Anda di halaman 1dari 46

DELIRIUM

DEFINISI
Delirium (diketahui juga sebagai sindroma otak akut) adalah diagnosis
klinis, gangguan otak difus yang dikarasteristikkan dengan variasi kognitif
dan gangguan tingkah laku.

dr. H. Basyir Bs, Sp. Kj ( Departmen Psikiatri FK USU )

ETIOLOGI

EPIDEMIOLOGI

Manifestasi Klinis
Kesulitan dalam mempertahankan atensi terhadap rengsangan luar
Penurunan kesadaran
Gangguan persepsi (halusinasi, ilusi)
Gangguan pola tidur
Disorientasi (waktu, tempat, orang)
Gangguan memori (new learing ability)
Berfluktuasi

MMSE (Mini Mental State Examination)


Nilai MMSE:
Nilai 24-30 : Normal
Nilai 17-23
: Probable gangguan
kognitif
Nilai 0-16 : Definite gangguan
kognitif

CLOCK DRAWING TEST (CDT)


Instruksi:
1.
Letakan sehelai kertas dan sebuah pensil (tanpa
penghapus) di hadapan pasien
2.
Katakan, gambarkan sebuah jam dinding bulat
berikut angka-angkanya dalam posisi yang benar
3.
Setelah selesai digambar, katakan gambarlah jarum
jam yang menunjukan pukul sebelas lewat sepuluh
menit
Penilaian:
skor
4.
Menggambar lingkaran tertutup
1
5.
Kedua belas angka lengkap
1
6.
Meletakan angka-angka secara bertahap 1
7.
Jarum jam dalam posisi yang tepat 1
Skor rendah (<4) : indikasi perlunya evaluasi kognisi lebih
lanjut

Pemeriksaan Atensi
Forward Digit Span
Normal: 5-7 angka

Backward Digit Span


Normal: > 4 angka

Pemeriksaan Konsentrasi
Instruksi:
Bila disebutkan angka atau huruf tertentu
pasien mengetukan jari bila disebut angka 5
atau huruf F. Kemudian pemeriksa
menyebutkan dengan pelan dan jelas satu
angka stau huruf satu detik sederetan angka
atau huruf yang di dalam deretan angka atau
huruf tersebut terdapat angka 5 atau huruf F.

Penilaian:
Dikatakan normal bila pasien dapat
melakukan tanpa membuat kesalahan, bila
terjadi kesalahan mengetuk yang konstan
berarti terdapat lesi pada lobus frontalis

Treatment of agitation
Treatment of delirium depends on the correct identification of the
underlying condition. If agitation or combativeness is likely to interfere
with the investigation or if there is physical threat to the patient or to the
staff, the best medications to use are butyrophenones (e.g., haloperidol),
group 3 phenothiazines (e.g., trifluoperazine), or benzodiazepines.
Haldol 2 to 10 mg intramuscularly (IM) may be expected to reach
peak serum levels in 20 to 40 minutes. Repeat
Avoid Common Medications
Anticholinergics, Trihexyphenidyl HCI (Artane), Benztropine mesylate
(Cogentin), Anticonvulsants, Valproic acid (Depakene/Depakote),
Antihistamines, Diphenhydramine (Benadryl), Benzodiazapines,
Corticosteroids, Prednisone, Dexamethasone (Decadron), Digoxin,
Disulfiram, Indomethacin, Lithium, Opiates
The following blood tests should be ordered immediately
- Complete blood count (CBC) with differential
- Calcium, phosphate
- Electrolyte panel, including stat glucose
- Arterial blood gas
- Full chemistry panel, including liver function tests
- Urine and blood cultures (if fever is
present)
- Urine toxicology screen (if drug intoxication is suspected)

Gangguan kognitif delirium DSM-IV-TR

- Delirium akibat kondisi medis umum


- Derilium terinduksi zat
- Derilium akibat etiologi multipel
- Derilium yang tak tergolongkan

American psyciatric Association. Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder. 4th Ed.

