini adalah analisa hanya
dilakukan dengan menggunakan data curah hujan,
luas lahan, dan hasil produksi tanaman padi yang ada
di Kabupaten Banyumas pada tahun 2004 2013.
Makalah ini dapat menambah pengetahuan tentang
hubungan curah hujan dan luas lahan dengan hasil
produksi tanaman padi ditinjau dari statistik di
Kabupaten Banyumas.

BAB II
PEMBAHASAN
Profil Kabupaten
Banyumas

Luas wilayah 1.335,30 km,


terletak diantara 1080 39' 17"
1090 27' 15" Bujur Timur dan 70
15' 05" 70 37' 10" Lintang
Selatan.
Batas Wilayah :
Sebelah Utara dengan
Kabupaten Tegal dan
Kabupaten Pemalang.
Sebelah Timur dengan
Kabupaten Purbalingga,
Kabupaten Banjarnegara dan
Kabupaten Kebumen.
Sebelah Selatan dengan
Kabupaten Cilacap.
Sebelah Barat dengan
Kabupaten Cilacap dan
Kabupaten Brebes.

Perkembangan Luas Areal Panen Padi dan Produksi Padi di


Banyumas
Curah Hujan
Rata-rata

Luas Areal
Tanam

Produksi
Tanaman
Padi

(mm)

(ha)

(ton)

2004

3058

63348

343035

2005

3471

63572

355121

2006

3707

63441

298789

2007

2743

61762

314613

2008

3219

62329

337366

2009

2580

62899

335048

2010

4738

68868

389044

2011

2753

61318

366197

2012

4972

61677

366499

2013

3420

64812

353350

Tahun

Grafik Curah Hujan Rata-rata Periode Tahun 2004 2013 di


Kabupaten Banyumas

6000
5000
4000
3000
2000
1000
0

Pengujian Asumsi Klasik


1. Uji Normalitas

Uji
normalitas
adalah
pengujian
tentang
kenormalan distribusi data. Penggunaan uji
normalitas
karena
pada
analisis
statistik
parametik, asumsi yang harus dimiliki oleh data
adalah bahwa data tersebut harus terdistribusi
secara normal.

Dasar pengambilan keputusan:

Jika data menyebar di sekitar garis diagonal


dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik
histogramnya menunjukkan pola distribusi
normal, maka model regresi memenuhi
asumsi normalitas.

Jika data menyebar jauh garis diagonal


dan/atau tidak mengikuti arah garis diagonal
atau grafik histogram tidak menunjukkan pola
distribusi normal, maka model regresi tidak
memenuhi
asumsi
normalitas
(Ghozali
2007:110-112).

model regresi memenuhi asumsi normalitas.

2. Uji Multikolinieritas

Uji ini bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar
variabel bebas (independen).

Untuk mendeteksi adanya multikolinearitas, dapat dilihat dari Value Inflation Factor
(VIF). Apabila nilai VIF > 10, terjadi multikolinieritas. Sebaliknya, jika VIF < 10, tidak
terjadi multikolinearitas (Wijaya, 2009:119).

Dari hasil output data didapatkan bahwa nilai semua nilai VIF<10 ini berarti tidak
terjadi multikolinieritas

3. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi merupakan pengujian asumsi dalam regresi dimana variabel dependen
tidak berkorelasi dengan dirinya sendiri. Maksud korelasi dengan diri sendiri adalah
bahwa nilai dari variabel dependen tidak berhubungan dengan nilai variabel itu sendiri,
baik nilai variabel sebelumnya atau nilai periode sesudahnya. (Santosa&Ashari,
2005:240). Dinyatakan tidak autokorelasi apabila nilai Durbin-Watson terletak di antara
nilai dU dan 4-dU.

Dari hasil perhitungan, uji mapping Durbin Watson (DW) diperoleh angka DW sebesar
1,701 (Tabel 2.3). Dengan jumlah data (n) sama dengan 10 dan jumlah variabel (k) sama
dengan 2 serta =5% dari tabel autokorelasi diperoleh angka dL = 0,607 dan dU =
1,641.

4. Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas digunakan untuk


melihat apakah variabel pengganggu
mempunyai varian yang sama atau tidak.
Untuk mendeteksi ada atau tidaknya
heteroskedastisitas yaitu dengan melihat
grafik Plot antara nilai prediksi variabel
terikat (dependen) yaitu ZPRED dengan
residualnya SRESID.

Dasar analisisnya adalah sebagai berikut:

Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik


yang ada membentuk pola tertentu
yang teratur (bergelombang, melebar
kemudian
menyempit),
maka
mengindikasikan
telah
terjadi
heteroskedastisitas.

Jika tidak ada pola yang jelas, serta


titik-titik menyebar di atas dan di bawah
angka 0 pada sumbu Y, maka tidak
terjadi heteroskedastisitas.