DELIRIUM AKIBAT KONDISI


MEDIS UMUM

DELIRIUM INTOKSIKASI
ZAT

DELIRIUM AKIBAT
ETIOLOGI MULTIPEL

DELIRIUM TAK
TERGOLONGKAN

Gangguan kesadaran
(berkurangnyakejernihan
kesiagaanterhadap lingkungan)
disertai penurunan kemampuan
memfokuskan, mempertahankan,
atau mengalihkan atensi

Gangguan kesadaran
(berkurangnyakejernihan
kesiagaanterhadap lingkungan)
disertai penurunan kemampuan
memfokuskan, mempertahankan,
atau mengalihkan atensi

Gangguan kesadaran
(berkurangnyakejernihan
kesiagaanterhadap lingkungan)
disertai penurunan kemampuan
memfokuskan, mempertahankan,
atau mengalihkan atensi

Kategori ini sebaiknya hanya


digunakan untuk mendiagnosa
delirium yang tidak memenuhi
kriteria untuk salah satu dari
delirium tipe spesifik yang telah
dijelaskan di bagian ini

Perubahan kognisi (seperti defisit


memori, disorientasi, gangguan
berbahasa) atau timbulnya
gangguan presepsi yang tidak
disebabkan dimensia yang telah
ada sebelumnya, telah ditegakan
sebelumnya, atau sedang
berkembang

Perubahan kognisi (seperti defisit


memori, disorientasi, gangguan
berbahasa) atau timbulnya
gangguan presepsi yang tidak
disebabkan dimensia yang telah
ada sebelumnya, telah ditegakan
sebelumnya, atau sedang
berkembang

Perubahan kognisi (seperti defisit


memori, disorientasi, gangguan
berbahasa) atau timbulnya
gangguan presepsi yang tidak
disebabkan dimensia yang telah
ada sebelumnya, telah ditegakan
sebelumnya, atau sedang
berkembang

Contoh meliputi:
1. Tampilan klinis delirium yang
dicurigai diakibatkan oleh suatu
kondisi medis umum atau
pengguanaan zat namun belum
ada cukup bukti untuk
menetapkan etiologi yang spesifik

Ganguan tersebut muncul dalam


waktu singkat (hitungan jam atau
hari) dan cendrung fluktuasi
sepanjang hari

Ganguan tersebut muncul dalam


waktu singkat (hitungan jam atau
hari) dan cendrung fluktuasi
sepanjang hari

Ganguan tersebut muncul dalam


waktu singkat (hitungan jam atau
hari) dan cendrung fluktuasi
sepanjang hari

2. Derilium akibat kausa yang


tidak terdaftar di bagian ini
(deprivasi sensorik)

Terdapat bukti berdasarkan


anamnesa, pemeriksaan fisik, atau
temuan laboratorium bahwa
gangguan tersebut disebabkan oleh
konsekuensi patologis langsung

Terdapat bukti berdasarkan


anamnesa, pemeriksaan fisik, atau
temuan laboratorium bahwa
adanya poin (1) atau (2):
(1) Gejala pada kriteria A dan B
timbul saat intoksikasi zat
(2) Penggunaan
obat: secara
* Berkaitan
penggunaan
alkohol ;
etiologis
berkaitan
dengan
amfetamin ; kanabis ; kokain ;
gangguan
*
halusinogen ; opioid
; fensiklidin
;

Terdapat bukti berdasarkan


anamnesa, pemeriksaan fisik, atau
temuan laboratorium bahwa
delirium tersebut memiliki lebih
dari satu etiologi (lebih dari satu
kondisi medis umum sebagai
etiologi,
satuetkondisi
medis umum
Ex:
delirium
causa ensefalitis
plus
intoksikasi
viral;
putus
alkohol zat atau efek
samping obat)

Ex: delirium et causa ensefalitis


viral

DIAGNOSA BANDING

(GANGGUAN ORGANIK)

Delirium

Demensia

Awitan akut dengan waktu awitan


diketahui dengan tepat.
Perjalanan klinis akut, berlangsung
berhari-hari sampai mingguan.
Biasanya reversible
Disorientasi terjadi pada fase awal
penyakit.
Fluktuasi dari jam ke jam.
Perubahan fisiologis yang nyata.
Tingkat kesadaran yang berfluktuasi.
Rentang waktu atensi pendek.
Gangguan
siklus
tidur-bangun,
bervariasi dari jam ke jam.
Gangguan psikomotor jelas terjadi
pada fase awal.

Awitan tidak jelas dengan awitan


tidak diketahui
Perjalanan klinis perlahan, bertahap
dan progresif memburuk.
Biasanya irrevesible.
Disorientasi terjadi pada fase lanjut.
Fluktuasi ringan pada hari ke hari.
Perubahan fisiolagis yang tidak
begitu nyata.
Kesadaran berkabut tahap akhir.
Rentang waktu atensi normal.
Gangguan
siklus
tidurbangun;bervariasi dan siang ke
malam
Gangguan psikomotor terjadi pada
fase lanjut

Terapi
Nonfarmakologis

Reorientasi
Dukungan keluarga dan caregiver
Koreksi gangguan sensori (kacamata, alat bantu dengar)
Meningkatkan mobilitas dan kemandirian
Menghindari restraints
Pembenahan status gizi dan nutrisi
Kenyamanan beristirahat dan tidur

Neuroleptik (haloperidol, risperidone, olanzapine)

Haloperidol: suatu antipsikosis dengan potensi tinggi. Salah satu


antipsikosis efektif untuk delirium.

DOSIS : 0,5-2 mg 2 kali sehari, jika dibutuhkan secara IV

Efek Samping : Ekstrapiramidal dapat terjadi

Risperidone: Antipsikosis golongan terbaru dengan efek ekstrapiramidal


lebih sedikit dibandingkan dengan haldol.

DOSIS : 0,5 mg 2 kali sehari atau 1 mg sebelum waktu tidur, meningkat sampai 3
mg 2 kali sehari jika dibutuhkan.

Olanzapine: obat neuroleptic atipikal, dengan efek ektsrapiramidal yang


ringan, yang efektif untuk pengobatan delirium yang disertai agitasi.
Olanzapine dapat menurunkan ambang kejang.

DOSIS : 2,5 mg. Dan meningkat sampai 20 mg po jika dibutuhkan.

Short acting sedative (Lorazepam) : digunakan untuk delirium

yang diakibatkan oleh gejala putus obat atau alcohol.

DOSIS : 0,5-2 mg per oral / iv / im

Komplikasi
Delirium merupakan kegawatan bisa mengancam jiwa

Prognosis
Mortalitas tinggi, walaupun tergantung dari penyebab yang
mendasarinya dan dapat dikurangi oleh diagnosis dini, identifikasi
kelainan yang mendasari, dan penatalaksanaan umum dan spesifik yang
tepat.
Jika kesembuhan terjadi, biasanya cepat,dengan kembalinya tingkat
fungsional seperti sebelum sakit.

Demensia

Definisi
Gangguan fungsi intelektual dan memori didapat yang disebabkan oleh

penyakit otak, yang tidak berhubungan dengan gangguan kesadaran


(Buku IPD)

Epidemiologi
> 65 tahun : meningkat 2x lipat setiap pertambahan 5 th
Pada usia > 60th 5.6%
Penyebab tersering di AS,Eropa : Alzheimer
Penyebab tersering di Asia : demensia vaskuler

Klasifikasi
Berdasarkan umur :

Demensia senilis
Demensia prasenilis

Berdasarkan perjalanan penyakit:

Reversibel
Ireversibel

Ssifat klinis :

Demensia proprius
preudodemensia

Etiologi

DEMENSIA ALZHEIMER:

Proses degeneratif berhubungan dengan :


Usia
Genetik
Faktor lingkungan
Patologi :
Neurofibrillary tangles dan neuritic plaque yang tersebar merata
Atrofi terutama di mediotemporal

PATOGENESA DEMENTIA ALZHEIMER

PEMERIKSAAN FISIK
Kelainan Umum
Tanda TIK
Tanda neurologi fokal

PEMERIKSAAN NEUROPSIKOLOGIS:
Fungsi kognitif :

Mini Mental State Examination ( MMSE )


Clock Drawing Test ( CDT )
Trail Making Test A & B

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium
Neuroimaging

CT Scan, MRI Lesi Struktural

SKIZOFRENIA

DIAGNOSA
Menurut DSM IV :
A. Terdapat 2 (dua) atau lebih dari gejala berikut dalam waktu 1 (satu) bulan

(< kurang dari 1 bulan bila diobati) :


1. Waham
2. Halusinasi
3. Bicara terdisorganisasi (kacau)
4. Perilaku yang terdisorganisasi / katatonik yang jelas
5. Gejala negatif : afek datar, kemauan , minat
Catatan :
Cukup satu gejala, bila :
Waham kacau
Halusinasi : - mengomentari perilaku
- lebih dari satu suara saling bercakap- cakap