Hasil dan Pembahasan Model Regresi

1. Regresi Linear

Analisis regresi linier berganda ini


digunakan untuk mengetahui ada
tidaknya pengaruh dari variabel
bebas terhadap variabel terikat. Dan
persamaan
regresinya
dapat
dirumuskan
sebagai
berikut
(Supranto, 2009:249) :
y = a + b1 X1 + b2 X2 + ... + bn Xn
Dimana :
Y = variabel terikat
a = konstanta
b1, b2, bn = koefisien determinasi
X1, X2, Xn = variabel bebas
= error

rumus rumus regresi sebagai


berikut :
y = 209098,666 + 22,335X1 +
0,998X2

2. Uji t

Uji t digunakan untuk mengetahui apakah variabel-variabel independen secara parsial berpengaruh
nyata atau tidak terhadap variabel dependen.

Curah hujan (X1) terhadap produksi tanaman padi (Y)


Hipotesis dalam uji t ini adalah :
H0 : curah hujan (X 1) tidak berpengaruh signifikan terhadap produksi tanaman padi (Y)
H1 : curah hujan (X 1) berpengaruh signifikan terhadap produksi tanaman padi (Y)
Dasar pengambilan keputusan:
H0 diterima dan H 1 ditolak jika nilai thitung < ttabel
H0 ditolak dan H1 diterima jika nilai t hitung > ttabel

Luas Areal Panen (X 2) terhadap produksi tanaman padi (Y)


Hipotesis dalam uji t ini adalah :
H0 : luas areal panen (X 2) tidak berpengaruh signifikan terhadap produksi tanaman padi (Y)
H2 : luas areal panen (X 2) berpengaruh signifikan terhadap produksi tanaman padi (Y)
Dasar pengambilan keputusan:
H0 diterima dan H 2 ditolak jika nilai thitung < ttabel
H2 diterima dan H 0 ditolak jika nilai thitung > ttabel

Dari Tabel di bawah didapat variabel X 1 mempunyai thitung = 2,465 dengan ttabel=
1,85. Jadi thitung < ttabel sehingga H0 ditolak dan H1 diterima
Dari Tabel di bawah didapat variabel X2 mempunyai thitung = 0,271 dengan
ttabel= 1,85. Jadi thitung < ttabel sehingga H 0 diterima dan H1 ditolak dengan
kata lain luas areal panen (X2) tidak berpengaruh signifikan terhadap produksi
tanaman padi (Y).

3. Uji F

U Uji F digunakan untuk mengetahui


apakah variabel-variabel independen
secara
simultan
berpengaruh
signifikan
terhadap
variabel
dependen.
Menentukan hipotesis nol (Ho) dan
hipotesis alternatif (H1)
Ho : X1 = X2 = 0
Artinya variabel X1 dan X2 secara
serentak tidak berpengaruh terhadap
variabel Y
H 1 : X1 X2 0
Artinya variabel X1 dan X2 secara
serentak berpengaruh terhadap
variabel Y

Dasar pengambilan keputusan:


H0 diterima apabila Fhitung < Ftabel
H1 diterima apabila Fhitung > Ftabel

Nilai
Fhitung
sebesar
4,447
sementara dari Ftabel adalah 4,74,
jadi Fhitung
<
Ftabel maka H0
diterima
dengan
kata
lain
variabel X1 dan X2 (curah hujan
dan luas areal panen) secara
bersama-sama
tidak
berpengaruh secara signigfikan
terhadap Y.

4. Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar hubungan dari


beberapa variabel dalam pengertian yang lebih jelas. Koefisien determinasi akan
menjelaskan seberapa besar perubahan atau variasi suatu variabel bisa dijelaskan
oleh perubahan atau variasi pada variabel yang lain (Santosa & Ashari, 2005:125).

Variabel luas areal panen dan curah hujan memberikan kontribusi sebesar 56%
(nilai R Square Change) terhadap produksi tanaman padi. Sementara terdapat 44 %
faktor-faktor lain yang berpengaruh terhadap produksi tanaman padi.

BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan
a.

Rumus analisa regresi adalah :


y = 209098,666 + 22,335X1 + 0,998X2

b.

c.

d.

Di Kabupaten Banyumas pada periode tahun 2004-2013, curah hujan


berpengaruh secara secara signifikan terhadap hasil produksi tanaman padi,
sedangkan luas areal panen tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
produksi tanaman padi.
Faktor curah hujan dan luas areal panen secara simultan tidak berpengaruh
secara signifikan terhadap hasil produksi tanaman padi.
Faktor curah hujan dan luas areal panen mampu menjelaskan varian dari hasil
produksi tanaman padi sebesar 73,2 %.

Saran
a.

b.

c.

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut agar bisa meminimalisir dampak negatif
dari tinggi rendahnya curah hujan di Kabupaten Banyumas.
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengapa luas areal panen tidak
memberikan kontribusi yang signifikan terhadap hasil produksi tanman padi.
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terhadap faktor-faktor lain yang
mempengaruhi hasil produksi tanaman padi.

Matur
Tengkyu

Anda mungkin juga menyukai