B. Disfungsi sosial / pekerjaan


C. Durasi : berlangsung terus-menerus selama minimal 6 bulan

( termasuk fase prodromal, fase aktif dan fase residual)


D. Penyingkiran gangguan skizoafektif dan gangguan mood
E. Penyingkiran penyalahgunaan zat / kondisi medis umum
F. Hubungan dengan gangguan dan perkembangan pervasif : bila
terdapat gangguan autistik Dx. Tambahan skizofrenia dibuat bila ada
gejala waham atau halusinasi

Atau ada dua (2) gejala di bawah ini secara jelas :


Halusinasi yang jelas dari panca indera apa saja
Arus pikiran yang terputus inkoherensi, irrelevan, neologisme
Perilaku katatonik
Gejala-gejala negatif : apatis, jarang bicara, kemauan , afek tumpul dll.

Gejala tersebut berlangsung 1 bulan atau lebih

Ada perubahan yang konsisten dan bermakna dalam keseluruhan / beberapa


aspek perilaku pribadinya

Tipe tipe Skizofrenia PPDGJ III / ICD 10


F20.0 Skizofrenia Paranoid
F20.1 Skizofrenia Hebrefenik
F20.2 Skizofrenia Katatonik
F20.3 Skizofrenia Tak Terinci
F20.4 Depresi Pasca Skizofrenia
F20.5 Skizofrenia Residual
F20.6 Skizofrenia Simplex
F20.8 Skizofrenia lainnya
F20.9 Skizofrenia YTT

Tipe Paranoid
Preokupasi dengan waham dan halusinasi
Waham : kejar dan kebesaran
Umur : > tua > 30 tahun
Menunjukkan :
Tegang, pencuriga, berhati-hati, dan tak ramah
Bermusuhan atau agresif
Kecerdasan intak
Pada saat wawancara tampak rapi, koheren, afek agak tumpul

Tipe Disorganized
Dahulu disebut tipe hebefrenik
Regresi yang nyata ke perilaku primitif
Perilaku kacau
Awal-awal umur 25 tahun
Pasien aktif tapi tidak konstruktif
Yang menonjol gangguan proses berpikir, gangguan asosiasi yang nyata
Perilaku pribadi dan sosialnya kacau
Emosionalnya inadekuat, sering meledak
Tampak kekanak-kanakan

Tipe Katatonik
Yang menonjol gangguan psikomotor
stupor/substupor : psikomotor
gaduh gelisah : psikomotor

Tipe Tak Terdiferensiasi


Jelas memenuhi kriteria umum skizofrenia
Tidak dapat digolongkan salah satu tipe diatas

Tipe Residual
Ditandai dengan bukti kontinu adanya gangguan skizofrenik tanpa

serangkaian lengkap gejala aktif atau gejala yang memadai untuk


memenuhi diagnosa skizofrenia tipe lain.

PENATALAKSANAAN
Terapi secara holistik : bio-psiko-sosio-spiritual
Somato Tx :

Perbaiki keadaan umum


Psikofarmaka neuroleptika

Psikoterapi : psikoterapi suportif


Sosioterapi : terapi keluarga

Terapi Somatik (Medikamentosa)


Terdapat 3 kategori obat antipsikotik yang dikenal saat ini, yaitu
antipsikotik konvensional, newer atypical antipsycotics, dan Clozaril
(Clozapine).

PROGNOSA
Baik :

onset usia lebih tua


Faktor pencetus jelas
Onset akut
Riwayat sosial, seksual, dan pekerjaan premorbid yang baik
Gejala gangguan mood (terutama gangguan depresif)
Menikah
Riwayat keluarga mendukung yang baik
Sistem pendukung yang baik
Gejala positif

Buruk :

Onset muda
Tidak ada faktor pencetus
Onset yang tidak jelas
Riwayat sosial, seksual, dasn pekerjaan premorbid yang buruk
Perilaku yang menarik diri, autistik
Tidak menikah, bercerai, atau janda/duda
Riwayat keluarga skizofrenia
Gejala negatif
Tanda dan gejala neurologis
Riwayat trauma perinatal
Tidak ada remisi dalam tiga tahun
Banyak relaps
Riwayat penyerangan

Anda mungkin juga menyukai